|
Dok. Adrianus Darmawan |
Beberapa waktu yang lalu adik saya bilang sedang mencari informasi tentang temannya waktu masih SD, namanya Ariswari. Saya, kakak, dan adik-adik menuntut ilmu di SD Keputran VIII Yogyakarta. Sudah menjadi tradisi di lingkungan kami dahulu, dalam satu keluarga kakak beradik menuntut ilmu di sekolah yang sama atau beda sekolah tapi masih satu kompleks. Ariswari adalah adik perempuan dari Mas Darmawan. Mas Darmawan adalah teman kakak satu satu tingkat di atas saya.
Saya tanya kakak saya, tapi dia tidak punya kontaknya Mas Darmawan. Tidak ada kesulitan yang berarti, melalui getok tular akhirnya saya mendapat nomor kontak Mas Darmawan. Akhirnya saya menghubungi beliau. Menurut informasi Mas Darmawan bahwa Ariswari adiknya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu karena sakit. Mas Darmawan memberi tahu Ariswari dimakamkan di Sasana Laya Dukuh, Gedongkiwo, Mantrijeron. Itu artinya makamnya dekat dengan rumah orang tua saya. Sayangnya Mas Darmawan belum memberi tahu posisi makamnya. Rencananya adik saya akan ziarah kalau ada waktu.
Begitu diberi tahu nama panjang Mas Darmawan oleh kakak, seperti biasa jiwa kepo saya meronta. Saya browsing di internet. Media sosialnya saya intip. Foto-foto yang ada menunjukkan bahwa wajah Mas Darmawan masih seperti dulu. Ada prubahan yang mencolok yaitu rambutnya yang memutih (sama dong dengan suami saya, rambut sudah memutih lebih dari 80%).
Ngomong-omong, ngapain sih saya kepo banget sama teman kakak saya? Begini ya, teman! Saat saya masih kelas 4 SD, kakak saya Nur Tsalichah dan Mas Adrianus Darmawan kelas 5 SD. Kelas kami letaknya berdampingan. Mas Darmawan ini selalu ranking 1, nggak tertandingi. Kakak saya juga pandai, tapi masih di bawahnya Mas Darmawan. Saya masih ingat, saat mereka ulangan harian, Bu Mursiwi guru kelasnya memberi nilai di buku ulangan dengan bulpen merah. Murid-murid yang nilainya baik selalu menempelkan angka merah pada tangannya dan mereka saling pamer dengan girang. Lalu apakah Mas Darmawan juga melakukan hal yang sama? Tidak. Orangnya kalem, rendah hati, nggak sombong, murah senyum, pinter, dan idola betulan. Mungkin baginya menyikapi nilai baik nggak perlu berlebihan sedemikian. Nah, pandainya Mas Darmawan ini tentu saja karena tekun belajar.
Keluarganya sederhana dan Mas Darmawan sendiri orangnya tidak neko-neko. Waktu SMP dan SMA juga masuk di sekolah favorit. Komplet tenan! Pandainya nggak hanya saat SD.
Saya sedikit belajar dari idola waktu SD tersebut. Tekun, percaya diri, ramah, nggak sombong, dan bisa jadi panutan.
Suatu saat saya bertemu Mas Darmawan di sekitar kampung Prawirotaman. Sayang nggak sempat ngobrol, karena saya naik sepeda ontel untuk suatu kepentingan.
Setelah sekian puluh tahun, akhirnya saya tahu sedikit tentang beliau dari dunia maya. Bocorannya: Adrianus Darmawan – OHS DEPT HEAD – PT Borneo Indobara
Ternyata Mas Darmawan ini lulusan Teknik Geologi UGM. Saya jadi ingat teman SMA sejak kelas 1-3, Mas Luhur Prasetyo. Setelah cek dan ricek, mereka memang adik-kakak tingkat dan pernah saling mengenal. Mungkin secara kebetulan, keduanya saat remaja wajahnya tidak jauh beda. Kalau sekarang yang tidak berbeda dari keduanya adalah sama-sama meninggalkan dunia hitam alias rambutnya beruban lebih dari 80%.
Saya berharap suatu saat bisa bertemu langsung dengan idola saya, entah itu di sekolah SD atau reuni akbar.
00000