Dua orang anak saya tinggal berjauhan. F1 berada di Yogya, sedangkan F2 tinggal bersama kami di rumah, Karanganyar. Meskipun berjauhan, dua kakak beradik ini selalu menjalin komunikasi dengan baik. Biasanya F2 menelepon kakaknya terlebih dahulu.
Kalau F1 pulang ke Karanganyar, dia sering mengajak pergi F2 untuk jajan atau kulakan dagangan. F1 berbisnis kecil-kecilan untuk mengisi waktu luang. Demikian pula F2 punya usaha kambing.
Tadi malam F2 bilang kalau ingin membuka toko untuk jual beli ikan dan barang-barang yang ada kaitannya dengan ikan di depan rumah. Saya mengaminkan.
"Mami doakan ya, Le. Besok mami dan ayah di tanah suci mendoakan kamu dan kakak, kelak punya toko dan sukses."
"Amin. Terima kasih ya, Ma."
F2 kelas 5 SD, pikirannya sudah jauh ke depan. Apa yang dibicarakan bukan hanya sekadar bermain dan bersenang-senang. Anak lelaki itu memang punya jiwa wirausaha. Usianya masih belia, tapi sudah jadi jutawan.
Beberapa saat kemudian F1 menelepon sambil memamerkan dagangannya yang berada di kamar.
"Barang-barangku rapi berada dalam wadah. Tapi lihatlah tempat tidurku masih berantakan. Sebenarnya aku butuh ruangan yang lebih luas. Sebab lama kelamaan kamar ini nggak muat untuk menampung dagangan, untuk belajar, dan untuk bobok manis. Masa iya tidurnya tidak berbaring tapi dengan duduk. Hahaha.
Aku butuh tempat untuk memajang daganganku. Aku ingin punya toko secara fisik. Nanti bisa jualan secara online maupun offline. Lumayan kan keuntungannya bisa untuk menyambung hidup alias makan. Bisa membeli ayam geprek, roti, gado-gado dan lain-lain buat simbah. Amin."
"Mami doakan F1 punya toko fisik sendiri, terpisah dari kamar."
Setelah telepon ditutup, saya terdiam sejenak. Kok kedua anak saya dalam waktu hampir bersamaan mengutarakan keinginan yang sama? Barangkali ini pertanda saya dan suami untuk serius mewujudkan keinginan kedua anak saya. Allah Maha Kaya. Dia akan memberi kemudahan pada kami untuk mewujudkan 2 toko untuk anak-anak.
0000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar