dok.pri |
noerimakaltsum.com. Saya memilih Mekah dan Madinah, bila mendapatkan
kesempatan travelling gratis ke luar negeri. Alasan saya memilih dua tempat
tersebut adalah saya ingin melaksanakan ibadah umroh sebelum menunaikan ibadah
haji.
Sebagai
seorang muslim beriman dan bertakwa, saya yakin setiap orang memiliki cita-cita
atau keinginan menunaikan Rukun Islam kelima. Bila ada muslim yang tidak ingin
menunaikan ibadah haji, maka patut dipertanyakan keimanannya.
Ibadah
haji adalah wajib hukumnya bagi umat Islam. Ibadah haji adalah ibadah yang
wajib dilaksanakan tiap orang Islam yang mampu. Mampu di sini memiliki arti
yang luas, yaitu mampu secara materi, waktu, fisik dan mental.
Miskin
dan kaya bukanlah ukuran kemampuan secara materi. Ada orang miskin yang
memiliki cita-cita ingin menunaikan ibadah haji. Dengan segala cara, dia akan
mengumpulkan uang agar bisa digunakan untuk membayar ONH. Biasanya mereka akan
menabung demi mewujudkan keinginannya pergi ke tanah suci.
Akan
tetapi ada juga orang mampu dan kaya yang belum mempunyai keinginan untuk
berangkat ke tanah suci dengan alasan belum mampu secara materi, belum cukup
ilmu pengetahuan agamanya, belum bisa membaca quran, masih repot dan lain-lain.
Bila
ada keinginan, tentu ada jalan. Benar juga, sebenarnya ibadah haji bisa
terlaksana bila orang sudah dipanggil Allah. Meskipun memaksakan diri untuk
berangkat haji, bila belum dipanggil Allah untuk ke tanah suci, tetap saja
orang tersebut gagal untuk berangkat haji.
Saya,
suami dan anak-anak memiliki cita-cita ke tanah suci. Bila ada tawaran pergi
keluar negeri secara gratis, saya memilih berangkat ke tanah suci bersama
keluarga. Kami akan menunaikan ibadah umroh bersama-sama, sebagaimana ketika
suami melamar saya dulu,”aku ingin naik haji bersamamu.”
Semoga
ada tawaran untuk travelling keluar negeri secara gratis. Kalau-benar-benar
ada, saya sangat bersyukur. Pertanyaannya, siapa yang menawari saya travelling
gratis? Siapa tahu ada hamba Allah yang bersedia mewujudkan cita-cita saya ke
tanah suci, Mekah dan Madinah. Amin.
Karanganyar,
9 Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar