Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten
yang berada di Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar memiliki banyak obyek wisata
yang bisa dikunjungi. Mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Karanganyar
sebaiknya jangan dilakukan saat libur panjang seperti Libur Natal dan Tahun
Baru, Libur Lebaran, Libur semesteran dan Libur Kenaikan Kelas.
Karena pada saat tersebut jelas keramainnya membuat
jalanan macet. Akan tetapi kalau terpaksa dilakukan maka harus memperhitungkan
waktunya. Bisa jadi waktu tempuhnya menjadi 2-3 kali lipat. Bagi wisatawan yang berada di wilayah
Soloraya, perjalanan bisa dilakukan sewaktu-waktu karena jaraknya tidak terlalu
jauh.
Beberapa lokasi yang bisa dijadikan obyek wisata
(termasuk wisata religi/ziarah) antara lain : Grojogan Sewu, Telaga Sarangan,
Taman Balekambang, Sekipan Camp, Taman Hutan Raya, Telaga Madirda, Candi Sukuh,
Candi Cetho, Kebun Teh, Hutan Karet, dan Makam Ibu Tien Suharto, Giribangun
Matesih.
Kali ini saya akan mengajak pencinta perjalanan wisata
ke tempat-tempat berikut ini:
1.
Grojogan Sewu, Kecamatan Tawangmangu
Grojogan Sewu dok.pri |
Bagi sebagian orang Tawangmangu identik dengan
Grojogan Sewu. Sebenarnya Tawangmangu adalah nama Kecamatan. Tapi di luar
Soloraya, yang mereka tahu Tawangmangu adalah air terjunnya tersebut.
Saya sering ke Tawangmangu, akan tetapi kalau masuk
obyek wisata Grojogan Sewu baru tiga kali saja. Yang pertama tahun 1991,
bersama teman-teman kuliah Jurusan Pendidikan Kimia angkatan 1990 D3, IKIP N Yogyakarta.
Yang kedua tahun 2006, bersama Assessor dan Team Akreditasi sekolah. Yang ketiga
baru-baru ini, tahun 2016, bersama si kecil dan suami.
Hari Minggu, 17 April 2016, bersama si kecil dan
suami, pergi ke Grojogan Sewu memang sudah saya agendakan jauh hari. Setelah
aktif ngeblog, saya memang ingin membuat reportase tentang perjalanan saya di
obyek wisata di Kabupaten Karanganyar.
Sekitar jam setengah enam pagi, kami berangkat. Tujuan
saya adalah agar tidak terjebak keramaian dan macet. Maklum hari Minggu. Seperti
biasa suami mengajak menikmati udara segar di desa-desa yang kami lalui. Saya membeli
camilan di Pasar Wisata Tawangmangu. Sawut, jenang pati, ketan, nasi jagung dan
bothok, untuk bekal agar tak jajan di obyek wisata.
Kami singgah di warung makan di sisi barat pasar.
Sebenarnya suami mengincar sate embek, tapi tempat duduknya sudah penuh
pengunjung. Akhirnya si thole minta mie ayam dan suami memesan soto. Saya makan
sisanya thole saja.
Kami masuk obyek lewat loket 2 (jalur barat). Karcis
masuknya Rp. 15.000,00 saja, murah sekali!. Dari loket 2 ke Grojogan, jaraknya
dekat. Kalau loket 1 lewat timur. Dari pintu masuk ke lokasi air terjun kita
harus berjalan kaki menempuh perjalanan lebih jauh .
Thole dan ayahnya berjalan lebih dulu. Sang ayah
berjalan sambil ngobrol dengan pedagang sate kelinci yang berjalan di dekatnya.
Oya, kuliner khas Tawangmangu adalah sate kelinci. Satu porsi sate kelinci
harganya Rp. 12.000,00.
Sampai di obyek air terjun masih pagi, pengunjung
belum begitu banyak. Meskipun belum begitu banyak orang, tapi mau foto saja
juga tak bisa sesuka hati. Beberapa pengunjung berdiri di tempat yang ramai
untuk foto, karena latar belakangnya bagus. Tak apalah, yang penting dapat
gambar. Jauh-jauh sampai Tawangmangu kok tak ada fotonya, kan aneh.
Perjalanan pulang rutenya seperti tadi ketika
berangkat. Kami melewati Makam Giribangun, Matesih, Kab. Karanganyar. Saya
lihat tempat parkir juga semakin ramai.
2.
Karanganyar Punya Candi Sukuh
Candi Sukuh dok.pri |
Hari Minggu, 24 April 2016 saya menikmati keindahan
alam di desa Ngargoyoso. Tujuan utama saya adalah Candi Sukuh. Saya penasaran
dengan cerita orang-orang yang telah mengunjungi candi orang Hindu.
Namanya juga berwisata dengan tak banyak merogoh
kantong, maka obyek wisata di Kab. Karanganyar perlu saya kunjungi. Saya
diantar suami dan ditemani si kecil si Thole. Rasanya senang, pagi hari diawali
dengan menyantap sarapan bubur tumpang lauk telur dan minum teh panas.
Rute yang dipilih adalah dari terminal Karangpandan
melalui Patung Semar, lalu dilanjutkan ke arah pondok Isy Karima. Dari sini
kemudian berkeliling desa-desa terlebih dahulu. Jalan yang kami tempuh tidak
mudah. Meskipun jalannya sudah bagus tapi medannya sungguh berat. Naik turun,
dan tanjakannya super ekstrim. Bagi yang akan mencoba gowes dari Karanganyar
menuju Candi Sukuh, mohon survey ke lapangan dulu.
Pengunjung Wajib Berkain Kampuh dok.pri |
Akhirnya sampai di kawasan Candi Sukuh. Lokasi Candi
Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1186
meter di atas permukaan laut. Candi ini terletak di Dukuh Sukuh, Desa Berjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berjarak
kurang lebih 20 km dari kota Karanganyar dan 36 km dari Surakarta.
Saya hanya berada di luar pagar candi dan sekitarnya.
Konon, candi ini termasuk bentuknya tidak lazim sebagaimana candi-candi yang
berada di Jawa Tengah.
Kebetulan ketika saya datang, pengunjung belum begitu
banyak karena masih pagi. Menurut petugas yang berada di loket pembelian tiket,
biasanya kalau hari libur pengunjungnya lebih banyak daripada hari biasa.
Lebih-lebih, pas ada peringatan hari Besar Agama Hindu, misalnya Nyepi,
pengunjungnya banyak, terutama umat Hindu yang akan melaksanakan ibadah.
Sampai di loket, saya melihat kertas yang ditempel pada
kaca, harga tiket masuk untuk pengunjung lokal/nusantara sebesar Rp.
7.000,00/orang dan Rp. 25.000,00/orang untuk wisatawan manca Negara (wisatawan
asing).
Setiap pengunjung wajib memakai kain kampuh. Kain
kampuh bermotif kotak-kotak hitam putih. Kain kampuh ini berguna bagi petugas untuk
membedakan antara pengunjung yang membeli tiket dan masuk lewat pintu masuk
dengan pengunjung selundupan (eh, pengunjung tidak resmi karena tidak membeli
tiket).
Kain kampuh ini bisa dipinjam dengan memberikan dana
sekedarnya saja. Jadi, tiket tujuh ribu rupiah tadi belum termasuk mendapatkan
pinjaman kain kampuh. Karena saya tidak masuk (tidak membeli tiket) dan melihat
dari dekat candi, maka saya tidak memakai kain kampuh. Tapi saya bisa mengambil
gambar dari pengunjung yang baik hati, keluarga kecil terdiri dari ayah, ibu
dan dua anaknya. Wah, bagus banget ternyata. (Terima kasih pak, nanti bisa
dilihat di google ya).
Ketika saya bertanya-tanya pada petugas, saya tidak
tahan dengan bau dupa/kemenyan yang menyengat. Saya tidak biasa menghirup bau
dupa atau kemenyan. Di mana pun saya berada, bila mencium/menghirup bau
kembang, dupa atau kemenyan kepala saya agak pusing. Tapi saya tetap bertahan,
karena hanya sebentar saja.
Perjalanan seperti ini memang selalu saya agendakan.
Kalau mau piknik tak perlu jauh-jauh, tak perlu mengeluarkan biaya banyak.
Ternyata obyek wisata di Kab. Karanganyar banyak sekali yang perlu saya
kunjungi. Pekerjaan sehari-hari menguras pikiran, maka piknik harus diagendakan
dan diwujudkan, biar tidak diolok-olok kurang piknik.
3.
Telaga Madirda, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso,
Kabupaten Karanganyar
Telaga Madirda dok.pri |
Pada hari yang sama, sebelum ke Candi Sukuh, suami
terlebih dahulu mengajak saya ke Telaga Madirda. Telaga ini terletak berdekatan
dengan pemukiman penduduk. Telaga Madirda terletak di dukuh Tlogo, Desa Berjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Tempatnya tidak luas, namun
memberikan kedamaian. Di telaga tersebut saya melihat ikan-ikan yang berenang
dengan bebas. Mereka menampakkan diri menyapa kami.
Si kecil sangat puas. Keindahan desa, keindahan
telaga, hijau, sejuk, teduh membuat saya malas untuk beranjak meninggalkan
tempat ini. Saya melihat ada 2 orang pemuda yang memanen tanaman sepertinya
sayuran. Tanaman tersebut tumbuh liar, biasanya digunakan untuk lalapan atau
sayur (bisa untuk pecel, gudangan)
Saya melihat beberapa turis asing bersama pemandu
wisata berjalan di jalan yang naik-turun. Saya yakin turis-turis tersebut
mengadakan perjalanan bersama biro. Tentu saja Telaga Madirda-Candi Sukuh
adalah obyek wisata yang tak terpisahkan satu sama lainnya.
Wisatawan Mancanegara dok.pri |
Di Telaga Madirda kami hanya sebentar saja.
Selanjutnya perjalanan menuju obyek wisata utama hari itu, yaitu Candi Sukuh.
4.
Candi Ceto Tempat yang Tinggi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Candi Ceto dok.pri |
Tahun 2013 saya diajak menikmati udara di perkebunan
teh. Waktu itu ramai sekali karena akan ada peringatan Hari Besar Agama Hindu. Suami
menunjuk Candi Ceto. Tapi kami hanya lewat begitu saja.
Suami saya orangnya memang suka memberi kejutan. Kali
kedua ini Juni 2016, saya diajak ke Jenawi. Suami saya benar-benar mengajak
saya melihat dari dekat. Hanya, suami ternyata tidak mau naik, saya diminta
jalan sendiri. Jalan sendiri kalau dengan si kecil itu alamat lelah banget.
Saya hanya melihat dari dekat saja, bagian depan,
tidak masuk sampai dalam. Saya hanya membutuhkan info, dan saya mendapatkan
informasi umum yang penting sebagai berikut:
1. Tiket masuk untuk wisatawan domestic Rp. 7.000,00;
untuk wisatawan asing manca Negara Rp. 25.000,00.
2. Setiap pengunjung harus memakai kain kampuh. Kain
kampuh bermotif kotak-kotak hitam putih.
Sama halnya di Candi Sukuh, pengunjung wajib memakai
kain kampuh dengan tujuan untuk membedakan wisatawan yang legal dan illegal.
Hehe, kalau yang illegal alias tidak membayar tiket, tidak lewat pintu masuk.
Entah lewat pintu mana.
Candi Ceto
merupakan candi bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masa-masa
akhir era Majapahit (abad kelima belas Masehi). Lokasi candi berada di lereng
Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut dan secara
administratif berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah.
Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan
peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini merupakan
tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/Kejawen.
Jalan menuju Candi Ceto ramai sekali meskipun tidak
sampai macet. Pengunjungnya berjubel. Ada yang istimewa saat ini, yaitu selain
Candi Ceto, para wisatawan juga menikmati udara segar di kebun teh di Jenawi.
Saya turut bangga, ternyata Karanganyar memiliki tempat wisata yang bisa
dibilang favorit.
Candi Ceto letaknya di Kecatamatan Jenawi, salah
satu kecamatan yang terletak di daerah tinggi di Karanganyar. Jalannya menanjak
tajam (kemiringannya kurang lebih 45 derajat, busur mana busur), tikungannya
juga banyak yang tajam. Harus berhati-hati bila mengendarai kendaraan menuju
Jenawi utamanya Candi Ceto. Kalau mau ke lokasi Candi Ceto kendaraan harus
dalam keadaan siap dan fit tidak boleh ada kekurangan. Sangat berbahaya kalau
ada kerusakan. Dan yang penting buat kendaraan roda dua yaitu siap-siap bensin
dipenuhi.
5.
Kebun Teh, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso
Kebun Teh Kemuning dok.pri |
Obyek wisata lain pernah saya kunjungi adalah kebun
teh, di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso. Lagi-lagi, tempat yang tinggi
dengan udara segar ini bisa ditempuh dengan penuh kehati-hatian. Kalau kita
beruntung, kita bisa menyaksikan atlet paralayang beraksi.
Waktu saya datang ke Kemuning beberapa waktu yang
lalu, bertepatan ada Festival Paralayang. Namun sayang, saya tak memiliki foto
yang menunjang. Saat itu saya belum memiliki kamera dan hape saya jadul.
6.
Hutan Karet di Kampung Karet, Kecamatan
Ngargoyoso
Cangkir Raksasa, Hutan Karet, Ngargoyoso dok.pri |
Hutan karet berada di Kampung Karet, atau sering disebut
Alaska. Alaska singkatan dari Alas Karet atau Hutan Karet. Sebagai penghasil
karet, hutan karet sangat membantu perekonomian penduduk setempat. Selain itu
ada produk-produk lokal yang biasa dijajakan. Misalnya makanan olahan. Ternyata
di hutan karet ini ada tempat yang nyaman untuk refreshing sekadar menikmati
keindahan alam.
Ciri-ciri dari obyek wisata ini adalah adanya
cangkir raksasa. Untuk diketahui, Kampung Karet sengaja dibuat berdekatan dengan
kawasan wisata alam lereng Lawu yakni Candi Sukuh, Candi Ceto, kebun teh
Kemuning, air tejun Jumok dan air terjun Parangijo. Lokasi tepatnya di Dusun
Kenteng, Desa Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar di atas lahan seluas 300
hektare.
7.
Sekipan Camp, Kecamatan Tawangmangu
Sekipan Camp dok.pri |
Sekipan Camp biasa disebut Bumi Perkemahan Sekipan,
terletak sekitar 31 km arah Utara-Timur Karanganyar. Sekipan Camp terletak di
sebelah timur Pasar Wisata Tawangmangu, belok ke kanan. Lokasi ini tepatnya
terletak di desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu. Di sekitar Sekipan Camp
terdapat kebun sayuran. Saya melihat ada kubis, wortel, loncang, dan sawi
hijau.
Pada lokasi Perkemahan terdapat pohon pinus, Saya menyebut dengan hutan pinus. Lokasi ini
juga cocok untuk berpetualang. Karena udara yang sejuk dan segar serta tidak
terlalu panas, pada saat itu di sekitar Sekipan Camp digunakan untuk foto
Prewedding. Romantis banget!
Tiket masuk Sekipan Camp adalah Rp.
7.500,00/orang/masuk. Ada yang harus diperhatikan ketika berada di sekitar
Sekipan Camp dan hutan pinus, yaitu tidak boleh meninggalkan api karena
berpotensi terjadi kebakaran.
00000
Sebenarnya masih banyak yang perlu dituliskan, untuk
memberikan gambaran obyek-obyek wisata yang harus dikunjungi saat berada di
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Tulisan ini
diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah. (www.twitter.com/visitjawatengah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar