Seorang kenalan, suaminya baru saja pulang dari
ibadah umroh ke Tanah Suci. Beberapa hari yang akan datang kakak perempuannya,
anak dan menantu kakaknya juga akan melaksanakan ibadah umroh. Sebagai seorang
guru, kakak kenalan saya minta izin cuti ke dinas.
Kenalan saya bilang,”seharusnya tidak perlu
laporan dan izin ke dinas. Kalau begitu tunjangan sertifikasinya kan bisa
hilang.”
“Langkah kakak Anda benar, sudah sesuai
prosedur. Saya yakin kakak Anda sudah berniat umroh mencari ridha Allah. Baginya
dunia itu tak ada apa-apanya dibandingkan nikmatnya ke Tanah Suci.”kata saya.
“Sayang kan tunjangan sertifikasi hilang.”
“Hanya sebulan yang tidak diterima. Tidak
seberapa itu. Dan beliau kan memang sudah niat umroh.”
“Misalnya tidak laporan ke dinas kan juga tidak
ditanyakan dan dinas tidak tahu.”
“Kalau tiba-tiba ada sidak, terus gimana?”Tanya
saya.
“Oh, iya ya.”
Lain lagi dengan kenalan saya yang lain. Beberapa
waktu yang lalu kenalan saya melaksanakan ibadah umroh. Sebenarnya, umroh akan
dilaksanakan saat libur semester ganjil setelah terima rapor.
Kenalan saya ini sebenarnya juga mau berangkat
umroh secara diam-diam. Sebagai seorang guru, PNS dan menerima tunjangan professional
(sertifikasi), dia tidak mau kehilangan tunjangan sertifikasinya. Dengan diam-diam,
tidak minta izin sekolah maupun dinas, dia berharap semua berjalan mulus sesuai
rencana.
Sayangnya, apa yang dicita-citakan tidak sesuai
dengan kenyataan. Jadwal pemberangkatan umrohnya mundur. Diundur sampai tiga
kali. Akhirnya menjelang masuk sekolah semester genap, dia dan isteri beserta
rombongan baru bisa berangkat umroh. Ada sedikit kecewa, dia harus minta izin
ke sekolah untuk melaksanakan ibadah umroh dan meninggalkan jam mengajarnya. Tapi
dia tidak laporan atau minta izin ke dinas. Takut kalau nanti tunjangan
profesinya hilang.
Bagi saya sangat aneh! Berniat menjalankan
ibadah umroh tetapi kok ya masih memikirkan dunia. Memikirkan takut kehilangan
tunjangan sertifikasi. Beruntung saya mengenal teman tadi tidak terlalu dekat. Kalau
menjadi teman akrab saya, lalu dia bercerita tentang tertundanya pemberangkatan
hingga kalau minta izin ke dinas bisa-bisa hilang tunjangan sertifikasinya, saya
pasti keceplosan bilang kehilangan tunjangan sertifikasi sebulan itu kecil
(small). Allah memberikaan kenikmatan bisa beribadah umroh, apa tidak
bersyukur. Ibadah umroh itu panggilan. Kalau Allah belum menghendaki, biarpun
harta benda kita melimpah tetap saja kita tidak sampai Tanah Suci.
Jadi, kalau sudah berniat menjalankan ibadah
umroh, lupakan masalah duniawi. Jangan takut kehilangan tunjangan sertifikasi
yang hanya sebulan. Insya Allah, semua akan diganti Allah dalam bentuk yang
tidak pernah kita duga sebelumnya.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar