Saya
lahir dan dibesarkan di Yogyakarta. Setelah menikah tahun 1999, saya menetap di
Karanganyar hingga sekarang. Alhamdulillah, saya bisa beradaptasi dengan
lingkungan. Tentu saja saya juga biasa melakukan perjalanan wisata di sekitar
Karanganyar. Senang rasanya berada di Kabupaten Karanganyar karena obyek wisata
di Karanganyar sangat menarik perhatian dan selayaknya dikunjungi
Namanya
juga berwisata dengan tak banyak mengeluarkan biaya atau hemat, maka obyek
wisata di Kab. Karanganyar perlu saya kunjungi.
Ada
lima tempat wisata di dekat rumah (di antara banyak tempat wisata yang ada di
Kabupaten Karanganyar) yang sudah saya kunjungi. Lima (5) tempat wisata
tersebut, antara lain adalah:
1. Candi
Sukuh
|
Candi Sukuh
dok.pri |
Sudah
dua kali saya sampai di Candi Sukuh. Yang pertama, saya suami dan si kecil
hanya berjalan-jalan di sekitar (luar pagar candi) candi. Waktu itu udara
dingin dan kabut turun. Bau dupa membuat saya sedikit pusing.
Mengunjungi
Candi Sukuh yang kedua, saya (dan keluarga) bersama saudara-saudara saya dari
Yogyakarta termasuk Ibu. Mereka penasaran ketika saya bercerita tentang
keindahan Ngargoyoso, Candi Sukuh dan kebun teh Kemuning.
Lokasi
Candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih
1186 meter di atas permukaan laut. Candi ini terletak di Dukuh Sukuh, Desa
Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini
berjarak kurang lebih 20 km dari kota Karanganyar dan 36 km dari Surakarta. Konon,
candi ini termasuk bentuknya tidak lazim sebagaimana candi-candi yang berada di
Jawa Tengah.
Kebetulan
ketika saya datang, pengunjung belum begitu banyak karena masih pagi. Menurut
petugas yang berada di loket pembelian tiket, biasanya kalau hari libur
pengunjungnya lebih banyak daripada hari biasa. Lebih-lebih, pas ada peringatan
hari Besar Agama Hindu, misalnya Nyepi, pengunjungnya banyak, terutama umat
Hindu yang akan melaksanakan ibadah.
Sampai
di loket, saya melihat kertas yang ditempel pada kaca, harga tiket masuk untuk
pengunjung lokal/nusantara sebesar Rp. 7.000,00/orang dan Rp. 25.000,00/orang
untuk wisatawan manca Negara (wisatawan asing).
Setiap
pengunjung wajib memakai kain kampuh. Kain kampuh bermotif kotak-kotak hitam
putih. Mengapa pengunjung wajib memakai kain kampuh? Sebab, dengan kain kampuh
ini petugas bisa membedakan antara pengunjung yang membeli tiket dan masuk
lewat pintu masuk dengan pengunjung selundupan (eh, pengunjung tidak resmi
karena tidak membeli tiket). Kain kampuh ini bisa dipinjam dengan memberikan
dana sekedarnya saja. Jadi, tiket tujuh ribu rupiah tadi belum termasuk
mendapatkan pinjaman kain kampuh.
2. Candi
Cetho
|
Candi Cetho
dok.pri |
Selain
Candi Sukuh, Candi Cetho termasuk salah satu obyek wisata Karanganyar yang
harus dikunjungi. Suami saya orangnya memang suka memberi kejutan. Sudah dua
kali saya diajak ke Jenawi. Tahun 2013 saya diajak menikmati udara di
perkebunan teh. Waktu itu ramai sekali karena akan ada peringatan Hari Besar
Agama Hindu. Waktu itu suami menunjuk Candi Ceto. Tapi kami hanya lewat begitu
saja.
Yang
kedua, tahun 2016 suami saya benar-benar mengajak saya melihat dari dekat.
Hanya, suami ternyata tidak mau naik, saya diminta jalan sendiri. Jalan sendiri
kalau dengan Thole itu alamat lelah banget. Maka saya tidak perlu masuk ke
obyek wisata. Saya hanya melihat dari dekat saja, bagian depan, tidak masuk
sampai dalam. Saya hanya membutuhkan info, dan saya mendapatkan informasi umum
yang penting sebagai berikut:
1. Tiket
masuk untuk wisatawan domestic Rp. 7.000,00; untuk wisatawan asing manca Negara
Rp. 25.000,00.
2. Setiap
pengunjung harus memakai kain kampuh. Kain kampuh bermotif kotak-kotak hitam
putih.
Sama
halnya masuk obwis Candi Sukuh, pengunjung wajib memakai kain kampuh dengan
tujuan untuk membedakan wisatawan yang legal dan illegal. Hehe, kalau yang
illegal alias tidak membayar tiket, tidak lewat pintu masuk. Entah lewat pintu
mana.
Candi Ceto merupakan candi bercorak agama Hindu yang
diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era Majapahit (abad kelima belas
Masehi). Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di
atas permukaan laut dan secara administrative berada di Dusun Ceto, Desa
Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan
peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini merupakan
tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/Kejawen.
3. Grojogan
Sewu
|
Grojogan Sewu
dok.pri |
Kabupaten
Karanganyar dikenal dengan Tawangmangu-nya. Sebenarnya, Tawangmangu adalah nama
kecamatan. Di Tawangmangu sendiri banyak terdapat obwis yang sering dikunjungi
wisatawan. Tawangmangu berada di tempat yang tinggi dan udaranya sangat sejuk. Akan
tetapi bila malam telah tiba, udara terasa sangat dingin.
Beberapa
kali saya berkunjung ke Tawangmangu, khususnya Grojogan Sewu. Air terjun ini
sangat popular. Untuk sampai ke obwis Grojogan Sewu, tidaklah terlalu sulit. Hanya
saja, jalan yang menanjak dan menikung, membuat kita harus hati-hati bila
berkendara.
Oleh
karena Tawangmangu sangat ramai pada saat musim liburan, sebaiknya sabar bila
Anda memaksakan diri berkunjung ke Tawangmangu. Jalanan macet bisa berjam-jam. Jalan
macet bukan hanya di dekat obwis, bisa jadi dari Karangpandan sudah macet.
Waktu
saya ke Grojogan Sewu bersama suami dan si kecil, kami masuk obyek lewat loket
2. Karcis masuknya Rp. 15.000,00 saja, murah sekali!. Dari loket 2 ke Grojogan,
jaraknya dekat. Thole dan ayahnya berjalan lebih dulu. Sang ayah berjalan
sambil ngobrol dengan pedagang sate kelinci yang berjalan di dekatnya. Saya
ketinggalan beberapa meter.
Meskipun
masih pagi, pengunjung yang sudah datang cukup banyak. Untuk bisa mengabadikan
gambar di sekitar air terjun, kita harus sabar dan ikhlas bergantian dengan
pengunjung yang lain. Ke Grojogan Sewu kok tidak mengambil gambar, tentu rugi.
Baik
di Grojogan Sewu maupun di Tawangmangu secara umum, makanan khas yang dijajakan
pedagang adalah sate kelinci. Sate kelinci dijual per porsi dengan harga
terjangkau.
4. Air
Terjun Jumok
|
Air Terjun Jumok
dok.pri |
Tiba-tiba
sepeda motor berhenti. Suami menyuruh saya dan si kecil turun. Suami memarkir
sepeda motornya. Saya dan si kecil mulai jalan kaki. Di MMT tertulis Air Terjun
Jumok. Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga ke obyek wisata Air Terjun
Jumok. Horeee.
Saya
membeli tiket masuk ke obwis Air Terjun Jumok. Harga tiket lima ribu rupiah per
orang sekali masuk (murah sekali). Untuk anak usia lima tahun sudah dibebankan
tiket. Setelah masuk, kami harus menuruni anak tangga. Saya tidak sempat
menghitung berapa anak tangga yang tersusun. Ternyata sampai di bawah, saya
melihat MMT yang bertuliskan kurleb Anda sudah menuruni 116 anak tangga. (Di
bagian pembelian tiket, dilihat dari dalam ada tulisan Anda telah naik dan
menuruni 232 anak tangga).
Pada
hari Ahad ini, pengunjungnya berjubel juga. Ternyata, tidak hanya Grojogan Sewu
yang ramai dikunjungi wisatawan, di Air Terjun Jumok pun ramai sekali. Ada
pemandangan indah di sekitar sungai yang mengalir, yaitu tempat lesehan untuk
menikmati kuliner khas (sate kelinci) sambil melihat sekitar aliran sungai yang
bikin adem.
Untuk
anak-anak, ada kolam renang lo. Berlama-lama di obyek wisata Air Terjun Jumok
tidak akan merasa bosan. Udaranya tidak terlalu dingin. Nah, Obyek wisata Air
Terjun Jumok ini bisa dimasukkan dalam daftar obwis yang wajib dikunjungi
selain Grojogan Sewu. Air terjun, di Kabupaten Karanganyar tidak melulu
Grojogan Sewu. Ayo berkunjung ke Obwis Air Terjun Jumok! (Promosi nih yeeee).
Kalau
Anda beruntung, Anda tidak perlu lewat jalur atas. Jalur bawah, jalannya tidak
bikin jantung deg-degan dan dari tempat parkir menuju air terjun medannya tidak
sulit. Nah, kalau suami memang sengaja memilihkan jalan yang medannya tidak
gampang biar ada kesan butuh perjuangan loh untuk mencapai Air Terjun Jumok.
Inikah romantisme atau menggombal? Ya, biarlah yang penting akhirnya saya tidak
Cuma diberi harapan melulu.
Kalau
ada uang saku berlebih, Anda bisa menikmati sate kelinci, bisa membeli
oleh-oleh khas dari Ngargoyoso berupa teh, keripik ubi ungu/ubi kuning, dan
aneka kudapan lainnya. Kalau tak punya uang saku berlebih, ya sudah sama dengan
saya dong! Habis jalan-jalan terus pulang. Saya kan niatnya memang mencari
bahan untuk menulis. Kalau sudah dapat, terus mau apa? Berlama-lama di tempat
itu? Rugi dong! Tugas saya kan masih menumpuk.
5. Sondokoro
|
Sondokoro
dok.pri |
Sondokoro
adalah obwis yang terletak di sekitar Pabrik Gula Tasikmadu. Bila kita
berkunjung ke Sondokoro tidak pada saat liburan, di sana tidak ada aktifitas
yang berarti. Sebenarnya tersedia arena permainan untuk anak-anak dan sepur
kelinci, tapi untuk hari-hari biasa tidak ada pengunjung yang berkunjung ke
Sondokoro. Sondokoro memang ramai
dikunjungi wisatawan saat liburan. Gara-gara saya nyetatus dan upload foto di FB
tentang Sondokoro, teman saya SMP yang tinggal di Solo jadi ikut-ikutan ke
Sondokoro. Senangnya bisa mengenalkan obwis Di Karanganyar kepada orang lain.
Kalau
kita jeli dan mau mencari informasi tentang obwis di sekitar tempat kita,
sebenarnya banyak obwis yang bisa dikunjungi. Berkunjung ke obwis terdekat,
nulis lalu sebarkan. Semoga apa yang kita sebarkan bermanfaat bagi orang lain. Dan,
tulisan ini juga dalam rangka menyebarkan manfaat dalam #SatuHariSatuKaryaIIDN.
Wassalam.
Karanganyar,
27 Januari 2018