Jumat, 17 April 2020

43 Paket Sedekah Untuk Mengingat Usia 43 Tahun




noerimakaltsum.com. Tertampar Keras Oleh Sedekahnya Orang Kesempitan


2,5% infaq dan sedekahnya orang yang memiliki kekayaan 100 juta hanya senilai 2,5 juta. Namun bila orang yang dalam kesempitan di saat terdampak korona dengan penghasilan terjun bebas, bisa membuat 43 paket senilai @33.000, lebih dari 25% penghasilannya dikeluarkan, betul-betul menampar mukaku. Malu aku bila selama ini tak bersyukur. Hari ini aku tertampar keras, bahkan sangat keras oleh orang yang dalam kesempitan namun bisa mengeluarkan sedekah dalam jumlah fantastis.



Dari nominalnya, jelas besar sekali. Lebih dari satu juta dari penghasilannya dibelanjakan di jalan Allah. Sungguh perniagaan yang tak mungkin merugi. Seorang ASN, sebut saja Aura, dengan 4 orang anak  memerlukan cukup banyak biaya. Usaha laundry yang dikelola sang suami mengalami penurunan omset yang cukup signifikan. Stay at home, work from home, learn from home, membuat pelanggan laundry menghentikan jasanya untuk sementara waktu. Para pelanggan memilik mencuci dan menyeterika sendiri di rumah.

Pada saat pandemik korona ini, jelas semua berubah secara drastis. Pemasukan dari usaha laundry hanya cukup untuk biaya operasional, membayar karyawan, dan sisanya untuk biaya hidup yang kian berat.  Namun demikian, untuk mensyukuri nikmat  waktu dan kesehatan yang diberikan oleh Allah, tepat di hari ulang tahun ke-43, Aura membagikan 43 paket sembako. Dari 43 paket itu diberikan pada orang yang betul-betul tak mampu dan memerlukan. Ternyata 43 paket tersebut belum mencukupi bila menuruti jumlah orang yang harus disantuni.


Rasanya belum pernah aku melakukan seperti yang dia lakukan. Kalau pernah berbagi, itu jumlahnya tak seberapa. Paling banyak 5 - 10 paket. Hari ini aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, terutama buat keluargaku. Ketika aku bertanya, “Mengapa di saat kesempitan keuangan, pendapatan menurun, tagihan SPP anak-anak harus segera dilunasi, kamu justeru bersedekah dalam jumlah banyak?”
“Aku terinspirasi seseorang yang tak pernah tanggung-tanggung dalam bersedekah.  Orang tersebut di saat lapang dan sempit tetap bersedekah dan berbagi. Toh dia tidak jatuh miskin. Aku ingin seperti orang tersebut.”


Nikmat mana lagi yang kamu dustakan? Aku hanya bisa bersyukur pada Allah atas rezeki yang telah diberikannya secara cuma-cuma pada keluargaku. Bukan sekadar ucapan syukur di lisan, tapi harus dilakukan dengan perbuatan. Cara bersyukurnya bagaimana? Aku mulai tak perlu menghitung dengan kalkulator manusia. Aku ingin mengeluarkan sedekah sebanyak-banyaknya. Lalu membagikan pada sebanyak-banyak orang meski tiap orang mendapatkan sedikit bagian saja.


Hari berikutnya, bulan berikutnya, atau tahun berikutnya semoga dapat melakukan hal yang sama. Ada perasaan lega bila dapat mengeluarkan sedekah sebanyak-banyak untuk sebanyak-banyak orang. Saatnya belajar ikhlas untuk berbagi.


#catatanimapenulis
#30harinulisxnoerimakaltsum

Foto: dokumen Nur Aufi Syatta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar