Laman

Selasa, 31 Mei 2016

Sisi Positif Penggunaan Media Sosial

Medsos Untuk Berkomunikasi Komunitas
dok.pri
Medsos tidak selamanya negatif, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Kalau ada orang yang fulltime tergantung medsos, itu juga tidak pertanda buruk. Bisa saja mereka membutuhkan medsos untuk melancarkan usahanya. Saya kira tak perlu sinis menyikapinya. Kalau kita bisa membatasi diri dalam menggunakan medsos, maka lebih baik jangan mencemooh pada orang lain yang tidak seperti kita.
Saya sendiri hampir setiap hari memerlukan medsos, dengan tujuan berbagi tulisan. Berbagi pengalaman dan berbagi manfaat, siapa tahu berguna untuk orang lain. Kalau tulisan kita bermanfaat, kita mendapatkan pahala, bukan? Ternyata mencari pahala tidak terlalu rumit.
Hari Senin, 30 Mei 2016, kebetulan masih ulangan umum. Saya berangkat ke sekolah agak siang. Sebelum mengunci pintu, saya menghidupkan hp dan menyempatkan diri membuka fb. Di beranda saya, ada kiriman dari seseorang untuk teman saya. Isi kirimannya (statusnya) adalah:
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Dik Anto, Mas sekeluarga nderek belasungkawa atas meninggalnya Ayahanda (Pak Lik Syamsoedin) dan kami mendoakan,”Allahumma firlahu,…. Dst, Allahumma amin.”
Saya mengerutkan kening. Saya tidak mendapatkan kabar lelayu, ternyata bapak dari sahabat dekat saya meninggal dunia. Dari fb tersebut, saya mengirimkan berita lewat WA pada sahabat dekat saya lainnya. Lalu saya mematikan hp, saya berangkat sekolah.
Sampai di sekolah, teman saya yang sedang kehilangan Bapak mendekati saya. Saya kaget, kok dia tetap sekolah, masuk seperti biasa seolah tak ada apa-apa?
“Kamu kirim WA, beritanya dari mana?”
“Dari facebook.”
“Kok ngerti?”
“Nggon beranda kan ada.”
Karena teman saya tak begitu paham tentang facebook, yang penting bisa kirim inbox, buat status, upload foto, maka dia tidak habis mengerti kok saya bisa copas berita. Yang tak kalah kaget adalah teman saya yang saya kirimi WA. Dia sama sekali tak mengenal FB.
Teman saya yang bernama Pak Har (Dik Anto) berpesan pada saya bahwa berita lelayu ini tak perlu disebarluaskan. Saya tahu maksudnya. Tiga teman saya lainnya yang tahu berita ini juga bungkam.
Kami, sebagai teman dekat sebetulnya ingin bersilaturahmi ke rumah keluarga Pak Har, tetapi Pak Har tidak menanggapi. Tidak menyetujui atau menolak. Rupanya dia tidak ingin merepotkan teman-temannya. Apalagi beritanya sampai Bapak Pimpinan.
00000
Ternyata dari medsos, saya bisa mengetahui berita tentang lelayu, meski teman saya menutupinya. Padahal dia sendiri tidak menyebarkan berita.
Memang kita harus bijak memanfaatkan medsos. Gunakan secukupnya (ini juga relatif), bagi pelaku bisnis yang mengandalkan medsos, ini memang tidak bisa dibatasi. Bagi yang usahanya tak memerlukan medsos, jangan merasa atau memperlakukan hp secara berlebihan. Jangan memperlakukan hp melebihi perlakuan kita pada anak-anak. Anak-anak saja belum tentu dalam sehari kita sentuh, tapi hp kita setiap saat kita sentuh.
Saya memerlukan medsos, tapi saya tetap mengutamakan Dhenok dan Thole. Bagi saya, mereka harta tak ternilai yang kami miliki.
Karanganyar, 31 Mei 2016 (01.24 WIB)

Catatan: karena listrik mati, Senin malam, posting tulisannya diundur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar