Laman

Kamis, 20 September 2018

MENANAM FITNAH MENUAI FITNAH

Dengan santainya, malam itu Maharani mengirim pesan lewat WA pada Pak Kapoor.

= Selamat malam, Pak Kapoor. Apakah benar, Anda mengundurkan diri dari kantor?"
+ Betul, Bu Maharani. Saya tidak terima difitnah. Saya difitnah lagi oleh Vijay. Katanya saya selingkuh dengan istrinya. Daripada saya bekerja tidak nyaman, lebih baik saya resign. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.
= ya. Fitnah memang lebih kejam daripada pembunuhan. Saya adalah salah satu korbannya. Saya telah difitnah dan saya tidak keluar melainkan dikeluarkan dari kantor.

Mungkin Pak Kapoor memahami kata-kata Maharani. Maharani difitnah Vijay dan Pak Kapoor adalah salah seorang di antara 3 orang yang menandatangani surat yang berisi fitnah tersebut.

Mungkinkah Pak Kapoor telah lupa dengan apa yang telah dia lakukan terhadap Maharani? Entah itu dengan alasan dipaksa, ditekan atau di bawah ancaman, secara tidak langsung Pak Kapoor membenarkan apa yang ditulis oleh Vijay adalah benar. Ada 7 fitnah yang sengaja ditulis oleh Vijay. Maharani tidak melakukan semua itu. 

Maharani telah memaafkan 5 orang yang menandatangani kertas-kertas itu. Dia telah memaafkan mereka tapi biarlah Allah Hakim Yang Seadil-adilnya memberikan balasan. Apakah ini yang dinamakan hukum karma? Bukan, ini bukan hukum karma. Ini adalah hukum alam, sapa nandur bakal ngundhuh. (SELESAI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar