Jumat, 30 Desember 2016

Evaluasi Perjalanan Menulisku Selama Tahun 2016

Kopdar IIDN Solo Pebruari 2016
dok.pri

1.     Tetap semangat menulis dan mengirim naskah di media Koran Solopos. Naskah yang dimuat mengawali keberuntungan di tahun 2016 adalah Cerita Anak (Edisi Minggu, minggu pertama bulan Januari 2016) berjudul Terompet Tahun Baru.

Menulis tidak hanya sesuai passion saja. Untuk tetap bisa eksis dan bertahan untuk menulis maka haluan mana pun juga ditempuh. Maka hasilnya 5 cerita lucu dengan tokoh Jon Koplo menghiasi Rubrik Ah Tenane.

2.     Untuk menambah wawasan, maka membaca selalu saya lakukan. Sebagai penulis, kegiatan membaca adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Ada 3 buah buku yang sudah saya buat ringkasannya. Buku-buku tersebut karya mbak Indari Mastuti, Bapak Ngainun Naim, dan Bapak Andrias Harefa.

Membaca karya orang lain dapat digunakan untuk mengetahui dan mempelajari  gaya bahasa tulisan penulis. Gaya bahasa tulisan orang lain akan memengaruhi gaya bahasa tulisan saya, tapi saya tetap mempertahankan cirri dan karakter tulisan saya. Saya tidak mudah terbawa arus, tidak mudah meniru gaya bahasa tulisan orang lain.

3.     Lebih aktif mengikuti lomba penulisan terutama kompetisi ngeblog. Beberapa lomba yang saya ikuti memang berbuah manis dan mendapatkan hadiah, meski keikutsertaan saya tidak begitu “ngoyo” atau usaha sangat keras. Alhamdulillah, dapat uang, barang, buku dan lain-lain.

4.     Dua kali mendapatkan kesempatan menuliskan produk. Saya mendapatkan tawaran untuk mereview sebuah produk di blog saya. Saya mendapatkan fee, yang besarnya lumayan (relative). Alhamdulillah, rezeki dari ngeblog datang tanpa disangka-sangka sebelumnya. Lumayan nulis dapat duit (kemudian virus matrenya keluar, ketularan teman-teman penulis).

5.     Konsisten menulis di blog sehingga tulisan saya tidak amburadul, bertambah lebih baik, lebih sistematis dan enak dibaca dengan gaya bahasa ala saya yang sederhana ini. Meski blog saya isinya gado-gado (memang gado-gado itu enak ya) tapi saya menyukainya. Sebagian tulisan di blog saya berisi keluhan/curhat, mungkin orang akan bilang “nyampah” di medsos, bagi saya tulisan saya saat itu adalah obat luka. Luka yang paling dalam.

Kalau ada orang yang bilang curhat di medsos menunjukkan ketidakdewasaan seseorang, bagi saya bisa bertahan dengan tekanan psikologis yang tidak ringan adalah sebuah anugerah.

6.     Menulis, berinteraksi dengan orang, ikut komunitas adalah bentuk pengembangan diri. Dan itulah “me time” saya. Saya mulaai mencatat rapi, sistematis dan mengikuti alur logis dalam menulis. Saya juga mulai memilih teman/sahabat yang pas/sesuai/sejalan dengan jalan pikiran saya. Andaikan ada yang berseberangan/bertolak belakang, saya juga akan menerima pendapat orang lain. Karena perbedaan itu memang indah.

7.     Perjalanan menulis saya selama tahun 2016 saya tutup dengan mencetak buku rekening dan hasilnya wow….. lumayan untuk membeli kuota, membeli mie ayam, flashdisk, membeli camilan untuk teman-teman kantor.

8.     Semoga bermanfaat tulisan ini. Alhamdulillah, tahun 2016 ini hasil menulis saya ada kemajuan dibanding tahun sebelumnya. Kalau ada kekurangan, harap maklum.

Karanganyar, 30 Desember 2016 

Kamis, 29 Desember 2016

Berbelanja di Warung Tetangga Lebih Irit

dok.pri

Membeli sesuatu di warung tetangga lebih irit. Lebih irit bukan berarti karena lebih murah lo. Lebih irit karena kita akan berbelanja seperlunya saja. Tidak mabuk ambil barang, mengapa demikian?
Sekilas cerita: saya biasa berbelanja di pasar tradisional untuk keperluan mingguan. Biasanya saya mengajak anak saya yang beranjak ABG. Dari mencari sayur, lauk, jajanan, sembako, Dhenok sangat menikmati dan tidak mengeluh. Biasanya terakhir tempat yang kami tuju adalah penjual makanan/minuman grosir. Dhenok ketika masih kelas 5-6 SD berjualan makanan kecil dan minuman ringan di kelas. Jadi baginya membeli makanan/camilan di kios grosir lebih asyik dan menguntungkan.
Nah, kalau persediaan di rumah tiba-tiba habis karena belum berbelanja lagi di pasar, saya akan berbelanja di warung tetangga. Selain itu sengaja beberapa barang saya beli di warung tetangga. Tujuan saya adalah untuk mendistribusikan uang tidak hanya pada satu titik. Selain itu untuk menjaga silaturahmi.
Oleh karena menjadi pelanggan di warung tetangga, bila saya mengalami kesulitan (bukan keuangan) tetangga juga akan ringan untuk mengulurkan tangan membantu keluarga saya. Kalau saya hitung-hitung membeli barang di warung tetangga juga irit lo.
Membeli di warung tetangga tidak perlu membawa dompet. Uang kita masukkan saku atau digenggam saja, datang ke warung, beli barang yang kita perlukan, selesai  lalu pulang. Jarang kita akan melirik sana-sini terus jadi kepingin beli barang lain yang tidak kita butuhkan saat itu. Kita akan menahan diri, karena uang yang kita bawa terbatas.
Berbeda kalau kita membeli barang di pasar tradisional/toko. Seminimal berapa pun, pasti kita membawa dompet/tas untuk mengamankan uang kita. Sering kita berburu barang yang harganya murah, ada diskon, lalu kita tumpuk-tumpuk di rumah. Lirik sana lirik sini, kepincut barang yang tak penting-penting amat tapi menarik. Kita rakus memborong barang, baik yang kita perlukan atau sekadar kita inginkan karena harganya murah. Saking banyaknya barang yang kita beli dan terlalu lama di rumah, kadang barang tersebut sudah melewati masa kadaluwarsa. Akhirnya dibuang juga.
Kalau di pasar tradisional/toko bila kita membeli dalam jumlah sedikit maka sebagian besar harganya juga harga eceran bukan harga grosir. Kadang-kadang kita hanya membutuhkan sedikit saja. Kalau kita beli banyak dengan harga murah, toh sisanya juga akan mubazir. Berbeda kalau kebutuhan kita memang banyak, maka membeli sesuatu dalam jumlah banyak akan lebih hemat/murah/irit.
Semua kembali pada kebutuhan kita masing-masing. Kalau menurut saya, kadang berbelanja di warung tetangga lebih irit, tidak boros. Pada saat uang kita pas-pasan, tentu kita akan menggunakan jurus pengiritan dan hanya beli yang kita butuhkan.
Semoga bermanfaat.
Karanganyar, 29 Desember 2016 

Rabu, 28 Desember 2016

Sedekah Adalah Bentuk Syukur

Bersyukur tidak memerlukan syarat apapun. Bersyukur tinggal mengucap doa hamdallah, alhamdulillahirobbilalamin. Itu saja sudah cukup dan Allah akan menambah nikmat yang lain atas ungkapan syukur kita.
Pada tingkat selanjutnya rasa syukur tersebut bisa dibarengi dengan mengeluarkan sesuatu untuk mengungkapannya. Sedekah! Ya, dengan bersedekah sebanyak-banyaknya dengan ukuran kemampuan kita.
Sedekah memberikan efek yang tidak sederhana semata. Hikmah dari sedekah luar biasa dahsyatnya. Anda belum mencoba? Silakan dicoba dengan niat ikhlas lillahita’ala. Allah tidak hanya akan melipatgandakan pahala, materi (biasanya digunakan sebagai tolok ukur), lebih-lebih Allah akan memberikan sesuatu yang kita butuhkan (bukan semata-mata yang kita inginkan).
Sedekah dan pagar mangkok
Bersedekah bisa kita keluarkan dalam bentuk uang, barang, makanan, tenaga, pikiran, dan ilmu. Bila kita mampu keluarkan uang untuk sedekah sebanyak-banyak. Kalau tak memiliki uang, kita keluarkan makanan yang sebanyak-banyaknya. Kalau tak memiliki makanan, kita bisa bersedekah dengan barang-barang yang ada di rumah sebanyak-banyaknya. Uang tak punya, makanan tak punya, barang juga tak punya? Masih ada tenaga, pikiran dan ilmu yang bisa kita sedekahkan. kalau saya biasanya bersedekah dengan apa yang saya miliki, yakni buah. Jambu, sukun, pakel, mangga, buah rambutan. Saya tak pernah berniat untuk menjual hasil panen pekarangan rumah. Biasanya satu dua orang datang untuk ikut menikmati buah yang ada.
Khusus untuk makanan dalam hal ini makanan yang istimewa berupa sayur atau lauk, bisa kita sedekahkan kepada tetangga kita. Meski jumlahnya tak seberapa tapi sedekah ini memberikan efek positif. Tetangga bisa menjadi saudara karena saling memberi makanan. Oleh sebab itu jangan abaikan hubungan dengan tetangga.
Tidak perlu jauh-jauh dulu kita bersedekah, berikan kepada tetangga terdekat kita. Hikmah yang bisa dipetik dari sedekah adalah tetangga dengan kita akan bersikap baik, layaknya saudara, mereka akan dengan senang hati berbagi. Berbagi waktu dan tenaga.
Pengalaman saya: saat itu suami sedang berwisata dengan teman sekantor di Suramadu. Siang itu saya melihat ular menyelinap di jendela kamar anak. Takut, itu sudah pasti. Maka saya menelepon tetangga terdekat saya sambil mengawasi gerakan ular. Siapa tahu berpindah tempat. Dengan segera tetangga saya datang bersama ponakannya.
Dia bilang,”ah, ini ular piton kecil mbak. Nggak berbisa, enggak bahaya.”
Tetangga saya mengambil ular piton kecil itu dengan tangan kosong. Walah, saya kok tetap saja ngeri.
Ketika thole jatuh nyemplung sawah dan tangannya patah, tetangga saya yang sopir taksi dengan tangan terbuka menembus senja mengantar kami ke rumah sakit. Beliau juga mencarikan minuman, makanan buat anak saya. Duh, jadi terharu dengan kebaikan tetangga.
Saya memang secara fisik tidak dekat dengan tetangga. Rumah saya tengah sawah, tapi karena sering saling memberi hadiah satu sama lain, jadilah mereka saudara dekat saya. Masih banyak kebaikan tetangga kami karena hikmah sedekah dan pagar mangkok.
Bersyukurlah dan keluarkan sedekahmu
         Keluarkan sedekahmu sekarang juga. Kalau ada pahala berlipat ganda, kalau ada hikmah di balik itu, itu urusan Allah. Sebenarnya, mengeluarkan sedekah merupakan bentuk syukurmu. Renungkan sekali lagi! Mengeluarkan sedekah adalah bentuk syukurmu.



Selasa, 27 Desember 2016

Rindu Tanah Suci

Rindu tanah suci. Memang pernah ke tanah suci, kok kangen? Belum, belum pernah. Doakan saja semoga bisa segera ke tanah suci. Selalu saja begitu, kalau ada teman dekat yang mau ke tanah suci, saya jadi ingin sesegera mungkin sampai tanah suci.
Tapi semua sudah ada yang mengatur. Ya, Allah yang menentukan semuanya. Walaupun harta benda melimpah, untuk ongkos naik haji masih tersisa banyak, kalau Allah belum memanggil ya sabar.
Walaupun orang tak berpunya, tapi Allah memberi kemudahan bagi orang tersebut untuk berangkat ke tanah suci, siapa yang akan melarang. Sekali lagi manusia hanya bisa berencana. Allah yang menentukan semuanya.
Kalau ada teman yang baru saja pulang dari umroh, saya selalu menginginkan oleh-oleh. Bukan materi, oleh-oleh yang saya maksud di sini. Oleh-oleh itu berupa pengalaman selama berada di Mekah dan Madinah. Selalu saja cerita teman, saudara, orang tua, menarik untuk didengarkan.
Rindu tanah suci. Semoga kemudahan itu dititipkan oleh Allah untuk saya dan keluarga. Saudara, teman dan siapa saja yang ke tanah suci, doakan kami yang belum sampai di sana segera mewujudkan keinginan kami. Naik haji dan umroh adalah dambaan setiap muslim.
Rindu tanah suci ini akan segera terobati, bila sudah sampai waktunya.

Karanganyar, 27 Desember 2016

Senin, 26 Desember 2016

Jangan Abaikan Kesehatanmu [Cerita Gagal Ginjal]

Beberapa hari yang lalu, saya diberi tahu adik ipar kalau adik isterinya masuk rumah sakit dan menjalani cuci darah. Saya kaget, masih muda (39 tahunan) sudah cuci darah. Memang sakit apa? Sebelumnya, apa keluhannya? Menurut saya pasti si mbak itu merasakan sakit sudah lama. Tapi ternyata saya keliru. Katanya si mbak itu biasa saja hanya saja berat badannya turun drastic.
Si mbak dibawa ke rumah sakit karena mukanya sudah membiru. Pucat, kurus kering! Bahkan keluarga besar dari isteri ipar saya juga kaget. Katanya belum juga diketahui penyakitnya kok sudah diminta untuk cuci darah.
Singkat cerita, si mbak sudah menjalani cuci darah. Dalam satu minggu ini sudah dua kali menjalani cuci darah. Ternyata si mbak terserang penyakit pengerutan ginjal dan ginjal tidak berfungsi.
Biasanya kalau orang yang ginjalnya bermasalah, gejala awal sudah tampak. Penderita juga merasakan gejala-gejala tersebut. Menurut cerita adik ipar, si mbak biasa saja. Memang, dari fisik sudah ada perubahan. Awalnya si mbak gemuk. Lambat laun tubuhnya semakin kurus. Mestinya si mbak juga punya keluhan. Tapi mungkin dianggap biasa. Sehingga ketika diminta untuk cuci darah, penyakitnya bertambah yaitu darah tinggi (barangkali shock).
Seorang teman dulu kakak iparnya juga memiliki masalah dengan ginjalnya. Gejalanya jelas, dan keluhannya juga sesuai. Jadi ketika diminta untuk cuci darah, saudara teman saya sudah siap. Tapi sayang, umurnya juga tidak panjang. Akhirnya beliau berpulang setelah hampir satu tahun menjalani cuci darah berkali-kali.
Semoga adik dari isteri ipar saya bisa lebih sehat lagi. Bisa merawat anak-anaknya bersama suami tercinta. Semoga si mbak tabah dan sabar.
Nah, setiap penyakit selalu disertai gejalanya. Maka jangan abaikan hal-hal kecil yang tidak biasa/reaksi dari tubuh kita. Kesehatan kita harus tetap kita perhatikan. Jangan abaikan kesehatan kita. Mengenali gejala penyakit lebih dini akan lebih mudah untuk menyikapinya.  Harta benda masih bisa kita cari, tapi kesehatan tetap nomor satu.

Karanganyar, 26 Desember 2016

Minggu, 25 Desember 2016

Pernikahan Murdini Iskandar ST dan Nadia Quamila SE, ME

Mas Murdini-Mbak Nadia
dok.pri
Putra keempat Ibu Hj. Samiyati melepaskan masa lajang. Akhirnya Mas Murdini menemukan jodohnya, memang kalau sudah jodoh jauh pun akan menjadi pelabuhan terakhirnya.
Suami saya mendapatkan undangan dan icip-icip dari keluarga Mas Murdini.
Assalamualaikum Warohmatullohi wabarokatuh
Dengan rahmat dan ridha Allah SWT kami bermaksud mengundang Bpk/Ibu/Sdr/I dalam acara tasyakuran ngundhuh manten putra putri kami pada :
Hari Minggu, 25 Desember 2016, pukul 10.00 WIB-selesai
 (Utara Polsek Karanganyar)
Harjosari RT 01/II Popongan Karanganyar
Atas kehadiran dan doa restu Bpk/Ibu/Sdr/I, kami ucapkan banyak terima kasih
Kami yang berbahagia
Murdini Iskandar ST dan Nadia Quamila SE, ME
(Kel. Besar H. Iskandar – Hj. Samiyati) dan Kel. Besar Bp. Nugroho- Ibu Ismi Suwasti)
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Saya dan suami hadir tepat waktu. Kami bertemu saudara-saudara/kerabat. Setelah acara dimulai, ada tradisi yang selalu dilakukan setiap salah satu cucu atau cicit yang menikah adalah mendapatkan piala bergilir. Sebelum Mas Murdini menikah, piala bergilir ada pada Mas Rohmat yang terlebih dahulu menikah. Mas Rohmat menyerahkan piala bergilir kepada Mas Murdini.
Mas Rohmat siap menyerahkan piala bergilir
dok.pri
Alhamdulillah, resepsi berjalan dengan lancar. Selamat menempuh hidup baru, Mas Murdini dan mbak Nadia semoga pernikahan ini penuh dengan barokah, amin. Dapat membangun keluarg samara.
Bersama Kerabat
dok.pri

Karanganyar, 25 Desember 2016

Seblak Ala @kahfinoer

Seblak Ala @kahfinoer
dok.pri

Beberapa waktu yang lalu di group WA ramai membicarakan seblak. Saya hanya mengikuti obroran jari dengan seksama. Pikir saya, nanti saya juga akan tahu sendiri tentang seblak tanpa bertanya. Kali ini saya memang tidak mau bertanya tentang seblak. Mengapa, mengapa? Karena malu, nanti dipandang wanita tidak kekinian, seblak saja tidak tahu.
Ternyata yang belum tahu tentang seblak bukan hanya saya saja. Asyik ada temannya nih! Dan, dugaan teman saya (sama dengan saya) seblak itu kemoceng. Kemoceng dalam bahasa Jawa artinya sulak. Seblak dan sulak, jauh sekali perbedaannya. Tapi, kalau ada yang bilang seblak maka yang saya bayangkan adalah sulak alias kemoceng.
Yah, ternyata seblak adalah makanan dari Bandung. Saya belum sempat mencari tahu pada teman saya yang serba tahu yaitu google. Suatu hari, anak saya yang imut mengajak saya membeli seblak di depan Makam Pahlawan, Kabupaten Karanganyar. Begitu pesanan selesai dibuat, kami langsung pulang. Sampai di rumah, satu porsi seblak kami makan berdua.
Satu porsi seblak harganya bervariasi, tergantung isinya. Dhenok membeli seblak satu porsi harganya Rp. 8.000,00 berisi mie, kerupuk, sosis, telur puyuh, jamur kuping (bukan jamur telinga), ada sedikit sayuran sawi hijau.
Saya benar-benar menikmati seblak dengan seksama. Rasa pedasnya kuat (merica dan cabe), aroma jamur kuping dan sosis sangat khas. Bagi saya, makanan yang bisa dibuat sendiri, harus dicoba. Sepertinya seblak ini bumbunya seperti membuat mie.
Lalu, bersiaplah saya dan Dhenok pergi ke pasar hari Minggu. Semua bahan sudah siap. Mencoba dan mencoba. Kami memasak satu porsi besar.
Adapun bahan yang kami butuhkan adalah:
1.    Mie pentil (mie basah kuning)
2.    Telur puyuh
3.    Kerupuk kuning kering
4.    Macaroni
5.    Sosis
6.    Sawi
7.    Jamur kuping
8.    Bawang putih
9.    Lada (merica)
10. Bubuk cabe kering (tambah bon cabe)
11. Garam
12. Air
13. Kecambah

Cara memasak:
1.    Kerupuk kuning kering, macaroni, direbus dengan air sampai empuk
2.    Masukkan bawang putih halus, lada dan cabe
3.    Panaskan hingga aromanya tercium
4.    Masukkan telur puyuh, mie pentil, sosis, jamur kuping
5.    Masukkan kecambah dan sawi lalu beri garam
6.    Tunggu beberapa saat sampai kecambah dan sawi layu, lalu matikan apinya
Sengaja seblak ala @kahfinoer ini resepnya tidak saya tuliskan jumlah/kebutuhan bahan-bahannya. Semua tergantung selera dan kebutuhan masing-masing. Memang koki dadakan ini tidak professional sebab kalau sudah professional takutnya nanti tergiur membuka usaha seblak. Nanti saya tambah repot, nggak ada waktu nulis dong..  
Seblak buatan saya tidak jauh berbeda dengan seblak buatan pedagang seblak. Pokoknya saya tidak mau kalah dengan pedagang dan tidak mau dibilang seblak yang saya buat rasanya jauh dari resep aslinya. Maklum, semua kan resepnya pakai kira-kira saja.
Semoga bermanfaat, selamat mencoba membuat seblak ala pembaca. Hehe
Karanganyar, 24 Desember 2016

Jumat, 23 Desember 2016

Mobil Diseruduk dari Belakang lalu nyungsep di Belakang Truk Fuso, Sekeluarga Selamat

Tampak depan
dok. Kengsi Ati
Kali ini saya akan menceritakan musibah yang dialami keluarga teman mengajar saya. Beliau adalah Bapak Muheri Supriyanto yang sehari-hari mengajar pelajaran pemesinan. Musibah kecelakaan lalu lintas yang dialami waktu dini hari itu justeru membuat beliau sekeluarga tambah bersyukur. Mereka bersyukur karena Allah melindungi keluarganya.
Seperti biasa, untuk mengisi liburan, Bapak Muheri mengajak isteri dan anak-anak untuk menikmati perjalanan wisata. Untuk libur panjang ini tempat wisata yang dibidik adalah Malang, Jawa Timur. Mereka sekeluarga, Bapak Muheri, mbak Kengsi (isterinya), dan dua anaknya (Amel dan Arya) berangkat dari Karanganyar, Selasa 20 Desember 2016,  jam sebelas malam.
Setelah puas berwisata, Bapak Muheri dan keluarga pulang menuju Karanganyar, pada hari Rabu, 21 Desember 2016 sekitar jam lima sore. Sekitar jam dua malam (Kamis, 22 Desember 2016), di hutan perbatasan Ngawi-Sragen terjadilah musibah. Kecelakaan beruntun tak dapat dihindari, mobil Bapak Muheri dari belakang diseruduk mobil xenia dengan kencang, lalu mobil yang dikendarai nyungsep di belakang truk fuso.
Tampak Belakang
           dok. Kengsi Ati
Meskipun keadaan mobil yang ringsek bagian depan dan bagian belakang penyok, keluarga Bapak Muheri selamat dan sehat (ada sedikit lecet kena pecahan kaca). Memang dua anaknya sempat mengalami shock dan trauma. Tapi mbak Kengsi yang sehari-hari menanamkan pendidikan agama yang kuat, maka keadaan dua anaknya sedikit stabil.
Ketika saya bertanya apakah ada firasat sebelum kecelakaan, mbak Kengsi menjawab tidak ada firasat sama sekali. Katanya, Bapak Muheri belakangan ini sering memperhatikan bangkai mobil/mobil ringsek yang ditaruh di belakang Polsek Karanganyar, dekat Kantor Pegadaian. (Setiap hari, antar jemput kedua anaknya selalu lewat daerah ini).
Selalu saja ada hikmah di setiap musibah. Allah akan menguji makhluknya dengan ujian berupa kesenangan dan kesusahan. Rupanya keluarga Bapak Muheri berhasil melewatinya. Mereka tak menyesali dengan keadaan kendaraannya yang rusak parah. Justeru rasa syukur yang mereka ungkapkan. Keyakinan mereka bahwa selamat dari musibah artinya mereka disayang Allah.
Sehari-hari di sekolah dan di rumah, Bapak Muheri termasuk orang yang gemar menolong alias entengan. Di sekolah dan di rumah sama saja. Tidak banyak mengeluh dan cepat tanggap.  
Allah akan memberikan kemudahan bagi orang yang memudahkan urusan orang lain. Oleh karena mesin mobil mati maka perlu diderek. Bapak Muheri sekeluarga akhirnya istirahat di Polsek Ngawi sambil menunggu jemputan keluarga.
Istirahat, kelelahan
           dok. Kengsi Ati
Harta benda masih bisa dicari, yang diutamakan adalah kesehatan dan keselamatan. Semoga bisa dipetik hikmahnya.

Karanganyar, 23 Desember 2016
Sumber berita: Mbak Kengsi Ati dan FB Kengsi Ati
Tulisan ini dirangkai atas izin Mbak Kengsi Ati

Kebiasaan Baru Minum Minuman Jeruk Nipis Hangat Pagi Hari

sumber: www.manfaatonline.com

Ketika saya masih SD, Ibu sering membeli jeruk nipis untuk dibuat minuman. Pada saat itu, saya menginginkan minuman jeruk hangat dari jeruk peras yang biasa dipakai untuk membuat es jeruk pedagang di warung. Apa daya, saya harus menerima begitu saja. Bapak sering membuatkan minuman jeruk nipis hangat (waktu saya masih kecil, tidak boleh minum es dan saya dan saudara-saudara manut). Jeruk nipis yang diperas tidak terlalu banyak sehingga rasa minuman tidak masam sekali. Setelah saya besar, saya jarang minum jeruk hangat. Biasanya saya minum teh hangat.
Suatu hari saya melihat kakak saya yang nomor 2, membuat resep teh hijau plus jeruk nipis. Katanya untuk melangsingkan tubuh. Dan memang saya percaya hasil yang diperoleh kakak saya. Badannya langsing dan sehat. Meskipun harga jeruk nipis melambung tinggi, kakak saya tetap mengkonsumsinya.
Rupanya, suami saya tertarik usaha melangsingkan badan atau minimal mengurangi berat badan. Suami minum teh hijau tiap pagi. Tapi itu hanya bertahan beberapa hari saja. Buktinya satu boks the hijau isi 25 tidak habis. Hehe, bagaimana mau langsing kalau model bosan seperti ini?
Saya sarankan kalau melakukan sesuatu jangan karena ikut-ikutan orang lain sepenuhnya. Tapi benar-benat kita memiliki niat. Kalau sudah memiliki niat, pasti tidak akan bosan. Sebagai tambahan jangan memaksakan diri harus sama dengan si A, B atau C.
Karena bosan dengan mengkonsumsi teh hijau, kini beralih ke minum minuman air jeruk nipis hangat tanpa gula sebelum sarapan. Saya memang tak mudah bosan karena saya tahu manfaatnya. Minum air jeruk nipis sebelum sarapan secara rutin membuat badan kita lebih sehat. Oleh karena tidak berlebihan air perasan jeruk nipisnya, maka perut saya juga nyaman-nyaman saja padahal saya memunyai penyakit pencernaan.
Saya tidak perlu membeli jeruk nipis sebab di belakang rumah Ibu mertua (alm) ada pohon jeruk nipis yang berbuaah lebat. Saya tidak berlebihan memeras jeruk nipis. Secukupnya saja, sebab yang kita butuhkan tidak terlalu banyak.
Sampai hari ini saya dan suami mengkonsumsi minuman jeruk nipis hangat. Banyak manfaatnya.mengkonsumsi jeruk nipis, dua di antaranya adalah bisa menurunkan berat badan dan menjaga stamina.
Semoga saya sekeluarga tidak bosan minum jeruk nipis hangat pada pagi hari.

Karanganyar, 22 Desember 2016

Rabu, 21 Desember 2016

Waktu yang Tepat Untuk Mengadakan Resepsi Pernikahan

dok.pri

Hari Sabtu, 17 Desember 2016 yang lalu adalah hari penerimaan rapor bagi siswa-siswi. Namun demikian, ada juga rapor diterima sebelum atau sesudah hari Sabtu. Kebetulan saya dan suami repot menerima wali murid dan membagikan rapor di sekolah masing-masing.
Untuk si kecil, saya masih bisa mengambilkan rapor saat acara sosialisasi di sekolah saya dimulai. Akan tetapi, saya tidak bisa mengambil rapor Dhenok. Alasan saya adalah jarak antara sekolah Dhenok dan sekolah tempat saya mengajar sangat jauh. Suami juga sibuk dengan urusannya. Dan ternyata wali kelas Dhenok (dan guru-guru yang lain) ada acara ke luar sekolah setelah pembagian rapor. Jadi pengambilan rapornya harus on time.  
Pada pagi itu, tetangga saya sekaligus teman suami memiliki hajat mantu. Saya dan suami mendapatkan undangan untuk menghadiri acara resepsi. Tapi sayang, saya dan suami tidak bisa hadir karena kesibukan kami.
Tetangga saya yang memunyai hajat mantu ini suami-isteri adalah guru. Pertanyaan saya (tapi tak usah dijawab), tetangga saya ini kok mengadakan acara resepsi pas sekolah repot/sekolah juga punya hajat membagikan rapor. Kok tidak siang atau malam hari atau hari Ahadnya?
Saya mau datang setelah selesai membagikan rapor, rasanya juga sungkan. Pasti acaranya sudah selesai. Rasanya tidak enak juga, serasa kikuk karena tetangga saya tidak menerima sumbangan dalam bentuk apapun.
Ya sudah, saya dan suami hanya titip doa saja. Ada seorang kenalan yang tidak datang ke acara resepsi karena tidak enak hati, sebab dia datang tak memberi sumbangan hanya nunut makan saja. Sebenarnya, untuk menghormati pengundang, rasanya tepat kalau kita datang tidak membawa amplop. Toh, sumbangan tersebut akan langsung dikembalikan kalau tetap nekat diserahkan.
Sebaiknya kalau berniat mengadakan hajatan, memang harus mempertimbangkan waktu yang tepat. Apalagi yang punya hajat berprofesi sebagai guru. Waktu yang tepat adalah hari baik.  Pada dasarnya semua hari itu baik. Paling tidak, sebagian besar tamu bisa hadir.

Karanganyar, 21 Desember 2016

Sabtu, 17 Desember 2016

Menulis vs Membuat Herbarium

Menulis dan membuat herbarium atau insektarium adalah dua hal yang sebenarnya tak bisa disandingkan. Akan tetapi bila ditilik dari prosesnya, mungkin keduanya ada kemiripan.
Kita tahu membuat herbarium (awetan tumbuhan secara alami dengan bantuan matahari/panas) membutuhkan proses yang panjang dan waktunya lama. Membuat herbarium tidak mungkin sekali jadi dalam sehari atau dua hari. Untuk hasil yang optimal memerlukan waktu yang cukup banyak.
Membuat herbarium membutuhkan sinar matahari cukup (walaupun tidak secara langsung), dijauhkan dari udara lembab agar tak ada jamur yang ikut serta menempel pada benda kerja. Kalau sekarang mungkin juga bisa digunakan dengan panas buatan (bukan sinar matahari). Tetap saja waktu yang diperlukan banyak.
Ketika saya kelas 1 SMA, saya dan teman-teman membuat herbarium secara kelompok. Tiap anggota kelompok membuat 2-3 herbarium. Bila herbarium telah jadi, maka dikumpulkan ke kelompok lalu ditempel di buku gambar jumbo. Di bawah herbarium yang telah ditempel, ada identitas herbarium.
Kami melakukan semua itu dengan sabar. Demikian juga ketika saya menulis. Saya memerlukan waktu yang lama. Menulis saya lakukan setiap hari dalam waktu yang lama. Saya tidak mau menulis secara instan tanpa memiliki modal apapun atau tidak mengikuti prosedur.
Oleh karena menulis tidak bisa dilakukan secara cepat kilat maka saya memiliki strategi. Yaitu dengan cara menulis sedikit demi sedikit, setiap hari dan konsisten. Alhamdulillah, saya sabar mengikuti proses menulis, tidak mengenal putus asa dan selalu memiliki harapan. Harapan saya adalah tulisan saya layak untuk dibaca orang lain.
Ya, dengan menulis setiap hari maka saya bisa mengukur kemampuan saya. Saya bisa mengukur kualitas tulisan saya. Kalau awalnya amburadul, sekarang sudah ada kemajuan. Paling tidak sekarang menulis tidak asal menulis. Banyak pertimbangan sebelum menayangkan tulisan. Menulis artikel itu gampang tapi tulisan tersebut perlu menjalani proses editing. Pada proses mengedit inilah memerlukan waktu yang cukup.
Kalau ada orang yang ingin menulis tapi tidak segera melakukan/action maka keinginan tersebut perlu dipertanyakan. Kalau ada orang yang ingin memiliki tulisan tapi hanya bertanya tanpa usaha, tak akan ada artinya. Kalau ada orang yang ingin tulisannya tayang di media tapi hanya menunda-nunda awal menulis maka  tulisannya tidak mungkin muncul di media karena orang tersebut tak juga memulai menulis.
Menulis itu segera mulai sekarang, tidak menunda, tidak banyak teori rumit, tidak banyak mengeluh, memerlukan waktu yang lama, konsisten, mencoba dan terus mencoba. Bersabarlah menulis seperti halnya sabar membuat herbarium dan insektarium.
Kalau semua tahapan sudah dilakukan, berdoa saja semoga tulisannya layak untuk dibaca oleh orang lain.

Karanganyar, 17 Desember 2016

Jumat, 16 Desember 2016

Bukuku Diterbitkan Penerbit Mayor

Setelah aktif menulis lagi, saya berusaha untuk mengirimkan naskah ke media dan menulis setiap hari. Dahulu saya memang tidak pernah bermimpi menjadi penulis. Menulis saya lakukan untuk sekedar mengisi waktu saja. Akan tetapi setelah mengenal beberapa penulis dan dekat dengan penulis (karena saya bergabung di komunitas penulis) jadilah saya ingin menjadi penulis professional.
Beberapa tulisan tentang menulis saya kumpulkan dalam satu file. Suatu saat ada tawaran dari kenalan saya untuk membuat buku secara indie dan beliau mau untuk mengedit, membuat lay out, memberikan cover secara gratis, mengurus ISBN dan lain-lain. Saya hanya terima beres. Bagi saya ini tawaran yang menarik. Meskipun saya harus mengeluarkan dana sendiri, saya yakin buku pertama yang akan saya terbitkan tersebut merupakan awal menuju keberhasilan berikutnya.
Buku Menjadi Kaya Dengan Menulis
dok.pri
Buku berjudul “Menjadi Kaya Dengan Menulis” ini akhirnya terbit juga. Biasanya kalau ada pertemuan/mengikuti silaturahmi, saya membawa buku “Menjadi Kaya Dengan Menulis”. Saya berikan buku tersebut sebagai doorprize. Tujuan saya adalah berbagi ilmu, tidak dengan berbicara langsung melainkan lewat tulisan dan pembaca bisa menikmati tulisan sederhana saya.
Suatu saat saya membuka google, lalu menulis nama saya sendiri, lalu klik. Saya kaget, ternyata oleh penerbit buku saya juga dibuat e-book dan dijual secara online. Saya bersyukur, ternyata penerbit juga berusaha untuk menjual buku saya. Apapun yang terjadi, semoga buku pertama saya tersebut benar-benar merupakan tangga menuju keberhasilan.
Perjalanan Wisata Candi Sukuh
dok.pri
Setelah buku terbit dan sering mengikuti KOPDAR di komunitas, ternyata benar adanya beberapa kegiatan kepenulisan yang saya ikuti membuat nama saya mulai dikenal orang. Hal itu didukung karena saya juga aktif ngeblog. Dengan selalu mengisi blog dan ikut Giveaway, pengunjung blog saya juga lumayan. Biasanya saya menuliskan tentang kehidupan sehari-hari (lifestyle). Selain lifestyle, saya menulis tentang penulisan.
Alhamdulillah, tulisan saya juga ada yang tayang/muncul di Koran Solopos. Kalau sudah seperti itu di tahun 2016 ini saya tinggal mengecek rekening. Rekening gendut berkat menulis! Saya juga bersyukur, dari mengikuti GA ngeblog, saya mendapatkan hadiah berupa barang dan uang. Sungguh tak pernah saya sangka, ternyata saya bisa menulis juga. Satu lagi, dari ngeblog saya mendapatkan tawaran mereview produk (dapat fee).
Kalau awal menulis, saya menulis mengalir begitu saja, kadang-kadang bahasanya memakai bahasa tak baku/tak resmi. Sekarang menulis selain mengalir begitu saja juga perlu edit sana-sini, perlu membetulkan bahasa baku, EYD dan aturan pokok penulisan. Tujuan saya melakukan semua itu adalah agar tulisan saya enak dibaca dan layak untuk terbit/tayang. Memang saya tidak asal menulis. Saya memiliki prinsip menulis itu harus professional, total dan tidak setengah-setengah.
Ternyata setelah saya buka-buka file, ada banyak tulisan yang sudah layak untuk dibukukan.  Beberapa waktu yang lalu saya mulai mengklasifikasi tulisan. Tentu saja saya harus mengedit tulisan yang sudah tayang di blog atau tulisan baru tetapi sudah mengendap beberapa hari.
Untuk tahun ini, #Resolusiku2017 ada beberapa yang ingin saya wujudkan, di antaranya:
1.      Fokus pada si kecil untuk belajar di luar setelah sekolah
2.      Menyelesaikan tulisan khusus tentang Kimia
3.      Mewujudkan agenda satu bulan satu tempat wisata yang akan dikunjungi
4.      Mengisi blog secara konsisten satu hari satu artikel
5.      Berpindah rumah dari blogspot ke .com
6.      Memberikan/berbagi ilmu penulisan di Perpustakaan Karanganyar
7.      Mudik sebulan sekali
8.      Mengirimkan naskah ke penerbit mayor
9.      Kembali bercocok tanam
Nah, #Resolusiku2017 yang paling ingin saya wujudkan adalah saya ingin menawarkan tulisan saya ke penerbit. Saya berusaha untuk tidak menerbitkan buku secara indie. Saya iri pada teman-teman komunitas yang bukunya banyak, dicetak ulang dan diterbitkan penerbit mayor. Saya ingin buku saya bisa diterbitkan penerbit mayor. Inilah keinginan saya pada tahun 2017 nanti. Bermimpi dan memiliki cita-cita kan boleh, tidak ada larangan. Justeru memiliki cita-cita bukuku diterbitkan penerbit mayor membuat usaha dan perjuangan saya semakin besar.
Semoga saja kesampaian cita-cita saya. Untuk jangka pendek, cita-cita saya adalah tulisan saya “sering” menghiasi Koran lokal, dapat job nulis dan bisa berbagi pengalaman menulis untuk orang-orang yang ingin menulis.



Senin, 12 Desember 2016

Foto Rachman's Big Family

Baju batik sederhana 
Baju batik sederhana ini sengaja dibuat agak ngejreng. Sebenarnya kombinasinya tidak mahal, hanya saja karena pandai-pandainya sang penjahit, sehingga baju sederhana ini tampak tak biasa.
Inilah penampakan keluarga Pak Nur, minus mbak Lichah.
Nampang dulu sebelum menyaksikan saudara kandung menikah/ijab. Masih segar, belum ada tamu. 


Jumat, 09 Desember 2016

Berbagi Informasi Lewat Jurnalisme Warga

dok.pri

Sudah tiga kali saya berbagi informasi atau membagikan berita di Koran Solopos. Berita yang saya tulis seputar kegiatan yang ada di Karanganyar. Tujuan saya memberikan informasi ini adalah agar masyarakat luas juga tahu bahwa di Kabupaten Karanganyar pernah ada kegiatan atau sedang ada aktivitas seperti yang saya tulis.
Pertama kali saya menulis di kolom Jurnalisme tentang kegiatan Bakti Sosial yang diadakan di Kecamatan Kerjo. Tulisan yang kedua adalah seputar kegiatan yang diadakan Perpustakaan Karanganyar bekerja sama dengan Kosmetik Wardah. Tulisan ketiga adalah tulisan yang dimuat hari ini Jumat, 9 Desember 2016. Saya menulis tentang pemasangan “mata kucing” di tengah jalan.
Ada kepuasan tersendiri bisa menulis dengan gaya bahasa bebas namun tetap memerhatikan aturan penulisan. Meskipun tidak mendapatkan honor tapi ada kepuasan tersendiri. Bagi saya menulis di media dan dibaca banyak orang memberikan keuntungan. Keuntungan yang saya dapatkan memang bukan materi karena niat saya adalah menulis untuk berbagi dan menulis dengan hati. Keuntungan inilah yang membuat saya merasa kaya.

Karanganyar, 9 Desember 2016