Selasa, 29 Juni 2021

PEREMPUAN YANG MELAKUKAN AKSI KABUR DARI RUMAH


Kabur dari rumah atau bahasa kerennya minggat, akhir-akhir ini marak. Biasanya aksi kabur dilakukan karena tidak ada kepuasan hati, baik di rumah atau di luar rumah.


Anehnya, yang saya baca di media sosial aksi kabur banyak dilakukan oleh perempuan. Anak perempuan, gadis kecil, abegeh, perawan, atau emak-emak. 


Bisa jadi aksi kabur dilakukan sebagai bentuk protes, kelara-lara, merasa disia-siakan, tidak diperlakukan adil oleh orang tua, orang tua tidak bisa memenuhi keinginannya dan lain-lain.


Ada yang kabur hanya ke rumah saudara, kerabat, teman dan tidak jauh dari rumah sehingga keberadaannya gampang dipantau. Ada yang kaburnya sudah keluar daerah bahkan memyeberang pulau. 


Kaburnya sendiri atau bersama orang yang tidak bertanggung jawab. Ada yang membawa kabur serta barang miliki orang tua atau saudara misalnya uang dan sepeda motor. Mereka membawa tas berisi sejumlah pakaian.


Zaman sekarang media sosial memengaruhi orang-orang yang berniat kabur dari rumah. Mau kabur saja bisa belajar dari postingan orang di media sosial. 


Beberapa waktu yang lalu ada berita heboh fi Sukoharjo. 2 anak SD masih ada hubungan saudara sampai malam hari tidak pulang. Setelah ditelusuri, ternyata gara-gara tidak dibelikan benda/barang yang diinginkan. Anak itu membawa sejumlah uang. Kampung heboh, orang tua wis entek atine.


Pagi harinya, anak itu pulang. Dia bercerita kalau semalam tidur di sekitar masjid terdekat. 


Zaman dulu (old) anak-anak perempuan juga ada yang pingin kabur dari rumah karena merasa dibedakan dengan saudaranya atau tak bisa menahan "kejamnya Ibu tiri". 


Ada cerita lucu seorang kenalan, waktu masih kecil mau kabur. Dia membungkus pakaian dalam jarik (zaman dulu nggak ada koper cantik, travelbag). Bungkusan tersebut dikeluarkan di luar di bawah jendela. Dia sendiri berada di bawah jendela berdiam diri. Mau pergi nggak jadi sehingga cuma "ndhepis" di bawah jendela. #gagalkabur


Ada juga yang bercerita mau kabur saat pulang sekolah karena memiliki masalah dengan temannya. Sayangnya, dia melewati jalan di mana orang tuanya berada di sawah yang dilewati anak itu. #gagalkaburlagi


Zaman sekarang mau kabur, nekat saja. Risiko belakangan. 


Pesan saya, wahai perempuan yang berniat kabur: menulislah. Keluarkan uneg-unegmu dalam bentuk tulisan. Kamu nggak perlu kabur atau minggat. Cepat atau lambat, setelah menulis, hatimu jadi tenang, cara mikirmu juga kembali rasional.


Kalau saya memantau info cegatan yogya dan info cegatan karanganyar, yang kabur-kabur itu gadis-gadis, cantik pula, bawa kendaraan, sendiri atau dengan orang lain.


Nduk, ndang bali. Mesakke simbok lan bapakmu. 


Namun, aksi kabur juga dilakukan oleh laki-laki.