Minggu, 31 Juli 2016

Satu Hari Satu Posting Artikel Selama Juli Ngeblog #31

Alhamdulillah #JuliNgeblog  Selesaai
dok.pri
Satu Hari Satu Posting Artikel Selama Juli Ngeblog #31
Sebenarnya kalau kita mau menulis, banyak sekali hal yang bisa kita tulis. Mulai dari kehidupan sehari-hari, pekerjaan, anak, hobi, hubungan sosial dengan tetangga, teman, perjalanan, makanan dan masih banyak lagi.
Untuk memulai menulis juga tidak sulit. Cara memulai menulis yaitu dengan segera menulis. Bisa di hape, laptop, buku, kertas tak terpakai dan lain-lain. Jangan menunda-nunda menulis. Jangan mengungkapkan banyak alasan. Karena alasan yang kita buat, juga tak akan menyelesaikan “rencana menulis” kita. Biasanya bila kita banyak beralasan itu berarti kita memang tak mau segera menulis.
Saya mencoba menulis setiap hari, baru taraf mencoba. Saya berusaha menulis setiap hari lalu saya posting di blog. Meskipun kepala sedang pusing, mata mengantuk berat, lelah dan capek, tidak ada alasan untuk tidak menulis. Mengapa demikian? Kalau kita beralasan seperti di atas, sebenarnya kita hanya menghindar dari “kewajiban”.
Bulan Juni yang lalu, saya berhasil sebulan penuh memosting tulisan. Oleh karena saya menulis dengan hati, sehingga apa yang saya tulis benar-benar diberikan kemudahan.
Untuk bulan Juli ini, saya mencoba untuk menerima tantangan menulis selama sebulan penuh dengan tema #JuliNgeblog. Sebuah tantangan yang sebenarnya mempertajam kualitas tulisan saya.
Keberhasilan menulis setiap hari saya, tidak lepas dari peranan suami yang memberikan kemudahan bagi saya untuk menulis. Suami memberikan berbagai fasilitas yang mendukung dunia menulis saya. Selain suami, anak-anak juga cukup tahu diri dengan pekerjaan maminya, yaitu menulis. Anak-anak cukup pengertian kalau maminya sedang repot menulis.
Pada bulan Juli ini, akhirnya saya akan menuliskan tentang menulis naskah sebanyak 80-150 halaman. Suatu hari saya ditanya oleh murid saya. Kebetulan dia sering memperhatikan kalau saya mengingatkan murid-murid untuk menulis setiap hari meskipun satu paragraph.
Pertanyaannya adalah : bagaimana cara menulis naskah sebanyak 80-150 halaman? Menulis naskah sebanyak 80-150 halaman, sebenarnya tidak sulit. Yang penting adalah komitmen untuk menyelesaikan naskah tersebut. Kalau waktu luang untuk menulis benar-benar banyak, bisa secepatnya. Apabila kita harus meluangkan waktu karena suatu kesibukan, 80-150 halaman ini bisa kita bagi-bagi dulu. Kalau kita bisa menulis dalam sehari sebanyak 5 halaman, berarti maksimal waktu yang kita butuhkan untuk menyelesaikan naskah tersebut adalah 30 hari.
Satu hari lima halaman tadi kita bagi lagi menjadi beberapa waktu. Bisa dua atau tiga waktu, paling tidak dalam sekali menulis harus selesai 2 halaman. Ternyata ringan juga kalau kita memiliki komitmen untuk menulis setiap hari.
Apakah saya pernah melakukan teori tersebut? Jujur saya katakan kalau saya belum pernah menulis dalam sebulan sebanyak 150 halaman. Saya memiliki alasan yang cukup umum yaitu kerepotan ibu rumah tangga dan bekerja tak memungkinkan waktu luang banyak.
Bila suatu saat ada waktu luang banyak, apakah saya bisa menerima tantangan menulis 150 halaman selama 30 hari? Sepertinya saya harus menjawab tidak. Lo, mengapa? Kalau saya menulis beberapa halaman saat waktunya luang, suami saya sepertinya akan melakukan aksi. Itu sudah pasti.
Kecuali kalau saya ikut suatu pelatihan/kursus, di mana saya hanya fokus menulis, tidak melakukan pekerjaan apapun. Mungkin saya bisa sukses menulis 150 halaman dalam waktu tertentu.
Saya akan mencoba menerapkan teori yang pernah saya dapat, lalu saya bagikan kepada orang lain. Menulis 5 halaman setiap hari, ternyata mudah. Lalu saya bersemangat membuat tema/judul. Mencari materi penunjang, dan menyesuaikan keadaan.   Saya memulai menulis, lalu mengendapkan tulisan, mengedit dan selesai. Pasti saya akan merasa bahagia sekali.
Sekarang waktunya berandai-andai, tapi tetap memiliki semangat untuk mewujudkan “perandaian” saya tadi. Orang boleh bermimpi, siapa tahu mimpi saya menjadi kenyataan. Saya juga bercita-cita besar, siapa tahu cita-cita sayaa terwujud. Saya sadar diri, cita-cita memerlukan perjuangan untuk meraihnya. Maka cita-cita saya cukup yang bisa saya jangkau saja.
Bahagianya saya, bisa mengikuti tantangan sebulan ngeblog dalam #JuliNgeblog. Tantangan #JuliNgeblog ini akhirnya saya tutup dengan penuh syukur, Alhamdulillah. Sampai bertemu di tantangan lainnya.

Karanganyar, 31 Juli 2016

Sabtu, 30 Juli 2016

Bercanda Tanpa Batas Akibatnya Fatal #30

Jangan Berlebihan
dok.pri
Bercanda Tanpa Batas Akibatnya Fatal #30
Ketika saya kelas 3 SMP sekitar tahun 1986/1987, seorang teman dengan niat bercanda mengambil kursi secara diam-diam. Kursi tersebut akan diduduki teman saya lainnya. Karena teman yang akan duduk tidak tahu kalau kursinya sudah diambil, maka teman saya terjatuh. Kejadian itu tepat di depan saya. Hampir semua teman yang melihat menjerit.
Mungkin teman saya yang mengambil kursi ini hanya berniat bercanda saja. Akan tetapi kalau bercanda sudah kebablasan tentu akan berakibat fatal. Dan apa yang terjadi? Kepala teman saya sedikit bocor. Dia segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diobati. Ada beberapa jahitan, lukanya tidak serius.
Tiga puluh tahun telah berlalu, tetapi saya selalu ingat peristiwa itu. Saya selalu mengingatkan murid saya untuk membatasi dalam bercanda. Dan beberapa larangan, sejak awal semester saya beritahukan. Tujuannya adalah untuk menjaga keselamatan bersama.
Beberapa waktu yang lalu, seorang teman lama memosting kejadian yang hampir serupa dengan kejadian di atas. Syukurlah, semua bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Inilah ceritanya:

Baru dua minggu masuk sekolah, si bungsu yg kelas 1 SMP bikin ulah hingga urusan dgn guru BP/ BK. Gara2nya pas ngerjakan tugas math di kelas ada temennya yg usil gangguin... sdh diperangatkan masih ngeyel kata anakku... "awas jangan lari nanti tak jegal"... eee beneran lari temennya yg tadi ganggu... ya dikejar dan di tackle kakinya.... jatuh dan retak pergelangan tangannya.... ono ono wae...

Pak A :  Wealah...calon kuwi
Noer Ima Kaltsum Mas agung, kelingan biyen pas kelas 3, seseorang mengambil kursi yang mau diduduki purwadi. Akibatnya purwadi jatuh, kepala berdarah dibawa ke PKU kalo ndak salah. Sampai sekarang ingat terus. Semoga putrane menyadari kekhilafannya dan temannya nggak dendam.
Agung  Iyo mbak.... tadi anakku tak ajak waktu ke RS nemuin anaknya supaya minta maaf dan meminta mereka berdamai.
Hermawan  Butuh penanganan yang tepat, Tak ada dendam
Tak trauma
Itu harapan nya
Sebab ketika dendam itu tersimpan
Pasti akan mencoba membalas
Entah sampai kapan
Demikian juga jika ada trauma
Merasa bersalah
Dosa dan sebagainya
Itu juga masalah yang akan menjadi potensi mengganggu di masa hadapan
Agung Iya mas bro.... tak tekankan ke anakku agar jangan cepet emosi. Setidaknya buat pembelajaran agar pakai logika sebelum berbuat.
Upik  Waduh... jd panjang urusannya ya pak....sabar ya pak..
Dewi Gpp mas Agung , yg penting bicara dgn Ortu anak tsb dg baik" biar masalah clear. Biaya pengobatannya diganti ya mas...
Kejadian spt ini jg biar menjadi pembelajaran buat putrane & temannya tadi, "bercanda itu ada batasnya", jadi mereka jg bisa lebih hati" lagi dalam bersikap, bertutur kata & semua tindakan yg mereka lakukan pasti ada konsekwensinya.
Hermawan Sepakat
Bercanda kadang berujung maut
Meski tak ada niat sama sekali
Namun kadang maut juga tak memandang niat
Dewi Ia mas Hermawan, apa lagi anak" ini kan masih masa transisi dr SD ke SMP jadi jiwa kekanakannya masih kuat, blom mikir akibatnya hehe...
Hermawan  Aku pernah liat tayangan di medsos candaan anak SMP di pinggir kolam renang itu
Menggendong dan terjatuh leher patah dan tak ketolong miris...
Anaku SMP dua kali pulang sekolah digips tangane karena retak
Azizah Kejadiaannya hampir mirip anakku. Anakku menendang, memukul. Mengerikan. Alhamdulillah si korban masih diberi keselamatan.
Langkah penyeselaianku adalah kami selesaikan secara kekeluargaan. Aku sekeluarga cepet2 datang ke rumahnya, minta maaf, segala pengobatan aku yg nanggung. Seandainya masalah ini sampai pengadilan kan bahaya. Orang nyubit saja kena pasal. Apalagi lebih dari itu. Alhamdulillah, sejak kudatangi rumahnya dan minta maaf, sampai sekarang..korban tidak lapor polisi.
Secara umum remaja itu belum bisa mengendalikan emosinya. Tidak memikirkan bahwa apa yg dilakukan itu berakibat fatal atau tidak.
Aku bilang ke anakku, "Mending kamu ngomong kata2 a b c keluar semua.. daripada fisik. Sebab omongan nggak akan kena pasal tapi fisik kalo korban nggak terima.. kamu bisa dipenjara." Anakku hanya menunduk saja.
Kita juga pernah remaja dan berpikir belum dewasa. Kini setelah menjadi orang tua, kita tak boleh lupa untuk  mengingatkan anak-anak kita. Ada batasan dalam bercanda agar tak menimbulkan bencana. Memang anak-anak perlu nasihat dari kita para orang tua. Mungkin kita perlu menekankan lagi pada anak-anak lagi : 1) jangan mudah terpancing emosi, 2) jangan mengganggu teman atau siapa saja, 3) tetap berbaik sangka pada teman, 4) memaafkan dan segera minta maaf, dan 5) berani bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.
Bagi saya cukup sekali saja, semoga tak ada kejadian yang sama menimpa anak-anak lainnya. Semoga bermanfaat.

Karanganyar, 30 Juli 2016

Jumat, 29 Juli 2016

Obat-obatan Yang Tersedia di Rumah #29

Penurun panas
dok.pri
Obat-obatan Yang Tersedia di Rumah #29
Setiap  orang pasti menginginkan selalu sehat badannya. Akan tetapi kadang-kadang penyakit ringan tiba-tiba datang tanpa permisi. Untuk mengatasi hal tersebut maka kita memerlukan obat yang biasa kita konsumsi. Di rumah, keluarga kecil saya menyediakan obat-obatan minimal yang bisa dikonsumsi/digunakan sebagai solusi darurat (sebelum ke dokter). Obat-obatan tersebut antara lain:
1.      Obat penurun panas
Sebenarnya obat penurun panas tidak semata-mata berfungsi menurunkan suhu badan saja. Obat ini juga bisa diminum untuk mengatasi sakit kepala, nyeri, dan radang.  
2.      Anti diare
Sakit perut, bisa saja karena makan pedas, masuk angin, dan keracunan makanan. Untuk mengatasi diare, saya menyediakan anti diare. Selain anti diare berupa obat, di rumah sedia teh setiap saat. Teh kental manis ditambah gula bisa digunakan sebagai anti diare dan bisa juga berfungsi sebagai oralit. Biasanya bila diare, badan menjadi lemas maka kita perlu oralit. Oralit bisa dibuat sendiri yaitu air putih yang diberi gula dan sedikit garam.
3.      Minyak kayu putih
Bila badan pegal, digigit serangga, menghangatkan badan dan lain-lain saya memerlukan minyak kayu putih. Memijat lengan atau pundak dengan minyak kaayu putih, bisa menguraangi sakit kepala.
4.      Balsam
Fungsi dari balsam sebenarnya hampir sama dengan minyak kayu putih. Hanya saja tingkat kehangatannya lebih besar balsam dibanding minyak kaayu putih.
5.      Obat luka/anti septik
Obat luka ini kami gunakan bila lukanya tidak serius.
6.      Cairan pembersih luka
Cairan ini digunakan setelah luka dibersihkan memakai air lalu dikeringkan. Setelah itu luka dibersihkan memakai cairan ini sebelum diberi anti septik.
7.      Anti Alergi
Bila kami tiba-tiba terserang alergi, ada obat alergi yang kami siapkan. Setelah minum obat alergi ini, maka kami tidak melakukaan aktivitas yang sifatnya serius. Mengapa demikian? Sebab efek samping bilaa kita minum obat anti alergi adalah mengantuk.
Itulah beberapa obat yang tersedia di rumah kami. Memang macam obatnya tak terlalu banyak. Untuk penyakit ringan yang tiba-tiba datang, bisa diobati dengan obat-obatan di atas. Apabila ternyata sakitnya memerlukan pengobatan dari dokter, tetap saja ke dokter.
Kami berusaha semaksimal mungkin tidak pergi ke dokter. Kami juga berusaha untuk meminimalkan minum obat-obatan. Doa kami selalu sehat setiap hari. Amin.

Karanganyar, 29 Juli 2016

Kamis, 28 Juli 2016

Benda Yang Wajib Dibawa Saat Bepergian #28

Tas Multifungsi
dok.pri
Benda Yang Wajib Dibawa Saat Bepergian #28
Sebenarnya saya tidak hobi bepergian. Kalaupun saya harus bepergian, pasti itu karena ada kepentingan. Saya selalu berpikir untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari, betapa sangat berharganya waktu saya. Maklum, setelah status menjadi ibu-ibu, saya harus pandai-pandai membagi waktu.
Bila bepergian, saya juga harus mengatur sedemikian rupa, sehingga waktu bisa saya gunakan secara optimal. Saat bepergian saya harus menyiapkan benda-benda yang akan saya bawa. Tentu saja benda-benda tersebut sudah jelas fungsi dan kegunaannya.
Berikut ini adalah benda-benda yang harus saya bawa saat bepergian:
1.      Rompi
Saya memang tidak pernah lepas dari rompi. Ada 4 rompi, yang warnanya sama 2 buah (krem), yang lain hijau dan biru. Akan tetapi saya lebih suka memakai rompi warna krem. Karena ada 2 rompi warna krem, biasanya saya diolok teman-teman rompinya tidak pernah ganti.
Saat bepergian, saya juga nyaman memakai rompi. Teman-teman mengatakan rompi adalah kostum wajib bagi saya. Mungkin bagi orang lain tidak ada yang istimewa dengan rompi saya tetapi bagi saya rompi yang saya kenakan memiliki fungsi. Rompi dengan 2 buah saku besar, tentu ada fungsinya.
2.      Tas
Kalau tidak bepergian jauh, atau tidak dalam rangka wisata, saya hanya membawa satu tas. Tas yang saya selempangkan menyamping talinya. Kalau bepergian jauh atau wisata, saya membawa dua tas. Tas selempang dan tas ransel. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Tas selempang hanya berisi benda-benda ringan. Misalnya dompet (beserta isinya), hape, alat tulis, kamera. Untuk tas ransel berisi pakaian, mukena, dan makanan ringan.
3.      Telepon genggam
Telepon gemggam wajib saya bawa. Fungsinya untuk berkomunikasi dengan keluarga maupun teman/kerabat. Apalagi bila bepergian keluar kota, siapa tahu bisa silaturahmi ke rumah teman/kerabat di kota tersebut. Kalau tidak membawa hape, jelas ini sangat merepotkan. Hape, sekarang bukan merupakan barang mewah untuk memenuhi gaya hidup. Hape adalah alat untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi hape yang ada kameranya, penting sekali.
4.      Alat tulis
Alat tulis ini berupa buku/notes dan bolpoin. Dengan alat tulis ini, tentu saya bisa menuliskan kata kunci berbagai informasi atau sesuatu yang saya lihat. Yang saya tulis adalah kata kunci saja. Kadang-kadang saya menuliskan rute perjalanan.
5.      Kartu identitas
KTP wajib saya bawa. Selain KTP, ada kartu identitas lain yang saya bawa. Kartu identitas ini biasanya diminta untuk ditunjukkan bila ada razia/operasi. Ya, semoga semua aman-aman saja.
6.      Uang
Uang yang saya bawa biasanya saya sesuaikan kebutuhannya. Saya tidak membawa uang berlebihan. Kalau saya naik sepeda onthel, sepeda motor atau membonceng, isi dompet berbeda jumlahnya. Kalau naik sepeda motor atau membonceng, saya perlu menyiapkan uang untuk membeli bensin. Harapannya tidak ada kejadian tak mengenakkan.
Selain untuk membeli bensin, juga untuk makan di warung/angkringan. Yang murah meriah saja, bukan yang berlebihan menguras kantong.
7.      Kamera
Sekarang zamannya cekrek-cekrek. Saya akan mengambil gambar yang sesuai dengan kebutuhan. Kalaupun ada gambar yang saya ambil asal cekrek, harapannya semoga suatu saat bisa digunakan untuk mendukung tulisan yang akan diposting.
Rasanya rugi kalau kamera tidak masuk daftar dalam benda yang harus dibawa saat bepergian. Asal penggunaannya tidak berlebihan saja, pasti tak menimbulkan bisik-bisik sinis dari orang yang melihat kita.
8.      Minyak kayu putih
Minyak kayu putih saya bawa untuk berjaga-jaga saja. Biasanya saya mabuk tempat yang tinggi. Bila di tempat yang tinggi, misal pegunungan, kepala sedikit pusing. Biasanya hanya sebentar saja.
9.      Parasetamol
Selain minyak kayu putih, saya juga memerlukan parasetamol bila kepala pusing. Parasetamol saya minum bila pusingnya sudah tak bisa ditahan. Bila minum teh panas saja badan terasa segar kembali, itu artinya saya bebas obat-obatan. Saya tidak membawa obat yang lain karena saya alergi beberapa obat-obatan.
10.  Minuman dan Makanan
Biasanya saya membawa teh manis dan air putih untuk persediaan. Daripada membeli lebih baik membawa sendiri. Inilah seninya bepergian ngirit. Kalau minuman habis, ya tetap harus beli. Tidak mentang-mentang melakukan pengiritan terus hausnya ditahan sampai pulang. Kalau seperti itu bukan lagi pengiritan, melainkan pelit. Selain minuman tentu saja dengan makanan ringan sebagai camilannya.

Nah, itulah kurang lebih benda-benda yang wajib saya bawa saat bepergian. Mungkin Anda tidak sama dengan saya. Setidaknya ada yang fungsinya sama. Semoga bermanfaat.

Karanganyar, 28 Juli 2016 

Rabu, 27 Juli 2016

Menanggapi Pesan SMS Yang Masuk di HP #27

Tempat Berbagi Cerita
dok.Faiqah Nur Fajri
Menanggapi Pesan SMS Yang Masuk di HP  #27
Saya terbiasa menanggapi pesan SMS dari suami, anak, saudara-saudara dan teman-teman secara cepat bila saya sudah membacanya. Apabila saya dianggap terlalu lambat menanggapi, itu bukan karena saya sengaja. Di sekolah, hape saya tinggal di dalam tas. Saya tak pernah membawa hape kalau mengajar, kecuali kalau memang sudah ada janjian mau dihubungi pada jam tertentu.
Kalau saya sudah memegang hape, biasanya saya membuka-buka, siapa tahu ada pesan sms masuk atau ada panggilan masuk yang sifatnya penting. Kalau ada pesan sms biasanya langsung saya balas, kalau pesan itu memerlukan balasan. Sering pesan sms tidak memerlukan balasan, misalnya pemberitahuan pengumuman pemenang undian. Yang ini, sering sekali saya mendapatkan. Rasanya tak memerlukan jawaban, bukan.
Kadang-kadang saya merenung, orang-orang yang mengirim pesan sms ini baik hati lo. Saya sering memenangkan undian dari bank tertentu, padahal saya tidak menjadi nasabahnya. Coba kalau itu benar-benar terjadi, saya menjadi orang kaya raya. Bahkan rumah saya terlalu sempit untuk menampung mobil-mobil keluaran terbaru tersebut.
Kembali ke pesan sms tadi. Kalau ada informasi dari sekolah lewat pesan sms, biasanya tak memerlukan tanggapan. Saya biasa mengucapkan terima kasih atas info yang sudah diberikan. Kalau pesan sms dari saudara kandung atau ipar, langsung saya tanggapi dengan cara saya telepon.
Lalu, bagaimana kalau pesan sms berasal dari teman? Ada beberapa kemungkinan isi dari sms tersebut. Saya lebih banyak tidak menanggapi dengan menjawab pesan sms dari teman-teman saya. Saya cenderung meneruskan pesan dengan cara sedikit saya ubah beritanya. Apakah saya bertugas menyampaikan berita? Oh, tidak sama sekali.
Jam berapapun, asal saya belum tidur atau masih bertahan “melek” saya akan meneruskan berita tersebut meskipun pukul 2 dini hari. Saya orang yang baik hatikah? Ah, tidak. Saya orang biasa-biasa saja.
Lalu, apakah isi pesan sms tersebut. Penasaran, pasti penasaran. Isi sms-nya adalah:
1.      Mami, tolong isikan pulsa nomor hapenya ayahku sebesar sekian (ini pesan dari teman akrab saya, kalau memanggil saya dengan sebutan mami)
2.      Tante, tolong isikan pulsa ke nomor 085…., sekian rupiah. Uangnya sudah saya titipkan mami (ini sms dari anak teman saya poin 1 tadi)
3.      Nyah, utang pulsa. Isikan ke nomor Telkom. Uangnya besok kalau ketemu. (juga teman)
4.      Bu, masih ada saldo tidak? Kalau masih, isikan 2 nomor hape, masing-masing 50 rb (pak kacamata)
5.      Bu Im, nambah lagi, besok totalan ya. Isikan ke nomor isteriku (pak mesin)
6.      Halo, kehabisan pulsa nih. Isikan 25 rb (pak CNC)
7.      Mama, isikan pulsa yang Telkom (ini gaya bahasa anak saya)
Masih ada beberapa gaya bahasa dan isi pesan sms dari teman-teman atau anak saya. Kalau saya masih memiliki pulsa, ya tidak saya balas sms tersebut. Saya isikan pulsa sesuai pesanan. Kalau saya tak memiliki pulsa, baru saya jawab.
Apakah saya tidak pernah terkecoh dengan mamah minta pulsa atau papah minta pulsa? Oh, tidak! Saya hapal gaya bahasa teman-teman dan saya mengisikan sebatas pada teman saya. Saya tidak jualan pulsa. Saya hanya membantu mengisikan saja, daripada malam-malam mereka keluar rumah ke konter.
Kalau disuruh mengisi nomor asing, tidak pernah saya isi. Selain itu yang kirim sms juga nomor asing, tidak bakal saya kirimi. Hanya orang-orang tertentu dan nomor yang akan diisi sudah saya simpan.
Nah, suatu hari, saat lebaran seorang teman mengirim pesan sebagai berikut:
“Selamat Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin. Bu Im, tolong isikan pulsa sekian ke nomor ini.”
Sambil ngirim pulsa, saya tersenyum. Ada-ada saja teman saya ini. Begitulah cara saya menanggapi pesan sms masuk di hape saya. Tentu Anda berbeda cara menanggapi pesan sms yang masuk di hape Anda. Semoga bermanfaat.

Karanganyar, 27 Juli 2016 

Selasa, 26 Juli 2016

Pertanianku Tanam Kacang Tolo #26

Lahan pertanian
dok.pri
Pertanianku Tanam Kacang Tolo #26
Hujan turun tidak pada musimnya, inilah yang dinamakan anomaly musim. Entahlah, sebutan ini benar atau salah. Yang jelas, hujan tak pada musimnya ini sangat menguntungkan bagi saya. Setidaknya saya bisa menekuni hobi lama yang saya tinggalkan, yaitu bercocok tanam.
Sebenarnya saya menginginkan tanah pertanian di belakang rumah ditanami jagung. Selain pengolahannya tidak sulit, perawatannya mudah, panennya juga sekali saja. Kalau mau mencoba memanen kala buah masih muda, malah bisa dibuat jagung bakar atau jagung rebus.
Berbeda dengan saya, ide suami justeru menanam kacang tolo. Kebetulan saya belum pernah menanam kacang tolo. Kalau dulu, awal menikah, kami pernah mencoba peruntungan dengan menanam kacang hijau. Ternyata tanaman kacang hijau dan kacang tolo, cara memanennya sama. Keduanya dipanen tidak serentak sekali panen habis, melainkan sedikit demi sedikit.
Kali ini saya manut suami saja, daripada berselisih paham tentang hal yang tak mendasar. Namun saya sudah tahu kebiasaan suami kalau memiliki program menanam sayuran atau tanaman palawija. Suami cenderung menggebu di awal. Semua dipasrahkan pada buruh tani, selanjutnya sayalah yang harus terjun ke sawah/ladang.
Oleh karena biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit, mau tidak mau saya harus bekerja ekstra. Olala, rupanya saya salah sangka. Saya pikir, semua yang akan ditanami kacang tolo adalah milik suami. Ternyata pengelola dan pencetus ide adalah kerabat yang biasa mengelola sawah belakang rumah. Suami hanya menyediakan lahan dan mengeluarkan biaya sedikit.
Jadi nantinya hasilnya akan dibagi. Saya tidak tahu apakah nanti dapatnya 50%-50%, atau bagaimana. Ya sudah, berarti saya tidak bekerja keras. Maklumlah, kalau saya harus turun ke sawah berarti pekerjaan saya bertambah dong. Lalu, kapan menulisnya?
Saya tetap ngotot minta sedikit lahan untuk ditanami jagung. Pengalaman menanam jagung sungguh menguntungkan. Sebenarnya pengalaman menanam yang lainnya juga menguntungkan. Hanya saja, kalau menanam jagung tidak terlalu repot. Yang penting pada saatnya menyiangi rumput, ada tenaga yang turun ke ladang.
Mungkin bagi orang lain hujan merupakan hambatan untuk melakukan banyak aktivitas. Bagi saya hujan adalah anugerah. Hujan berarti rezeki buat saya, keluarga dan kerabat yang mengelola sawah kami. Hanya dengan bersyukur, kami bisa  menikmati semua yang diberikan Allah. Semoga penanaman kacang tolo kali ini berhasil. Dengan demikian, kerabat saya bisa tersenyum lega. Dua kali panen padi dan sekali panen kacang tolo tidak mengecewakaan.

Karanganyaar, 26 Juli 2016

Senin, 25 Juli 2016

Ketika Mendengar Berita Tidak Benar #25

Di tempat ini aku memandang
dok.Faiqah Nur Fajri
Ketika Mendengar Berita Tidak Benar #25
Maharani adalah seorang guru di sekolah swasta. Sambil menunggu jam mengajar, dia bersama teman guru lainnya berbincang-bincang ringan. Oleh karena hubungan Maharani dan temannya akrab, mereka tak sungkan menceritakan hal-hal yang mungkin “rawan” gesekan.
“Bu Rani, kemarin aku bertemu iparku yang rumahnya dekat rumah mertuamu itu. Dia bilang kalau isterinya mas Mahendra meninggal dunia. Aku bertanya lagi memperjelas beritanya. Maharani isterinya mas Mahendra? Kata iparku betul beritanya begitu.
Kata iparku, tetangga di sekitar kampung menanyakan kebenaran berita itu. Sampai-sampai mereka mendatangi rumah adiknya mas Mahendra. Rumah adiknya mas Mahendra tutup. Sepertinya mereka semakin yakin dengan berita itu.
Lalu aku bilang, ah berita itu tidak benar. Alhamdulillah, Bu Maharani sehat wal afiat. Dia masih mengajar. Jadi panjenengan dikabarkan meninggal dunia.”
“Oh, ya? Alhamdulillah, sampai hari ini saya sehat wal afiat. Semoga Allah memberi umur yang panjang buat saya dan keluarga saya.”
Maharani ingin segera pulang. Tak sabar dia mau menceritakan cerita ini kepada suaminya. Sampai di rumah, Maharani bercerita tentang pembicaraannya dengan teman akrabnya tersebut. Sang suami tersenyum membenarkan.
“Mi, pada saat lebaran hari kedua, aku ditelepon oleh temanku yang rumahnya satu kampung dengan rumah almarhum ibu dan bapak. Waktu itu kita masih mudik. Temanku berbasa-basi menanyakan keadaan keluarga kita. Saya jawab baik dan sehat-sehat saja. Bagaimana dengan isterimu, apakah dia sakit, tanya temanku. Aku jawab dia sehat.
Setelah itu dia bercerita. Di kampung ada berita kalau isteri dari orang yang namanya adalah namaku meninggal dunia. Berita itu menyebar ke mana-mana. Karena berita tersebut tidak meyakinkan, maka ada yang berusaha mendatangi rumah adikku. Adikku dan keluarga kecilnya kan juga mudik. Sepertinya memperkuat berita yang entah dihembuskan dari mana.
Barulah temanku meneleponku. Jadi memang beritanya seperti itu. Semoga berita tidak benar ini membuat kita semakin bersyukur. Kita diberi umur panjang, sehat dan tetap bisa menjalankan ibadah.”
Maharani tersenyum, semoga Allah benar-benar memberi umur panjang buat saya. Semoga Allah menitipkan nikmat sehat, nikmat iman dan Islam. Maharani tak pernah merasa tersinggung dengan berita tak benar tersebut. Ya, mungkin saja ada orang yang namanya sama dengan nama suaminya. Di dunia ini semua kemungkinan bisa saja terjadi.

Karanganyar, 25 Juli 2016 

Minggu, 24 Juli 2016

Keputusan Berpakaian Gamis dan Bercadar #24

Hijau Itu Teduh
dok.pri
Jangan Mengolok-olok Pemakai Gamis #24
Tahun 1990, ketika saya menjadi mahasiswa baru D3, ada beberapa mahasiswi jurusan yang sama mengenakan gamis warna gelap dan bercadar. Mahasiswi lainnya juga memakai gamis warna gelap tapi tidak bercadar. Baik yang bercadar atau tidak, termasuk mahasiswa yang berhijab atau tidak, semua mengikuti kuliah dengan berbaur. Tidak ada penbentukan kelompok-kelompok tertentu.
Saya tidak merasa berbeda dengan mereka. Saya merasa sama saja antara saya dengan mereka. Kami kuliah dengan mata kuliah yang sama. Bedanya tempat mengaji kita. Saya tidak perlu menceritakan ini. Yang jelas, kami memiliki pemahaman sedikit berbeda tentang pemakaian busana. Saya melihat mereka biasa saja. Kalau ada orang yang berbisik-bisik membicarakan mereka yang bergamis gelap dan bercadar, itu juga bukan urusan saya.
Kalau sekarang banyak saya lihat perempuan bergamis gelap dan bercadar, hal itu saya anggap biasa saja. Selain perempuan, yang laki-laki juga memakai gamis dan celana panjang cingkrang. Bagi saya, itu tak masalah. Kita memiliki pemahaman yang tak sama. Kalau kita bisa bertoleransi terhadap pemeluk agama lain, tentu saja kita juga akan membiarkan yang demikian. Bila kita sudah dewasa, tentu hal semacam ini tak perlu dibesar-besarkan.
Suatu ketika, saya mengetahui ada sekolah di bawah yayasan Islam. Kebetulan ustaznya memakai gamis dan bercelana cingkrang. Sedangkan ustazahnya bergamis warna gelap dan bercadar. Dengan demikian murid/santrinya juga sama pakaiannya. Hanya saja santriwati yang masih kecil tidak bercadar.
Saya tidak merasa asing melihat pemandangan semacam ini. Ah, biasa saja. Tapi ternyata ada sebagian orang yang melihat anak-anak kecil berpakaian semacam yang saya sebutkan di atas merasa kurang lazim. Bahkan ada anak yang memakai gamis dan bercelana cingkrang seperti diolok-olok. Saya rasa orang yang mengolok-olok ini tidak dewasa.
Ternyata ada hikmah besar dengan pakaian gamis tersebut. Pertama melindungi/menutup aurat, kedua terhindar dari pelecehan seksual, ketiga kenyamanan pemakainya. Oleh sebab itu, hargailah mereka yang telah memutuskan untuk berpakaian bergamis.
Kalau kita merasa nyaman dengan pakaian kita, tak perlu mengolok-olok orang lain. Kita boleh berbeda dan tak sama. Kita jugalah yang berhak memutuskan.

Karanganyar, 24 Juli 2016

Sabtu, 23 Juli 2016

Keuntungan Tinggal Berdekatan dengan Saudara #23

Damai Itu Ada di Hati
dok.pri
Keuntungan Tinggal Berdekatan dengan Saudara #23
Saya mengikuti suami berdomisili di Kab. Karanganyar. Adik kandung suami tinggal satu kecamatan dengan kami. Jarak rumah kami juga tidak terlalu jauh. Kami sering saling berkunjung, bersilaturahmi mempererat tali persaudaraan. Kebetulan anak-anak dan keponakan juga merasa memiliki hubungan dekat, sehingga hubungan kami kian akrab.
Adik ipar menempati rumah almarhun mertua saya. Dulu, saya dan suami juga pernah tinggal serumah dengan mertua. Adik ipar sudah biasa saya titipi anak saya ketika kami bepergian. Sampai sekarang, bila saya dan suami ada urusan dan mengharuskan kedua anak saya tetap tinggal di rumah, saya memilih menitipkan kedua anak saya di rumah adik ipar.
Adik ipar tidak merasa keberatan bila saya menitipkan anak-anak di rumahnya. Demikian juga bila adik ipar dan isterinya sedang repot, saya dan suami tidak keberatan dititipi keponakan-keponakan. Namanya juga saudara dekat, kami merasa semua akan baik-baik saja.
Selain saling titip-menitip anak, saya dan ipar saya juga saling berbagi makanan. Bila saya dan suami kelebihan makanan atau ada rezeki (sengaja membelikan makanan), kami menyempatkan ke rumah ipar untuk sekadar memberi makanan. Mungkin nilai makanannya tidak seberapa tetapi dari saling berkunjung dan bersedekah, ada hikmah untuk kita ambil manfaatnya.
Adik ipar beserta isteri juga sering “tiba-tiba” mengetuk pintu rumah kami untuk berbagi makanan. Bahagianya saya, bisa berbagi dengan saudara. Saya membayangkan seandainya saya berdekatan rumah dengan adik kandung.
Ada lagi nih, yang disuka anak-anak yaitu membagi rupiah. Saya dan suami atau adik ipar dan isteri tiba-tiba membagi uang untuk keponakan dan anak-anak. Memang yang kita bagi besarnya tidak seberapa tetapi anak-anak merasa senang sekali.
Begitulah kami, memiliki saudara yang jarak rumahnya tidak terlalu jauh. Silaturahmi dan bersedekah terus kami lakukan. Kami merasa membutuhkan saudara, tempat berbagi cerita dan tempat untuk menyelesaikan masalah. Semoga hubungan erat ini terus berlanjut hingga kelak dan anak-anak melanjutkan tradisi atau kebiasaan baik orang tuanya.

Karanganyar, 23 Juli 2016

Jumat, 22 Juli 2016

Kembalinya Data yang Tersembunyi #22

Laptop dan Kamera, Alat Kerja
dok.pri
Kembalinya Data yang Tersembunyi #22
Ketika saya kehilangan laptop, sungguh saya sangat berharap data-data saya bisa kembali seperti semula. Akhirnya laptop saya kembali setelah 4 bulan berpisah dengan saya. Data-data saya masih ada. Memang ada beberapa yang hilang, yaitu lagu-lagu kenangan. Mungkin itu tak penting buat saya.
Hari Rabo yang lalu, tiba-tiba saya tak bisa membuka isi laptop ini seperti biasa. Karena saya tidak paham, daripada utak-atik malah tambah parah, saya biarkan begitu saja. Saya mau minta bantuan teman saya yang baik hati. Semoga dia memudahkan urusan saya.
Sebenarnya kemarin saya berjanji akan ke rumah teman saya, berhubung rapat di sekolah sampai pukul dua lebih maka saya batalkan. Malam harinya saya menulis tak terlalu banyak. Yang penting saya menulis dan memosting tulisan, siapa tahu ada yang menanti tulisan saya (walah ge er amat).
Sore hari, saya dan Dhenok ke rumah teman. Saya ceritakan kronologi laptop dari awal hingga menjadi sedikit error. Saya membuka laptop, teman saya kemudian mulai klik-klik. Saya mengikuti dia saja.
Ternyata username yang saya pakai tidak sama dengan biasanya. Wah, saya tidak tahu itu. Pokoknya kemarin tahu-tahu berubah. Tapi akhirnya ketemu juga. Saya bersyukur, ternyata isi dari laptop nggak berubah.
Teman saya memindah data-data yang tersembunyi tersebut. Dhenok yang paham, diberi tahu itu-ini mengangguk. Alhamdulillah, isinya bisa kembali.  Teman saya menyarankan untuk memindahkan data lainnya ke tempat lain.
(Kalau Dhenok memang cepat paham yang dimaksud, saya hanya manut begitu saja).
Teman saya ini sekarang tidak sekantor dengan saya. Oleh karena sudah akrab dan berhubungan baik maka dia juga masih entengan membantu saya. Senangnya memiliki teman yang baik. Semoga kebaikannya dicatat sebagai amal. Benar, kita akan diberikan kemudahan saat mengalami kesulitan bila kita selalu mempermudah urusan orang lain.
Tidak terlalu lama saya berada di rumah teman, saya segera pamit karena azan maghrib sudah berkumandang. Oh ya, teman saya ini sukanya kalau saya bawakan ayam bakar. Semoga besok saya bisa silaaturahmi dan membawakan buah tangan. Kalau diberi uang pasti dia menolak.
Karanganyar, 22 Juli 2016

Kamis, 21 Juli 2016

SMS Sedikit Bohong Dari Suami #21

Hijau, sejuk
dok.pri

SMS Sedikit Bohong Dari Suami #21
Faiz baik-baik saja, semuanya aman terkendali. Hati saya berbunga-bunga membaca pesan sms dari suami. Alhamdulillah, ternyata Faiz memang selalu baik-baik saja bila dengan Ayah. Kalau dengan saya selalu membuat ulah. Semoga di masa yang akan datang kamu menjadi anak yang selalu baik-baik saja ya le.
Dua hari diantar Ayah, selalu baik-baik saja laporannya. Bagaimana saya tidak terharu? Ternyata Ayah memang bisa diandalkan untuk mengendalikan Faiz.
Seperti biasa, saya dan suami selalu menaruh hape begitu saja bila sudah sampai rumah. Bertukar hape lalu membuka-buka sms atau internet, itu hal biasa dan wajar. Kami tak perlu nyolong-nyolong atau curiga tentang isi sms di hape.
Iseng-iseng saya membuka hape suami. Lalu beberapa pesan sms saya buka. Ternyata suami telah berbohong pada saya. Mungkin inilah yang namanya berbohong demi kebaikan. Dua dari beberapa sms tersebut isinya suami izin pada sekolah datang terlambat karena mengantar anak. Bagi saya mengantaar Faiz memang perlu perjuangan. Dan tentu saja mengantarnya bukan mengantar biasa. Alhamdulillah, pihak sekolah mengizinkan.
Ketika saya tanyakan pada suami, jawabnya hanya singkat,”semua bisa diatasi.” Padahal ustaz yang mengatasi juga perlu tenaga yang kuat karena pemberontakan Faiz tidak sekadarnya. Saya membayangkan, betapa hebatnya sang ustaz telah berhasil menaklukkan Faiz dengan caranya.
Hanya saya heran, selama ditinggal sampai jam 3 sore, Faiz tidak rewel. Saya sempat bertanya pada ustazah, wali kelasnya.
“Nggak apa-apa, Ibu. Insya Allah semua baik-baik saja. Sudah ada perkembangannya.”
Terus terang, saya harus berkata sejujurnya.
“Anaknya sudah tak mau kembali duduk di bangku TK. Tapi dia belum bisa fokus. Kalau diajari baca-tulis ada saja alasannya.”
“Tenang Ibu. Ibu tak perlu khawatir.”
Ternyata suami juga cukup menenangkan saya. “Nggak papa, Mi. Besok Insya Allah lebih baik.”
Saya dan suami berharap sangat besar, Thole sing bagus dewe menjadi anak yang manis-manis saja. (Kalau tak bisa manis, itu artinya super kreatif. Dan ibunya juga super sabar).
Dua anak saya adalah dua yang beda. Keduanya istimewa tapi ada perbedaannya. Dan saya tidak boleh memperlakukan sama pada mereka. Dua yang beda inilah yang memberikan warna di rumah. Pagi, siang, petang dan malam. Suara-suara riuh mereka, padu, adu mulut adalah hal yang tak bisa saya cegah, tapi saya tetap mengarahkan. Bagaimanapun suara riuh mereka adalah pengobat rasa.
Kalau sms suami yang bohong itu hanya untuk menenangkan saya, itu juga ada hikmahnya. Karena kalau suami jujur, saya akan cemas dan frustasi, banyak mikir dan saya bekerja di sekolah tak tenang.
Hebatnya suami adalah membiarkan saya bekerja secara profesional, tidak terganggu dengan masalah Thole yang bisa diatasi.

Karanganyar, 21 Juli 2016

Rabu, 20 Juli 2016

Ada Apa Dengan Laptopku? #20

Seger
dok.pri
Ada Apa Dengan Laptopku? #20
Hari ini saya tak leluasa menulis. Tiba-tiba laptop saya rada rewel. Beruntung anak saya tidak rewel. Bayangkan, kalau anak rewel, laptop ngadat, bisa-bisa bertambah sakit kepala saya. Semoga tak ada yang serius dengan laptop saya, sehingga pekerjaan saya tetap tak terbengkalai.
Oleh karena saya tak begitu paham tentang laptop, daripada ada sesuatu yang serius lebih baik saya tak memaksakan diri untuk menulis banyak-banyak. Besok pagi mungkin memerlukan sedikit perawatan agar tak lebih parah.
Saya harus sabar menghadapi semua ini. Ternyata ujian yang harus saya hadapi beraneka macam. Semoga besok pagi saya bisa bekerja lebih baik lagi.
#JuliNgeblog hari kedua puluh

Karanganyar, 20 Juli 2016