Laman

Jumat, 21 September 2018

MENYITA HP PELANGGARAN HAM

Hari kedua setelah diberhentikan mengajar, Maharani dikirimi pesan lewat WA maupun SMS beberapa temannya. Isinya: Maharani jangan mengirim pesan lewat WA. Kalau bisa semua chat dalam grup dihapus dan sebagai admin Grup Kwek-Kwek membubarkan grupnya. 

Maharani tidak habis pikir, ada apa dengan Vijay sampai-sampai HP semua warga perguruan disita? Bukankah sekarang Maharani sudah tidak  berada di perguruan? Apa hubungan Maharani tidak lagi bekerja dengan penyitaan HP semua warga perguruan?

Ternyata Vijay ingin tahu pembicaraan antara Maharani dengan warga perguruan. Vijay penasaran! Kalau sampai membaca chat pribadi berarti itu pelanggaran Hak Azazi Manusia, itu bisa dilaporkan pada yang berwajib.

Maharani itu siapa? Mengapa Vijay melakukan tindakan penyitaan HP? Apakah Vijay ketakutan atau ingin tahu dengan apa yang disampaikan Maharani pada teman-temannya. Jangan salah duga, Vijay. Pesan yang disampaikan pada Maharani semua biasa saja. Tidak ada nada marah, kecewa, ancaman dan sebagainya. 

Penyitaan Hp tersebut hingga malam hari. Setelah Isya' HP semua warga perguruan dikembalikan. Dengan perasaan yang biasa-biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa, warga perguruan pulang.

Satu yang mereka ingat, sebelum menyita HP, Vijay marah-marah. Nah, tindakan cerdas salah satu warga perguruan adalah merekam semua yang diucapkan Vijay dalam keadaan marah selama lebih satu jam.

Maharani di rumah selonjoran sambil menulis, tersenyum. "Aku yang di sini tenang-tenang saja. Kamu di sana kok masih pusing memikirkan aku, Vijay? Mungkin namaku telah terlanjur terukir di relung hatimu, Jay. Maafkan aku, kamu tak bisa melupakan aku." 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar