Begitu membaca koran hari ini, SOLOPOS hal XII saya tersenyum geli. Artikelnya silakan dibaca sendiri. Kalau tidak punya korannya bisa pinjam atau membeli.
Sekolah Favorit Khawatir Kualitas Menurun, judulnya. Bapak Ibu, mendidik dan mengajar anak-anak pandai dan berprestasi di tingkat sebelumnya itu mudah. Mungkin sekali menerangkan, siswa paham lalu diberikan soal dengan tingkat kesukaran tinggi bisa selesai dengan cepat. Wis masalah rampung.
Kalau mengajar siswa dengan berbagai macam tingkat kecerdasan, ada yang super pandai, ada siswa yang super sabar (sabar diterangkan sampai 3x belum paham-paham), ada siswa yang super karena memiliki problem dari rumah, ada siswa super dalam hal nakal, mbolosan, ngeyel, membangkang dan lain-lain, itu luar biasa. Gurunya juga harus super.
Tentu mendidik dan mengajar siswa dari kelompok yang bawah berbeda dengan kelompok yang atas.
Di sekolah favorit, mungkin guru sabar mengajar karena tidak ada masalah dengan siswa (rata-rata cerdas dan pandai). Di sekolah yang terdapat bermacam-macam kondisi ini ternyata guru lebih sabar lo.
Guru tidak boleh marah, membentak, harus ada pendekatan dengan hati padahal siswanya super-super.
Saya mengacungi jempol untuk sekolah yang memiliki siswa super-super, yang bisa membuat mereka mapan dan berhasil padahal tingkat kecerdasannya tidak tinggi semua.
Kualitas sekolah tetap baik kok kalau bisa mendidik dan mengajar anak-anak super-super ini dan berhasil, sukses, nilainya baik di atas rata-rata, menjadikan grade akademik tinggi.
Koran hari ini mengingatkan saya tentang perbedaan SMK N dan SMK swasta, gurunya sabar-sabar di sekolahku, hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar