Parcel Lebaran dok.pri |
Lebaran Tanpa Parcel
Saya sudah terbiasa
menjalani puasa Ramadan dengan cerita kadang tak pernah disangka-sangka. Misalnya,
ketika bepergian karena suatu urusan kebetulan waktunya mendekati waktu buka
puasa. Saat berbuka puasa masih di perjalanan.
Saya sering tidak sependapat
dengan suami. Suami maunya berbuka puasa di warung makan yang kami lewati. Kalau
saya biasanya menyediakan minuman dari rumah lalu saya masukkan dalam botol. Sewaktu-waktu
azan maghrib berkumandang, kami langsung berbuka dengan minum teh panas lebih
dahulu. Nah, makannya nanti setelah mendapatkan tempat yang cocok.
Suatu hari (beberapa kali
malah) kami ada urusan dengan seorang kawan. Kebetulan suami tidak menghubungi
terlebih dahulu. Sampai di rumah kawan, orangnya tidak ada. Menunggu cukup lama
untuk bertemu kawan tadi. Setelah selesai urusan, kami pulang.
Di jalan saya sudah bilang
pada suami untuk mampir ke warung makan dahulu untuk membeli minuman. Suami bilang
nanti saja di tempat yang dia maksud. Azan maghrib berkumandang. Kami belum
berbuka puasa. Saya bukan tak tahan haus dan lapar. Hanya saja kalau sudah
waktunya berbuka kok tidak berbuka rasanya gimana gitu.
Beberapa warung yang
dimaksud suami yang kami lewati tutup. Sementara si kecil ingin segera sampai
rumah tidak mau mampir-mampir karena mengantuk. Akhirnya sampai rumah saya
membuat minuman untuk sekadar berbuka puasa menghilangkan dahaga.
Ya Allah, mau makan saja
pilih-pilih tempatnya. Yang dipilih tempatnya ternyata tutup semua karena
menjelang lebaran, pedagangnya sudah mudik alias pulang kampung.
Si kecil saya bawa masuk
kamar lalu tidur. Alhamdulillah, akhirnya makan seadanya saja. Karena sejak
awal rencananya mau berbuka puasa di luar rumah, saya tidak memasak sayur.
Oleh sebab itu kalau ada
teman yang memosting foto makanan menu buka puasa lengkap yang mengundang
selera, kadang saya membatin ingin rasanya nyuwil sedikit lalu saya cicipi biar
saya tahu rasanya.
00000
Dalam minggu-minggu ini
sampai menjelang lebaran, akan banyak teman-teman yang upload foto parcel
lebaran di medsos. Bahkan sekarang saya juga sering melihat foto-foto tersebut.
Bagi mereka yang mendapatkan
bingkisan atau parcel lebaran pasti akan bergembira. Saya sendiri, kalau
mendapatkan parcel lebaran juga akan bergembira. Tapi cukup sesaat saja, tidak
berlebihan, dan tidak berkelanjutan.
Lo, saya dapat bingkisan
lebaran ta? Ah, itu hanya seandainya saja. Selama saya mengajar tidak ada yang
namanya bingkisan lebaran atau parcel lebaran. Tapi saya bersyukur, karena di
sekolah tidak ada budaya bingkisan lebaran maka kami tidak ngarep-arep alias tidak mengharapkan
sekali.
Bagi saya, lebaran tanpa
bingkisan atau parcel lebaran, itu hal biasa. Menjadi luar biasa kalau
tiba-tiba ada bingkisan lebaran dengan wadah cantik memakai rotan. Bisa wowww,
takjub.
Atau mungkin ada THR
pengganti bingkisan lebaran? Ada THR, tetapi bukan Tunjangan Hari Raya sebesar
satu kali gaji. THR di sini adalah Tabungan Hari Raya. Tabungan, nabung-nabung
sendiri, uang-uangnya sendiri. Hehe
Saya dan teman-teman sudah
bahagia kok lebaran tanpa parcel. Yang penting, kalau minggu-minggu terakhir
masuk sekolah sebelum libur lebaran datang ke sekolah di kantor sudah ada tas
kresek warna hitam, di dalamnya ada beberapa makanan yang bisa digunakan untuk
menjamu tamu yang datang saat lebaran. Nominalnya tak seberapa tapi nilai
keberkahannya besar, karena pemberinya ikhlas dan penerimanya juga ikhlas. Alhamdulillah.
Jadi siap-siap dengan kejutan tas kresek warna hitam di kantor.
Yang sudah mau mudik silakan,
selamat jalan. Hati-hati selama di perjalanan. Bila lelah, istirahat terlebih
dahulu. Kalau mengantuk jangan memaksa mengendarai sepeda motor atau mobil. Tak
usah buru-buru, yang penting selamat sampai tujuan.
Karanganyar, 24 Juni 2016
Sumber:
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc