Oleh :
dr. Airin Angelina SpS
Apakah
Anda pernah sakit kepala atau pusing? Beberapa orang mendefinisikan pusing
dengan sakit kepala yang hebat. Namun, ketika rasa pusing menyebabkan
penderitaan yang sangat hebat seperti merasakan benda-benda di sekitarnya
bergerak-gerak memutar atau bergerak
naik-turun, maka kondisi ini sering disebut dengan vertigo. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam atau
hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo
bisa berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Vertigo
bukanlah suatu penyakit, namun merupakan gejala suatu penyakit. Banyak sekali
penyakit yang dapat memberikan gejala vertigo. Faktor neurologik, otologik,
psikogenik, sistemik, dan faktor fisiologik dapat menyebabkan vertigo. Dengan
mengetahui penyebabnya, diharapkan pengobatan lebih efektif.
Faktor neurologik,
misalnya karena terjadinya gangguan peredaran darah pada sistema
vertebrobasiler, gangguan pada otak kecil, neuropati, cedera kepala, cedera
leher, ataupun karena adanya tumor otak.
Faktor otologik,
bisa terjadi karena benigna paroxysmal positional vertigo (BPPV), meniere
disease, infeksi telinga, gangguan pada telinga dalam. BPPV adalah salah satu
jenis vertigo yang paling sering terjadi, adanya vertigo yang dirasakan berputar,
timbul mendadak pada perubahan posisi, misalnya miring ke satu sisi, bangkit
dari tidur, menunduk atau menengadah, serangan berlangsung singkat, bisa
disertai mual atau muntah.
Faktor psikogenik,
bisa terjadi pada orang yang mengalami depresi, cemas, panic, fobia, ataupun
gangguan psikosomatis. Faktor sistemik, bisa terjadi karena adanya gangguan
kardiovaskular, peningkatan atau penurunan kadar gula darah, infeksi tubuh,
atau karena intoksikasi obat-obatan. Beberapa obat yang dilaporkan dapat
menyebabkan gangguan vestibular antara lain: kloroform, kokain, streptomisin,
gentamisin, tobraamisin, cisplatin, salisilat dosis tinggi, kloroquin. Sedangkan
factor fisiologik, misalnya vertigo yang terjadi karena melihat dari ketinggian
ataupun karena mabuk gerakan.
Pemeriksaan
fisik yang harus dilakukan meliputi
pemeriksaan saraf cranial, motorik, keseimbangan, dan sensorik. Selain itu,
pemeriksaan penunjang juga perlu dilakukan seperti MRI, CT-Scan atau Brainstem
Evoked Response Audiometry (BERA). Ini semua supaya dapat menemukan penyebab
vertigo secara akurat. BERA merupakan alat yang efektif untuk mengevaluasi
saluran atau organ pendengaran mulai dari perifer sampai batang otak, selain
itu BERA dapat digunakan untuk mendeteksi dini adanya gangguan pendengaran
bahkan sejak bayi baru lahir.
Pengobatan
dilakukan sesuai jenis vertigo dan penyebabnya. Sebagian kasus vertigo bisa
sembuh tanpa pengobatan. Hal ini dikarenakan otak berhasil beradaptasi dengan
perubahan pada telinga bagian dalam. Pemberian obat untuk mengurangi gejala disertai latihan fisik rehabilitasi
untuk adaptasi keseimbangan.
Berikut beberapa
tindakan pencegahan untuk vertigo, antara lain menerapkan gaya hidup sehat, mengurangi factor resiko seperti
mencegah stroke, kolesterol tinggi, kadar gula tinggi, dan berat badan
berlebih; menjalani perawatan sesuai penyebabnya, mengendalikan diri agar
pikiran dan perasaan tidak tertekan sehingga terhindar stress.
(SELESAI)
Sumber: Kedaulatan Rakyat, Hari Minggu, 26 Februari 2017, HUSADA, halaman 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar