Jumat, 27 April 2018
CARA MENDAPATKAN HASIL FOTO YANG BAIK
Salah satu kesukaan saya adalah memotret. Bagi saya, memotret adalah pekerjaan yang menyenangkan. Hasil pemotretan inilah saya gunakan untuk melengkapi artikel saya di blog.
Saya belum bisa menghasilkan gambar yang baik tapi saya berusaha untuk memperbaiki diri. Setiap hari saya mencoba memotret dengan berbagai cara. Selain mencoba-coba, saya juga menerapkan saran dari orang-orang untuk mendapatkan gambar yang baik.
HANYA SELEMBAR KAIN POLOS
Pertama, saya menerapkan saran dari seorang kawan yang memotret suatu benda di atas kain putih. Akan tetapi saya tidak hanya memakai kain putih, kain polos berwarna pun saya pakai untuk alas, dan hasilnya bagus.
SELEMBAR KERTAS KADO
Saya sering melihat anak saya memotret barang di atas kertas kado dengan motif bermacam-macam sesuai dengan moodnya. Kadang-kadang dengan motif batik, gambar kartun, bunga dan lain-lain disesuaikan dengan warna yang yang akan dipotret. Ternyata setelah diposting di instagram, hasilnya luar biasa. Saya jadi ikut-ikutan, hehe. Tidak apalah idenya anak, Mami juga meniru.
RUMPUT DAN TANAMAN MINI
Untuk memperoleh gambar yang baik, saya juga sering menggunakan latar belakang rumput dan tanaman mini. Bisa juga saya memakai tanaman liar yang tumbuh di sekitar sawah. Hasilnya, jangan diremehkan lo, bagus sekali!
KLIP KERTAS DIGANTUNG
Beberapa kali memotret judul artikel di koran, hasilnya kurang baik karena ada banyangan. Awalnya, saya memotret dengan cara koran saya taruh di meja/lantai lalu saya potret.
setelah saya mencoba dengan cara yang berbeda, yaitu menjepit koran dengan klip kertas besar lalu menggantungkannya. Dengan cara ini, hasilnya baik dan tidak ada bayangan.
Ternyata, mencoba dan terus mencoba, bisa kita lakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Nah, 4 cara tersebut saya lakukan dan hasilnya baik. Mungkin di antara pembaca ada yang memiliki cara unik untuk mendapatkan hasil pemotretan barang dengan baik. Silakan cara-cara tersebut dibagikan, agar banyak orang bisa memraktekkannya.
Selamat mencoba.
Kamis, 26 April 2018
TABUNGAN EMAS DI BAWAH TANAH
Menabung emas, bisa dilakukan di mana saja, dengan berbagai cara dan dalam jumlah berapa saja. Saya memiliki tabungan emas di pegadaian. Cara menabung emas di pegadaian cukup mudah. Anda bisa datang langsung ke kantor pegadaian terdekat di kota Anda.
Selain di pegadaian, saya juga memiliki tabungan emas berupa cincin dan gelang yang beratnya tidak seberapa. Cincin dan gelang tersebut tidak saya kenakan, hanya saya simpan saja. Untuk lebih amannya, emas dalam bentuk fisik serta surat pembeliannya ini saya simpan di bawah tanah. Tentu saja saya sudah membungkusnya dengan plastik dan wadah.
Beberapa waktu yang lalu, iseng-iseng saya mengecek cincin dan gelang yang saya simpan di bawah tanah. Olala, alangkah terkejutnya saya! Saya terkejut bukan karena cincin dan gelangnya bertambah, melainkan wadah plastiknya agak basah, kotak (wadah) dari kardus lembab, kertas/nota pembelian lembab, dan wadah plastik (stoples mungil) juga basah.
Beruntung, saya segera mengamankan perhiasan dan kertas-kertas tadi. Nota pembelian saya setrika agar kering. Perhiasan saya lap sampai kering. Kini, saya mengamankan perhiasan saya lebih ekstra.
Perhiasan saya masukkan ke dalam plastik. Lalu saya masukkan ke dalam stoples mungil. Terakhir saya masukkan stoples besar. Demikian juga nota pembelian yang sudah saya keringkan, saya masukkan ke dalam plastik lalu saya simpan menjadi satu dengan perhiasan tadi, lalu saya masukkan stoples.
Rupanya saya harus sering-sering mengecek (dan menambah jumlah gram) perhiasan. Selain tahu kondisi perhiasan dan wadahnya, juga tabungan emas saya semakin banyak. (Ini baru wacana). Semoga saya bisa konsisten menabung emas dan bisa mengambil keuntungan dari tabungan tersebut.
Menabung emas dan menyimpannya di bawah tanah memang aman. Akan tetapi anggota keluarga lainnya harus diberi tahu juga lo agar kalau kita lupa, ada yang mengingatkan.
Semoga bermanfaat.
Selain di pegadaian, saya juga memiliki tabungan emas berupa cincin dan gelang yang beratnya tidak seberapa. Cincin dan gelang tersebut tidak saya kenakan, hanya saya simpan saja. Untuk lebih amannya, emas dalam bentuk fisik serta surat pembeliannya ini saya simpan di bawah tanah. Tentu saja saya sudah membungkusnya dengan plastik dan wadah.
Beberapa waktu yang lalu, iseng-iseng saya mengecek cincin dan gelang yang saya simpan di bawah tanah. Olala, alangkah terkejutnya saya! Saya terkejut bukan karena cincin dan gelangnya bertambah, melainkan wadah plastiknya agak basah, kotak (wadah) dari kardus lembab, kertas/nota pembelian lembab, dan wadah plastik (stoples mungil) juga basah.
Beruntung, saya segera mengamankan perhiasan dan kertas-kertas tadi. Nota pembelian saya setrika agar kering. Perhiasan saya lap sampai kering. Kini, saya mengamankan perhiasan saya lebih ekstra.
Perhiasan saya masukkan ke dalam plastik. Lalu saya masukkan ke dalam stoples mungil. Terakhir saya masukkan stoples besar. Demikian juga nota pembelian yang sudah saya keringkan, saya masukkan ke dalam plastik lalu saya simpan menjadi satu dengan perhiasan tadi, lalu saya masukkan stoples.
Rupanya saya harus sering-sering mengecek (dan menambah jumlah gram) perhiasan. Selain tahu kondisi perhiasan dan wadahnya, juga tabungan emas saya semakin banyak. (Ini baru wacana). Semoga saya bisa konsisten menabung emas dan bisa mengambil keuntungan dari tabungan tersebut.
Menabung emas dan menyimpannya di bawah tanah memang aman. Akan tetapi anggota keluarga lainnya harus diberi tahu juga lo agar kalau kita lupa, ada yang mengingatkan.
Semoga bermanfaat.
Senin, 23 April 2018
KOLAM IKAN DAN SAYURAN DALAM POT
Foto diambil dari affnanaquaponic.com |
Gara-gara
berlangganan dan membaca Majalah Trubus, banyak keinginan saya untuk bertani
dan beternak. Keduanya sudah saya lakukan dan Alhamdulillah mendapatkan
keuntungan yang menggiurkan. Bercocok tanam sangat mengasyikkan dan sering lupa
waktu kalau sudah berada di kebun/sawah. Memelihara ikan nila dan lele,
meskipun hanya skala rumah tangga pun saya mendapatkan banyak keuntungan.
Setelah
ada si kecil (2009 masih di dalam perut), saya berhenti bercocok tanam. Saya fokus
merawat si kecil mulai dari kandungan hingga lahir. Akan tetapi saya masih
memelihara ayam. Sampai sekarang, ayam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
saya.
Sejak
si kecil masuk TK, dia ingin memelihara hewan ternak. Hewan yang sudah pernah dipelihara
antara lain ayam, ikan, kelinci, itik, burung. Sampai sekarang ayam, ikan dan
burung merupakan hewan piaraan yang mengasyikkan si kecil sepulang sekolah.
Saya
memelihara ikan nila dan lele tapi tidak dalam jumlah yang besar. Ikan nila dan
lele ini saya pelihara dalam ember secara terpisah. Saya ingin menerapkan gabungan
ternak ikan dan menanam sayuran.
Ember
besar berisi ikan ini, airnya bisa saya gunakan untuk menyiram sayuran dalam
pot. Sejak dulu, saya hanya ingin menerapkan sesuatu yang sederhana dan tidak
perlu dipikir secara rumit. Kalau mau modern memang menggunakan sistem aquoponic
dan hydroponic. Akan tetapi keduanya memerlukan biaya yang cukup banyak.
Saya
ingin melakukan sesuatu secara konsisten dan konsekuen. Saya tidak mau
melakukan sesuatu karena latah semata. Prinsip saya adalah saya suka, saya
lakukan dan menghasilkan (bisa dalam bentuk panenan dan uang).
Untuk
kolam ikan, saya menggunakan ember. Untuk sayuran dalam pot, saya menggunakan
gelas plastik bekas. Jumlah ikan dan sayuran tidak terlalu banyak. Bagi saya,
yang penting semuanya berjalan terlebih dahulu. Seandainya berhasil, nanti
dikembangkan lagi. Sebenarnya bila kegiatan beternak dan bercocok tanam ini
ditekuni, hasilnya bisa untuk menambah penghasilan.
Apa yang
telah saya lakukan, semoga berhasil dan saya tetap bersemangat mengelolanya. Semoga
bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung.
Minggu, 22 April 2018
PISAHKAN UANG PRIBADI DAN UANG BISNIS
Saya
belum pernah menggeluti satu bisnis secara serius lalu sukses. Saya hanya
pernah mencoba untuk berbisnis dengan pencatatan keuangan secara sederhana. Selama
ini, saya selalu memisahkan uang bisnis dan uang pribadi.Dengan demikian saya
tahu untung atau rugi bisnis yang saya kerjakan. Alhamdulillah selama ini saya
merasa beruntung tidak merugi.
Seandainya
saya mau melanjutkan bisnis yang sudah saya tekuni, saya akan berpikir ulang
karena saya tidak bisa terjun langsung. Oleh karena keuntungan yang saya
peroleh tidak terlalu besar, yakni hanya cukup untuk menggaji diri saya sendiri
maka saya tidak mau memaksa bisnis jalan terus dengan menggaji orang lain.
Kalau
menggaji orang lain dan saya tidak mendapatkan apa-apa, berarti saya hanya
memberi modal pada orang lain. Saya bukan tipe orang yang setengah hati
menjalani bisnis. Inginnya terjun secara total dalam berbisnis.
Bagi
Anda yang ingin memulai berbisnis, silakan buatlah catatan keuangan secara
sederhana. Berapa modal awal, berapa hasil penjualan dan berapa keuntungannya,
semua dicatat dengan baik. tujuannya adalah agar uang bisnis dan uang pribadi
tidak bercampur.
Meskipun
berwirausaha, usaha milik sendiri, kita tetap mendapatkan gaji dari hasil
keuntungan bisnis yang sedang berjalan. Apabila bisnis sudah mulai berkembang,
jangan sampai semua keuntungan dimasukkan untuk modal tambahan. Sisihkan sedikit
dari keuntungan tersebut untuk menggaji kita lalu kita gunakan untuk
kepentingan pribadi.
Semoga
bermanfaat.
Sabtu, 21 April 2018
BERBURU BUKU MURAH UNTUK PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Dahulu
ketika masih sekolah, mau membeli buku pegangan saja tidak bisa karena tidak
memiliki uang. Saya dan saudara-saudara hanya mengandalkan buku pinjaman dari
perpustakaan sekolah. Dengan meminjam buku di perpustakaan, saya merasa sangat
terbantu. Untuk menghadapi liburan, biasanya saya meminjam buku berupa novel
atau buku bacaan ringan lainnya.
Kini
setelah berkeluarga dan saya memiliki hobi menulis, saya harus menambah koleksi
buku. Beberapa buku yang sudah lawas, biasanya saya bawa ke sekolah untuk
dibaca-baca lagi. Bisa juga buku tersebut saya serahkan ke perpustakaan
sekolah. Meskipun buku lawas tapi membawa informasi yang baru buat anak-anak
sekolah.
Kalau
dulu saya berhemat untuk berbelanja buku, sekarang tidak lagi. Saya suka
membeli buku dalam jumlah banyak lalu say abaca sedikit demi sedikit. Kebiasaan
saya membeli buku ini ditiru oleh anak perempuan saya. Anak saya hobi membeli
buku. Kalau dengan ayahnya, dia akan mengambil banyak buku lalu bilang terima
kasih ayah.
Ternyata
untuk mendapatkan buku yang berkualitas, saya tidak perlu mengeluarkan uang
banyak. Pada saat pameran buku, kita bisa memilih buku yang
berkualitas/berbobot dengan harga murah. Tentu saja harus memiliki kesabaran
yang tinggi untuk memilih buku murah pada saat pameran buku.
Dengan
demikian, belanja buku dalam jumlah banyak tetapi uang yang kita keluarkan
hanya sedikit. Membeli buku dalam jumlah banyak, tujuannya untuk apa? Kita bisa
menyedekahkan buku-buku tersebut ke perpustakaan sekolah. Dengan menyerahkan
buku-buku ke perpustakaan sekolah maka buku tersebut bisa bermanfaat bagi orang
lain. Semakin banyak orang yang membaca buku kita, semakin banyak orang yang
mendapatkan manfaat dari buku tersebut.
Mungkin
kita bisa memberikan buku-buku yang kita beli dengan harga murah tersebut ke
perpustakaan sekolah anak atau keponakan kita. Atau bisa juga buku yang kita
beli kita sedekahkan ke perpustakaan sekolah terdekat (rumah kita). Insya Allah,
apa yang telah kita keluarkan, tidak akan pernah sia-sia.
Kalau
buku koleksi kita berlebihan, silakan kelebihannya dibagikan pada perpustakaan
sekolah yang dekat dengan rumah kita. Bersedekah buku, pahalanya akan mengalir
bagai amal jariyah.
Sisihkan
rezeki kita. Datangi pameran buku. Beli beberapa buku yang harganya tidak
terlalu mahal lalu sedekahkan. Semoga bermanfaat.
Jumat, 20 April 2018
BLUS TANPA KANCING BAJU
Setelah selesai dijahit, baju tinggal diobras, diitik-itik dan dipasang kancing. Oleh karena saya tidak memiliki mesin obras dan itik, maka saya harus menggunakan jasa obras di dekat Pasar Jungke.
Sebenarnya saya bisa meluangkan waktu di sela-sela jam kosong tidak mengajar ke Pasar Jungke tapi untuk izin pasti dipersulit. Kalau ke Pasar sepulang sekolah, tempat jasa obras sudah tutup. Akhirnya saya hanya bisa menunda waktu, berharap saat libur tidak mengajar bisa ke Pasar Jungke.
Waktu terus berlalu, dan sampailah pada Hari Kamis. hari di mana pakaian seragam yang dikenakan adalah batik hijau yang selesai saya jahit belum berkancing. Itu saja saya mengakali menjahit kelim dengan jarak panjang karena masih akan saya bongkar (belum diobras).
Lalu bagaimana dengan kancingnya? Dalang tidak kekurangan cerita dan lakon. Pagi harinya bagian kancing saya kaitkan dengan peniti. Haha, karena saya memakai kerudung besar, jadi baju saya kelihatan aman terkendali.
Seperti biasa, kalau baju saya jahit sendiri, teman saya selalu mengoreksi. Dan taraaaa, korektornya tertawa melihat kenyataan bahwa saya menggunakan banyak peniti. Mereka bilang, Bu Ima kok dilawan.
Sekali ini saja blus tanpa kancing baju. Memang jahitan mesin dan tangan saya hasilnya rapi sehingga pas dan nyaman di badan saya.
Mungkin ini isyarat agar saya membeli mesin obras.
Semoga bermanfaat.
Sebenarnya saya bisa meluangkan waktu di sela-sela jam kosong tidak mengajar ke Pasar Jungke tapi untuk izin pasti dipersulit. Kalau ke Pasar sepulang sekolah, tempat jasa obras sudah tutup. Akhirnya saya hanya bisa menunda waktu, berharap saat libur tidak mengajar bisa ke Pasar Jungke.
Waktu terus berlalu, dan sampailah pada Hari Kamis. hari di mana pakaian seragam yang dikenakan adalah batik hijau yang selesai saya jahit belum berkancing. Itu saja saya mengakali menjahit kelim dengan jarak panjang karena masih akan saya bongkar (belum diobras).
Lalu bagaimana dengan kancingnya? Dalang tidak kekurangan cerita dan lakon. Pagi harinya bagian kancing saya kaitkan dengan peniti. Haha, karena saya memakai kerudung besar, jadi baju saya kelihatan aman terkendali.
Seperti biasa, kalau baju saya jahit sendiri, teman saya selalu mengoreksi. Dan taraaaa, korektornya tertawa melihat kenyataan bahwa saya menggunakan banyak peniti. Mereka bilang, Bu Ima kok dilawan.
Sekali ini saja blus tanpa kancing baju. Memang jahitan mesin dan tangan saya hasilnya rapi sehingga pas dan nyaman di badan saya.
Mungkin ini isyarat agar saya membeli mesin obras.
Semoga bermanfaat.
Kamis, 19 April 2018
ANAK LAKI-LAKI TAAT KEPADA IBUNYA
Sejak saya menikah, saya taat kepada suami. Tentu saja saya juga taat kepada orang tua. akan tetapi seorang laki-laki yang sudah menikah, taatnya kepada Ibunya bukan istrinya.
Melaksanakan perintah agama dengan baik akan membawa hikmah besar. Islam mengajarkan dan mengatur banyak hal untuk manusia. Manusia wajib taat dan patuh pada perintah agama.
Meskipun istri taatnya kepada suami, tetapi dibatasi bukan untuk bermaksiat dan menentang perintah agama. Apabila seorang suami memerintahkan kepada istrinya tapi perintahnya bertentangan dengan ajaran agama, maka istri boleh tidak melaksanakan perintah tersebut.
Apabila orang tua istri (mertua) sudah lanjut usia, sebaiknya suami juga bijak mengizinkan istrinya untuk berbakti kepada orang tua dengan cara membiarkan istrinya untuk merawat dan memberikan perhatian kepada orang tua.
Demikian juga dengan sang istri, dia tetap mendukung suaminya untuk melakukan ketaatan kepada orang tua (khususnya Ibu mertua). Istri harus memberikan dukungan penuh kepada suaminya untuk merawat dan memberikan perhatian kepada Ibu mertua (orang tua).
Suksesnya anak-anak juga karena didikan orang tua. Tidak ada anak yang sukses dan mandiri dari bayi. Tentu anak memerlukan orang tua. Selama pertumbuhan dan perkembangan, semua dipenuhi kebutuhannya oleh Ibu.
Oleh sebab itu wahai laki-laki, janganlah kamu sombong. Wahai anak laki-laki, taatlah kepada Ibumu!
00000
Rabu, 18 April 2018
MENJAHIT DAN MENULIS
Bapak saya bukan penjahit, tapi bisa menjahit. Seragam SD - SMA, baju lebaran kami, dijahit Bapak. Tiap Bapak menjahit, saya cuma memperhatikan. Saya tidak punya niat untuk belajar menjahit karena Bapak juga bukan tipe "orang" yang sabar mengajar menjahit.
Tahun 2000, ketika dhenok masih baby, saya belajar menjahit dengan cara ikut-ikutan kursus. Saya tidak sabar mengikuti kursus. Saya ingin cepat langsung praktek bukan teori semata.
Ketika pertama kali praktek adalah membuat blus lengan pendek, kancing satu di belakang. Teman-teman saya dan instruktur kursus mengatakan kalau hasil jahitan saya baik/halus. Baju kedua, ketiga dan seterusnya, saya jahit dengan penuh kesabaran.
Sekarang, kalau mau menjahit baju, tidak asal jahit. Saya tetap sabar, bila ada yang kurang baik, saya rela untuk membongkar dan memasang kembali.
00000
Pertama kali menulis waktu kelas II SMA, tahun 1988. Sama halnya dengan menjahit, ketika menulis, saya sabar menulis di buku lalu menyalin dengan mesin ketik. Zaman dulu, komputer masih langka (jangan memikirkan kemudahan seperti sekarang, dengan main delete bila keliru dan kirim surat elektronik). Sabar adalah kata kuncinya.
Persamaan kegiatan menjahit dan menulis adalah harus dilakukan dengan sabar. Persamaan yang lain adalah the power of kepepet bila sudah dekat dengan DL akan dikerahkan.
Beruntung saya memiliki kemauan belajar menjahit dan menulis. Dengan metode "mengintip" orang lain, alhamdulillah ilmu saya sedikit bertambah.
Ibarat gelas yang awalnya kosong, saya memilih mengisinya dengan ilmu. Kali ini baru ilmu menjahit dan menulis, isinya.
00000
Semoga tidak bosan melakukan aktivitas menjahit dan menulis.
Sabtu, 14 April 2018
THE POWER OF “MESIN JAHIT”
Sebenarnya
saya bukan tipe orang yang suka menunda-nunda waktu dan membiarkan waktu
terbuang dengan percuma. Akan tetapi saya sering tidak bisa membagi waktu untuk
melakukan semua pekerjaan. Sepulang sekolah, saya harus mengerjakan tugas
sebagai Ibu rumah tangga dan istri sholehah. Kalau malam hari saya berupaya
untuk menulis dan berbagi tulisan.
Selain
menulis, saya memiliki hobi menjahit. Menjahit pakaian, rok atau celana panjang
sangat mengasyikkan. Kadang-kadang saya lupa waktu kalau sudah asyik menjahit. Akhir
bulan Maret yang lalu, guru-guru sudah diingatkan untuk memakai baju batik
terbaru tiap hari Kamis.
Saya
ingin menjahit sendiri baju batik hijau. Dengan modal pola jiplak milik mbak
Wilis, saya mencoba membuat baju seragam PKK RT. Ternyata menggunakan pola
jiplak ini memang sangat praktis. Tinggal jiplak, tak perlu mengukur dan
membuat pola sendiri.
Untuk
seragam batik hijau, belum sempat saya buat ternyata hari merangkak menuju
Kamis. Oleh karena sebagian besar guru/karyawan sudah memakai seragam batik hijau
maka saya diingatkan oleh beliau orang nomor satu di sekolah.
Ketika
saya bilang kalau baju saya belum jadi, beliau mengatakan bahwa beliau tidak
mau kalau nanti ada teman yang membicarakan saya gara-gara tidak memakai
seragam batik hijau. Saya diam saja. Saya hanya membatin, pokoknya seragam
segera diselesaikan.
Sampai
di rumah, saya mulai mengeksekusi. Setelah memotong kain, mulailah menjahit. Tapi
apa yang terjadi? Pada tahap akhir pemasangan lengan, tali karet yang
dihubungkan dengan dynamo putus. Innalillahi. Hari sudah malam, suami tidak di
rumah pula (lagi mudik bersama anak-anak).
Bismillah.
Akhirnya, saya mengeluarkan jurus
penggunaan tali untuk menjahit secara manual tidak menggunakan dynamo. Tali
tersebut saya buat dengan cara menrobek kain jarik yang sudah tidak dipakai. Syukur
Alhamdulillah, akhirnya baju saya jadi. Tinggal memasang kancing dan membuat
lubangnya.
Kalau
sudah kepepet, mesin jahit saya ini memang sangat membantu. Mesin jahit saya
beli belasan tahun yang silam. Waktu itu saya mendapatkan rezeki berupa
insentif dari pemerintah. Saya minta izin terlebih dahulu kepada suami. Meskipun
uang saya sendiri, saya biasa minta izin bila mau membelanjakan uang.
Meskipun
belum modern, setidaknya mesin jahit saya masih bisa digunakan. Keuntungan saya
bila menggunakan mesin jahit untuk menjahit baju adalah unsur pengiritan. Selain
itu, menjahit sendiri waktunya hanya sebentar saja. Tidak perlu menunggu lama
seperti kalau menjahitkan di penjahit. Kekurangannya adalah saya belum bisa
memasang saku dalam. Semua baju yang saya jahit tidak memakai saku. Untuk rok
dan celana panjang tetap saya beri saku.
Semoga
penjahit pemula seperti saya ini bisa terus berkembang dan maju. Bagi yang
belum memulai menjahit, ayo menjahit mulai sekarang, jangan tunggu besok.
Kamis, 12 April 2018
WAJAH LEBIH MENAWAN DENGAN COMPACT POWDER
Saya
identik dengan kesederhanaan. Untuk make up sehari-hari, baik ke sekolah
(mengajar) maupun bepergian, saya hanya menggunakan bedak dan lipstick tipis. Untuk acara tertentu, biasanya saya
tambah pemakaian pensil alis.
Sejak
kuliah sampai sekarang, saya memakai bedak Fanbo Compact Powder GOLD. Warna bedak
di kulit sangat pas dengan kulit saya yang sawo matang. Harga, terjangkau dan
tidak membuat kantong bolong. Selama memakai bedak Fanbo, saya tidak mengalami
alergi kulit.
Bedak
Fanbo cocok dipakai untuk anak remaja dan dewasa. Bagi Anda yang belum pernah
mencoba bedak Fanbo, yuk berkenalan dulu.
FANBO
GOLD
Bedak
Fanbo Gold, bedak padat yang dibuat khusus untuk daerah tropis. Harum, halus,
melekat rata, sehingga memberi kesan menawan pada tata rias wajah Anda. Terdapat beberapa pilihan warna
kuning Gold.
Komposisi
Talc,
Corn (zea mays) starch, Zinc Oxide, Titanium Dioxide, Ethylhexil Palmitate,
Zinc stearate, Fragrance, Methylparaben, Propylparaben. Juga mengandung CI
77492, CI 77491, CI 77499, Alumina.
Fanbo
diproduksi oleh PT. FABINDO SEJAHTERA, Kp. Waru, Desa Pasir Jaya, Cikupa,
Tangerang, Indonesia.
Nah,
bagi Anda yang belum pernah mencoba menggunakan bedak Fanbo untuk tata rias,
sekarang waktunya mencoba dan rasakan sensasinya.
Semoga
bermanfaat.
Rabu, 11 April 2018
BERSEDEKAH UNTUK PEMULUNG
Saya
terbiasa mengumpulkan barang-barang (sampah) yang masih bisa dimanfaatkan. Sampah-sampah
tersebut saya pilih dan saya pisah-pisahkan brupa kertas, plastik dan wadah plastik
(misalnya botol minuman).
Sebenarnya
saya ingin membuang sampah secara langsung setelah saya pilah-pilah. Akan tetapi
saya selalu ingat pada seorang bapak tua yang sering mencari sampah di TPS. Kalau
sudah begitu, saya mengumpulkan sampah lalu saya serahkan ke Pak Tua tadi.
Alhamdulillah,
sampai saat ini bila saya memiliki “sampah” bisa saya sedekahkan ke Pak Tua. Mungkin
tidak seberapa sedekah yang saya berikan. Bisa saja saya memberikan uang atau
bahan makanan tapi belum tentu Pak Tua tadi mau menerimanya. Sepertinya beliau
suka diberi “sampah”. Dengan demikian, beliau berusaha untuk mendapatkan uang
dengan cara menjual sampah tadi.
Semoga
bermanfaat.
Senin, 09 April 2018
TEPUNG BUMBU QREEZPY BIKIN USUS MAKIN RENYAH
Seperti
biasanya, tiap hari Minggu Dhenok mengajak ke pasar. Kali ini Dhenok akan
membuat usus kriuk seperti yang dijual di warung-warung makan. Harga usus
goreng per bungkus adalah 1000 rupiah. Bungkusannya sangat kecil sehingga
Dhenok harus membeli beberapa bungkus untuk sekali makan. Oleh karena
dihitung-hitung mahal, Dhenok mau membuat sendiri.
Dhenok
membeli usus mentah di tempat Bulik Jinten di pasar. Selain usus, Dhenok juga
membeli hati ayam potong. Lumayan, diberi murah harganya.
Sampai
di rumah, usus dan hati ayam dicuci. Hati ayam direbus dan diberi bumbu bawang
merica (garam dan penyedap). Sedangkan ususnya dibuat usus goreng krispi. Untuk
mendapatkan usus goreng krispi ini, Dhenok menggunakan campuran tepung bumbu
Qreezpy dan tepung tapioca.
Biasanya,
usus yang dibeli sudah direbus. Lalu dipotong kecil-kecil sekitar 2 cm. Mencampur
tepung bumbu Qreezpy dengan tepung tapioka dengan perbandingan 1 : 1 (ditambah
sedikit garam). Usus ditaruh di wadah lalu ditaburi campuran tepung sampai
merata.
Panaskan
minyak lalu goreng usus sampai kecokelatan lalu angkat dan tiriskan. Setelah dingin,
usus goreng krispi siap disantap. Rasanya mantap!
Tepung
bumbu Qreezpy digunakan untuk menggoreng tempe, tahu dan ayam. Saya mencoba
menggunakan tepung bumbu Qreezpy untuk menggoreng usus. Ternyata hasilnya
sangat memuaskan.
Sebenarnya,
tepung bumbu Qreezpy itu apa sih?
Tepung
bumbu Qreezpy adalah tepung yang komposisinya adalah tepung terigu, tepung tapioka,
garam, gula dan rempah-rempah.
Tepung
bumbu Qreezpy diproduksi oleh CV Mitra Mandiri 91 dan sudah mendapatkan
sertifikat Halal. tepung bumbu Qreezpy aman dikonsumsi .
Bagi
Anda yang suka memasak sendiri makanan yang renyah, tepung semacam ini bisa
dibuat sendiri lo. Kalau membuat tepung bumbu sendiri, kita bisa membuat sesuai
selera.
Semoga
bermanfaat dan selamat mencoba.
Kamis, 05 April 2018
RESOLUSI MENULIS (RESENSI)
RESENSI
Judul : RESOLUSI MENULIS
( Menyusun Rencana Mewujudkan Karya)
Penulis
: Hernowo Hasim
Penyunting : Ngainun
Naim
Penerbit : Akademia Pustaka
Cetakan : 2017
ISBN : 978-602-61158-9-8
Tebal : 253 hal + xii
Setiap
akhir tahun, semakin banyak orang yang melakukan evaluasi tentang kegiatan atau
capaian dari target atau cita-cita yang telah ditentukan. Evaluasi merupakan
cara terbaik untuk menilai apa yang telah kita lakukan. Capaian-capaian positif
dipertahankan dan yang belum tercapai diharapkan di masa mendatang bisa
tercapai.
Selain
melakukan evaluasi, hal yang juga penting untuk dilakukan adalah membuat
resolusi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Resolusi adalah putusan atau
kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat
(musyawarah, sidang); biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Dalam konteks
Resolusi Menulis, resolusi adalah kebulatan tekad yang ditetapkan dalam diri untuk mencapai target-target
tertentu yang telah ditetapkan.
Bagi
Ahmad Fahrudin resolusi menulisnya adalah terus menulis, berusaha belajar
istiqomah untuk menulis satu catatan setiap hari dan keinginannya menulis buku
(hal 39). Eka Sutarmi berkesempatan ke Thailand selama 5 bulan untuk
menjalankan tugas dari kampus. Di Negeri Gajah, Eka menuliskan pengalamannya
selama di Thailand di blog. Setelah pulang dari Thailand, Eka mendokumentasikan
tulisannya dalam bentuk buku. Eka menargetkan bisa menulis buku lagi dari
menabung tulisan yang sudah tembus media (hal 96).
Belajar
menulis, dilakukan dengan menulis di media cetak maupun online, berupa karya
ilmiah di jurnal ilmiah. Tulisan-tulisan yang ada mengalami pergeseran dari
jurnal ke artikel, dari artikel ke buku. Menulis buku merupakan resolusi
menulis yang disampaikan oleh penulis yang telah memiliki banyak karya, yaitu
Hayat (hal 135).
Menjaga
dan merawat kemahiran dan kenyamanan menulis dilakukan dengan berlatih dan
menambah pengetahuan tentangnya secara konsisten. Konsisten menulis dan membaca
merupakan hal yang penting. Berlatih membaca dan menulis disebut mengikat
makna. Bagi Hernowo Hasim, mengikat makna bisa diwujudkan dalam bentuk buku
(hal 145).
Much.
Khoiri diberi predikat “tidak patut” untuk penulisan buku, sebab karya bukunya
melebihi batas standar bagi dosen. Menulis buku dalam jumlah lebih malah
disebut tidak patut merupakan kekuatan khusus untuk melanjutkan menulis buku.
Resolusi Much. Khoiri adalah konsisten menulis setiap hari, dan menargetkan
menulis 5 buku mandiri (hal 197).
Adanya
resolusi, menjadikan langkah penulisan dan target tulisan semakin jelas.
Ngainun Naim memiliki resolusi menulis buku, mengisi blog dan berbagi ilmu.
Sebagai seorang akademisi, Ngainun Naim juga menulis artikel jurnal sebagai
wahana pengembangan keilmuan (hal 222).
Rita
Audriyanti memiliki konsep Tri Dharma Literasi, yaitu 1) 4 M: Membaca, Menulis,
Berbicara, dan Menyimak, 2) Publikasi dan 3) Berbagi Pengalaman. Secara
spesifik, Resolusi Menulis Rita adalah menerbitkan buku, meningkatkan jumlah
buku bacaan, membantu komunitas, dan promosi buku (231).
Buku
ini ditulis oleh 55 orang penulis yang bergabung dalam komunitas Sahabat Pena
Nusantara dengan berbagai macam resolusi menulisnya. Secara umum resolusi
menulis adalah konsisten menulis, menulis di media, menulis jurnal, artikel dan
menulis buku. Buku Resolusi Menulis ini memotivasi penulis pemula untuk optimis
dan penyemangat bagi penulis yang memiliki jam terbang tinggi. (SELESAI)
Serunya Bermain Sepulang Sekolah [ Ringkasan ]
RINGKASAN BUKU
Judul Buku : Serunya Bermain Sepulang Sekolah
Penulis :
Tami Widiasari
Tahun :
2010
Tebal : 56 halaman
Penerbit : Penerbit Jogja Great Publisher,
Yogyakarta
Buku serunya bermain sepulang sekolah, sangat cocok untuk
anak-anak SD. Ada 40 aktivitas seru untuk dikerjakan di rumah, mobil, tempat
liburan atau di manapun.
Aktivitas tersebut berupa mewarnai, menghubungkan titik,
kuis, teka-teki, mencari jalan keluar, menghubungan dua gambar, kata acak,
mencari perbedaan, memberi nama. Aktivitas ini sangat menyenangkan dan membuat
anak penasaran.
Oleh karena aktivitas yang berada di buku ini sangat
menyenangkan maka waktu yang digunakan untuk menjawab rasa penasaran itu
berlalu sangat cepat. Anak-anak menggunakan waktu luang sepulang sekolah dengan
hal positif.
Aktivitas ini bisa dilakukan sendirian maupun bersama
teman-temannya. Seru bukan? Nah, orang tua bisa memberikan sedikit pengarahan
kepada anak-anak agar anak tidak bosan.
Semoga bermanfaat.
Rabu, 04 April 2018
SANDAL JEPIT DAN MUKENA
Sandal
jepit harganya tidak mahal, fungsinya hanya sebagai alas kaki ketika berada di
kamar mandi atau di tempat untuk bersuci. Mukena juga harganya terjangkau. Perpaduan
barang yang harganya murah ini sangat berarti bila diletakkan di masjid atau di
tempat yang banyak orang membutuhkannya.
Kalau
kita belum ikhlas untuk melepaskan dua barang tersebut atau diberikan di masjid/tempat
untuk shalat maka statusnya pinjamkan saja. Kita tetap memiliki barang tersebut
dan kita mendapatkan pahala kalau barang tersebut digunakan orang lain.
Alangkah
lebih indahnya bila 5 pasang sandal jepit dan 5 buah mukena, kita taruh di
masjid/tempat untuk shalat. Lebih baik lagi bila 5 pasang sandal jepit dan 5
buah mukena kita berikan secara ikhlas untuk digunakan orang lain.
Sandal
jepit dan mukena yang harganya tidak seberapa ini manfaatnya sangat besar. Yuk,
sisihkan sebagian rezeki kita untuk membeli sandal jepit dan mukena. Taruh di
masjid/mushola/ kantor. Pasti sangat dibutuhkan orang banyak.
STOP MINTA OLEH-OLEH
noerimakaltsum.com. Kita
sering mengharapkan oleh-oleh dari seseorang yang akan/sedang bepergian. Zaman now,
sudah tidak zamannya lagi minta atau pesan oleh-oleh kepada orang-orang yang
sedang melakukan perjalanan.
Bagi
saya ada beberapa faktor yang perlu saya pertimbangkan bila mengharapkan
dibawakan oleh-oleh dari seseorang yang sedang melakukan perjalanan. Faktor-faktor
tersebut adalah:
Menambah kerepotan
Seseorang
yang bepergian, biasanya telah memiliki agenda tertentu karena waktunya sangat
terbatas. Saya memaklumi kepadatan jadwal seseorang yang sedang bepergian. Kadang-kadang
untuk mengurus atau memenuhi keinginannya sendiri, orang tersebut kewalahan
mengatur waktu. Dengan kita meminta/menitipkan sesuatu, maka waktunya semakin
terbatas.
Seseorang
yang sedang melakukan perjalanan, biasanya akan membawa barang seminimal
mungkin. Tas yang dibawa juga akan diisi dengan barang semaksimal mungkin. Seandainya
kita memesan/titip dibelikan barang maka orang tersebut akan bertambah repot
dalam pengemasan dan membawanya.
Mungkin
kita akan mengatakan, ah barangnya kan kecil dan beratnya tidak seberapa. Ya,
itu kalau yang dibawakan hanya satu orang. Coba bayangkan, seandainya yang
memesan barang lebih dari 5 orang, betapa repot membawa oleh-oleh tersebut. Belum
lagi apabila barang yang kita maksud “pencariannya” tidak mudah.
Dengan
pertimbangan semacam ini, saya tidak akan minta /titip/pesan dibelikan
oleh-oleh. Akan tetapi seandainya orang tersebut menawari oleh-oleh, dengan
senang hati akan saya terima.
Menambah biaya atau dana
Kadang-kadang
kita memesan oleh-oleh pada orang yang akan bepergian tapi kita tidak
menitipkan uang atau memberi uang saku. Jelas pesanan kita ini akan menambah
biaya atau dana yang harus dikeluarkan oleh seseorang!
Kadang-kadang,
orang bepergian juga dengan alasan terdesak bukan untuk senang-senang. Malah ada
yang terpaksa mereka berutang karena tak memiliki uang sama sekali. Apakah kita
tega memberatkan mereka dengan minta dibelikan oleh-oleh?
00000
Kita
cukup mendoakan bagi mereka yang sedang bepergian. Seandainya kita diberi
oleh-oleh, selayaknya kita berterima kasih. Seandainya tidak diberi oleh-oleh,
kita tak perlu menggerutu.
Saya
punya teman kalau bepergian tanpa diminta beliau akan membawakan oleh-oleh. Tidak
hanya oleh-oleh dimakan di kantor tapi oleh-oleh tersebut bisa dibawa pulang. Beliau
memberi dompet berisi makanan. Alhamdulillah, kalau sudah rezeki tanpa diminta
saja akan datang dengan sendirinya.
Selasa, 03 April 2018
BERHASIL MELEWATI MASA SULIT TAHAP I
Kali
ini saya berhasil melewati masa sulit tahap I. masa sulit itu adalah
mengajarkan dan membiasakan si kecil untuk membaca dan menulis. Bagi saya itu
luar biasa karena selama ini perjuangan saya juga tidak main-main.
Setelah
mau membaca dan menulis meskipun masih ada sedikit kekeliruan, si kecil juga
mulai belajar berhitung. Ini juga tidak gampang karena si kecil malas untuk
menghafal. Saya lihat si kecil selalu memanfaatkan jari-jarinya untuk
berhitung. Untuk bilangan yang mudah saja, si kecil juga memanfaatkan
jari-jarinya untuk berhitung dengan cara disembunyikan. Meskipun saya ajari
mencongak, dia tidak mau menghafal (Nyerah, pasrah).
Mungkin
bagi orang lain, kemampuan si kecil ini akan dinilai kurang atau berpikir
lambat. Saya selalu memberikan apresiasi dari setiap perkembangan si kecil. Mengapa
demikian? Sebab sejak awal si kecil “sulit” diajak untuk maju dan pandai.
Akan
tetapi saya justeru bersyukur, saya diberi kesabaran untuk bersama si kecil
dalam keadaan bagaimanapun. Saya selalu bersyukur karena Allah menganugerahkan
kepada saya titipan yang luar biasa.
Kebiasaan
berlatih yang dulunya terpaksa, sekarang sudah menjadi kebutuhan untuk
berlatih. Buktinya setiap ada pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya
(hanya 5 soal, dengan kalimat pendek), si kecil selalu antusias untuk
mengerjakannya.
Sampai
sekarang, sebelum berolahraga badminton, syarat membaca atau menulis tetap
wajib dipenuhi. Saya paksakan ini karena setelah berolahraga, si kecil lelah
dan mudah mengantuk.
Setiap
menjelang tidur, saya tetap menagih si kecil membaca surat pendek secara acak. Mungkin
hafalannya belum bertambah tapi tetap saya biasakan untuk menghafal surat-surat
pendek.
Satu
lagi ritual yang kami lakukan menjelang si kecil tidur adalah berkomunikasi,
bercerita dan berbagi pengalaman. Saya juga memberikan motivasi dan cerita
keteladanan agar si kecil bersemangat dan percaya diri.
Kalau
sudah tidur, saya pandangi si kecil. Kadang dengan air mata yang meleleh dalam
hati saya berkata,”kamu teramat istimewa yang Mami miliki. Kamu bisa seperti
mereka meski kemampuanmu tidak secetar mereka. Kamu menguji kesabaran mami
sejak bayi sampai sekarang. Alhamdulillah, kamu semakin pintar.”
DENAH TEMPAT DUDUK MODEL U HINDARI PELUANG CURANG SAAT UJIAN
Ketika
saya mengikuti diklat Kepala Lab, ada ilmu lama yang bisa diterapkan saat saat
pembelajaran di sekolah. Pada saat pembelajaran komputer, para siswa duduk dengan
denah tempat duduk model U menghadap dinding. Hal ini dilakukan untuk
menghindari siswa tidak fokus dalam pembelajaran. Apalagi pembelajaran dengan
koneksi internet. Guru bisa duduk dan mengawasi siswa dengan tenang tanpa perlu
mondar-mandir.
Denah
tempat duduk model U ini, bisa dikombinasi dengan bagian tengah ruangan juga
diberi tempat duduk berhadap-hadapan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan
penggunaan ruangan.
Denah
tempat duduk model U tidak cocok bila diterapkan untuk pembelajaran mata
pelajaran yang lain. Mata pelajaran yang lain mungkin cocok dengan duduk membentuk
kelompok-kelompok karena bisa berdiskusi saat pembelajaran berlangsung. Akan tetapi,
di saat ujian/tes tertulis, denah tempat duduk model U tetap cocok diterapkan. Guru
bisa mengawasi gerak-gerik siswa secara menyeluruh.
Tidak
ada lagi peluang untuk berbuat curang bagi siswa/peserta ujian. Pengawas cukup
memantau dari satu tempat.
Semoga
bermanfaat.
CACING DALAM MAKANAN KALENGAN
Beberapa
hari terakhir, kita disuguhi berita tentang cacing dalam makanan kalengan. Makanan (ikan)
dalam kaleng yang mengandung parasit cacing ini, diminta untuk ditarik dari
peredaran.
Himbauan
kepada masyarakat agar memeriksa kondisi kemasan, label, izin edar dan tanggal
kadaluwarsa sebelum membeli dan mengkonsumsi produk makanan. Dengan demikian
makanan dalam kaleng yang kita beli masih baik kondisinya dan masih layak untuk
dikonsumsi.
Produk
yang mengandung cacing tak layak untuk dikonsumsi dan berbahaya bagi kesehatan
manusia. Kandungan protein dalam tubuh cacing bisa menimbulkan reaksi alergi. Dari
sisi aspek higienik, kualitas produk yang mengandung cacing patut dipertanyakan
dan merugikan konsumen.
Saya
jadi ingat belasan tahun yang silam, ketika membeli makanan dalam kaleng berupa
kacang kapri di sebuah toko (X). Oleh karena saya baru dalam taraf “mengenal”
kacang kapri dalam kaleng, saya penasaran. Rencananya, kacang kapri tersebut
akan saya masak dengan sosis ayam sebagai sop.
Pada
kemasan, rupanya bulan-tahun kadaluwarsanya agak buram, angkanya tidak terlalu
jelas. Ketika saya bertanya pada pedagangnya, katanya masih bisa dikonsumsi
karena tahunnya masih lama. Akhirnya saya beli juga kacang kapri dalam kaleng
tersebut.
Sampai
di rumah, saya mulai mengeksekusi. Saya buka kalengnya, ternyata air dalam
kaleng sudah tidak fresh dengan ciri baunya agak basi dan berlendir. Saya kecewa
tapi saya tidak kembali ke toko tersebut lalu protes dan minta ganti. Kacang kapri
dalam kaleng lalu saya buang. Hanya saja ketika suatu saat saya belanja di toko
yang sama, saya bilang pada karyawannya kalau kacang kapri dalam kaleng perlu
dicek dan segera ditarik bila sudah lewat tanggal kadaluwarsa.
Pengalaman
yang kedua ini produk kemasan yang sudah kadaluwarsa tapi bukan dalam kaleng
melainkan susu UHF dalam kotak. Untuk susu UHF dalam kotak ini, memang tanggal
kadaluwarsanya masih jauh ketika saya beli. Akan tetapi, ketika di rumah saya
buka, tercium bau tidak sedap. Oleh karena susu UHF ini kemasannya besar dan
harganya tidak murah, saya segera kembali ke toko (toko Y).
Saya
mengungkapkan apa yang saya alami. Karyawan toko yang super ramah menerima
keluhan saya dan meminta struk pembelian. Setelah saya berikan struk pembelian
dan susu UHF dalam kotak tersebut, dengan cekatan karyawan mengambilkan
gantinya. Alhamdulillah, saya senang karena mendapatkan pelayanan yang baik.
Ketika
kita sudah cermat melihat kondisi dan label sebuah produk, tapi kita
mendapatkan produk yang tidak baik, rasanya kecewa. Asal kita jujur dan
mengkomunikasikan keadaan produk dengan baik, saya yakin pedagang bisa menerima
keluhan (laporan) kita.
Dengan
demikian, tidak banyak konsumen yang dikecewakan dan produk dengan cepat segera
ditarik. Sebagai konsumen kita harus cermat dan jeli mengamati sebuah produk
yang akan dibeli dan dikonsumsi.
Pemilihan
makanan kemasan, sejatinya karena makanan kemasan cenderung memiliki daya tahan
penyimpanan lebih lama daripada makanan tidak dalam kemasan. Akan tetapi memang
sebaiknya kita mengkonsumsi makanan yang fresh setelah diolah terlebih dahulu. Boleh-boleh
saja kita mengkonsumsi makanan instan (termasuk makanan dalam kaleng) tapi
frekuensinya jangan terlalu sering.
Minggu, 01 April 2018
KEBAYA BROKAT MODERN MERAH MARUN
Beberapa
bulan terakhir, Faiq sibuk mempersiapkan USBN dan UNBK. Untuk materi
(pelajaran) Faiq sudah kembali aktif untuk mengikuti les. Fisik dan mental
serta spiritual juga tidak kalah penting untuk disiapkan.
Selain
mempersiapkan diri untuk menghadapi USBN dan UNBK, Faiq juga bersiap-siap untuk
mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Sampai sekarang, Faiq belum mantap memilih
jurusan. Katanya, masih bingung. Padahal sejak kelas XI saya sudah memberikan
gambaran dan mengarahkannya.
Sebulan
setelah UNBK, pengumuman kelulusan akan disampaikan. Biasanya, pada saat pengumuman
kelulusan ini sekaligus dilaksanakan penyerahan kembali siswa dari sekolah
kepada orang tua. Dengan demikian, saat pengumuman kelulusan orang tua hadir
bersama anaknya.
Untuk
siswi, pakaian saat penerimaan surat kelulusan adalah pakaian tradisional. Tentu
saja kebaya dan kain jarik perpaduan yang khas dan klasik. Kali ini, Faiq dan
teman-teman putri sekelasnya sepakat memakai dress code warna merah marun.
Pada
saat libur Hari Nyepi beberapa waktu yang lalu, saya mudik ke Yogyakarta. Saya dan
Faiq tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari pakaian warna merah marun yang
pas. Saya dan Faiq memutuskan untuk melihat-lihat di Pasar Beringharjo.
Saya
kaget, ternyata model kebaya zaman now sangat bervariasi. Akan tetapi saya
tetap menyarankan pada Faiq untuk mencari kebaya brokat dengan model tidak
terlalu kekinian. Pertimbangan saya adalah kebaya yang sudah dibeli tidak hanya
dipakai sekali saja karena bersifat musiman. Kalau bisa, kebaya dipakai sampai
kapan pun. Lebih baik lagi kalau Maminya juga bisa pinjam (o…o…o).
Cukup
lama kami berpindah dari satu kios ke kios yang lain. Pasar Beringharjo bukan
pasar yang sempit. Apalagi pas liburan, terlalu padat pengunjungnya. Baik masyarakat
Yogyakarta maupun dari luar kota berkunjung ke Malioboro dan sekitarnya,
termasuk Pasar Beringharjo.
Alhamdulillah,
kami menemukan kios penjualan pakaian tradisional di lantai 2. Berhubung
kepadatan pasar yang luar biasa, dan kebetulan saya kelelahan dari Karanganyar,
saya tidak sempat memotret-motret.
Faiq
memilih kebaya yang diinginkan. Pilihan jatuh pada kebaya warna merah marun,
dengan model sedikit modern. Saya juga merasa cocok dan harganya sangat
terjangkau. Satu potong kebaya harganya Rp. 160.000,00 alias 160K dan tidak bisa ditawar. Setelah kami
buka-buka di internet, ternyata kebaya dengan harga 160K tadi adalah harga pada
umumnya/tidak mahal.
(Saya
jadi ingin menjahit sendiri saja ni!)
Setelah
membayar, perjalanan kami lanjutkan ke warung makan bakso. Puas telah
mendapatkan kebaya dan kenyang makan bakso, kami lantas pulang ke rumah Ibu. Sampai
di rumah langsung membersihkan diri dan bersiap untuk makan-makan dalam rangka
ulang tahun kakak saya nomor 2.
Nah,
bagi Anda yang ingin mengenakan kebaya modern, kalau mau yang praktis lebih
baik membeli kebaya yang sudah jadi saja. Akan tetapi kalau menginginkan model
suka-suka, ya menjahitkan ke penjahit professional adalah langkah yang tepat.
Semoga
bermanfaat. Ayo, gunakan produk lokal!
Langganan:
Postingan (Atom)