Kamis, 21 September 2023

Menulis Buku Perjalanan Haji dan Umrah



Setiap mendengar ada teman, saudara, kerabat, bahkan orang tua sendiri mau berangkat haji dan umrah, rasanya ikut bahagia. Saya sendiri gemetaran ketika ada panggilan berangkat haji. Bagaimana tidak? Saya menunggu giliran selama 11 tahun.


Ketika mau berangkat, selama perjalanan, dan selama di tanah suci, saya sering membagikan pengalaman tersebut di dunia maya. Tujuan saya murni untuk betbagi pengalaman dan memotivasi teman-teman dan saudara-saudara. Seandainya ada yang menilai dalam membagikan prngalaman ada unsur riya atau pamer, itu hak mereka. 


Akhir tahun 2011 sampai awal tahun 2012, saya sibuk ke puskesmas, kantor Kemenag, dan bank. Beberapa teman tahu kesibukan saya tapi tidak tahu dengan apa yang saya lakukan. Setelah semua urusan telah selesai dan saya mendapatkan nomor porsi, saya bercerita soal mendaftar haji. Respon mereka positif.


Dari berbagi pengalaman mendaftar haji ini ternyata bisa menginspirasi. Teman-teman bilang kalau saya dan suami "berani" meninggalkan segala kemewahan dunia dan memilih untuk mendaftar haji. Mereka tahu bagaimana rumah dan keseharian saya. Bagi orang lain mungkin mengutamakan mempercantik rumah, beli motor, atau mobil daripada untuk daftar haji.


Tahun 2023 saya dan suami berangkat haji. Ada kenalan yang kaget, "Kok bisa berangkat haji?"

Saya malah lebih kaget lagi. Namun, saya memilih menjawab, "haji itu panggilan. Undangan berhaji juga merupakan misteri. Allah memanggil kami. Ya, harus berangkat."


Agar pengalaman berhaji bisa memotivasi bagi orang lain, maka perlu saya tuliskan dalam bentuk buku. Semoga bermanfaat. Mulai sekarang mencicil. Minimal menuliskan judul dan biodata penulis. Hahaha 


00000

Kamis, 14 September 2023

Di Muzdalifah Kita Berpisah



Dulu kita merencanakan untuk selalu bersama dalam melakukan semua kegiatan atau manasik haji di tanah suci. Ternyata setelah berada di lapangan hal itu tidak mungkin 100% terlaksana. 


Hal yang sampai sekarang masih kuingat adalah ketika kita diuji dengan keterlambatan datangnya bus yang membawa jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Hari semakin siang, panas semakin menyengat. Persediaan minuman menipis. 


Kita menunggu bus. Kita sepakat untuk berpisah di Muzdalifah. Aku mendampingi bapak-bapak lansia. Kau juga demikian. Mengapa kita tidak berempat saja, tidak berdua-berdua? Dengan berpisah lebih mudah untuk bergerak.


Dan benar! Aku dan lansia yang kudampingi mendapatkan bus sebelum jam sebelas. Sementara kamu berdua jam setengah satu baru mendapatkan bus. Ternyata perpisahan kita adalah langkah yang tepat.


Alhamdulillah, berpisah di Muzdalifah hanya sementara. Sebab, setelah berada di Mina kita bisa selalu berdua untuk melempar jamarat.


00000

Minggu, 10 September 2023

Umroh Bersama Mama



Saya ingin anak-anak bisa ke tanah suci untuk menjalankan ibadah haji dan umrah saat mereka masih belia. Paling tidak umrah dahulu bila ingin ke tanah suci lebih cepat.


Suatu hari saya bertanya pada F2, anak kedua. Bila suatu saat mendapatkan kesempatan menjalankan umrah sendiri, sudah siapkah? Atau bila suatu hari Mama dapat rezeki mendapatkan 2 tiket umrah gratis, sudah siapkah berangkat? Jawabnya: kalau dengan Mama, aku siap. Kalau tidak dengan Mama ya paling tidak dengan orang yang aku kenal. Atau bironya dapat dipercaya. Bironya tidak yang bohong atau ngapusi.


"Berarti kamu siap, ya Iz?"

"Insya Allah."

"Alhamdulillah. Semoga bisa secepatnya ke tanah suci."

00000


Obrolan receh yang memotivasi agar bisa secepatnya menjalankan umrah dan haji. Bismillah.

Jumat, 08 September 2023

Olahan Tahu dan Bakso




Yuk, masak gampang, praktis, dan biaya murah.


Bahan

1 siung bawang putih

1 buah bawang merah

2 buah cabai rawit merah

Garam

Penyedap rasa

Merica

Air

Minyak sayur

1 buah tahu putih

5 butir bakso

Wortel

Daun bawang 

Seledri

Sawi putih


Prosedur:

1. Panaskan air 100 ml (boleh lebih), tambah minyak sayur, bamer, baput, cabai, bakso dan tahu. Masak sampai mendidih lalu kecilkan apinya.

2. Tambahkan sayuran. Tutup pancinya.

3. Kalau sayuran sudah layu, tambahkan garam, merica, dan penyedap rasa.

4. Matikan apinya.

5. Hidangkan.


Bila disantap pakai nasi, bisa untuk 2 porsi. Namun, bila tak pakai nasi, bisa disantap untuk satu orang.


Kalau saya mending buat berdua. Aku dan kamu.😂😂😂

Kamis, 17 Agustus 2023

Menikmati Subuh di Masjidil Haram Bersama Suami

 


Selama di Mekah, tidak setiap hari saya dan suami ke Masjidil Haram untuk melaksanakan salat wajib. Di samping karena jarak hotel dan Masjidil Haram jauh, juga karena saya harus menghemat energi dan menjaga kondisi tubuh. 


Bila telah tiba di Masjidil Haram, kami harus berpisah mencari shaf. Shaf laki-laki berbeda dengan shaf perempuan. Agar bila mudah kembali bersama maka WC 3 adalah titik kumpul favorit.


Namun, ketika saya dan suami punya kesempatan untuk salat di Masjidil Haram, maka waktu kami gunakan dengan sebaik-baiknya. Betul-betul kami nikmati akhir malam dan subuh untuk berlama-lama berzikir dan berdoa.


Salat tahajud, lalu zikir, salat lagi, baca ayat qur'an, salat, zikir lagi dan seterusnya. Di depan Ka'bah hati nyes tenang, tenteram, dan damai. Tak ada yang mengganggu. Apalagi bila berada di tempat di mana askar tak lagi mengusik. 


Di depan Ka'bah seakan komunikasi dengan Sang Pencipta tak ada pembatasnya, padahal di depan saya banyak orang yang sedang thawaf.


Bila salat subuh telah ditunaikan dan doa telah tuntas dipanjatkan, saya harus  meninggalkan Masjidil Haram. Saya harus menemui "kekasih" saya di WC 3 (titik kumpul). Setelah bertemu, kami harus berjalan menuju terminal untuk mendapatkan bus yang akan membawa pulang.


00000

Sabtu, 12 Agustus 2023

Bolehkah Umroh Sebelum Menunaikan Ibadah Haji?


Ada seorang kenalan bertanya  "Bolehkah saya umroh sebelum menunaikan ibadah haji?" Jawabannya adalah boleh.

Tahun 2012, 6 Januari saya dan suami mendaftar haji. Pegawai kemenag dan bank memberikan perkiraan keberangkatan kami. Lama tunggu sekitar 8 tahun. Bisa maju, bisa juga mundur. Artinya, perkiraan berangkat tahun 2020. 

Tahun 2019, saya dan suami mendapat panggilan dan tawaran untuk mengikuti bimbingan manasik haji. Sebab, saya dan suami masuk kuota pemberangkatan tahun 2020. 

Saat mengikuti bimbingan di salah satu KBIH, beberapa pemateri mengajak dan menyarankan pada kami para jemaah haji tahun 2020 untuk "mengajak" saudara, kerabat, teman, atau tetangga untuk mendaftar haji (bukan umroh). Bila sudah mendaftar haji, tapi umur belum sampai dan meninggal sebelum bertngkat maka jemaah tersebut telah mendapatkan pahala "haji" karena selain niat juga sudah melakukan aksi. 

Setelah mendaftar haji, sambil menunggu "berangkat", jemaah bisa berumroh. Yang penting daftar haji dulu.

Namun, sekarang daftar tunggu makin panjang dan masa tunggunya bisa lama. Dengan pertimbangan umur dan kesehatan, sekarang saran  dari KBIH adalah jemaah yang penting seumur hidup minimal satu kali ke tanah suci.

Mumpung sehat, segera berangkat. Tidak harus menunggu kalau sudah mendaftar haji, lalu umroh.

Saya sampaikan ke kenalan, "umroh dulu. Jangan sampai maunya berhaji dulu, antrean panjang, umur nggak nyampai."

Kalau sudah sampai Mekah lalu berdoa, minta pada Allah agar dimudahkan segala urusan. 


00000


Jumat, 11 Agustus 2023

Menjaga Kemabruran Haji


Suatu hari saya dan suami kedatangan dua orang kenalan. Alhamdulillah, mereka adalah orang-orang yang sederhana meskipun sudah bolak balik ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Maklum, mereka memang "petugas" dan "pendamping".

Pengalaman mereka sudah tidak diragukan lagi. Rupanya mereka akan kroscek pada kami. Apa yang kami lakukan di sana, terkait ibadah sosial. Kalau ibadah secara personal malah tidak ditanyakan.

"Pak Bud, pripun? Kebiasaannya di sini juga dilakukan/dipraktikkan di sana, apakah mengalami kendala?"

"Alhamdulillah, kemampuan memijat tetap saya praktikkan. Siapa pun yang membutuhkan, saya bantu."

"Istrinya protes atau tidak?"

"Nggak, Pak. Sebab, sejak dari rumah kami memang bersepakat untuk membantu orang sesuai dengan kemampuan kami masing-masing." Jawab saya dengan lugu.

"Nah, kemarin itu sudah menjadi isu nasional kejadian di Muzdalifah. Bagaimana dengan njenengan berdua?"

"Di Muzdalifah, saya dan istri sepakat untuk berpisah "

"Maksudnya?"

"Karena kondisi saat itu tidak memungkinkan kami ke mana-mana harus berdua. Kami sepakat, saya mendampingi lansia dan istri juga mendampingi lansia. Kami tidak mungkin akan berempat. Lebih baik berpisah dan mencari "jalan keluar" dari Muzdalifah berdua berdua. Dengan seperti ini, alhamdulillah istri dan lansia yang didampingi lebih duluan mendapatkan bus yang membawa ke Mina. Sekitar jam 11-an. Sedangkan saya dengan bapak lansia sekitar jam setengah satu baru mendapatkan bus. Tetap bersyukur karena sampai Mina masih cukup waktu."

"Syukurlah, panjenengan masih sempat memikirkan orang lain. Muzdalifah adalah ujian bagi semua orang, sifat orang kelihatan saat di Muzdalifah."

Ujian? Ya, Muzdalifah adalah tempat ujian sesungguhnya. Saat itu bekal air habis. Kalaupun masih ada tentu jumlahnya terbatas. Air kran diminum juga tak masalah. Panas matahari benar-benar terik. Tidak ada pohon dan tenda di tengah tanah lapang yang luas. Hanya ada tenda tenda kecil tempat untuk antre menunggu bus.

Di Muzdalifah banyak orang sudah tidak peduli dengan yang lain. Namun, bagi saya dan suami, Muzdalifah adalah ladang amal. Kami hanya mendampingi, ikut mengantre menunggu bus agar lansia-lansia segera bisa ke Mina. Suhu udara sekitar 45 dersel, bukanlah suhu yang sejuk dengan angin sepoi sepoi. Suasana panas, hati panas, pikiran kemrungsung, panik, dan lain-lain.

"Pak Bud, haji mabrur itu bukan sebatas di tanah suci khatam baca Qur'an berkali-kali, tiap hari tahajud dan salat di Masjidil Haram, umroh sunnah tak terhitung, dapat mencium hajar aswad, menyentuh pintu Ka'bah, Multazam, maqam Ibrahim, salat di Hijr Ismail. Mabrur itu seberapa banyak kita bermanfaat bagi orang lain, tetap istiqamah melakukan salat berjemaah atau melakukan amalan secara rutin, khususnya setelah kita kembali ke tanah air."

Benar juga, bila mabrur hanya sebatas ini dan itu, kasihan orang lanjut usia, dissabilitas, dan orang yang mendampingi lansia yang terbatas bisa ke Masjidil Haram.

Menjaga kemabruran, ya di tanah air inilah apa yang bisa kita perbuat.

00000

Buka Rekening Tabungan Haji


Seorang kenalan menceritakan keinginannya untuk naik haji. Saya antusias mendukungnya. Saya sarankan untuk segera menabung di bank khusus tabungan haji.

"Tapi suamiku nggak mau nabung. Katanya kalau uangnya sudah cukup, dia akan mendaftar haji langsung."

"Ya, nggak apa."

"Kemarin aku ke bank syariah dan membuka rekening tabungan haji. La kok ditanya suaminya mana?"

"Kamu kan perempuan, bersuami pula. Kalau perempuan naik haji kan dengan muhrimnya. Maksudnya suami ditanyakan itu kelak mau berangkat berdua atau tidak."

"O, gitu ya."

"Yang penting ada niat, lillahi ta'ala, action. Actionnya ya segera nabung atau ngumpulin uangnya."

"Nambah saldonya tiap bulan nggak perlu banyak, kan?"

"Kalau uangnya belum cukup banyak, saranku nggak usah dibawa ke bank dulu. Sebab, ngantre kita lama, cuma mau nabung sedikit. Sayang waktunya. Mending dikumpulkan di rumah dulu, lalu dibawa ke bank."

"Makasih atas sarannya, ya."

"Sama-sama."

Tiap orang akan diuji. Ujiannya macam-macam. Ada yang pasangan suami istri yang sefrekuensi. Ada yang istrinya lebih sholeh dari suaminya atau sebaliknya. Tak apa, yang penting aqidah tetap terjaga.

Ada yang pasangan suami istri sudah klik untuk menunaikan ibadah haji. Ada yang istrinya sudah siap, sedangkan suaminya belum. Atau sebaliknya. Yang penting sabar dan berdoa, semoga Allah memudahkan kita untuk menunaikan ibadah haji dan umroh.

Jangan lupa, nabung untuk berhaji dan umroh ya.

00000

Kamis, 10 Agustus 2023

Bila Sudah Berniat Segera Buka Rekening Tabungan Haji

 


Rukun Islam kelima adalah haji. Naik haji bagi yang mampu. Mampu di sini artinya mampu secara finansial, kesehatan, dan perjalanan aman. Siapa pun bisa menunaikan ibadah haji asal Allah memanggilnya untuk berangkat ke tanah suci. 

Ada orang yang hidupnya sederhana, cukup, bahkan tergolong pas-pasan, namun bila Allah telah berkehendak, bisa saja orang tersebut segera menunaikan ibadah haji. Entah karena mendapat hadiah atau sebab lain.

Bagi teman-teman yang ingin segera ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, bisa segera membuka rekening tabungan haji. Silakan datang ke bank syariah (jangan konvensional). Setoran awal tidak memberatkan kok, tergantung aturan bank yang berlaku saat ini.

Tambahlah saldo secara rutin. Semampunya saja. Kalau bisa menabung dalam jumlah besar, silakan. Namun, bila jumlahnya sedikit, sebaiknya uang dikumpulkan dulu di rumah. Tujuannya agar waktu antre kita lebih bermakna bila kita menyetorkan uang tabungan dalam jumlah banyak.

Yang penting niat beribadah haji ini segera direalisasikan dengan menabung. Insya Allah nanti dimudahkan dan rezeki dicukupkan untuk membayar setoran awal ONH sebesar 25 juta rupiah. 

Jangan bilang masih banyak utang, kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan anak-anak masih banyak sehingga menunda menabung di bank.

Ini hanya sebagai ajakan, bukan memaksa. Dulu tahun 2012 saya dan suami juga "berani" membuka rekening tabungan haji. Alhamdulillah, akhirnya bisa berangkat ke tanah suci.

Jadi, niat saja belum cukup, harus dibarengi dengan aksi.

00000


Minggu, 06 Agustus 2023

Jemaah Haji Reguler Perlu Membawa Beras




Jemaah haji tahun 2023 mendapatkan makanan pagi, siang, dan sore/malam. Makanan terjamin enak. Namun, kadang ada sedikit error dalam memadupadankan antara nasi, sayur, dan lauk untuk sarapan pagi. Contoh salah satu menu sarapan pagi: nasi kuning lauk kering kacang dan teri.  (Misalnya, nasi kuning, kering kacang dengan secuil telur kan Indonesia banget, kayak mau ulang tahun gitu 😂😂😂). Sarapan pagi dengan menu: nasi uduk lauk oseng tempe (cenderung seperti bacem, pedas enggak manis juga enggak).

Kalau siang lauknya berlimpah, seperti ayam goreng, ayam bumbu kecap, ayam bumbu rica, patin, daging sapi, dan lain lain. Nah, kalau protein hewani berlimpah, biasanya dikumpulkan kemudian esoknya dibuat makanan lagi agar nafsu makannya bertambah. Remake. 

Tiga hari terakhir, suplai makanan agak tersendat. Maka dari pihak pemerintah mengambil solusi, selama 2 hari pagi sarapan berupa paket indomi dalam wadah sejenis popmi, dan 2 buah roti selai. Siang dan sore hari ada nasi dan lauk. Hari ketiga tidak ada logistik. Sebab itulah rombongan sepakat untuk menanak nasi yang ramah lansia.

Sayangnya, dari tanah air sudah diberi tahu bahwa makanan terjamin dan tidak bakal kekurangan. Kenyataannya di lapangan, tanggal 7, 14, 15 Dzulhijah tidak ada suplai makanan. Mau tidak mau harus beli nasi lewat katering atau jalan keluarnya memasak nasi dan lauk ramai-ramai.

Kalau pakai katering, satu porsi sarapan dengan lauk standar protein hewani jemaah haji harus mengeluarkan uang 15 riyal. Ada juga yang per porsi harganya 20 riyal.

Untuk pengiritan sana sini, langkah cerdasnya adalah memasak bareng-bareng. Dana diambilkan dari iuran rombongan. Alhamdulillah, semua bisa teratasi dan makanan benar-benar ramah lansia.

Pesan untuk teman-teman yang akan berangkat haji tahun 2024 tetap bawa beras ya, setidaknya bawa 1 kg. Bawa 1,5 kg lebih aman. Masaknya pakai mejikom. Mejikom bisa dibeli di tanah suci. 

Selain beras, apa saja yang harus dibawa? Nantikan tulisan berikutnya.

00000

Sabtu, 05 Agustus 2023

Kembali ke Baitullah



Bagi teman-teman yang sudah menunaikan haji dan umrah, saya yakin pasti mereka ingin kembali ke Baitullah. Sebab, sebelum mereka ke tanah suci saja sudah rindu Baitullah, apalagi sudah pernah berhaji dan umrah.

Bila daftar tunggu untuk menunaikan ibadah haji cukup lama, sementara ada cukup uang maka umrah bisa segera dilaksanakan tanpa harus menunda lagi. Teman-teman nanti akan "tuman" alias ketagihan untuk berlama-lama di Baitullah. 

Di Baitullah hati lebih tenteram, tenang, dan damai. Hati terpaut. Tiap mulut melantunkan doa, ada tetes air mata. 

Untuk itu, segeralah ke Baitullah bila secara finansial teman-teman mampu. Setelah mendaftar umrah, juga ikut bimbingan manasik umrah. Semoga semuanya lancar.

Rabu, 21 Juni 2023

Makanan yang Perlu Dibawa Saat Naik Haji Reguler



Alhamdulillah, tahun 2023 ini jemaah haji Indonesia mendapatkan makan tiga kali dalam sehari. Menunya juga enak-enak, tapi sayangnya padu padannya kurang greget. Misal pagi hari nasi kuning lauknya kering kacang dan teri. Siangnya sudah cocok, malqm hari menunya sedikit aneh. Hari berikutnya, pagi hari menu sarapan nasi uduk lauknya oseng tempe bumbu kecap. 

Meskipun sudah ada daftar menu untuk seminggu, tetap saja kalau buka kotak aluminium foil rada kaget juga. Maka salah satu cara agar makannya tetap lahap adalah makanan/lauk kering yang dibawa dari tanah air dieksekusi. Biasanya sambal pecel tak pernah ketinggalan. Ada juga abon, kering tempe, serundeng, sambal terasi/tomat, kecap dan mi instan atau mi gelas. 

Bagi Anda yang akan naik haji pada tahun yang akan datang, mangga bisa dibaca. Siapa tahu bermanfaat.

Lauk kering:
Kering tempe mix kacang atau teri, abon ayam/sapi, serundeng ori/pedas, sambal pecel, tempe keripik, rempeyek, dan makanan kering kesukaan ya.

Makanan/camilan:
Biskuit, enting-enting, keripik jagung  onde-onde mini, slondok.

Minuman instan:
Jahe, susu jahe, energen, kopi, teh, gula pasir, gula jawa, dan lain-lain. 

Permen:
Kopiko, relaksa, kiss, permen jahe, atau permen kesukaan. 

Makanan/camilan dan permen selain dikonsumsi sendiri juga bisa disedekahkan saat berada di Masjidil Haram atau masjid terdekat.

Saya selalu bawa tas ransel kecil berisi bikuit dan permen. Makanan tersebut saya bagikan pada orang yang saya temui.

Suatu hari saya berjemaah di masjid dekat hotel. Ketika pulang, saya berbagi permen pada perempuan berkulit hitam. Tiba-tiba ada laki-laki berkulit bersih menunjuk permen yang saya beriksn pada perempuan tadi. Buru-buru saya ulurkan 2 buah permen. Laki-laki itu memberi kode kurang. Maka saya berikan 2 buah lagi. Dia tersenyum memberi isyarat terima kasih.

Dari pengalaman itu, saya sarankan untuk membawa camilan atau permen dalam jumlah banyak untuk berbagi. Berbagi tidak membuat kita miskin. Berbagi membuat kita lebih kaya. 

00000

Selasa, 20 Juni 2023

Berhaji Bawa 6 Stel Baju, Begini Cara Gonta Ganti Pakaian


Barang bawaan jemaah haji sangat dibatasi, beratnya sehingga harus pandai memadupadankan pakaian yang dikenakan. Saya hanya membawa 6 stel pakaian, dan 5 buah kerudung. Gamis putih 1 potong, 1 stel atasan dan bawahan putih, 1 potong kaos putih, 3 gamis, 1 daster, 2 kerudung hitam, 2 kerudung putih, dan 1 kerudung cokelat ukuran jumbo. 

Karena jumlah pakaian terbatas, maka harus pandai mengatur agar pakaian cepat dicuci, dikeringkan lalu dipakai lagi, alias ringgo (garing dinggo). 😂😂😂

Di hotel Namma Mawaddah disediakan mesin cuci. Mesin cuci yang tak pernah berhenti beroperasi karena jemaahnya banyak. Tempat cuci pakaian di lantai Restorasi paling ujung.

Saya mengakali, agar nggak lama antrenya. Cuci dan bilas pakaian di kamar mandi lalu mengeringkan pakaian di tempat pencucian. Setelah dikeringkan, pakaian yang besar dihanger lalu digantung di dalam kamar mandi. Cucian yang kecil, dijemur di dalam kamar ditempelkan pada gordin jendela disemat pakai peniti. Dengan cara demikian, maka tak perlu menunggu lama kering dan hemat barang bawaan. Hahaha.

Ini ternyata dilakukan jemaah secara turun temurun. Semoga cara ini bermanfaat bagi Anda yang kelak akan menunaikan ibadah haji. Namun, ini hanya berlaku di Mekah. Sebab hotel di Madinah, menurut info tidak ada fasilitas mesin cuci. Yo wis rapapa. 



Sabtu, 17 Juni 2023

Setiap Jemaah Haji Memiliki Ujian Sendiri-sendiri

 


Setiap jemaah haji pasti diuji. Ujiannya satu orang dengan yang lain berbeda. Ada yang diuji dengan kesehatannya, pasangannya, dengan orang tuanya, dengan temannya, dan lain-lain.

Saya diuji dengan kesehatan atau badan saya. Selama di tanah suci, tensi tinggi padahal ketika di tanah air selalu normal dan baik-baik saja. Evaluasi: mungkin beberapa terakhir sebelum berangkat saya kecapaian, kurang tidur, banyak tamu yang datang, capai membersihkan rumah, dan lain-lain.

Solusi: tidak memaksakan fisik untuk mengeluarkan tenaga lebih besar. Saya membatasi salat di Masjidil Haram. Sebab, aktivitas menuju Masjidil Haram berjalan dengan cepat. Tidak ada orang yang berjalan santai seperti melakukan rockpot. Berjalan cepat dengan tetap memperhatikan orang-orang tinggi besar di sekitar. 

Saya diuji dengan terpisah dari suami di Masjidil Haram. Solusi: tetap bergandengan tangan kecuali sedang salat.

Saya diuji dengan "ketidaknyamanan dengan seseorang". Solusi: tidak jidal. Tetap rendah hati dan tidak sombong, tidak merasa punya power, mengalah saja. Apapun bentuk gesekan, cukup mengalah dan beristigfar. 

Saya berada di kamar yang isinya 4 orang. Tiga orang selain saya adalah  Ibu S (68 tahun) dan anaknya (46 tahun) serta kakak (73 tahun). Di kamar lain ada anak laki-laki dari ibu (68 tahun) dan suami dari anak (46 tahun). Jadi, teman sekamar saya ini berlima dalam satu keluarga besar. Teman sekamar tersebut, yakni Ibu S, pinginnya ke Masjidil Haram terus. 

Suatu pagi, anak perempuan dan suaminya berangkat ke Masjidil Haram. Anak laki-laki dan ibunya juga ke Masjidil Haram, sedang kakak yang usianya 73 tahun tinggal di hotel. Saya ke Masjidil Haram, suami tidak karena piket untuk mengambil konsumsi dan ikut senam kloter 59.

Singkat cerita setelah tiba di terminal, saya turun lalu ikut menggandeng tangan kanan  Ibu S. Tangan kiri Ibu S digandeng anak laki-lakinya. Ternyata kami thawaf di lantai dasar. Alhamdulillah, kami bisa dekat dengan Hijr Ismail tapi kemudian menjauh agar saat azan subuh bisa salat di belakang. Thawaf, salat Subuh dan Shuruq telah kami tunaikan dengan lancar.

Sampai di hotel, ternyata pasangan suami istri anak dari Ibu S juga tiba. Setelah sarapan, teman saya bercerita bagaimana dia dan suami bisa berdoa di Hijr Ismail, memegang Multazam, dan berdoa sesuai hajatnya. Saya mendengarkan. Saya hanya bilang, "alhamdulillah saya, ibu S dan adik njenengan bisa dekat dengan Hijr Ismail tapi terus menjauh."

"Buk, pokoknya besok suatu saat aku ajak sampai di depan Ka'bah."

Saya merasa menyesal lalu beristigfar, karena  membocorkan telah sampat di putaran dekat dengan Ka'bah. Seharusnya saya diam. Namun, Ibu S bilang, "terima kasih ya, Bu. Sudah menggandeng saya selama thawaf, menemani ketika salat Subuh."

"Sama-sama."

Teman saya bertanya, "tadi tongkatnya nggak dibawa?"

Saya balik bertanya, "ketika  thawaf di lantai dasar, njenengan lihat orang thawaf pakai tongkat atau tidak?"

"Lihat seorang bapak-bapak memakai thawaf."

"Hanya seorang atau banyak orang?"

"Seorang."

"Saya tadi lihat seorang perempuan memakai kruk. Kruk mengenai kaki saya, juga seorang. Menurut njenengan, kalau Ibu S pakai tongkat kira-kira repot atau tidak dengan kondisi penuh berdesakan?"

"Kayaknya tidak bisa."

Saya tak perlu berdebat. Begitulah, nggak mungkin kita bawa tongkat. Toh tanpa tongkat, Ibu S juga bisa menyelesaikan thawaf. 

Setelah selesai membicarakan pengalaman thawaf tadi, saya menyingkir. Beristigfar. Tak terasa air mata saya menetes. Siapa saya? Apa hubungan saya dengan Ibu S? Tentang tongkat, bukan kewajiban saya untuk membawakannya. Saya beristigfar dan, "Ya Allah, mudahkan urusan saya."



Pagi tadi, saya ke Masjidil Haram bersama suami. Ibu S dan anak laki-lakinya juga ke Masjidil Haram. Saya dan suami bergandengan menuju lantai 4, beratapkan langit. Saya dan suami tidak melakukan thawaf. Menunggu Subuh dengan salat tahajud, berdoa, dan berzikir. Selesai salat Subuh kami langsung pulang, tidak menunggu Shuruq.

Singkat cerita kami tiba di hotel. Ibu S juga sudah berada di hotel. Saya bertanya pada ibu S, "Ibu tadi juga thawaf di lantai 1?"

"Tidak. Penuh banget. Sampai masjid langsung cari tempat salat seperti kita kemarin, Bu."

"O, njih."

Sudahlah, simpulkan sendiri. 

Jadi, ujian pasti akan datang pada kita dan bentuknya macam-macam. Kuncinya istigfar.

00000


Jumat, 16 Juni 2023

Sandal Yang Berputar

 


Dari tanah air, saya dan suami membawa cukup alas kaki. Jadi, kalau ada yang ngecek koper kami pasti akan memberi komentar  "arep dodolan sandal pa?" Tiap orang punya pemikiran berbeda. Dan, saya juga termasuk orang aneh dan nyleneh.

Pada hari pertama berada di Masjidil Haram, seperti yang saya bagikan sebelumnya saya diberi sandal oleh petugas PPIH. Sorenya ketika di hotel suami bilang pada saya, "Mi, sandalku kuberikan pada jemaah haji di lantai bawah. Aku minta sandal lainnya."

Saya heran campur gemas. Hahaha. Di koper suami juga banyak sandal lo. Kok ya kudu njaluk punya saya.

Saya ambilkan sandal yang ada. "Wis rapapa. Artinya sandal dari petugas haji tadi bisa diberikan ke orang lain."

Kemarin sore, pas makan bareng tiba-tiba sandal suami tidak ada dan yang tersisa adalah sandal milik seseorang dengan inisial S. Karena berada di hotel yang penduduknya juga tetangga sendiri di Karanganyar dan sekitarnya maka saya wara-wara di grup rombongan tentang sandal. Hanya sekadar sandal. Di tanah suci sangat berarti lo teman-teman. Kalau di tanah air, apalagi di desa; nyeker itu hal yang biasa. Namun, jangan sekali-sekali nyeker di siang hari di jalan di tanah suci. Bisa-bisa masuk rumah sakit, apalagi yang mengidap diabetes.

Alhamdulillah, di mushala sandal suami ketemu. Akhirnya sandal dengan inisial S dibawa suami ke mushala. Semoga bertemu dengan pemiliknya. Amin.

Begitulah, siapa mempermudah urusan orang, maka Allah akan memudahkan urusannya. 

Sudah 2 hari, di tas punggung saya isi sandal jepit. Siapa tahu nanti ada yang memanfaatkan. Berbagi itu indah.

00000

Hari Pertama di Masjidil Haram Terpisah dari Suami



Skenario Allah membuat saya semakin bersyukur. Sebab, hari pertama saya menginjakkan Masjidil Haram, saya terpisah dari suami. Namun saya yakin, Allah akan memberi pertolongan dan mempertemukan saya dengan suami.

Ceritanya begini, teman-teman. Saya tidak melakukan umrah bersama teman-teman sebab saya ragu-ragu dengan keluarnya sedikit lendir keruh (bukan fleks). Saya memutuskan untuk bersih dan mandi besar terlebih dahulu. Yang penting saya harus menjaga niat berihram dan menjauhi larangannya.

Tanggal 13 Juni jam 3 Waktu Arab Saudi, saya diantar suami naik ke lantai atas untuk melakukan thawaf. Suami tidak bisa mengantarkan/mendampingi di lantai 1. Sebab suami tidak memakai kain ihram. 

Saya melakukan thawaf sendiri, sedangkan suami menunggu salat Subuh dan Shuruq. Setelah putaran ketujuh, saya tak lagi menemukan suami. Saya melanjutkan perjalanan, melakukan sai sendiri. Setelah bertanya pada jemaah haji Indonesia, saya melaksanakan Sa'i dari bukit Shafa ke Marwa dan sebaliknya sebanyak 7 perjalanan. 

Selesai sa'i, saya membuka hp. Suami mengirim foto. Captionnya: saya di sini. (Tidak ada keterangan itu shafa atau marwa). Di shafa dan marwa semua ada askar. Jadi, ini shafa atau marwa? Sebab, foto yang diambil tentu akan sama gambar dan posisi askar. Saya menelepon suami. Dia bilang dari Marwa ambil jalan ke kanan ke pintu keluar. Saya menurut. Keluar dan terus berjalan tanpa menggunakan sandal. Saya terus beristigfar dan membaca shalawat. Ya Allah, mudahkan urusan saya.

Saya tetap tidak menemukan suami. Kembali suami mengirim foto. Dia akan mengibarksn jaketnya. Saya bilang, saya tidak paham. Saya minta suami untuk kembali ke Marwa. Sambil menunggu, seorang petugas PPIH mendekati saya.

"Saya dari Kabupaten Karanganyar. Tadi umrah sendiri. Saya terpisah dari suami. Insya Allah nanti bertemu di Marwa."
"Sandal ibu?"
"Dibawa suami. Saya tidak membawa tas."
Petugas PPIH memberi sepasang sandal swallow hijau.
"Terima kasih."
"Ibu sudah sarapan?"
"Belum."
Saya diberi roti berisi cokelat.
"Ibu di sini saja jangan berpindah tempat."

Akhirnya petugas yang ramah tersebut meninggalkan saya. Tak lama kemudian, suami memberi kode. Saya menuju pintu keluar bukit Marwa. Saya lihat suami berbincang dengan seseorang. Setelah orang tersebut pergi, saya memeluk suami. Alhamdulillah. 

Tidak ada debat. Kami saling mengevaluasi perjalanan dan drama di hari pertama saya menginjakkan kaki di Masjidil Haram. Kata suami, "Aku nggak panik. Aku yakin pasti akan ada pertolongan." Istigfar dan istigfar.

Ada rasa bahagia setelah menyelesaikan thawaf dan sa'i. Potong rambut bisa saya lakukan di hotel.

Saya maklum. Suami tipe orang yang suka membantu orang lain. Suami tipe percaya bahwa istrinya bisa mengatasi masalah. Jadi, dia merasa tidak harus mendampingi dan memastikan saya thawaf dan sa'i, sehingga saya dibiarkan mandiri. 

Saya juga tidak menyalahkannya. Karena sejak awal sudah tahu dan percaya bahwasanya suami adalah orang pilihan yang mendampingi saya dan keluarga sampai di surga. Bersama sesurga.

Saya jadi tahu. Thawaf di lantai 2 jaraknya lebih jauh dan memakan waktu yang banyak. Kuncinya adalah terus lantunkan doa dan zikir. Toh, 7 putaran akhirnya bisa diselesaikan. 

00000

Episode selanjutnya adalah tentang sepasang sandal jepit. Sandal jepit yang berputar.

Kamis, 15 Juni 2023

Sensasi Melaksanakan Umrah Sendiri



Tanggal 12 Juni 2023 sekitar pukul 3 waktu Arab Saudi, jemaah haji kloter 59 telah sampai di Bandara King Abdul Aziz. Syukur alhamdulillah, saya dan suami menangis ketika pesawat mulai berjalan di atas landasan. Terima kasih suamiku, kau telah memenuhi janjimu untuk menunaikan ibadah haji bersamaku. 

Ada sedikit kesulitan ketika cek visa secara online. Sebab, seperti pada perekaman biometrik pembuatan bio visa saudi, sidik jari sulit terdeteksi. Tetap tenang, Im! Suami yang sudah lolos menunggu di depan. 

Selanjutnya kami bebersih dan wudu untuk berniat umrah. Labaika umrata.

Dari bandara menuju hotel naik bus 48. Kami salat subuh sendiri-sendiri di dalam bus. Lalu menikmati sarapan pagi. Transit di suatu tempat. Beberapa orang penduduk setempat naik bus untuk membagikan paket sedekah/hadiah.

Beberapa saat setelah tiba di hotel, jemaah kloter 59 bersiap ke Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah. Saya tidak ikut karena keluar lendir/fleks yang meragukan. Sabar, menunggu bersih.

Alhamdulillah  dari magrib, isya', dan sebelum subuh bersih. Saya ikut suami yang akan salat tahajud dan subuh di Masjidil Haram. 

Oleh karena suami tidak memakai pakaian ihram, maka hanya bisa salat/thawaf dilantai 2 dan 3. Bagi laki-laki yang akan thawal di lantai 1 harus memakai kain ihram. Jadi, saya dibawa suami ke lantai 2. Saya thawaf sendiri. Sedangkan suami menunggu subuh sambil berdoa. Setiap berputar, saya sempatkan melirik tempat suami duduk. Lega rasanya melihat keberadaan suami. Pada putaran ketujuh mendekati lampu hijau, saya tak memperhatikan keberadaan suami. Akhirnya thawaf 7 putaran selesai. 

Saya salat 2 rakaat, lalu menepi. Minum air zam-zam. 

"Yah, posisiku di dekat lampu hijau dekat pintu besar. Ke mana aku harus berjalan menuju tempat sai?"

"Keluar pintu lalu ke kanan."

Setelah bertanya pada jemaah haji kota lain, saya mulai sai pelan-pelan. Sepi. Doa saya panjatkan. Saya nikmati prosesi umrah ini dengan hati tenang. Setelah melangkah 7 putaran untuk thawaf dengan jarak yang lumayan lebih jauh, saya menggunakan sisa energi dengan baik untuk 7 perjalanan Shafa-Marwa dan sebaliknya. 



Alhamdulillah, saya bisa menyelesaikan umrah (belum tahalul) sendiri secara mandiri. Ternyata mengikuti bimbingan manasik haji memang perlu  Tidak ada yang menemani, bahkan saya terpisah dari suami. Karena miskomunikasi, cukup lama saya mencari suami. 

Bukannya saya bingung tapi karena saya belum tahu medannya saja. Beruntung saya tidak berjalan jauh dari Marwa. Saya bertemu Petugas PPIH Indonesia. Beliau memberi saya sandal jepit dan roti untuk sarapan. Akhirnya saya bertemu suami setelah terjadi drama yang cukup panjang. Hanya satu kuncinya, yaitu sabar dan banyak istigfar. 

Umrah wajib yang sangat mengesankan.

Drama panjang dilanjutkan pada tulisan berikutnya.

00000

Senin, 12 Juni 2023

Berpacu Dengan Waktu di Asrama Haji Donohudan



Hari Sabtu, 10 Juni 2023 pagi saya dan suami ke makam bapak dan ibu mertua untuk mendoakannya. Di atas makam cukup kami taruh bunga kertas dan daun tanaman hias. Saya dan suami memang melakukan sesuatu yang tak lazim bagi kebanyakan orang.

Oleh karena saudara-saudara saya datang sehari sebelumnya, saya menyiapkan menu favorit keluarga yaitu tongseng kambing. Setelah sarapan, saya rebahan. Sebab beberapa hari kurang tidur.



Alhamdulillah, saya dan suami diantar anak-anak dan saudara-saudara di Masjid Madaniyah. Seperti pada umumnya, isak tangis para calon jemaah haji dan kerabat mewarnai pelepasan kami. Kami menuju Asrama Haji Donohudan. 



Karena datang sampai asrama "kemruputen" dan petugas belum ada, jadi bus mencari tempat parkir untuk menunggu jam 16.00 WIB. Jadi, nunggu 1 jam ya.

Setelah petugas siap, mulailah para jemaah kloter 59 yang terdiri dari jemaah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri antre untuk cek kesehatan dikelompokkan dalam 8 rombongan.



Saat cek kesehatan, saya harus tes urine untuk tahu hamil atau tidak. Sebab saya masih subur tapi sudah 3 bulan tidak haid. Hasilnya, tara..... negatif. Syukur alhamdulillah.

Semua jemaah haji mendapatkan sepaket dalam tas berisi botol air minum, oralit  masker, multivitamin, handsanitizer, dan lain-lain. Tentu saja tambahan barang ini menambah muatan koper hahaha. Alhamdulillah, tidak kurang-kurang sangu mulai dari kemenag, kabupaten, RS PKU, Asrama Haji. Masihkah nggak bersyukur?

Di asrama haji berpacu dengan waktu. Sebelum magrib makan malam dengan menu lebih dari cukup. Selain itu ada kudapan yang bisa dibawa ke kamar untuk ngemil. 

Karena musafir, jadi kami tidak mandi sore/malam. Biarpun berkeringat, anggap saja latihan di Armina. Anehnya tidur bareng 10 orang, semua biasa saja. Yang ada yang merasa bau. 

Maunya setelah Isya bisa bobok manis, ternyata baru saja mata terpejam ada panggilan berkumpul di ruang makan untuk menerima gelang haji dan pernyataan tarwiyah. Saya ditinggal teman-teman sekamar. Kata mereka, saya pulas banget tidurnya. Jadi, mereka tidak membangunkan saya. Mesakke. Hahaha. 

Dengan kriyip-kriyip saya menuju ruang makan. Suami sudah menunggu.

Ketika memasangkan gelang, kami digoda-teman-teman. Cie cie. "Dibelikan gelang termahal". Saya dan suami terkekeh.

Selesai mengenakan gelang, saya kembali ke kamar. Semua rebahan. Jam sebelas malam lebih, ada panggilan melalui pengeras suara. Kali ini kami harus datang membawa tas paspor. Selain menerima paspor, kami juga mendapat living cost sebesar 3.030.000 rupiah. Alhamdulillah. Uang tersebut untuk membayar dam dan keperluan lainnya untuk rombongan.

Jam 12.00 malam saya benar-benar tidur dan bisa bangun untuk salat tahajud. 

Pagi hari mandi besar untuk berihram. Setelah makan siang, kami salat berjemaah zuhur dan asar dijamak qashar. Kami meninggalkan kamar. Waktu cepat berlalu. Kami menuju ruang muzdalifah untuk cek in dan bordingpass. Jadi, di asrama haji datang petugas dari bandara.

Setelah selesai urusan dengan dokumen perjalanan penerbangan, kami menuju bandara. Alhamdulillah, saya bersyukur akhirnya terbang menuju baitullah. 

"Suamiku, terima kasih. Kau telah mewujudkan cita-cita naik haji bersamaku seperti yang kau ucapkan awal bertemu di Dusun Kandangan, Margodadi, Sayegan, Sleman."



Sabtu, 10 Juni 2023

Akhirnya Berangkat


Akhirnya, selesai sudah packingnya. Pakaian ihram, gamis, mukena dan perlengkapan haji yang tersimpan tiga tahun di box tertata rapi dalam dua buah koper dan tas paspor. 

Tanggal 9 Juni 2023 koper besar sudah dikirim ke Masjid Madaniyah. Koper kecil dan tas paspor pagi tadi telah saya bawa menuju asrama haji Donohudan, Boyolali. Alhamdulillah.

Minggu, 21 Mei 2023

Bolehkah Laki-laki Memakai Celana Dalam Tak Berjahit Saat Berihram?

 


Pakaian ihram bagi laki-laki adalah 2 lembar kain tidak berjahit. Satu lembar dikenakan untuk menutup aurat, yakni lutut hingga pusar. Satu lembar lainnya untuk menutup badan bagian atas. Yang perlu diperhatikan adalah dua kain tersebut tidak berjahit. Jadi, bagian bawah dikenakan sebagai sarung tapi tidak berjahit. Demikian pula bagian atas.

Sekarang banyak iklan atau promo khusus untuk laki-laki. Supaya tetap aman menggunakan kain ihram bagian bawah, sehingga tetap nyaman tanpa khawatir kemaluan kelihatan saat tidak sengaja gerakannya berlebihan, kini ada celana dalam tidak berjahit.

Pertanyaan: bolehkah laki-laki memakai celana dalam tidak berjahit saat ihram?

Jawabannya adalah tidak boleh. Sebab, nabi tidak mencontohkan demikian. Nabi memberi contoh pakaian ihram laki-laki adalah 2 kain tak berjahit 

Mungkin ada yang ngeyel, zaman nabi kan belum modern? Tetap tidak boleh. Meskipun belum modern, bisa saja nabi mencontohkan pakai kain yang diikat. Tapi tidak demikian. Artinya, 2 kain tak berjahit sudah cukup.

Kalau mau aman, pakai ikat pinggang yang erat. Cara menggunakan kain ihram seperti memakai sarung ala Ustadz Wijayanto bisa dilihat di youtube.

00000

Saat Thawaf Umrah, Bolehkah Berwudu Pakai Spray Ketika Batal?

 


Pembahasan fiqih untuk perempuan saat pelaksanaan umrah dan haji sangat menarik. Dalam diskusi di beberapa tempat selalu ada pertanyaan tentang wudu saat berihram.

Kemarin ada yang bertanya bolehkah berwudu pakai spray saat thawaf (umrah) batal karena buang angin?

Jawab: Umrah bisa dilakukan di banyak kesempatan. Dengan demikian saat thawaf juga  waktunya panjang. Islam itu mempermudah kaumnya, tapi sebagai manusia jangan nggampangke (menyepelekan). Ada kemudahan dan keringanan yang bisa dikerjakan terutama kondisi darurat. 

Kondisi darurat di antaranya saat thawaf ifadhah. Thawaf ifadhah waktunya sangat terbatas dan dilakukan bersamaan. Sebab itulah, ketika seseorang batal karena buang angin dan tidak memungkinkan untuk keluar dari jemaah yang sedang thawaf, maka thawaf tetap bisa diteruskan. 

Bagi perempuan yang belum melaksanakan thawaf ifadhah karena datang bulan hingga waktu mukim habis dan harus meninggalkan Mekah maka ada keringanan untuk thawaf. Caranya dengan mandi besar lalu memakai pakaian yang menutupi aurat, tidak boleh memakai cadar dan kaos tangan. Pada celana dalam dilapisi pembalut.

Bila tidak dalam kondisi darurat, maka ketika batal harus berwudu secara sempurna. Tempat wudu banyak. Jangan berwudu memakai botol spray. Jadi, ke tempat wudu lalu berwudu dengan tetap menjaga agar aurat tidak dilihat orang lain. Caranya bisa dibaca di sini: http://www.noerimakaltsum.com/2023/05/bagaimana-perempuan-berwudu-saat.html 

Selain tidak boleh memakai botol spray, juga tidak boleh tayamum saat batal. 

Semoga bermanfaat.

Sabtu, 20 Mei 2023

Bagaimana Perempuan Berwudu Saat Berihram?

 


Ketika melaksanakan ibadah umrah dan haji, setiap orang wajib berihram. Pakaian ihram laki-laki adalah 2 lembar kain tak berjahit warna putih. Satu lembar dipakai di badan bagian bawah menutup aurat dari pusar sampai di bawah lutut. Satu lembar lainnya dipakai untuk menutup badan bagian atas tapi kepala tidak boleh ditutup.

Pakaian ihram perempuan adalah pakaian yang menutupi aurat, yang terlihat hanyalah telapak (termasuk punggung tangan) dan wajah.

Selama berihram, perempuan harus menjaga pakaiannya jangan sampai aurat terlihat. Bagaimana cara perempuan berwudu saat berihram? Cara berwudu adalah berwudu dii tempat tertutup, berwudu seperti biasa. Namun, bila berwudu di tempat yang bisa terlihat oleh umum maka yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

Perempuan bajunya lengan panjang. Untuk amannya memakai deker atau handsock tipis. Jadi, saat membasuh lengan atau tangan, lengan baju bisa ditarik lalu membasahi deker (mudah kering). Jadi, tetap memakai deker meskipun perempuan menggunakan pakaian lengan panjang. 

Bagian kaki bisa menggunakan kaos kaki tipis dan bisa menutup sampai di atasnya mata kaki. Kemudian memakai kaos kaki panjang. Saat berwudu, kaos kaki dilepas sedemikian rupa sehingga bisa membasuh kaki tanpa terlihat kakinya.

Setelah berwudu maka disarankan untuk menyingkir dari umum lalu melepas handsock maupun kaos kaki yang tipis. Perempuan berihram tetap aman auratnya. 

Sebab itulah bagi perempuan berihram harus membawa banyak kaos kaki, deker, dan hansock agar tidak kena dam gara-gara auratnya terlihat 

00000

Jumat, 19 Mei 2023

Bimbingan Manasik Praktik Haji




Menerima penjelasan


Praktik Sa'i



Praktik Thawaf



Masuk Imigrasi



Praktik Wukuf

Semua gambar adalah dokumen pribadi

Jumat, 05 Mei 2023

Lakukan Tilawah Qur'an Secara Rutin Tiap Hari

 


Kalau tak bisa one day one juz, setidaknya khatam qur'an minimal sekali seumur hidup. Dengan kata lain pernah khatam quran. Atau baca sehari membaca satu rukuk. Kalau masih tak bisa karena terlalu sibuk bekerja, maka bacalah satu ayat tiap setelah salat wajib tiap hari. Bila merasa tak ada waktu, taruh qur'an di tiap tempat. Masa sih sudah meletakkan alqur'an yang mudah dijangkau kamu tetap tak membacanya?

Luangkan waktu untuk tilawah qur'an. Yuk, mulai dari sekarang. Kalau tidak memulai dari sekarang, kapan lagi?

00000

Lakukan Puasa Sunah Secara Rutin

 


Ramadan telah berlalu. Selama sebulan penuh umat Islam menjalankan kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan. Beberapa hari terakhir Ramadan udara sangat panas. Namun, umat Islam utamanya anak-anak tetap semangat menjalankan ibadah puasa. Mengapa demikian? Sebab, di rumah dan di luar rumah sudah terkondisi baik untuk menjalankan ibadah puasa. Selama sebulan artinya berpuasa menjadi kebiasaan dari hari ke hari. 


Yang menjadi pertanyaan sekarang mampukah kebiasaan berpuasa setiap hari ini kita lakukan di luar bulan Ramadan? Tentu saja bukan puasa wajib, melainkan puasa sunah. Selain itu berpuasa tidak sebulan penuh. Cukup puasa sunah Syawal (6 hari), puasa Senin-Kamis, puasa pertengan bulan tahun Hijriah, dan puasa Arafah.


Bila kita berada pada lingkungan yang mendukung, berpuasa sunah bisa dikerjakan dengan ringan. Sebaliknya, bila lingkungan kita banyak godaan tentu butuh perjuangan keras untuk menyelesaikan puasa dalam sehari sampai enam hari dalam puasa sunah Syawal.


00000


Yuk, mulai puasa sunah dengan puasa Syawal selama 6 hari (boleh tidak berturut-turut). Kalau tidak bisa menyelesaikan 6 hari, setidaknya bisa berpuasa sunah Syawal minimal 1 hari. Masa sih nggak mau dapat pahala dengan berpuasa satu hari saja.


Bagi perempuan yang punya hutang puasa, sebaiknya segera dibayar saat bulan Syawal. Menurut kajian yang disampaikan salah seorang ulama: sebaiknya melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal. Kalau punya hutang maka bayarlah (mengganti)  puasa yang ditinggalkan pada bulan Syawal. Sebab, pahalanya 2. Kita sudah memenuhi kewajiban mengganti puasa selama hari yang ditinggalkan dan mendapat pahala berpuasa di bulan Syawal. Dengan catatan niatnya hanya satu, yakni mengganti puasa yang ditinggalkan. Tidak boleh berniat mengganti puasa dan puasa sunah.


Puasa Senin Kamis setidak-tidaknya pernah melakukan sekali dalam seumur hidup. Demikian  pula puasa Assyura, puasa Arafah dan pertengan bulan. Sebab itulah kita wajib mencari lingkungan yang bisa mendukung usaha kita untuk merutinkan puasa sunah.


Semoga Allah memudahkan kita untuk konsisten menjalankan puasa sunah. 


00000

Melakukan Salat Sunah Secara Rutin

 


Hari Kamis kemarin, saya kedatangan tamu yaitu teman saat mengajar di SMK Tunas Muda. Sekarang kami sama-sama menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga secara penuh. Kami tidak mengajar di sekolah, tapi masih menjadi guru bagi anak kami. Hehe.


Ngobrol dengan teman saya ini cukup santai dan bisa menerima masukan atau nasihat. Karena omongannya nyambung, kami betah ngobrol meski garingan alias tidak saya jamu dengan makanan dan minuman. Sebab saya dan teman sama-sama puasa. 


Kalau sebelumnya saya berbagi tentang sedekah, kali ini yang akan saya bagikan adalah salat sunah. Masih dalam konteks yang sama, yakni menjaga konsistensi amal yang dilakukan. Bagaimana menjalankan salat sunah secara rutin setiap hari tanpa rasa malas. 


Salat adalah kewajiban muslim yang kelak akan dipertanyakan nomor satu di akhirat. Salat itu kewajiban yang paling ringan di antara yang lain (kalau syahadat ini kan jelas pembeda orang Islam dengan non Islam). Salat tidak butuh biaya dan secara fisik dalam kondisi apa pun bisa. Orang sehat menjalankan salat dengan berdiri. Bila sedang sakit, salat bisa dilakukan dengan duduk atau berbaring. Kalau suara tidak bisa keluar karena sakit, bisa dengan menggerakkan bibir. Kalau bibirnya juga sakit bila digerakkan  maka bisa dibaca dalam hati. Islam itu mudah dan tidak mempersulit umatnya.


Salat wajib 17 raka'at dikerjakan dalam 5 waktu. Selain salat wajib, ada juga salat sunah rawatib dan salat sunah lainnya. Saya dan teman ngobrol tentang salat sunah.


"Salat itu tidak berat kok. Hanya 5 syarat kalau salatnya mau sah. Pertama melafazkan takbiratul ihram (niatnya cukup dalam hati). Mau mengangkat kedua tangan atau tidak, tinggal kebiasaannya bagaimana. Kedua membaca surat Alfatihah (nggak baca surat pendek juga nggak apa). Ketiga membaca tahiyat. Keempat membaca shalawat nabi dan kelima membaca salam."


Salat sunah rawatib bila terlalu berat hati untuk mengerjakan, minimal mengerjakan salat sunah fajar atau qabliyah subuh dan ba'diyah Isya. Dalam sehari itu sebelum tidur melakukan salat witir minimal 1 rakaat. Tiga salat sunah dilakukan tiap hari, rasanya hati menjadi tenang. Namun, ternyata berat juga mengerjakan salat sunah yang disebutkan di atas. 


Kalau masih berat, setelah baca Alfatihah tak usah membaca surat pendek. Kalau nggak mengerjakan salat sunah tiga tersebut, sayang banget lo. Sebab, fadilahnya besar. Silakan cari tahu tentang hikmah dan manfaat mengerjakan salat sunah. Kalau sudah tahu dan masih tak mau mengerjakan, nanti menyesal lo.


Untuk melakukan hal yang baru menjadi kebiasaan maka perlu memaksa diri dahulu. Awalnya terpaksa, lama kelamaan menjadi candu. Awalnya berat, nanti menjadi ringan bila rutin dilakukan setiap hari. Bagi yang belum menjalankan salat sunah, yuk mulai sekarang. Selamat mencoba! 


00000

Kamis, 04 Mei 2023

Bersedekah Rutin Setiap Hari


Suatu kebiasaan yang dilakukan rutin setiap hari akan terasa ringan dan tidak memberatkan bila sesuai kemampuan. Misalnya dalam bersedekah. Bersedekah dalam bentuk materi bisa dikeluarkan sedikit demi sedikit rutin setiap hari. Bersedekah setiap pagi hari  bila terkumpul dalam sebulan sampai satu tahun tentu jumlahnya banyak.

Bagi yang merasa belum kaya, belum mampu sehingga tidak mau bersedekah, cobalah sisihkan uang belanja 500-1000 rupiah tiap hari. Lakukan secara rutin. Dalam satu tahun tidak akan terasa kalau sebenarnya bisa bersedekah dalam jumlah banyak.

Prinsipnya sisihkan uang belanja harian (sedikit saja) dalam batas keikhlasan kita. Kumpulkan lalu bagikan pada yang berhak.  Saya yakin Anda pasti bisa melakukannya. Selamat mencoba!


00000

Selasa, 02 Mei 2023

BUKU PSIKOLOGI KEBAHAGIAAN


Buku baru diterbitkan oleh Penerbit Indiva Media Kreasi. Karya Guru Besar Fakultas Psikologi, Taufik Kasturi dan mahasiswa Magister Psikologi UMS, Yeni Mulati. Buku ini benar-benar baru sebab cetakan pertama Maret 2023. 

Buku ini cocok buat mahasiswa yang sedang belajar dan untuk umum. Yuk, miliki buku ini.

00000

Sabtu, 15 April 2023

KETIKA PARA BOCIL BUKBER


Sudah dua hari Faiz mengutarakan keinginannya mengajak teman-temannya berbuka puasa bersama di resto atau rumah makan. Faiz bermaksud mentraktir teman-teman dekatnya. Hanya berenam saja mereka berkumpul.


Akhirnya saya ikut dilibatkan menentukan tempat. Kami sepakat berbuka puasa di Warung Makan Pak Bagyo Tegalasri. Pertimbangannya adalah lokasi terjangkau dan mudah ditemukan. Teman-teman Faiz yang ikut adalah Rafael, Rafa, Roki, Fahry, dan Riski. Alhamdulillah, mereka bisa berkumpul dengan tertib. Saya dan suami ikut mendampingi mereka.

Ketika saya mengirimkan foto kebersamaan mereka kepada orang tua teman-teman Faiz, mereka membalas dengan ucapan terima kasih. 

Sebenarnya, niat awalnya Faiz mau bukber biasa seperti pada umumnya. Namun, saya bilang bukber dalam rangka syukuran kakak yang telah menyelesaikan kuliahnya. Sebab itulah semua biaya yang keluar, baik yang dimakan di tempat dan yang saya berikan buat dibawa pulang teman-teman, saya tanggung. 

Faiz bilang semua biaya dikeluarkannya dari tabungannya. Terharu saya.

"Ini syukurannya kakak lo, Iz."
"Nggak apa. Aku bayari."

Syukur alhamdulillah, Faiz sudah paham arti berbagi. Semoga rezekimu tambah berkah, kambingnya laku terjual.


Sebenarnya saya mau mengundang teman-teman Faiz setelah lebaran. Pertimbangan saya adalah bisa dilakukan pagi sampai siang hari sehingga tidak repot. Kalau bukber kan waktunya terbatas dan segera menunaikan salat magrib dan tarawih  Hanya saja Faiz dan teman-teman memang sepertinya pingin bukber. Ya, biar sama dengan orang lain. Bukber gitu lo. Akhirnya..... Para bocil bukber. Lucu juga sih. Namanya anak-anak, ada juga yang dijadikan sasaran guyon. Yang penting jangan dimasukkan ke hati.

Semoga persahabatan kalian tidak sebatas sampai lulus SD. 

00000


Rabu, 12 April 2023

Ujian Skripsi Bukan Momok, Harus Dihadapi


Tahun 2018, saya menghadiri undangan dari kampus Universitas Gadjah Mada tempat Faiq menempuh pendidikan. Waktu berada di gedung pertemuan, Pak Rektor mengatakan, "kita bertemu lagi 4 tahun yang akan datang." Di Fakultas Pertanian, Pak Dekan juga mengatakan hal yang sama, 4 tahun lagi bertemu. Artinya ditarget 4 tahun lulus kuliah.



Apalah daya, pandemi membuyarkan semua rencana. Sebenarnya dosen pembimbing Faiq memberi semangat untuk maju ujian skripsi September 2022, tapi Faiq belum siap. Saya bukannya menekan. Saya hanya memotivai untuk segera menyelesaikan dan tidak menunda-nunda. Sebab, semakin lama Faiq malah semakin asyik berbisnis. Hahaha.



"Nok, diselesaikan dulu skripsinya. Makin cepat maju ujian, bonus makin banyak. Makin lama mengerjakan, makin berkurang bonusnya."

"Mama nggak tahu, sih. Aku nggak percaya diri."

"Yang penting isi tulisan dikuasai. Kalau menguasai apa yang ditulis, berarti nanti menjawab pertanyaan penguji kan bisa. Sebab, pertanyaan nggak jauh-jauh dari tulisan. Dengan catatan tulisannya dilengkapi. Kalau nggak lengkap, ya pengujinya menanyakan yang kurang."

"Masalahnya aku nervousan, Mama."

Oalah, ini ta masalahnya. 

"Bismillah. Santai saja. Sinau lan donga."

Tibalah saatnya ujian skripsi. Hari Rabu, 12 April 2023 jam 09.00-11.00. Di luar ruangan, keluarga adik saya, keponakan, kakak saya, teman-teman SMP Faiq, dan teman kuliahnya menunggu Faiq berjuang. Saya dan suami tidak bisa menunggui Faiq. Sebab saya dan suami harus mengurus administrasi dan konfirmasi ke Bank Syariah Indonesia untuk kepentingan ibadah haji. Saya dan suami tak putus mendoakan Faiq. 

Setelah jam 11.00, adik saya mulai mengirimkan foto dan video. Alhamdulillah, lelah dan perjuangan Faiq terbayar sudah. Tak lupa Faiq dan sepupu diambil gambarnya dengan formasi sama persis dengan foto tahun 2006.

Selamat, Faiq. Semoga ilmunya bermanfaat.



00000

Minggu, 09 April 2023

Sega Berkat Bungkus Daun Jati

 


Sega berkat seharga 10.000 per bungkus ini bisa dibeli di Warung Prasmanan Lawasan. Melikan Kidul, Kabupaten Bantul.

Satu porsi sega berkat berisi :

Nasi, Telur, Oseng tempe, Bakmi, Sambel, dan Srundeng daging sapi.

Nah, sega berkat ini pas banget disantap saat buka puasa bersama teman-teman SD.

Rabu, 29 Maret 2023

Saya Sependapat Saat Suami Lebih Mengutamakan Ibunya




Pasangan suami istri di dalam keluarga biasanya satu sama lain memiliki kata sepakat. Seandainya ada perbedaan pendapat, keduanya akan mencari jalan tengah. Bukan yang satu mengalah dan yang lain menang. Namun, jalan keluar itu berupa kesepakatan bersama. Dengan mempertimbangkan banyak hal akhirnya "tumbu dapat tutupnya" alias klop.

Saya dan suami juga demikian. Selalu ada diskusi bila terdapat perbedaan. Misalnya, cara mendidik anak dan bagaimana "menjadikan" anak agar bisa menjadi saleh dan salehah. Tentu bukan hal yang mudah agar anak bisa manut miturut dhawuhe Gusti Allah. Sebab, seperti anak pada umumnya, ada celah ngeyel sehingga harus ekstra dalam mendidik kedua anak saya.

Kalau ada orang tua yang bangga karena anak-anaknya manut-manut, itu tidak membuat saya iri. Sebab, saya anggap mereka tidak ada tantangan menghadapi anak. Hahaha, aslinya saya juga pingin kedua anak saya manut-manut. Yang terjadi tidaklah demikian.

Setelah tahu ilmunya dan banyak belajar agama, ternyata mendidik anak itu kudu diiringi dengan ikhtiar dan banyak berzikir. Berdoa agar anak-anak dilembutkan hatinya, dilindungi di mana pun mereka berada, dan yakin sudah aman rezekinya hari ini. 

00000

Saya termasuk anak penurut dibandingkan dengan saudara yang lain. Sepertinya, suami juga kategori anak penurut sejak kecil. Hal itu saya ketahui saat ngobrol dengan saudara dan kerabat dari bapak dan ibu mertua. Jadi, saya dan suami ibaratnya tumbu entuk tutup. Hehe. 

Karena sudah klop sejak awal, maka saya tidak pernah mempengaruhi suami dalam hal "negatif" buat keluarganya. Bahkan saya mendorong suami untuk menomorsatukan ibunya. Saya tidak pernah perhitungan bila suami memberikan berlebihan untuk ibunya sebagai bakti. Sebab, setelah nafkah untuk anak istri telah cukup, untuk siapa lagi harta anak laki-laki kalau bukan untuk ibunya?

Apakah berarti saya tidak memperhatikan ibu saya sendiri? O, tidak! Saya memiliki penghasilan sendiri. Saya bisa memberikan harta saya untuk siapa saja dan saya mengutamakan untuk ibu. Suami mendukung dan tidak protes.

Setelah bapak dan ibu mertua meninggal, saya dan suami fokus memperhatikan bapak dan ibu. Prinsipnya, kami telah sepakat ingin masuk surga lewat pintu "bakti pada orang tua" dan mendoakan orang tua. Bapak dan ibu saya dalam keadaan sehat. Mereka senang bila saya, suami, dan anak-anak datang menjenguknya. 

00000

Mengutamakan Daftar Haji

 


Setelah ibu mertua meninggal, saya merasa ada kelonggaran dalam keuangan. Sebab itulah saya menyarankan suami pergi ke tanah suci untuk melaksanakan umrah. Waktu itu ada perbedaan pendapat antara saya dan suami. Suami menginginkan berhaji dahulu. 

Akhir tahun 2011 saya dan suami memiliki sejumlah uang setelah menerima tunjangan profesi guru alias tunjangan sertifikasi. Oleh karena hanya cukup untuk uang muka 1 orang, saya persilakan suami untuk membuka rekening tabungan haji. 

"Pokoknya aku daftar dengan kamu. Kalau tidak, cukup ditabung saja."

Saya dan suami memang punya cita-cita segera menunaikan ibadah haji selagi masih muda. Kami tidak berlebihan harta, tapi kami punya prinsip. Apakah  karena semuanya sudah baik-baik saja keadaannya? Oh, tidak! Rumah sejak dibangun hingga sekarang pun tidak ada perubahan yang signifikan. Apalagi waktu tahun 2011, sangat jauh dari kata baik-baik saja.

Namun, saya dan suami sengaja tidak mempercantik rumah. Jadi, tetap saja tekad kami mendaftar haji lebih dahulu. Untuk perbaikan rumah, pelan-pelan dan bertahap. 

Keputusan saya dan suami segera mendaftar haji pada Januari 2012 adalah tepat. Setelah saya mendaftar, beberapa teman kami juga banyak yang mendaftar. Tentu saja dengan pertimbangan usia mumpung masih muda. 

Hikmah yang kami petik:

Beruntung kami tidak menunda-nunda, sehingga masa tunggunya tidak terlalu lama. Kalau tidak ada pandemi covid 19, seharusnya kami berangkat tahun 2020. Alhamdulillah mundur 3 tahun. Artinya di saat saya dan suami berangkat ke tanah suci yang akan datang, anak saya yang besar sudah menyelesaikan kuliahnya. Dengan demikian anak saya bisa mengurus adiknya secara penuh, mendaftarkan adiknya sekolah di SMP dan lain-lain.

00000