Alhamdulillah, rezeki Jon Koplo lagi. Baru kemarin siang, Senin 24 Oktober 2016 kirim email, hari ini Selasa 25 Oktober 2016 dimuat.
dok.pri |
AH
TENANE [Versi Solopos, Selasa, 25 Oktober 2016]
Salah
Pasien
Hari
Minggu lalu, sebuah komunitas pencinta alam dan Akper di Solo mengadakan bakti
sosial di desa Plosorejo, Kerjo, Karanganyar. Jenis kegiatannya ada pasar murah,
pembagian alat tulis gratis dan pengobatan gratis.
Masyarakat
sangat antusias. Anak-anak, tua dan muda berbondong-bondong menuju SD swasta
setempat. Mereka datang dari beberapa dusun.
Dalam
pengobatan gratis ini ada tempat untuk pendaftaran, pemeriksaan, cek darah, konsultasi
dokter dan pengambilan obat. Masing-masing tempat ada petugas dari Akper.
Setelah
pengobatan gratis dibuka, pasien dipanggil satu per satu sesuai nomor urut. Kebanyakan
pasien diperiksa tekanan darahnya lebih dahulu lalu ditanya keluhan-keluhannya.
Tiba giliran Lady Cempluk menggendong anaknya Tom Gembus. Genduk Nicole, mahasiswi
cantik ini meminta Cempluk duduk dan dengan cekatan alat tensi meter siap dilekatkan
pada lengan atas Cempluk.
“Nuwun
sewu, yang dikeluhkan apa, Bu?” Tanya Nicole seraya ndemek bathuk Cempluk untuk
mengetahui panas atau tidak.
“Saya
ndak sakit kok mbak. Yang sakit anak saya, Tom Gembus panas, batuk dan pilek,”jawab
Cempluk.
Nicole
buru-buru melepaskan rekatan alat pada lengan Cempluk. Tenaga medis lain dan yang melihat di tempat
itu ngguyu
kepingkel-pingkel membuat wajah
Nicole memerah. (Selesai)
AH
TENANE [Naskah Asli]
Salah
Pasien
Hari
Minggu kemarin, di desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kab. Karanganyar ada
kegiatan baksos. Kegiatan ini berlangsung atas kerja sama antara komonitas
pencinta alam PP dan Akper IH Surakarta. Adapun jenis kegiatannya adalah pasar murah,
pembagian alat tulis gratis dan pengobatan gratis. Malam sebelumnya adalah
pengajian akbar di masjid setempat.
Masyarakat
yang ikut serta pengobatan gratis sangat antusias. Anak-anak, tua dan muda
berbondong-bondong menuju SD swasta setempat. Mereka datang dari beberapa
dusun. Meskipun jembatan yang menghubungkan antara 2 dusun tersebut ambrol dan
sedang dalam perbaikan, tapi ada seseg (jembatan darurat dari bambu).
Dalam
pengobatan gratis ini ada tempat untuk pendaftaran, pemeriksaan, cek darah, konsultasi
dokter dan pengambilan obat. Masing-masing tempat ada petugas dari Akper.
Setelah
pengobatan gratis dibuka, pasien dipanggil satu per satu sesuai nomor urut. Kebanyakan
pasien diperiksa tekanan darahnya lebih dahulu lalu ditanya keluhan-keluhannya.
Tiba giliran Ibu Cempluk menggendong anaknya Gembus. Nikole, mahasiswi cantik
ini meminta Ibu Cempluk duduk dan alat tensi meter siap dilekatkan pada lengan
atas Ibu Cempluk.
“Keluhannya
apa Bu?” Tanya Nikole.
“Saya
ndak sakit kok mbak. Yang sakit anak saya, Gembus panak, batuk dan pilek,”jawab
Ibu Cempluk.
Nikole
buru-buru melepaskan rekatan alat pada lengan Ibu Cempluk. Mahasiswi itu
mendelik ke arah Koplo yang menyuruh Ibu Cempluk menuju mejanya.
“Aku
juga ndak tau kalau pasiennya anak-anak je. Wong bagian pendaftaran juga
nyebutnya ndak pakai anak Gembus.”
Oleh
karena Gembus sakit batuk, pilek dan panas maka Ibu Cempluk diminta untuk
menuju tempat dokter. Tenaga medis lain dan yang melihat di tempat itu ngguyu
kepingkel-pingkel. Wajah Nikole sedikit memerah menahan isin. Koplo
garuk-garuk kepala. Ada-ada saja, salah pasien. (Selesai)
Karanganyar,
24 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar