RESENSI
Judul : RESOLUSI MENULIS
( Menyusun Rencana Mewujudkan Karya)
Penulis
: Hernowo Hasim
Penyunting : Ngainun
Naim
Penerbit : Akademia Pustaka
Cetakan : 2017
ISBN : 978-602-61158-9-8
Tebal : 253 hal + xii
Setiap
akhir tahun, semakin banyak orang yang melakukan evaluasi tentang kegiatan atau
capaian dari target atau cita-cita yang telah ditentukan. Evaluasi merupakan
cara terbaik untuk menilai apa yang telah kita lakukan. Capaian-capaian positif
dipertahankan dan yang belum tercapai diharapkan di masa mendatang bisa
tercapai.
Selain
melakukan evaluasi, hal yang juga penting untuk dilakukan adalah membuat
resolusi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Resolusi adalah putusan atau
kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat
(musyawarah, sidang); biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Dalam konteks
Resolusi Menulis, resolusi adalah kebulatan tekad yang ditetapkan dalam diri untuk mencapai target-target
tertentu yang telah ditetapkan.
Bagi
Ahmad Fahrudin resolusi menulisnya adalah terus menulis, berusaha belajar
istiqomah untuk menulis satu catatan setiap hari dan keinginannya menulis buku
(hal 39). Eka Sutarmi berkesempatan ke Thailand selama 5 bulan untuk
menjalankan tugas dari kampus. Di Negeri Gajah, Eka menuliskan pengalamannya
selama di Thailand di blog. Setelah pulang dari Thailand, Eka mendokumentasikan
tulisannya dalam bentuk buku. Eka menargetkan bisa menulis buku lagi dari
menabung tulisan yang sudah tembus media (hal 96).
Belajar
menulis, dilakukan dengan menulis di media cetak maupun online, berupa karya
ilmiah di jurnal ilmiah. Tulisan-tulisan yang ada mengalami pergeseran dari
jurnal ke artikel, dari artikel ke buku. Menulis buku merupakan resolusi
menulis yang disampaikan oleh penulis yang telah memiliki banyak karya, yaitu
Hayat (hal 135).
Menjaga
dan merawat kemahiran dan kenyamanan menulis dilakukan dengan berlatih dan
menambah pengetahuan tentangnya secara konsisten. Konsisten menulis dan membaca
merupakan hal yang penting. Berlatih membaca dan menulis disebut mengikat
makna. Bagi Hernowo Hasim, mengikat makna bisa diwujudkan dalam bentuk buku
(hal 145).
Much.
Khoiri diberi predikat “tidak patut” untuk penulisan buku, sebab karya bukunya
melebihi batas standar bagi dosen. Menulis buku dalam jumlah lebih malah
disebut tidak patut merupakan kekuatan khusus untuk melanjutkan menulis buku.
Resolusi Much. Khoiri adalah konsisten menulis setiap hari, dan menargetkan
menulis 5 buku mandiri (hal 197).
Adanya
resolusi, menjadikan langkah penulisan dan target tulisan semakin jelas.
Ngainun Naim memiliki resolusi menulis buku, mengisi blog dan berbagi ilmu.
Sebagai seorang akademisi, Ngainun Naim juga menulis artikel jurnal sebagai
wahana pengembangan keilmuan (hal 222).
Rita
Audriyanti memiliki konsep Tri Dharma Literasi, yaitu 1) 4 M: Membaca, Menulis,
Berbicara, dan Menyimak, 2) Publikasi dan 3) Berbagi Pengalaman. Secara
spesifik, Resolusi Menulis Rita adalah menerbitkan buku, meningkatkan jumlah
buku bacaan, membantu komunitas, dan promosi buku (231).
Buku
ini ditulis oleh 55 orang penulis yang bergabung dalam komunitas Sahabat Pena
Nusantara dengan berbagai macam resolusi menulisnya. Secara umum resolusi
menulis adalah konsisten menulis, menulis di media, menulis jurnal, artikel dan
menulis buku. Buku Resolusi Menulis ini memotivasi penulis pemula untuk optimis
dan penyemangat bagi penulis yang memiliki jam terbang tinggi. (SELESAI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar