Laman

Selasa, 25 Agustus 2020

Prosedur Perpanjangan Masa Berlaku SIM C di Kabupaten Karanganyar Tidak Pakai Ribet

 

 

noerimakaltsum.com. Aku harus meluangkan waktu untuk memperpanjang masa berlaku SIM C yang aku miliki. Tahu sendiri, bukan? Terlambat satu hari (untuk memperpanjang), SIM sudah tidak berlaku dan aku harus mencari SIM baru dengan prosedur rumit dan memakan waktu dan biaya.

 

Mumpung tidak ada kegiatan, hari Senin 24 Agustus 2020, aku menuju kantor SATLANTAS. Namanya juga orang super rajin, jadi sampai di kantor Satlantas kepagian. Tapi tak apalah, lebih baik kepagian daripada kesiangan. Akhirnya ada Pak Polisi yang memberi tahu syarat dan cara perpanjangan SIM. (Aku pakai istilah perpanjangan SIM saja, yang lazim didengar).

 

Kusiapkan KTP dan SIM C asli. Aku menuju tempat fotocopy di seberang (depan) kantor  Satlantas. Di sana petugas fotocopy sudah paham, 2 kartu identitasku difotocopy sebanyak 5 lembar, kemudian kuterima stofmap warna biru (khusus SIM C, kalau SIM A stofmap warna kuning), dan plastik kecil untuk wadah SIM. Aku harus membayar 6.000 rupiah. Di tempat fotocopy sudah tertera prosedur mencari SIM. Wah terbantu juga, sebab langkah-langkahnya ada dan lokasinya juga ditunjukkan.

 

Aku berjalan ke timur untuk melakukan tes psikologi. Kantor untuk tes psikologi ini berdekatan dengan tempat kuliner Rocket Chicken. Beruntung, antreannya belum banyak. Jadi, begitu datang lalu mendaftar dengan menyerahkan selembar salinan identitas, aku bisa mengikuti tes psikologi. Tes psikologi ini biayanya lima puluh ribu rupiah. Soal tes psikologi tidak sulit. Aku hanya menjawab ya atau tidak berdasarkan keadaanku. Misalnya apakah aku gampang marah? Apakah aku sering deg-degan dan tidak tenang? Apakah aku sering mencret menghadapi situasi tertentu? Apakah aku minder? Apakah aku mudah malu? Apakah aku tidak percaya diri? Pertanyaan lainnya cuma seputar itu-itu saja, keseharian banget. Jadi, kondisiku beda dengan kondisimu, bukan?

 

Nah, materi soal nggak boleh difoto, ya. Nggak penting! Daripada kena masalah, mending nggak usah melanggar aturan ini. Setelah soal kujawab semua, lembar jawab aku kumpulkan dan aku menunggu hasilnya nggak pakai lama. Syukur Alhamdulillah, aku tidak mengulang. Oh ya, lembar kertas hasil tes psikologi jangan dibuang ke tong sampah ya. Ini nanti dikumpulkan lo.

 

Lanjut menuju tempat lain untuk cek kesehatan, tepatnya di belakang gedung Satlantas (kampung Dompon, dekat Klinik Kecantikan Dokter Melany) . Berjalan dari jalan Lawu ke kampung Dompon cukup menyehatkan. Aku praktikkan jalan tergopoh-gopoh. Sampai-sampai banyak orang yang memperhatikanku. Aku cuek saja. Sampai di tempat untuk KIR dokter, kondisinya sama dengan tempat tes psikologi, antreannya cukup saja. tidak berdesakan.

 

Lebih dari jam delapan, kantor baru dibuka. Salinan identitas aku taruh di atas logam berbatang seperti paku, tinggal dicobloskan sebagai tanda mengantre. Ketika namaku dipanggil, aku hanya diminta untuk membaca angka (pada buku tes buta warna) pada satu lembar halaman. 35. Yes! Nggak buta warna. Kalau aku buta warna, jelas-jelas nggak masuk di Jurusan Pendidikan Kimia. Setelah itu ditanya petugas berat badannya. Dikira-kira saja ya, sekitar 53 kg. biaya cek kesehatan alias KIR Dokter ini 35.000 rupiah. Cuma sak nyuk-an harus bayar 35.000. Wis, rapapa sing penting lancar untuk 5 tahun mendatang. Kertas bukti sehat kubawa, nggak kulipat-lipat.

 

Dari tempat cek kesehatan menuju loket 1 untuk mendapatkan blangko pembuatan SIM C. Setelah mengisi form yang diberikan petugas, stofmap berisi form pendaftaran, 3 lembar salinan identitas, surat keterangan sehat dan surat hasil tes psikologi kuantrekan ke bank BRI yang berada di dalam kantor. Di sini aku mengeluarkan biaya 75.000 rupiah.

 

Selanjutnya adalah menunggu panggilan untuk foto dan sidik jari. Nah untuk keperluan  foto dan sidik jari, antreannya lumayan banyak. Tetap sabar, sebab kalau tidak sabar juga tidak bakalan didahulukan. Di sini harus sabar menunggu namanya dipanggil.

 

Di ruangan khusus untuk foto dan sidik jari, petugas melakukan verifikasi. Jempol kanan di taruh di atas alat sidik jari, lalu jari telunjuk kanan, jempol kiri, dan terakhir jari telunjuk kiri. Tidak lupa tanda tangan digital dan terakhir foto. Ketika duduk  punggung kudu nempel di bagian belakang kursi, menghadap ke depan alias menghadap kamera, dan boleh sedikit tersenyum. Tapi jangan tertawa, apalagi menghadap kamera petugas lainnya.  

 

Setelah itu aku keluar ruangan untuk menunggu proses cetak SIM. Rasa haus mulai menyerang. Udara sangat panas saat itu, apalagi ruangan penuh! Mau jaga jarak, nggak bisa. Yang penting pakai masker dan handsanitiser.

 

Alhamdulillah, SIM C milikku sudah jadi. Buru-buru aku menuju tempat parkir. Aku mengambil sepeda motor (tentu saja sepedaku sendiri, bukan milik orang lain, ya).  Sepeda motor kuhidupkan dan perlahan motor berjalan (haha, seperti biasa rata-rata 30-40 km/jam) alon-alon waton klakon. Yang penting selamat sampai tujuan.

 

Nah, teman-teman yang belum memiliki SIM atau waktu tenggatnya hampir habis, segera diurus ya. Diurus sendiri saja, nggak usah minta mantuan calo apalagi minta bantuan dukun, orang pintar atau kiai.

 

Untuk perpanjangan SIM C, di luar fotocopy identitas, biaya yang dikeluarkan adalah 160.000 rupiah. SIM berlaku 5 tahun. Jadi, tiap tahun kita hanya keluar biaya 32.000 rupiah. tiap hari hanya 100 rupiah lo. Murah, bukan? Punya SIM hidup kita tenang, nggak usah deg-degan kalau ada razia. Bandingkan bila kita nggak punya SIM, ada razia, lalu kena denda. Untuk membuat SIM baru, syarat dan caranya ditanyakan di kantor Satlantas.

 

Semoga bermanfaat.


Sumber Gambar: Tribun Solo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar