Gambar 1. Buku Happy Writing dok.pri |
Impresi
vs ekspresi
Bagi sebagian orang, menulis
dianggap sulit. Salah satu alasan yang bisa kita lihat adalah orang tidak
berani jujur, terkait dengan mengapa ia menulis. Ada sebagian orang yang ingin
membuat orang lain terkesan dengan apa yang diucapkan. Apabila tulisannya tidak
dapat memberikan kesan kepada orang lain maka ia merasa tulisannya membahayakan
nama besarnya dan ia takut mencelakakan dirinya sendiri. Maka ia berpendapat
lebih aman kalau tidak menulis.
Sebaliknya, sebagian orang
produktif dalam menulis. Tujuannya menulis adalah mengekpresikan gagasan,
pendapat dan pandangan tertentu. Ia ingin menyampaikan pesan tertentu melalui
tulisan. Tujuan ia menulis adalah bukan untuk membuat orang lain terkesan,
melainkan untuk membuat orang lain memahami idenya, gagasannya, dan posisi yang
dipilihnya mengenai suatu persoalan.
Salah
itu sulit
Membuat tulisan yang salah
itu lebih sulit daripada membuat tulisan yang benar. Oleh sebab itu, menulis
salah secara konsisten ternyata sulit. Dengan keyakinan menulis dengan salah
itu sulit, membuat semangat dan gairah untuk segera menuntaskan tulisan yang
tertunda atau memulai tulisan yang baru.
Salah
definisi
Sebagian orang tidak
berhasil menumbuhkan ketempilan menulisnya karena menganut definisi yang salah
tentang apa itu menulis. Definisi menulis untuk setiap orang berbeda-beda.
Definisi menulis yang benar adalah definisi emosional yaitu definisi yang
mendorong kita menulis dan terus menulis.
Penulis
bukan penyunting
Penulis tugasnya menulis.
Sementara penyunting tugasnya memastikan tulisan menjadi layak terbit dalam
arti yang seluas-luasnya. Secara profesi penulis dan penyunting itu berbeda,
pada kenyataannya dalam diri kita ada penulis dan penyunting sekaligus.
Apabila keduanya tidak
diatur secara baik, banyak gagasan yang ingin dituangkan menjadi tulisan telah
terbunuh sebelum menjadi teks. Oleh sebab itu bila kita menulis, menulislah
hingga selesai terlebih dahulu, gagasan sudah kita tuangkan dalam bentuk
tulisan. Tulisan yang sudah selesai inilah lalu kita sunting.
Menulis
bikin cantik
Menurut pendapat James W.
Pennebaker, menulis tentang hal-hal yang negative akan memberikan pelepasan
emosional yang membangkitkan rasa puas dan lega. Fatima Mernissi, pernah
menyarankan,”Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit Anda akan menjadi
segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa. Menulis lebih baik
daripada operasi plastik.”
Menjadi
berbahaya
Dalam hal tulis-menulis
tentu saja ada yang ingin kita capai dengan menulis artikel atau buku tertentu,
menulis kita anggap penting untuk dilakukan, dan kita bersedia mengorbankan
sesuatu untuk menulis. Kita memiliki cita-cita dalam menulis. Orang yang
memiliki cita-cita jelas akan sangat berbahaya, sebab ia tidak digerakkan oleh
situasi sekelilingnya, melainkan oleh kekuatan dari dalam batinnya. Ia akan
memberikan manfaat bagi lingkungannya.
BAGIAN
2
Dua
belas alasan
Caryn Mirriam Goldberg dalam
karya berjudul Write Where You Are How to
Use Writing to Make Sense of Your Life, menawarkan 12 alasan mengapa Anda
harus menulis, yakni:
1.
Menulis
membantu menemukan siapa dirimu’
2.
Menulis
dapat membantu Anda percaya diri dan meningkatkan kebanggaan,
3.
Saat
menulis, Anda mendengarkan pendapat unikmu sendiri,
4.
Menulis
menunjukkan apa yang dapat Anda berikan pada dunia,
5.
Dengan
menulis, Anda mencari jawaban terhadao pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru
untuk ditanyakan,
6.
Menulis
meningkatkan kreativitas,
7.
Anda
dapat berbagi dengan orang lain melalui kegiatan menulis,
8.
Menulis
member Anda tempat untuk melepaskan amarah/ketakutan, kesedihan, dan perasaan
menyakitkan lainnya,
9.
Anda
dapat membantu menyembuhkan diri dengan menulis,
10. Menulis memberi Anda kesenangan dan cara
mengungkapkannya,
11. Menulis membantu Anda lebih hidup,
12. Anda dapat menemukan impian Anda dengan menulis.
Kalau ada begitu banyak
alasan untuk menulis namun Anda tetap tidak juga menulis, maka tinggal satu
kata untuk itu, KETERLALUAN!
Tak
menulis apa-apa
…..
coba
saja lihat baik-baik
di
daftar penulis-penulis buku terkenal
namamu
tak tercatat
bukan
prestasi yang kau tak punya
bukan
kurang kekayaan harta benda
bukan
pula tiadanya pengetahuan dan pengalaman
masalahnya
hanya satu saja
seperti
masa-masa sebelumnya
tahun
ini pun kau tak menulis apa-apa
…..
Seorang penulis akan
meluangkan waktu untuk menulis, menyebabkan lahirnya karya tulis. Untuk
orang-orang hebat luar biasa, orang-orang kaya raya, kaum cerdik cendekia
Indonesia, menulislah, berbagilah, jangan simpan pengetahuan dan pengalaman
Anda untuk dibawa mati.
Agar
tak hilang
Pramoedya Ananta Toer
menulis,”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia
akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
Socrates, Plato,
Aristoteles, Stephen Covey mencatatkan nama dalam buku sejarah karena menulis.
Jika Anda tidak menulis, nama Anda akan hilang dalam sejarah. Apabila nama kita
tidak mau hilang dari sejarah khususnya keluarga sendiri, maka menulislah.
Makin
cerdas
Menulis merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kecerdasan. Semakin sering menulis, maka kecerdasan
dalam berbahasa (perbendaharaan katanya) semakin meningkat, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual, dan berbagai kecerdasan lainnya terus berkembang tanpa henti.
Pada awal menulis banyak
sekali melakukan kesalahan. Dengan sering menulis, maka kesalahan yang
dilakukan semakin berkurang. Ini berarti semakin sering menulis, orang akan
semakin cerdas.
Apa
saja bisa
Banyak hal yang kita tangkap
dari lingkungan kita. Apa yang kita lihat, kita rasakan dan pengalaman bisa
kita jadikan idea tau gagasan untuk membuat tulisan. Jadi apa saja bisa
dijadikan gagasan yang akan ditulis. Mungkin ide atau gagasan sangat banyak,
akan tetapi kita kesulitan untuk memulai menulis,
Tulislah apa yang akan Anda
tulis, tulislah sebanyak-banyaknya. Lalu tulisan diperbaiki sedikit demi
sedikit sambil menulis. Dengan sering menulis, hasil tulisan akan lebih baik.
Strategi
menulis
Agar kita mencapai pada
tujuan yang jelas, maka kita memerlukan strategi. Namanya juga strategi, jarang
sekali ada yang sempurna sejak awal. Orang harus terjun ke lapangan dan mencoba
berbagai cara untuk kemudian paham cara mana yang efektif dan mana yang tidak
efektif.
Strategi pertama yang
ditempuh dengan menulis apa saja yang ingin ditulis. Setelah tulisan selesai,
tulisan disunting dengan cara menambah atau mengurangi agar tulisan lebih
menarik dan komunikatif. Bila memerlukan referensi, bisa juga ditambahkan hasil
bacaan dari buku yang relevan.
Sekarang
juga
Untuk menjadi penulis, kita
tidak memerlukan waktu yang panjang. Untuk menjadi penulis yang diperlukan
hanyalah kemauan. Untuk menjadi penulis, Anda hanya perlu melahirkan karya
tulis. Bila tulisan Anda muncul di blog atau di media mana pun yang bisa
dinikmati orang, maka dalam arti sederhana Anda sudah jadi penulis. Maka
menulislah sekarang juga, jangan ditunda.
Pembelajar
itu mencatat
Seorang pramugara Garuda
Indonesia, Agung Webe, sudah menulis beberapa buku. Buku yang ditulis, antara
lain Javenese Wisdom Berpikir dan Berjiwa Besar (2007), Recollection Menata
Kembali Program Pikiran (2007), dan 7 Langkah Sederhana Untuk Mengubah Hidup
Menjadi Lebih Bermakna (2009).
Agung mengatakan bahwa ia
membiasakan diri untuk membuat catatan dari apa yang ia pelajari setiap hari.
itulah ciri seorang pembelajar. Dengan membuat catatan setiap hari, maka
pembelajar bisa menghasilkan karya tiap tahunnya.
Karier
tanpa pension
Penulis adalah karier tanpa
pensiun. Menulis dapat dilakukan siapa saja dan kapan saja. Seseorang dengan
usia berapa pun bisa menjadi penulis. Penulis adalah karier tanpa batas umur
dan tak kenal kata pensiun.
Latihan
30 hari
Terapis dan penulis,
memerlukan waktu yang sama untuk menjadi terapis professional dan penulis.
Artinya, menjadi terapis professional membutuhkan waktu untuk berlatih memijat
tamu cukup lama. Misalnya, sebelum benar-benar terjun menjadi terapis, calon
terapis harus melakukan praktik terapi sekitar 30 hari berturut-turut. Setiap
hari rata-rata 2-6 tamu. Dibutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk setiap tamu.
Kita analogkan, penulis
memerlukan latihan menulis stiap hari selama 30 hari. Tiap hari menulis selama
kurang lebih 2-6 kali waktu. Tiap menulis selama sekitar 90 menit. Kalau
dilakukan dengan komitmen yang tinggi dan konsisten, tentu hasilnya menjadi
penulis professional. Akan tetapi terapis dan penulis ternyata tidak bisa
dianalogkan. Mengapa? Karena memang keduanya berbeda.
Kaidah
10.000 jam
Kesuksesan adalah bakat
ditambah latihan. Masalahnya dengan pandangan ini adalah semakin dekat para
psikolog menelaah karier mereka yang berbakat, sepertinya semakin kecil peranan
bakat bawaan dan semakin besar peranan latihan.
Umtuk menjadi penulis yang
dibutuhkan pertama-tama adalah latihan yang banyak. Sepanjang orang bisa
mempertahankan minatnya untuk berlatih soal menulis, maka ia harus diasumsikan
berbakat. Dan apabila latihan itu bisa dilakukannya lebih dari 10.000 jam, maka
ia akan menjadi ahli kelas dunia dalam soal tersebut (menulis).
BAGIAN
3
Dari
mana saja
Menulis bisa dimulai dari
mana saja. Setelah tulisan ada, Anda masih punya kesempatan untuk menyunting,
mengatur letak kalimat dan alenianya, menambah dan mengurangi kalimat/kata.
Menyunting bisa dilakukan kalau kita sudah menulis dan ada yang perlu
diperbaiki. Bila kita belum menulis, maka tidak aka nada yang akan diperbaiki.
Buatlah tulisan terlebih
dahulu sampai selesai. Harapannya tulisan bisa bermanfaat untuk orang lain. Mulailah
menulis dari mana saja.
Menulis
itu membaca
Seorang penulis pasti gemar
membaca. Dengan membaca maka perbendaharaan kata kita semakin bertambah. Orang
yang malas membaca maka ia akan miskin perbendaharaan kata-katanya. Menulis itu
artinya membaca. Dalam menulis memerlukan referensi.
Belajar
tentang menulis
Belajar menulis ya dengan
langsung praktik menulis. Apabila belajar menulis tidak tidak langsung praktik
menulis, hanya dengan mempelajari teori-teori tentang menulis, malah nanti jadi
pusing dan kehilangan gairah menulis. Dalam menulis, belajar itu praktik,
melakukan apa yang dipelajari.
Belajar
setelah menulis
Lebih baik belajar tentang
menulis setelah praktik menulis. Dengan demikian kita tidak dipusingkan dengan
berbagai macam teori. Kalau teori membuat Anda pusing, maka praktikkan saja
dulu sebelum kembali ke teori. Artinya menulislah lagi, lagi dan lagi-lagi
menulis.
Menulis
tanpa pertimbangan
Ada banyak alasan mengapa
orang menulis, entah artikel, puisi, cerpen esai, buku dan karya tulis lainnya.
Karena ingin mendapat honor, ingin terkenal, ingin megabadikan nama, ingin
menerapi diri, ingin cantik, ingin cerdas, ingin mengekspresikan diri,
menyatakan posisi terhadap suatu persoalan, ingin tidur tenang, dan sebagainya.
Akan tetapi kita bisa menulis tanpa alasan atau tanpa pertimbangan. Sigit Kurniawan
menyebutkan semangat scribo ergo sum,
aku menulis maka aku ada.
Menulis
dengan gembira
Menulis itu sebuah kegiatan
yang mulia, berjuta makna positifnya, dan terdiri dari 3 tingkatan. pada
tingkat pertama, menulis bisa membuat orang tertekan. Menulis adalah beban. Perlu
petunjuk dan berbagai kiat untuk menuntaskannya.
Pada level kedua, orang bisa
menulis dengan lancar untuk berbagai tujuan yang diinginkannya. Menulis membuat
dirinya terkenal, dihormati, kaya, dianggap pakar dan sebagainya. Menulis bukan
beban melainkan unjuk prestasi.
Pada level tertinggi, orang
menjadi penulis karena menulis itu membuatnya mampu memaknai hidup dengan
gembira. Menulis dengan gembira merupakan pertanda bahwa ia sampai level
spiritual.
Toilet
dan kamar mandi
Apakah kaitannya antara
toilet dan kamar mandi dengan menulis? Kita perlu mengetahui tempat atau
situasi dan aktivitas macam apa yang dapat memicu ide kreatif untuk menulis. Dari
tenpat dan situasi yang bermacam-macam, setiap orang pasti punya pendapat sendiri-sendiri,
toilet dan kamar mandi kemungkinan merupakan tempat yang dapat memicu ide
kreatif untuk menulis.
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar