Minggu, 20 Januari 2019

ORANG TUA JANGAN HANYA MENYALAHKAN SEKOLAH




JANGAN HANYA MENYALAHKAN SEKOLAH

Saya tidak sependapat dengan "orang tua tak puas layanan sekolah". Beberapa orang tua siswa mengaku kalau mereka mengeluarkan biaya tes tambahan di luar sekolah untuk anaknya. Mereka berpendapat tidak puas dengan layanan sekolah karena kurang maksimal.

Bapak ibu, di sekolah putra putri bapak ibu tidak hanya belajar satu mata pelajaran secara privat dan waktu terlalu longgar. Alokasi tiap mata pelajaran sudah ditetapkan berdasarkan kajian, bukan cuma kira-kira. Siswa dalam satu kelas paling tidak ada 20-36 orang dengan kemampuan berbeda. Ada siswa yang cak cek, ada yang normal biasa saja, dan ada yang lemah menangkap pelajaran.

Saya yakin guru tidak mungkin mbablas meneruskan materi pelajaran kalau ada yang belum paham. Konsentrasi siswa juga beraneka macam. Saya yakin kalau putra putri bapak ibu termasuk yang cak cek pasti nggak perlu ikut bimbingan belajar. Toh banyak juga yang ikut bimbel dengan alasan tertentu, bukan karena tidak puas dengan layanan sekolah, melainkan biar bisa belajar (soalnya kalau di rumah cuma pegang gadget dan nonton tv, meski tidak semuanya).

Kalau merasa tidak puas, dicek dulu keadaan putra putrinya. Pendapat itu terkesan "menyalahkan" sekolah.

Saya pribadi merasa anak saya dulu disuruh belajar sulit, maka saya mengizinkan dia untuk ikut bimbel mata pelajaran tertentu biar lebih mahir. Apakah sekolah kurang maksimal layanannya? Ah, tidak. Saya selalu bilang pada anak saya, jangan suka menyalahkan guru. Gurunya begini begitu. Introspeksi dulu, kamu di kelas sudah konsentrasi dan memperhatikan pelajaran belum.? Temannya ada yang mudeng tidak? Kalau teman-temannya ternyata baik-baik saja dan paham, maka cek dulu kemampuanmu!

Itu saya tanamkan pada anak saya, karena saya juga guru. Saya juga selalu berhadapan dengan siswa yang cak cek, kritis, normal seperti air mengalir, dan kurang paham bila diterangkan cuma sekali.

Oleh karena itu, ayo, ajak bicara putra putri bapak ibu dari hati ke hati. Cari penyebabnya kenapa mereka tidak seperti teman-temannya yang merasa tak bermasalah belajar di kelas. Saya yakin tidak 100% teman-temannya ikut bimbel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar