Rabu, 30 Maret 2022

Minyak Kelapa Dan Minyak Sawit

 



Dahulu, di desa-desa minyak kelapa  digunakan untuk menggoreng dan memasak. Minyak goreng yang lainnya  lazimnya orang menyebut untuk minyak kelapa sawit atau minyak sayur.


Perbedaan minyak kelapa dan minyak goreng/sawit (yang setiap hari digunakan untuk memasak dan menggoreng makanan) adalah bahan bakunya. Minyak kelapa dibuat dari kelapa. Minyak goreng dibuat dari kelapa sawit. Cara membuat keduanya juga berbeda. 


Tahun 2004, saya mulai mengenal minyak kelapa murni atau VCO. VCO harganya cukup mahal karena bahan bakunya juga mahal. Suatu saat, saya membuat sendiri VCO dengan proses dingin, yakni menyimpan santan kental semalam. Hasilnya minyak kelapa bening. Saya juga pernah mencoba membuat minyak kelapa dengan cara dipanaskan. Tentu saja memakan waktu yang lama, biayanya mahal dan bahan bakar gasnya boros.


Menggunakan minyak kelapa berarti menjaga kesehatan. Namun, bukan berarti menggunakan minyak goreng tidak menjaga kesehatan. Asal bijak menggunakan minyak goreng, tentu saja tetap menjaga kesehatan. 


Waktu saya masih kecil, sering melihat ibu penjual minyak goreng keliling. Ibu tersebut membawa ember kecil, gayung dengan berbagai ukuran, jerigen berisi minyak dan sepeda untuk membawanya. 


Orang-orang membeli minyak goreng hanya segayung, 2 gayung saja, tidak sampai 1 liter, kecuali orang kaya dan pedagang gorengan. Beli dan menggunakan minyak secukupnya, tidak berlebihan. 


00000


Saat ini harga minya goreng cukup mahal. Orang-orang lantas mau beralih ke minyak kelapa dengan membuat sendiri. Betul, minyak kelapa lebih menyehatkan. Namun, membuat minyak kelapa sendiri biaya operasionalnya mahal. Bisa-bisa 1 liter minyak kelapa lebih mahal daripada minyak goreng kemasan. Konon, 10 butir kelapa bisa untuk membuat 1 liter minyak dan dapat bonus blondo. 1 butir buah kelapa harganya berapa? Biaya gasnya berapa? Kalau juragan kelapa, ya mangga seandainya mau membuat minyak kelapa dengan dimasak memakai kayu.


Kalau saya, daripada pusing dan repot membuat minyak kelapa mending beli minyak goreng secukupnya. Tentu saja terus berdoa agar harga minyak turun seperti sedia kala. Berharap agar pengusaha menjual minyak di dalam negeri dan tidak mengejar keuntungan dengan diekspor.


00000


Saya tidak hobi memasak, tapi tetap butuh minyak goreng untuk membuat lauk pauk. Jangan bilang kukus, rebus. Sebab tidak semua makanan bisa dimasak dan enak dengan cara dikukus atau direbus. Mete dan kacang bawang juga harus digoreng biar awet. Buat abon juga harus digoreng, bukan?


Tahu nggak, mi instan rebus saja juga diberi minyak agar rasanya mantap.


#catatanimapenulis


Kamis, 24 Maret 2022

Cara Melembutkan Hati Anak

 


Pandemi berdampak pada fisik dan mental anak saya. Kegiatan berpikir berkurang karena pembelajaran jarak jauh cenderung membuat santai. Selain itu tugas yang banyak juga bukannya membuat anak semangat mengerjakan, melainkan membosankan dan melelahkan. Makan 3 kali sehari bukan menjadi energi untuk berpikir, malah menjadi tumpukan lemak. Berat badan naik secara signifikan.

Oleh karena selama pandemi anak saya waktunya banyak dihabiskan di rumah kerabat, saya rasakan ada banyak perubahan perilaku. Dahulu pendiam, menurut, dan mudah dinasihati. Namun, kini berubah. Mungkin karena banyak dolan, bergaul dengan banyak orang, kebanyakan nonton televisi, dan lain-lain. 

Sebelum pandemi, di rumah tidak ada televisi. Jadi F2 tidak nonton tv. Nonton tv kalau berada di rumah saudara atau tetangga. Saat pandemi, F2 berada di rumah saudara. Di rumah saudara hiburannya nonton tv selain bermain dengan anak-anak seusianya. 

Akhirnya, di rumah disediakan tv. Sebab, bermain di luar tidak memungkinkan. Bermain dengan barang yang ada di rumah juga sudah dilakukan. Biar tidak bosan, pilihannya adalah nonton tv. 

Ternyata tontonan tv sangat berpengaruh terhadap mental F2. Meskipun kontennya hanya hiburan, tapi tetap saja ada yang ditiru. Ya kekerasannya (meskipun bercanda), suka berteriak, marah-marah, bicaranya meledak-ledak, sering main fisik. Astagfirullah. Harus segera diatasi!

Sejak awal bulan Januari, masuk sekolah secara penuh. Ini sangat membantu saya mengembalikan sifat F2. Waktu semester gantil PTM terbatas, saya anggap sebagai pemanasan. 

Saya dan suami memulai lagi. Salat 5 waktu tidak pernah berhenti diingatkan. "Salat dulu. Mainnya nanti."

Ngajinya dimulai lagi. "Nggak usah malu, mulai dari nol belajarnya. Dibaca 3 kali tiap halaman. Nggak usah protes. Hatinya yang tenang."

Sebelum tidur hafalan surat pendek. "Hafalan surat pendek sedikit demi sedikit." Kadang-kadang ayat terakhir diselesaikan terus diam, nggak ada suaranya karena mata sudah terpejam.

Setiap hari belajar matematika, tematik, penjaskes, agama, bahasa Jawa. Sekarang dengan kesadaran sendiri mau mengerjakan LKS di rumah, siapa tahu besoknya diminta untuk mengerjakan lalu dikumpulkan.

Ibu harus pandai dan menguasai banyak hal. Ibu harus pandai mengajar, matematika, mengaji, menulis. Ibu harus sabar mengajar anak-anaknya. 

Setiap hari saya mendoakan anak-anak terutama F2 agar sehat, beruntung di dunia dan akhirat, cukup rezekinya, diberi perlindungan di manapun berada. Saat F2 tidur saya belai rambutnya dan wajahnya. Tangan dan kaki saya pijat. Saya cium wajahnya dan berdoa, "Ya Allah, lembutkan hati F2. Lembutkan hatinya seperti dahulu."

Alhamdulillah, Allah mengabulkan doa siang malam yang saya panjatkan. 

00000

Senin, 14 Maret 2022

Toko Buat Anak-anakku

 


Dua orang anak saya tinggal berjauhan. F1 berada di Yogya, sedangkan F2 tinggal bersama kami di rumah, Karanganyar. Meskipun berjauhan, dua kakak beradik ini selalu menjalin komunikasi dengan baik. Biasanya F2 menelepon kakaknya terlebih dahulu.

Kalau F1 pulang ke Karanganyar, dia sering mengajak pergi F2 untuk jajan atau kulakan dagangan. F1 berbisnis kecil-kecilan untuk mengisi waktu luang. Demikian pula F2 punya usaha kambing.

Tadi malam F2 bilang kalau ingin membuka toko untuk jual beli ikan dan barang-barang yang ada kaitannya dengan ikan di depan rumah. Saya mengaminkan.

"Mami doakan ya, Le. Besok mami dan ayah di tanah suci mendoakan kamu dan kakak, kelak punya toko dan sukses."

"Amin. Terima kasih ya, Ma."

F2 kelas 5 SD, pikirannya sudah jauh ke depan. Apa yang dibicarakan bukan hanya sekadar bermain dan bersenang-senang. Anak lelaki itu memang punya jiwa wirausaha. Usianya masih belia, tapi sudah jadi jutawan.

Beberapa saat kemudian F1 menelepon sambil memamerkan dagangannya yang berada di kamar. 

"Barang-barangku rapi berada dalam wadah. Tapi lihatlah tempat tidurku masih berantakan. Sebenarnya aku butuh ruangan yang lebih luas. Sebab lama kelamaan kamar ini nggak muat untuk menampung dagangan, untuk belajar, dan untuk bobok manis. Masa iya tidurnya tidak berbaring tapi dengan duduk. Hahaha. 

Aku butuh tempat untuk memajang daganganku. Aku ingin punya toko secara fisik. Nanti bisa jualan secara online maupun offline. Lumayan kan keuntungannya bisa untuk menyambung hidup alias makan. Bisa membeli ayam geprek, roti, gado-gado dan lain-lain buat simbah. Amin."

"Mami doakan F1 punya toko fisik sendiri, terpisah dari kamar."

Setelah telepon ditutup, saya terdiam sejenak. Kok kedua anak saya dalam waktu hampir bersamaan mengutarakan keinginan yang sama? Barangkali ini pertanda saya dan suami untuk serius mewujudkan keinginan kedua anak saya. Allah Maha Kaya. Dia akan memberi kemudahan pada kami untuk mewujudkan 2 toko untuk anak-anak.

0000

Selasa, 08 Maret 2022

Tiap Anak Punya Potensi


Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Antara anak satu dan lainnya berbeda. Mereka tak bisa dipaksakan menjadi sama. Ada anak yang suka olah raga dan memang menonjol fi salah satu cabang olah raga. Ada anak yang pandai di bidang akademik dan selalu menjadi anak yang rangking 1.  

Ada anak yang senang menekuni keterampilan tangan, menulis, menggambar, berkebun atau beternak.  Mereka tak pandai di bidang akademik tapi menonjol di bidang yang ditekuninya. Jadi, salahnya di mana bila anak tidak pandai di bidang akademik?

Orang tua pandai di bidang akademik. Jago matematika, jago fisika, jago kimia, biologi, bahasa Inggris. Bukan berarti anaknya juga harus pandai sepandai orang tuanya. Kalau orang tua memaksa anak sepandai mereka, artinya orang tua menciptakan stres bagi anaknya. 

Orang tua memaksa anak untuk les segala macam pelajaran, les musik, ikut klub olah raga dan lain-lain. Bukannya anak mampu di bidang yang dipaksakan orang tua, melainkan stres berat. Malah kadang-kadang anak bertemu orang tuanya sendiri bagaikan melihat monster.

Berikan ruang pada anak dan dukunglah kegiatan yang positif. Dua anak saya berbeda karakter, beda hobi dan beda pandangan. 

F1 (22 tahun, perempuan, semester 8) sejak kelas 5 SD sudah senang berjualan. Ya sudah, saya beri mofal untuk usaha. Sampai sekarang masih berjualan dengan dagangan yang berbeda. 

F2 (11 tahun 10 bulan, kelas 5 SD) pinginnya punya ternak. Ya sudah, saat kelas 3 SD diizinkan punya kambing. Dengan sistem bagi hasil kambing dititipkan pada orang yang dapat dipercaya. F2 usia 10 tahun sudah menjadi jutawan berkat kambing-kambingnya. Kambing-kambingnya sempat berjumlah 13 ekor. Kini tinggal 10 ekor. Kambing yang diperjualbelikan sudah beberapa ekor. Tiap menjelang iduladha kulakan kambing. Saat iduladha dijual untuk kurban.

Dua anak saya tidak pandai di bidang akademik, prestasinya biasa saja. Namun, saya bangga memiliki mereka. Saya bangga menjadi orang tua yang tahu kebutuhan anak. Saya tidak memaksa mereka pintar kimia dan matematika seperti saya (eh maksudnya jurusannya seperti saya). Saya juga tidak memaksa mereka suka olah raga seperti ayahnya. 

Sebagai orang tua, saya dan suami mendukung mereka. Mereka pandai di bidangnya. F1 pandai di bidang perikanan dan F2 berhasil di bidang peternakan. 

Minggu, 06 Maret 2022

Faiz Niat Berqurban Kambing Sendiri Tahun Ini

 


Sejak tahun kemarin, 2021, Faiz (11 tahun) berniat untuk berqurban sendiri. Niat yang baik, pikir saya. Namun, saya memastikan bagaimana dan sejauh mana keikhlasannya. Dia bilang ikhlas. "Aku ikhlas. Kambingku masih banyak."

"Tapi mama dan ayah belum jadi berangkat ke tanah suci. Satu rumah kan cukup satu otang yang berqurban. Misalnya ayah, mama, kakak, atau Faiz. Begini saja, Faiz menyembelih hewan qurbannya jangan tahun ini, ya."

Hari ini kembali Faiz menegaskan ingin berqurban kambing sendiri tahun ini. 

"Mama, nanti misalnya kambing yang betina laku  uangnya dikumpulkan. Uang yang kutitipkan mama misalnya kuanggap 4 juta, ditambah penjualan kambing nanti, bisa aku belikan kambing 3. 

Yang dua ekor dijual, yang satu untuk qurbanku."

"Iz, kamu ikhlas kalau mengeluarkan hewan qurban sendiri? Nanti uangmu berkurang, lo."

"Aku bisa jualan kambing lagi. Nggak papa, Ma. Aku ikhlas."

Ya Allah, saya benar-benar hanya terdiam sambil menatap anak yang mulai tumbuh remaja ini. Anak yang rajin bekerja, pinginnya cari uang, ngumpulin uang sebanyak-banyaknya untuk sedekah. 

Semoga niatmu benar-benar terlaksana tahun ini. Saya hanya bisa pasrah, Allah akan memberikan jalan menjadi anak saleh.

Kambing-kambing yang dia miliki selama ini adalah dibeli dengan uang sendiri. Lalu berkembang, beranak pinak, dijual. Hasilnya untuk dia sendiri. Faiz, menjadi jutawan sejak umur 10 tahun.