Kamis, 26 Januari 2017

Manfaat Bergabung dengan Komunitas Menulis

Ketika saya SMA, awal saya menulis, saya tidak bergabung dengan penulis-penulis lainnya. Waktu itu saya belum tahu caranya untuk bergabung dengan sesama penulis. Mungkin hanya orang-orang tertentu yang mengikuti wadah penulis. Saat itu belum banyak komunitas penulis yang terbentuk.
Berbeda dengan sekarang, komunitas penulis mudah kita ketahui baik di dunia nyata maupun dunia maya. Saya mulai bergabung dengan komunitas penulis berawal dari ajakan isteri dari teman SMA saya. Setelah bergabung dengan komunitas penulis, saya jadi tahu ternyata menulis itu asyik. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Saya bisa belajar dari penulis senior, baik dari dunia nyata maupun dunia maya.
Ada beberapa keuntungan setelah saya bergabung dengan komunitas, di antaranya adalah:
1.      Bertambah teman, bertambah saudara
Ketika saya bertemu langsung dengan teman-teman penulis IIDN Solo, saat itu pertemuan pertama. Saya mengenal beberapa teman dari berbagai profesi. Dengan bertambah teman maka saudara kita juga bertambah. Saya bersyukur, saya bisa diterima sebagai saudara. Saudara yang memiliki hobi yang sama, yaitu menulis.

Saya yakin, dengan bertambahnya saudara maka saya akan diberi kemudahan ketika berada di tempat asing yang belum pernah saya kunjungi. Biasanya teman-teman akan menyambut kami dengan suka cita bila mengunjungi suatu tempat yang dekat dengan mereka.

2.      Bisa belajar menulis lebih serius
Kalau dulu menulis hanya digunakan untuk menyalurkan hobi, mengalir begitu saja tidak diiringi usaha maksimal karena tidak memiliki target. Setelah bergabung dengan komunitas menulis, semua menjadi berubah.
Yang awalnya menulis hanya sambil lalu, kini menjadi lebih serius. Hal ini dipengaruhi oleh keinginan untuk berhasil. Tak ada kesuksesan tanpa disertai keseriusan. Menulis dengan serius, bukan berarti menulis dengan tegang. Tetap menulis dengan santai tapi serius. Pencapaian target-target kecil/besar merupakan bukti keseriusan dalam menulis.

3.      Bertemu motivator menulis
Seorang penulis pemula memerlukan motivator agar kegiatan menulis dilakukan dengan konsisten dan berkesinambungan. Motivator ini memiliki peranan yang sangat penting, guna memacu lebih keras lagi keseriusan dalam menulis. Tanpa dukungan dari motivator, penulis pemula biasanya mudah putus asa atau patah semangat.

Motivator bisa diibaratkan sebagai kompor yang bisa memanas-manasi. Bila ada suatu tantangan untuk menulis, motivator tidak pernah bosan memberikan dukungan moril kepada penulis pemula.

Bahkan, penulis senior juga memerlukan motivator. Semangat menulis kadang-kadang naik dan turun berdasarkan mood. Bila kita berada pada titik kejenuhan, maka motivator akan terus memberikan semangat dan dukungan.  Kalau kita tidak bergabung di komunitas, mungkin keadaan kita akan lain. Kita akan putus asa, atau berhenti lebih lama untuk menulis karena bosan dan tidak ada yang mendorong kegiatan menulis kita.

4.      Rezeki datang tanpa tak disangka
Seorang penulis, tentu memiliki motivasi tersendiri dalam menulis. Setiap orang melakukan kegiatan menulis, tidak akan sama persis motivasinya dalam menulis. Ada yang menulis benar-benar digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada yang menulis dimaksudkan untuk berbagi manfaat. Apapun motivasinya, ternyata penulis selalu mendapatkan jodohnya.

Penulis buku, penulis blog, penulis berita, penulis cerita, penulis di media, semua memiliki jodohnya. Saya memiliki teman dengan passion berbeda-beda. Semua mendapatkan rezeki dari menulis. Tidak ada orang yang iri dengan keberhasilan kita, baik penulis pemula maupun penulis senior.

Kalau sudah begitu, kalau setelah menulis lalu kita mendapatkan honor, itu bagian rezeki kita berupa materi. Atau kalau kita mengikuti lomba menulis dan berhasil menjadi juara, tentu rezeki tersebut akan mampir pada kita. Bila kita mendapatkan tawaran untuk membuat iklan, kita juga akan mendapatkan imbalan.

Informasi tentang kepenulisan, lomba, atau tawaran membuat iklan ini bisa kita dapatkan saat kita bergabung dengan komunitas penulis. Kalau kita sudah tahu manfaat bergabung dengan komunitas penulis, lantas kita masih enggan bergabung dengan mereka?

Wahai penulis, bergabunglah dengan komunitas menulis.


Karanganyar, 26 Januari 2017 

Selasa, 24 Januari 2017

Pilih Naik Haji Atau Investasi Rumah

Beberapa waktu yang lalu, saya ditanya kenalan. Menurut saya, kalau memiliki uang, saya akan membayar ONH (naik haji) atau berinvestasi property? Saya menjawab dengan jawaban logis saya lo, saya akan membayar biaya ONH.
“Begini lo, Bu. Saya dan suami memiliki sejumlah uang. Saya berniat menunaikan ibadah haji dan ingin segera mewujudkannya tapi suami saya ingin melunasi pembayaran perumahan dan merenovasinya. Kalau menurut Ibu, saya harus bagaimana?”Tanya kenalan saya memperjelas.
“Menurut saya, lebih baik panjenengan taat suami saja. Asal bukan untuk bermaksiat, maka keinginan suami seharusnya dipenuhi.”
Saya merasa aneh saja. Ada orang bertanya, ingin saya menjawab, tapi jawaban saya digiring untuk menyetujui pendapatnya. Ya sudah, menurut saya kenalan saya memaksa kepada saya untuk sependapat dengan suami dan dia.
Karena ibadah adalah urusan akhirat masing-masing orang dan tak bisa dipaksakan, maka saya juga tidak ngotot, memaksakan pendapat saya padanya. Sebenarnya naik haji dan investasi rumah tidak bisa disandingkan. Yang satu kepentingan akhirat, dan yang lain kepentingan dunia.
Saya dibesarkan oleh kedua orang tua, dari kalangan kurang mampu. Cita-cita saya dan saudara-saudara saya adalah kelak menjadi orang kaya raya dan bisa segera naik haji.
Ketika saya berumah tangga dan memiliki dana secukupnya, bismillah saya berniat mendaftarkan diri untuk bisa mewujudkan keinginan dan memenuhi kewajiban. Meskipun massa tunggunya lama, saya menikmati proses penantian ini.
Sementara ini belum terbersit untuk membeli tanah atau perumahan. Alhamdulillah, kami sudah bisa menempati rumah sederhana. Rumah yang ada di desa dan berada di tengah sawah. Idealnya, ibadah jalan terus, rezeki lancar dan memeliki beberapa tanah.
Kalau sekarang saya ditanya bagaimana pilih naik haji atau membeli tanah? Jawaban saya naik haji atau umroh. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kami sekeluarga untuk mendapatkan rezeki yang barokah, bisa beribadah dengan khusyu’

Karanganyar, 24 Januari 2017

Jumat, 20 Januari 2017

Anak Baru Gede Tak Biasa

MUSLIMAH RELIGIUS
a.    Sholat
Anakku, sejak engkau kecil, ibu dan ayah sudah membimbing engkau untuk sholat. Bahkan dari batita, engkau sering mengikuti ibu dan ayah sholat. Tidak hanya menjadi makmum. Bahkan engkau kadang-kadang berada di depan sambil tiduran, dan berguling-guling. Atau di belakang tubuh ibu dan ayah, kemudian menarik-narik sarung atau mukena.
Seiring dengan berjalannya waktu, engkau semakin besar dan mengerti. Meskipun masih sistem berling (yen kober lan eling, atau sempat dan ingat), ibu yakin kalau engkau sudah mengerti arti dan hikmah sholat, betapa engkau akan menyesal bila meninggalkan sholat. Engkau menyadari, ada sebagian teman-temanmu yang mengaku muslim tetapi tidak menjalankan sholat.
Betapa ruginya mereka. Itu karena orang tua mereka tidak mendidik untuk sholat. Barangkali orang tua teman-temanmu tidak melaksanakan ibadah sholat sehingga mereka tidak memberi teladan/contoh untuk teman-temanmu.
Anakku, menjadi orang Islam itu mudah dan ringan. Yang membuat berat dan sulit itu kita sendiri. Memang, sholat itu dibiasakan dari kecil. Bahkan Nabi Muhammad saw mengajarkan, bagi anak umur 10 tahun harus sholat, bila meninggalkan sholat maka orang tua boleh memukul yang tidak menyakitkan untuk efek jera bagi anak.
Anakku, sholat hukumnya wajib bagi orang yang dewasa dan berakal yaitu lima waktu sehari semalam. Firman Allah Swt. dalam Surat Al-Ankabut : 45, artinya ; “Dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”.
Buat anak yang tidak pernah sholat, mula-mula sedikit memaksakan diri untuk sholat. Awalnya sholat karena terpaksa. Lalu sholat karena terbiasa dan sebagai rutinitas. Yang paling bagus sholat karena kesadaran. Tahu hikmah di balik sholat.
Selanjutnya sholat bukan karena terpaksa melainkan karena kebutuhan. Ingat, kita yang membutuhkan Allah....
b.    Berpuasa
Anakku, ibu paling paham terhadap engkau. Engkau yang sulit untuk makan dan tahan lapar, membuat ibu tidak kuatir mengajarimu untuk berpuasa. Tentu saja karena engkau dikondisikan untuk berpuasa sewaktu bulan Ramadhan.
Firman Allah Swt, artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (yaitu) dalam beberapa hari tertentu.” (Al-Baqarah : 183-184)     
Sabda Rasulullah Saw,  artinya : Dari Ibnu Umar, Ia berkata,”Saya telah mendengar Nabi besar Saw. Bersabda,’Apabila malam datang, siang lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah datang waktu berbuka bagi orang yang berpuasa’.”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Di rumah, di sekolah, di lingkungan rumah, dan di mana-mana orang berpuasa. Inilah kondisi yang bagus buat engkau. Meskipun dahulu engkau sering protes atau iri terhadap teman-temanmu yang tidak berpuasa. Ibu selalu bilang, orang tua mereka tidak peduli dengan anak-anaknya.
Bersyukurlah, walau pun berat tapi engkau akan tahu hikmahnya. Toh, engkau mendapat bonus pahala dari Allah dan bonus dari orang tua. Hadiah dari orang tua ini hanya untuk memotivasi engkau. Setelah engkau semakin besar, tanpa hadiah pun engkau juga berpuasa.
Setiap mengikuti pengajian pada saat bulan Ramadhan selalu diingatkan oleh ustad yang ceramah. Puasa itu hukumnya wajib. Tidak bisa ditawar-tawar, kecuali bila ada halangan. Misalnya sakit, ibu yang hamil dan menyusui, orang yang sudah tua renta, hilang ingatan, atau orang yang bekerja yang membutuhkan tenaga yang kuat.
 Namun selain tua renta dan sakit menahun yang tak kunjung sembuh, semua wajib mengganti puasa pada hari yang lain. Orang yang hilang ingatan, apabila sudah sehat pun harus mengganti puasa yang ditinggalkannya.
c.    Bersedekah
Jadilah orang yang kaya raya. Dengan kaya, engkau akan dapat melakukan banyak hal. Engkau bisa membeli perlengkapan sholat, bisa membeli baju dan kerudung penutup aurat, bisa bersedekah, bisa membayar zakat, dan bisa menunaikan ibadah haji.
Semua itu perlu biaya. Kalau engkau tidak kaya, untuk makan saja kurang, ibadah juga tidak khusyu. Tidak dapat sedekah. Tidak dapat membantu orang lain secara materi.
Memang sedekah tidak hanya sebatas materi. Bahkan tersenyum saja juga merupakan sedekah. Akan tetapi coba bayangkan, engkau mendapatkan keluhan seorang teman yang belum membayar SPP. Karena engkau sendiri tidak mempunyai uang, lalu engkau hanya tersenyum.
Bagi temanmu, itu bukan sedekah melainkan mengejek. Senyum penuh dengan ejekan. Bila engkau mempunyai kelebihan uang saku, sebagian tabunglah. Semoga dalam jangka waktu yang lama menjadi bukit dan bisa untuk membantu sesama.
Hikmah dari sedekah banyak sekali. Antara lain: mempererat persaudaraan, dilipatgandakan rejeki , dan dapat terhindar dari gigitan binatang berbisa (ular berbisa).
Ada 3 kejadian, masing-masing engkau tahu sendiri. Yang pertama, waktu itu ibu memberikan makanan dan minuman untuk pengajian ibu-ibu di RT kita. Pulang dari rumah tetangga, begitu masuk kamar, engkau sendiri yang pertama kali melihat. Yaitu ular kobra berada di bawah tempat tidur.
Peristiwa yang kedua hampir sama. Setelah ibu menyerahkan makanan dan minuman untuk pengajian ibu-ibu di RT, malam harinya di dekat pintu di bawah tas, ular hitam melingkar.
Peristiwa yang ketiga juga setelah mengeluarkan sedekah, kita benar-benar dihindarkan dari ular berbisa yang berada di dalam rumah.
Semoga biar pun rumah kita mewah alias mepet sawah (di tengah sawah), biasa ular sering masuk rumah, tetapi tidak membahayakan kita sekeluarga.
d.    Amar ma’ruf nahi munkar
Anak baru gede memang harus banyak melakukan banyak hal. Tetapi engkau adalah muslimah, anakku. Identitas Islam ke mana pun engkau pergi, dan di mana pun engkau berada harus engkau pegang teguh.
Berbuatlah banyak hal yang mengandung kebajikan dan menjauhi dan mencegah kemungkaran. Oleh sebab itu bergaullah dengan sesama muslim yang selalu berada pada aturan Islam.
e.    Silaturahmi
Ibu dan ayah sering mengajak engkau berkunjung ke rumah saudara, tetangga, teman-teman dan kenalan. Tujuannya adalah untuk mempererat tali persaudaraan, menjalin persaudaraan. Hikmahnya juga banyak. Panjang umur, banyak kenalan, banyak saudara, tambah pengalaman, tahu keadaan orang yang kita kunjungi. Entah itu mereka dalam keaadaan sehat, atau sakit, senang atau susah.
Satu lagi, engkau juga tahu bahwa dengan silaturahmi akan melapangkan rejeki. Engkau sudah buktikan sendiri.
Suatu hari, engkau diajak ayah bersilaturahmi ke rumah kenalan ayah di desa Ngargoyoso, Karanganyar. Tempat yang indah karena sepanjang perjalanan engkau dimanjakan pemandangan yang elok menakjubkan. Sawah, ladang, tumbuhan yang hijau. Tempat yang tinggi terasa sejuk.
Di rumah kenalan ayah, engkau sering memanggil Pakde Dar, engkau melihat kolam ikan. Bagimu kolam ikan itu lebih menarik daripada bermain game. Ikan kakap dan nila yang sudah cukup umur dan siap panen.
Benar, engkau diajak memanen ikan, lalu menggoreng. Dengan sambel bawang yang pedas, engkau nikmati kakap goreng yang menggoyang lidah. Benar-benar mantapppp.
Kemudian waktu akan pulang, selembar lima puluhan ribu dimasukkan di genggaman tanganmu. Iya kan... silaturahmi melapangkan rejeki....
f.     Patuh dan taat
Sebetulnya ibu dan ayah sudah mendidik dan membimbing engkau menjadi anak yang patuh dan taat. Tapi entah mengapa, sekarang kadang-kadang engkau sering membantah atau membangkang. Mungkin pengaruh pergaulanmu ya.
Dahulu, engkau pernah menceritakan sikap, perilaku dan perbuatan teman-temanmu. Laki-laki dan perempuan, tidak pandang bulu bersikap kasar. E, terbiasa membela diri terhadap serangan teman-temanmu, di rumah juga suka berargumen.

Disuruh sholat, jawabanmu, sebentar ibu. Disuruh mandi, sebentar ibu. Disuruh belajar... alasanmu ngantuk. Sekali-sekali kalau disuruh mengerjakan semua kewajibanmu, tidak usah menjawab. Mulutnya diam, lalu mengerjakan. Beres, bukan. Jangan sampai malah jadi bertengkar sama orang tua gara-gara disuruh mandi atau sholat.

Senin, 16 Januari 2017

Niat Umroh Tapi Takut Kehilangan Tunjangan Sertifikasi

Seorang kenalan, suaminya baru saja pulang dari ibadah umroh ke Tanah Suci. Beberapa hari yang akan datang kakak perempuannya, anak dan menantu kakaknya juga akan melaksanakan ibadah umroh. Sebagai seorang guru, kakak kenalan saya minta izin cuti ke dinas.
Kenalan saya bilang,”seharusnya tidak perlu laporan dan izin ke dinas. Kalau begitu tunjangan sertifikasinya kan bisa hilang.”
“Langkah kakak Anda benar, sudah sesuai prosedur. Saya yakin kakak Anda sudah berniat umroh mencari ridha Allah. Baginya dunia itu tak ada apa-apanya dibandingkan nikmatnya ke Tanah Suci.”kata saya.
“Sayang kan tunjangan sertifikasi hilang.”
“Hanya sebulan yang tidak diterima. Tidak seberapa itu. Dan beliau kan memang sudah niat umroh.”
“Misalnya tidak laporan ke dinas kan juga tidak ditanyakan dan dinas tidak tahu.”
“Kalau tiba-tiba ada sidak, terus gimana?”Tanya saya.
“Oh, iya ya.”
Lain lagi dengan kenalan saya yang lain. Beberapa waktu yang lalu kenalan saya melaksanakan ibadah umroh. Sebenarnya, umroh akan dilaksanakan saat libur semester ganjil setelah terima rapor.
Kenalan saya ini sebenarnya juga mau berangkat umroh secara diam-diam. Sebagai seorang guru, PNS dan menerima tunjangan professional (sertifikasi), dia tidak mau kehilangan tunjangan sertifikasinya. Dengan diam-diam, tidak minta izin sekolah maupun dinas, dia berharap semua berjalan mulus sesuai rencana.
Sayangnya, apa yang dicita-citakan tidak sesuai dengan kenyataan. Jadwal pemberangkatan umrohnya mundur. Diundur sampai tiga kali. Akhirnya menjelang masuk sekolah semester genap, dia dan isteri beserta rombongan baru bisa berangkat umroh. Ada sedikit kecewa, dia harus minta izin ke sekolah untuk melaksanakan ibadah umroh dan meninggalkan jam mengajarnya. Tapi dia tidak laporan atau minta izin ke dinas. Takut kalau nanti tunjangan profesinya hilang.
Bagi saya sangat aneh! Berniat menjalankan ibadah umroh tetapi kok ya masih memikirkan dunia. Memikirkan takut kehilangan tunjangan sertifikasi. Beruntung saya mengenal teman tadi tidak terlalu dekat. Kalau menjadi teman akrab saya, lalu dia bercerita tentang tertundanya pemberangkatan hingga kalau minta izin ke dinas bisa-bisa hilang tunjangan sertifikasinya, saya pasti keceplosan bilang kehilangan tunjangan sertifikasi sebulan itu kecil (small). Allah memberikaan kenikmatan bisa beribadah umroh, apa tidak bersyukur. Ibadah umroh itu panggilan. Kalau Allah belum menghendaki, biarpun harta benda kita melimpah tetap saja kita tidak sampai Tanah Suci.
Jadi, kalau sudah berniat menjalankan ibadah umroh, lupakan masalah duniawi. Jangan takut kehilangan tunjangan sertifikasi yang hanya sebulan. Insya Allah, semua akan diganti Allah dalam bentuk yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

Semoga bermanfaat.

Minggu, 15 Januari 2017

Berbagi Kamar Bersama serumah.com

Sumber gambar : serumah.com

Ketika duduk di bangku kelas XII di SMA negeri favorit, Ayah Alwan meninggal dunia karena kanker otak. Alwan adalah putra pertama dari kenalan saya. Ayah Alwan seorang kontraktor, sementara Ibunya hanya di rumah saja sebagai Ibu Rumah Tangga. Setelah Ayah Alwan meninggal, praktis tak ada pemasukan untuk keluarga Alwan.
Setelah lulus SMA, Alwan berhasil masuk di salah satu PTN di luar kota. Oleh karena akan kuliah di luar kota, maka Alwan harus mencari tempat kos dan memikirkan bagaimana makannya sehari-hari. Maklum, Alwan harus berhemat karena setelah Ayahnya meninggal, keluarganya hanya mengandalkan harta peninggalan Ayahnya.
Kebetulan kakak kelas Alwan ketika SMA ada yang kuliah di PTN yang sama. Mereka menawarkan pada Alwan untuk menempati kamar kost yang masih kosong dengan harga terjangkau (kalau dihitung-hitung per bulannya kurang dari lima ratus ribu). Kebetulan kamar yang ditawarkan bisa dipakai untuk berdua. Jadi bisa berbagi kamar dan biaya kamar  lebih murah karena satu kamar bisa ditanggung berdua. Tempat kost mereka sekitar Bintaro.
Bersyukur, Alwan tak perlu repot-repot mencari tempat kost yang dekat dengan kampus. Untuk biaya makan sehari-hari, rasanya tidak mahal. Alwan sungguh sangat beruntung karena Ibu kostnya juga baik hati. Jarak antara tempat kost dan kampus bisa ditempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 15 menit.
Teman saya yang lain, anaknya juga diterima di PTN yang sama dengan Alwan, tapi jurusan dan jenjangnya berbeda. Berbeda dengan Alwan yang diberikan kemudahan untuk menempati tempat kost, anak teman saya yang satu ini (sebut saja Melati) harus mencari tempat kost sendiri ketika masih di Solo. Melati mencari tempat kost lewat sebuah website.
Ketika akan menjalani Ospek, Melati harus merogoh uang untuk biaya tempat kost selama 1 bulan (karena belum mendapatkan tempat kost yang dekat dengan kampus). Di tempat ini, kamarnya sempit.
Setelah Ospek selesai, Melati pindah ke tempat kost lain yang lebih dekat kampus dan kamarnya lebih luas.  Ada harga ada pilihan kamar. Di tempat ini memang kamarnya lebih luas dan nyaman, jarak antara tempat kos dan kampus sangat dekat, keamanan terjamin dan harganya relatif lebih mahal (per tahun tiga belas juta rupiah) per orang. Jadi kamar tersebut mau dipakai seorang diri atau berdua, per orang membayar tiga belas juta per tahun.
Sebenarnya bila kita tidak mendapatkan rekomendasi dan referensi dari orang lain untuk mendapat tempat kost yang pas, kita bisa mencari tahu lewat serumah.com. Apakah Anda belum tahu tentang serumah.com?  Yuk, kita berkenalan dengan serumah.com! Berikut informasi mengenai serumah.com:
1.      Apakah serumah.com itu?
Serumah.com adalah platform yang menghubungkan pengguna untuk mencari teman sekamar dan berbagi kamar. Mereka yang ingin berbagi kamar sewa (sharing room rent) bisa mengiklankan kamar mereka di serumah.com dan mencari roommate. Target utama pengiklan kamar di serumah.com adalah mereka yang menyewa kamar sewa dan membutuhkan teman untuk sharing biaya sewa bukan pemilik kost/property lainnya.
Sumber gambar: serumah.com

2.      Apa saja fitur serumah.com?
Ada tiga fitur utama di website serumah.com, yaitu:
a.       Penyewa yang ingin mencari teman patungan sewa
Mereka dapat mengiklankan tempat tinggal mereka (apartemen, kos dan juga rumah sewa) dan mencari calon penyewa. Dapat dilihat di link berikut : http://serumah.com/en/submit-room-ad/ . Namun Anda harus terlebih dahulu mendaftarkan diri Anda terlebih dahulu sebagai user di http://serumah.com/register//
b.      Pencari tempat tinggal (apartemen, kost, rumah sewa) dapat mencari properti yang mereka butuhkan sesuai budget (price range) dan juga lokasi (Map Function). Dapat dilihat di link berikut:  http://serumah.com/en/find-room/
c.       Pencari Roomate yaitu mereka yang ingin mencari teman untuk tinggal bersama dan berbagi biaya tempat tinggal bersama dengan orang lain (baik itu housemate, roommate, kostmate atau flatmate). Dapat dilihat di link berikut : http://serumah.com/en/search-people/ lalu pilih “orang yang mencari teman sekamar/people looking for a room”.
Pada halaman  http://serumah.com/en/search-people/ Anda juga akan menemukan opsi “orang yang mencari penyewa/people looking for a tenant”. Pada menu tersebut Anda akan menemukan profil penyewa yang ingin mencari teman patungan sewa yang mengiklankan properti yang mereka tempati (kost, apartemen, rumah sewa).
Saat ini khususnya di kota besar seperti Jakarta, trend berbagi kamar (room sharing) semakin hype. Serumah.com ingin memfasilitasi mahasiswa dan juga professional muda yang mencari roommate (teman sekamar) untuk dapat menggunakan fitur dari website serumah.com.
3.      Mengapa harus serumah.com? Kenapa tidak? Situs serumah.com merupakan jawaban mudah bagi mahasiswa dan professional muda yang merantau dari kota asal yang mencari tempat tinggal dan teman sekamar berdasarkan preferensi mereka. Dan lagi, mayoritas masyarakat Indonesia adalah pengguna mobile phone sehingga serumah.com telah pastikan bahwa serumah.com sangat mobile-friendly tanpa mengharuskan pengguna mengunduh aplikasi. Serumah.com tidak menutup kemungkinan untuk membuat aplikasi tetapi lebih mudah jika pengguna tidak perlu download aplikasi.
4.      Serumah.com tidak memiliki fokus golongan/kelompok tertentu karena serumah.com ingin melibatkan semua jenis.  Serumah.com ingin membantu mereka yang di kelas menengah dan ke bawah ataupun “middle income” dan “low income” group, khususnya mahasiswa dan professional muda yang baru memulai pekerjaan di kota besar dengan adanya fitur berbagi ruangan (roomshare/flatshare). Price range yang ditawarkan di menu berkisar antara Rp. 0 hingga Rp. 10.000.000,00 karena serumah.com percaya bagi golongan seperti mahasiswa dan professional muda yang tidak dapat mengelola keuangan dengan baik, range tersebut memudahkan mereka memilih harga sesuai budget mereka. Dan menyewa kamar adalah salah satu cara untuk mengelola keuangan dengan baik.
Apakah Anda masih ragu? Ada 4 alasan harus mencoba berbagi kamar lewat serumah.com, yakni: Mudah dan praktis, Efisien, Hemat biaya, dan Spesifik.
Semoga bermanfaat.

Kamis, 12 Januari 2017

Menulis Cerita Humor Ala Jon Koplo di Solopos

Siapa yang tidak mengenal Jon Koplo? Belum kenalkah Anda? Kalau belum kenal dengan Jon Koplo, berarti Anda wajib berkenalan dahulu. Jon Koplo, Lady Cempluk, Tom Gembus dan Genduk Nicole adalah tokoh yang tak asing bagi pembaca setia rubrik Ah Tenane, di Koran Solopos.
Cerita humor dengan tokoh di atas, adalah cerita nyata yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Sudah beberapa kali tulisan saya dimuat di rubrik Ah Tenane. Ide cerita bisa datang dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain asal cerita itu benar-benar terjadi.
Beberapa kali tembus Jon Koplo, sampai-sampai teman-teman saya menulis di Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis Solo menjuluki saya “Master Ngoplo”. Sebenarnya bukan master beneran, hanya istilah mereka untuk menyebut saya karena tulisan yang sering tembus Jon Koplo.
Apakah saya memang humoris atau suka humor? Ya, memang saya suka dengan hal yang lucu-lucu, konyol, bahkan kalau ada yang bercerita tentang hal yang lucu-;ucu, saya serius menyimak. Tahukah Anda, mengapa demikian? Supaya saya bisa menghayati kelucuan itu dan bisa tertawa atau menimpali candaan. Dan lagi, saya dianggap lawan bicara sangat memperhatikan ceritanya.
Saya jadi sering menulis dan mengirimkan cerita lucu di Ah Tenane. Apakah saya pindah jalur atau haluan? Dari menulis cerita anak lalu pindah menulis cerita lucukah? Ah tidak. Saya tidak pindah haluan. Sebagai orang yang tugasnya menulis, saya masih menulis cerita anak. Akan tetapi karena akhir-akhir ini tulisan cerita anak yang saya buat tidak tembus media, saya harus mencari peluang yang lain (celah-celah sempit).
Tahun 2015, sepertinya tulisan yang saya kirim ke media hasilnya kurang memuaskan. Karena kurang memuaskan inilah maka saya melirik peluang dimuatnya tulisan saya. Pada Ah Tenane, sepertinya sedikit mudah. Modalnya cerita lucu, gitu saja.
Cerita lucu sederhana ini, lumayan lo honornya. Sekali dimuat, honornya bisa untuk membeli 10 mangkok mie ayam di Kabupaten Karanganyar. Berapa sih? Mau tahu? Ah tidak banyak juga. Kalau lewat rekening, honor yang saya terima atas tulisan saya di rubrik Ah Tenane sebesar 75 ribu rupiah. Kalau lewat wesel seingat saya 65 ribu rupiah. Wah dikit sekali. Disyukuri saja. Lumayan kan dapat 75 ribu daripada nulis cerita lucu hanya disimpan di laptop. Tidak dibaca orang lain dan tidak dapat uang pula.
Bagi Anda yang tinggal di Soloraya (Solo dan sekitarnya) dan luar Solo tertarik, bisa mengirim naskah cerita lucu di rubrik AH TENANE dengan alamat e-mail redaksi@solopos.co.id . Ingat ya, tulisannya kurang lebih satu halaman kuarto dengan jarak antar spasi 1,5. Jangan panjang-panjang, soalnya tempatnya sangat terbatas. Sayangnya kalau cerita dimuat tidak ada pemberitahuan/bukti terbit. Jadi harus selalu membuka dan membaca Koran Solopos setiap hari.
Untuk tulisan selain cerita lucu, saya tetap menuliskan itu. Biasanya saya posting di blog. Pokoknya harus menulis, harus posting (meskipun tidak setiap hari). Mungkin sekarang saya cenderung menulis tentang dunia menulis itu sendiri. Saya ingin berbagi tulisan dan saya berbagi cerita sehari-hari (tentang alam, sosial dan dunia pendidikan).

Semoga bermanfaat.  

Selasa, 10 Januari 2017

Rezeki Datang Setelah Alamat Blog Pindah ke dotcom

Setelah lama belajar ngeblog, akhirnya saya juga ingin seperti blogger yang lain. Saya ingin bisa berkembang, lebih maju dan lebih bisa berbagi manfaat. Saya bersyukur pada tahun 2016 yang lalu, ada keberhasilan-keberhasilan kecil yang tidak pernah saya duga sebelumnya.
Dari mengikuti lomba nulis di blog, saya bisa belajar banyak dari para blogger yang prestasinya melaju pesat. Belajar dari orang lain tanpa harus berhubungan langsung dengan orang tersebut. Caranya dengan membaca blog mereka. Kemajuan teknologi membuat kita mudah mendapatkan informasi tanpa harus susah payah keluar rumah.
Saya berusaha membagikan manfaat lewat tulisan di blog. Dan dengan berbagi inilah ternyata apa yang kita miliki tidak berkurang. Justeru semakin bertambah ilmu kita, materi dan bertambah teman. Itulah keuntungan berbagi lewat blog.
Beberapa kali saya mendapatkan hadiah dan job review dari ngeblog. Sekarang saya ingin serius mengelola blog saya. Bila selama ini saya ngeblog secara gratis, kali ini saya ingin memiliki domain pribadi alias menggunakan dotcom (.com). Menggunakan domain pribadi juga merupakan salah satu keinginan saya yang akan saya wujudkan pada tahun 2017.
Setelah bertanya-tanya pada teman yang sudah berpengalaman, akhirnya saya memiliki alamat blog www.noerimakaltsum.com. Saya menggunakan jasa seorang teman. Prosesnya tidak rumit dan tidak bertele-tele. Kebetulan dari saya pesan, kemudian membayar, tidak sampai 2 x 24 jam, blog dengan alamat baru sudah bisa digunakan.
Dan, belum genap 24 jam alamat blog yang baru saya miliki, tiba-tiba saya mendapatkan surat cinta lewat email. Surat cinta tersebut berisi job review. Alhamdulillah, semoga dengan blog baru ini benar-benar membawa berkah. Amien.
Bagi Anda yang sudah lama ingin memiliki domain pribadi, bersegeralah mewujudkannya. Meski kita harus mengeluarkan uang, tapi percayalah kita akan mendapatkan kejutan-kejutan yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Senin, 09 Januari 2017

AH TENANE Konangan Jajan Oleh Noer Ima Kaltsum

Jon Koplo Senin 9 Januari 2017
dok.pri

Mengawali tahun 2017 ini, Alhamdulillah pecah telur. Jon Koplo, Senin, 9 Januari 2017. Bisa untuk telur ceplok. Idenya dari teman guru. Kata teman saya yang lain, awalnya ada yang bilang,”Jangan ceritakan sesuatu pada Bu Ima. Nanti jadi duit.” Nah betul, bukan? Jadi duit.
Terima kasih saya ucapkan buat teman-teman yang sudah memberi ide cerita. Terima kasih saya ucapkan untuk Ibu dan Bapak (sampai terharu uhuksss, kalau Bapak bilang hati-hati jaga anak dan bekerja yang baik). Terima kasih buat saudara-saudara yang selalu mendukung saya, Mas Inung, mBak Anna, mBak Lichah, Laely, Aufi. Terima kasih buat suami yang baik hati, anak-anak yang selalu menggemaskan. Terima kasih buat teman-teman IIDN Solo yang selalu menyemangati (ah, bikin mewek).
Semoga masih ada cerita lucu lainnya yang tayang di Solopos.

AH TENANE (Naskah Asli)
Dompetku Sayang
Hari itu Jon Koplo makan siang alias maksi seorang diri. Sepulang dari kantor, Koplo bergegas menuju warung makan favoritnya. Koplo memesan nasi sayur dan lauk serta minuman.
Pengunjung warung makan lumayan banyak. Setelah selesai menikmati maksinya, Koplo berdiam diri. Maksudnya Koplo tetap duduk nyaman agar makanannya segera turun sambil nyeruput minuman yang masih sedikit.
Dengan penuh percaya diri Koplo menuju kasir. Di depan pemilik warung, Koplo merogoh saku celananya. Dengan ekspresi bingung, Koplo merogoh saku celana lainnya. Mak tratap mukanya agak memerah. Sakunya kosong. Tak ada dompet di sakunya.
Koplo berusaha mencari uang di tas kantornya. Nihil. Berarti dia tak membawa uang.
“Maaf, dompet saya ketinggalan,”kata Koplo  pada Nicole agak malu.
Beberapa pasang mata memandangnya.
“Ndak apa-apa Pak, mbayarnya besok juga boleh.”
Tidak kehilangan akal, Koplo menelepon isterinya, Cempluk.
“Bune, datang ke warung ya. Dompetku ketinggalan. Wis kebacut makan ternyata nggak bawa uang je”
“Apa? Walah Pak, pak. Nggak bawa uang kok ya berani jajan di warung,”jawab Cempluk di seberang.
“Dompetnya ada di celana yang satu.”
Sebentar kemudian Cempluk datang. Koplo pun membayar makanan yang sudah disantapnya.
“Besok lagi kalau mau berangkat kerja mbok diteliti dulu, sudah membawa dompet atau belum. Ngisin-isini.”
Koplo hanya cengar-cengir dibilangi isterinya begitu.

AH TENANE (Versi Redaksi)
Konangan Jajan
Sepulang dari kantor, Koplo bergegas menuju warung makan favoritnya. Ia sengaja menghindari makan di rumah karena bosan sayurnya itu-itu saja. Koplo memesan nasi sayur dan lauk kesukaannya serta minuman.
Pengunjung warung makan lumayan banyak. Setelah selesai menikmati maksinya, Koplo nyeruput minuman sambil menikmati suasana.
Setelah puas, Koplo merogoh saku celananya. Dengan ekspresi bingung, Koplo merogoh saku celana lainnya. Mak tratap mukanya agak memerah. Ternyata sakunya kosong, tak ada dompet di sakunya.
Koplo berusaha mencari uang di tas kantornya. Nihil. Berarti ia memang tak membawa uang.
Akhirnya mau tidak mau Koplo menelepon isterinya, Lady Cempluk, laporan kalau makan di luar.
“Bune, datang ke warung anu ya. Di jalan ini. Dekat itu. Dompetku ketinggalan. Wis kebacut makan ternyata nggak bawa uang je”
“Apa? Walah Pak, pak. Nggak bawa uang kok ya berani jajan di warung,”jawab Cempluk di seberang.
“Dompetku ada di celana yang satu, tolong diambilkan,”perintah Koplo
Sebentar kemudian Cempluk datang untuk mbayari jajanan Koplo.
“Besok lagi kalau mau makan di luar bawa duit, biar nggak ngisin-isini.”

Koplo hanya cengar-cengir dibilangi isterinya begitu. (Selesai)

Minggu, 08 Januari 2017

Tidak Menulis Karena Lelah

Lelah, letih, dan capek sering kita rasakan saat kita sibuk melakukan aktivitas. Padatnya kegiatan sehari-hari membuat kita cepat lelah. Waktu terus berjalan, kegiatan sehari-hari belum juga selesai, rasa lelah sudah menghampiri. Kadang-kadang rasa lelah tersebut datang bukan karena padatnya kegiatan tetapi karena satu kegiatan yang menguras waktu dan tenaga.
Biasanya Ibu-ibu bekerja di luar rumah sudah memiliki jadwal tertentu untuk kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Meskipun jadwal tersebut tidak tertulis tetapi Ibu-ibu bisa melaksanakan semua kegiatan tersebut sesuai jadwal. Karena semua sudah dikerjakan secara rutin, maka semua akan berjalan baik-baik saja.
Ada kalanya pekerjaan kantor yang harus dilakukan dengan lembur beberapa jam saja. Kondisi semacam ini akan memengaruhi jadwal kegiatan sehari-hari atau merusak jadwal yang sudah ada. Dengan demikian keadaan sedikit kacau. Ada kegiatan yang tak bisa diselesaikan bahkan tidak dilakukan. Seandainya semua kegiatan hari itu bisa diselesaikan maka Ibu-ibu kurang waktu untuk istirahat.
Bila kondisi semacam ini berlarut-larut maka rasa capek akan menyerang. Kurang istirahat (bahkan jadwal makan juga berubah), lelah fisik dan pikiran terganggu. Bila rasa lelah itu datang dan kita perlu istirahat, maka kegiatan menulis juga jadi terhambat.
Suatu saat kita tidak dihadapkan kegiatan yang padat, hanya satu kegiatan saja. Meskipun hanya satu kegiatan tetapi menguras waktu dan tenaga, sudah tentu kita akan merasa lelah. Contoh berwisata sehari penuh, berangkat pagi, pulang malam hari. Contoh yang lain adalah membantu saudara yang memiliki hajat atau membantu kerabat yang sedang kena musibah.
Kegiatan yang hanya satu macam saja tetapi menyita waktu, tenaga dan pikiran, ini juga membuat kita kelelahan. Karena kelelahan, kegiatan menulis kita berhenti. Kalau memang kondisi lelah,  kita tidak perlu memaksakan fisik kita untuk tetap bekerja alias menulis, maka istirahat yang cukup adalah solusi terbaik.
Setelah istirahat cukup dan kita merasa lebih segar kembali, waktunya menulis tiba. Jangan menunda-nunda menulis. Mungkin di saat kita kelelahan, ada ide yang muncul, ada cerita menarik, ada  tips yang bisa kita tulis dan kita sampaikan. Segera menulis lagi, jangan sampai kita menunda menulis sampai datang lagi rasa lelah.
Semoga kita bisa konsisten menulis, fisik dan psikis tidak lelah, dan badan kita sehat. Semoga bermanfaat.

Karanganyar, 8 Januari 2017

Sabtu, 07 Januari 2017

Berhenti Menulis Karena Sibuk

Sebagai Ibu bekerja di luar rumah, saya harus pandai-pandai mengatur waktu. Meskipun tidak ada jadwal kegiatan sehari-hari tetapi saya juga mengalokasikan waktu untuk menulis. Sesibuk apapun hari ini, saya tetap mengusahakan harus menulis kecuali kalau badan tidak bisa diajak kompromi.
Sebenarnya kalau sudah menjaadi rutinitas, menulis itu bisa dilakukan di sela-sela kegiatan yang lain. Saya salut dengan sahabat-sahabat penulis yang saya kenal lewat medsos. Saya perlu belajar, mencontoh kegiatan menulis para sahabat. Biasanya mereka menulis dengan cara mencicil. Mereka menulis tidak selalu sekali menulis lalu selesai.
Ada yang menulis dimulai pada pagi hari, 15 menit untuk menulis. Kemudian siang harinya menulis selama 15 menit. Pada sore hari dan malam hari masing-masing 15 menit. Total sehari semalam minimal mereka menulis selama 1 jam, tetapi tidak terasa lama. Ya, karena komitmen menulis sedikit demi sedikit, setiap hari dan konsisten.
Ada seorang sahabat yang menggunakan waktu menulis setelah shalat tahajud. Benar-benar memerlukan perjuangan! Tidak semua orang bisa melakukan ini, menulis setelah shalat tahajud. Bahkaan kadang-kadang untuk bangun shalat tahajud saja godaannya banyak. Karena terlalu sibuk, akhirnya lelah. Karena lelah inilah jadi malas menulis. Kesibukan ternyata bisa menjadi hambatan dalam menulis.
Saya termasuk orang yang tak begitu sibuk, tapi membiarkan waktu luang hilang begitu saja. Hal ini terjadi bila berada di kantor. Keadaan memaksa saya untuk berhenti menulis meskipun ada waktu luang atau ada kesempatan padahal saat itu tidak mengajar. Satu tahun terakhir, saya tidak bisa leluasa untuk menulis ketika berada di kantor. Ada factor tertentu yang membuat saya tidak bisa menulis sesuka hati.
Kalau kesibukan menjadi alasan tidak bisa menulis, maka kita perlu membuat agenda harian. Kita memerlukan jadwal untuk menulis. Katakanlah ada 4 waktu di mana kita harus menulis. Setiap waktu menulis, kita luangkan 10-30 menit. Dengan langkah ini semoga kesibukan kita tidak menjadi alasan kita tidak menulis.
Alangkah mudahnya bicara dan berandai-andai, tapi prakteknya sulit. Kita memang perlu menanamkan komitmen pada diri kita sendiri kalau perlu kita paksa. Semua berawal dari terpaksa juga boleh. Nanti kalau sudah menjadi kebiasaan, di saat apapun, kita tetap menulis. Sesibuk apapun kita tetap menulis.
Tetap semangaat menulis dan jangan menunda menulis.
Karanganyar, 7 Januari 2017 

Kamis, 05 Januari 2017

Bosan Dan Jenuh Merupakan Hambatan Menulis

Setelah saya menekuni kembali kebiasaan menulis, saya tidak mau menulis hanya musiman saja. Kadang menggebu-gebu lalu bosan dan jenuh, selanjutnya berhenti menulis. Dalam menulis, saya selalu memiliki target pencapaian.
Target yang akan saya capai tidak muluk-muluk agar saya bisa melampauinya. Misalnya target menulis setiap hari lalu memosting tulisan di blog dalam sebulan tanpa berhenti. Karena banyak tema, ide dan gagasan yang bisa saya tulis, maka saya tidak kehabisan materi untuk menulis.
Akan tetapi kalau kebetulan dalam bulan tertentu saya banyak pekerjaan sekolah yang harus segera saya selesaikan, maka memosting tulisan dua/tiga hari sekali sudah cukup. Yang penting dalam satu minggu blog diisi dengan tulisan yang baru.
Kalau menulis setiap hari, apakah saya tidak pernah bosan dan jenuh menulis? Saya tidak akan bosan menulis, karena inilah bentuk syukur saya. Dulu ketika SMA saya harus berjuang menulis dengan mesin ketik, di mana bila terjadi kesalahan dalam mengetik harus dihapus/di tip-ex. Belum lagi kalau tulisan kita beberapa baris ada yang salah, maka saya harus mengetik dari alenia awal pada halaman tersebut. Repot, bukan?
Kini setelah semuanya mudah dan saya tidak mengalami banyak kesulitan dalam menulis, saya lebih semangat menulis. Bila suatu saat saya berhenti menulis dan tidak bisa dipaksa, berarti kondisi badan saya sedang tidak baik.
Bagaimana kalau kita mengalami rasa bosan dan jenuh dalaam menulis? Ada beberapa langkah yang bisa kita tempuh agar kita bisa kembali menulis dan tidak berlama-lama bosan.
1.      Berhenti menulis lalu membaca
Kalau sedang bosan dan jenuh menulis, maka kita memang harus menghentikan kegiatan menulis. Menulis bisa diganti dengan membaca. Bahan bacaan bisa dari buku, majalaah, tabloid, Koran, berita dari internet dan lain-lain. Selain untuk mengusir rasa bosan, membaca juga bisa mendatangkan ide. Jadi jangan anggap bosan menulis lalu tidak produktif sama sekali. Ketika akan membaca, kita tetap menyiapkan alat tulis. Siapa tahu ada ide menarik dari bahan bacaan.

2.      Menyalurkan hobi
Ketika rasa bosan dan jenuh sedang mendera, kita bisa melakukan hobi lama yang sudah kita tinggalkan. Misalnya bersepeda santai mengelilingi perumahan, berbelanja di pasar tradisional dengan nuansa desa, berkebun, membuat rajutan/keterampilan, memasak makanan kesukaan, jalan-jalan di area persawahan, memotret dan lain-lain. Menekuni hobi tadi bisa kita jadikan bahan tulisan.

3.      Refreshing
Hampir setiap kegiatan yang kita lakukan akan berimbas pada pengeluaran. Artinya setiap gerak-gerik kita sebagian besar berbayar. Berbayar karena memang apa yang kita lakukan membutuhkan biaya. Contoh refreshing keluar rumah. Kita butuh transportasi, butuh makan, butuh akomodasi. Tapi kalau keluar rumah di sini hanya di halaman rumah, tidak terlalu banyak biaya yang kita keluarkan. Namun demikian, kita bisa menekan pengeluaran kita bila kita melakukan refreshing diperhitungkan pengeluarannya sehemat mungkin. Misalnya, pilih tempat wisata yang dekat dengan rumah dan tiket masuknya murah. Lebih-lebih kalau ada penawaran berwisata gratis, ini yang kita tunggu-tunggu.

4.      Berolahraga ringan
Kapan kita melakukan olahraga? Seharusnya olahraga dilakukan rutin setiap hari. Pilihlah olahraga ringan yang tidak membebani kita. Misalnya jalan-jalan, angkat barbell diganti angkat botol berisi air mineral (tidak perlu 1 liter), senam, dan lain-lain. Dengan olahraga ringan badan dan pikiran akan kembali segar lalu kita bisa mulai menulis lagi.
Sebenarnya masih banyak cara menghilangkan bosan dan jenuh. Semua kembali pada masing-masing penulis. Semoga bermanfaat.
Karanganyar, 5 Januari 2017