Mari Berpuasa |
Berniat
Berpuasa Berniat Makan Sahur #4
Sejak
tahun 2004, saya selalu memiliki komitmen untuk makan sahur ketika saya sudah
berniat puasa. Makan sahur tidak selalu saya lakukan pagi sebelum subuh.
Kadang-kadang pukul 10.00 WIB saya makan sahur bila malam itu saya merasa
sangat lelah. Tujuannya agar saya bisa kuat untuk berpuasa bila paginya saya
tak sempat makan sahur.
Makan
sahur memang diutamakan bila kita berniat berpuasa. Apalagi puasa wajib, sejak
awal harus sudah kita niatkan untuk makan sahur. Namun, kadang-kadang kita
tidak bisa bangun pagi untuk makan sahur karena bangun setelah azan subuh
berkumandang. Apabila kita bisa tahan menahan haus dan lapar selama siang
berpuasa, maka tak jadi soal bila tidak makan sahur. Tetapi bila kita tidak
kuat, maka boleh kita meninggalkan puasa dengan catatan puasa yang kita
tinggalkan harus kita ganti.
Saya
selalu berusaha untuk makan sahur dengan waktu bervariasi. Memang waktu yang
paling tepat adalah mengakhirkan makan sahur yakni menjelang subuh. Oleh karena
saya menjalankan pekerjaan sampai lewat pukul 00.00 WIB, maka sebelum tidur
saya harus makan sahur lebih dahulu.
Saya
memiliki kekurangan dalam kesehatan yakni pernah mengidap sakit radang usus,
maag, thypus, dan tekanan darah rendah. Agar
sewaktu berpuasa sakit saya tidak kambuh, saya harus mengubah waktu makan saya.
Saya berusaha untuk tertib dan tepat waktu berbuka puasa. Berbuka puasa dengan
menu makanan bergizi, membuat kondisi badan saya tetap fit sepanjang hari.
Apabila
saya menunda makan berat ketika waktu berbuka puasa telah tiba, maka setelah
malam nafsu makan saya hilang. Itu artinya memicu sakit maag saya kambuh atau
keadaan saya drop. Oleh sebab itu, saya harus benar-benar menepati waktu makan.
Selama berpuasa, jadwal makan berubah, namun porsi makanan harus tetap. Bila
saya malas berbuka puasa dengan makanan berat, ujung-ujungnya makan sahur juga
malas.
Saya
ingin keadaan badan saya tetap fit selama bulan Ramadan. Saya harus bisa
menjaga agar asupan gizi yang masuk dalam tubuh juga terjamin. Dan
alhamdulillah, hingga hari ke-29 ini saya tidak mengalami kesulitan menjalani
ibadah puasa. Berbuka puasa dengan menu sederhana namun gizi cukup dan tidak
meninggalkan makan sahur. Makan sahur bisa saya lakukan tiap pagi, tidak pernah
bangun kesiangan.
Ibadah
puasa tinggal satu hari lagi, semoga Allah memberi kemudahan saya
menyelesaikannya. Setelah Ramadan berlalu, selama bulan Syawal saya bisa
menjalani puasa sunah dan mengganti puasa yang saya kinggalkan karena alasan
syar’i.
Kondisi
badan saya sehat, sakit maag dan radang usus (sejak tahun 2004) tidak datang
lagi berkat niat kuat berpuasa. Lebih-lebih saat makan sahur dan berbuka puasa,
saya tidak melewatkan begitu saja dalam keadaan perut tak diisi makanan.
Bagi
saya dan keluarga, bila kita berniat berpuasa maka harus berniat makan sahur
dan melaksanakannya, agar ibadah puasa berjalan dengan lancar. Setelah Ramadan
berlalu badan kita tambah sehat. Amin.
Semoga
tulisan ini bermanfaat.
Yogyakarta,
4 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar