Selasa, 22 Desember 2015

Cara Membuat Link Hidup

Sudah beberapa kali saya mengikuti lomba menulis blog. Kadang-kadang syarat yang diminta tidak terlalu sulit, akan tetapi bagi yang baru belajar seperti saya, syarat tersebut harus dipelajari lebih dahulu. Salah satu syarat dalam lomba penulisan adalah memberikan link hidup. Link ini menuju suatu tulisan atau web tertentu.
Saya termasuk orang yang beruntung karena tidak malu untuk bertanya. Tentu saja semua saya lakukan agar di kemudian hari saya bisa memberikan link hidup tanpa bantuan orang lain. Alhamdulillah karena sering menulis dan ingin tahu banyak hal, saya sering mencoba-coba.
Langkah-langkah membuat link hidup adalah:
1.     Tulislah terlebih dahulu sebuah narasi terlebih dahulu sampai selesai dan berikan gambar seperlunya.
2.     Siapkan link yang akan dituju, dengan cara mengcopy URL-nya
Gambar 1. copy URL
3.     Kata-kata atau kalimat yang akan diberikan link hidup diblok terlebih dahulu. Misalnya, kalimat yang akan saya berikan link hidup adalah : Aku dan Ibu
Gambar 2. Memberi blok kata yang akan diberi link hidup
4.     Kata : Aku dan Ibu yang diblok, lalu Klik link, maka akan keluar semacam ini:
Gambar 3. Gambar kolom untuk memasukkan URL
5.     URL yang sudah kita copy, kita pasang pada kolom yang telah disediakan lalu klik paste. Maka link hidup sudah jadi.
Gambar 4. URL sudah dimasukkan 
6.     Kursor bila berada pada kata-kata atau kalimat yang kita berikan link, akan berubah menjadi gambar telunjuk jari, dan bagian bawah akan terdapat tulisan link yang akan kita tuju. Pada gambar di bawah: Aku dan Ibu merupakan link hidup. pembaca diarahkan ke URL, alamatnya  terdapat pada tulisan di bawah tulisan 1 komentar. 
Gambar 5. Inilah hasil dari Link hidup

Saya belajar membuat link hidup tanpa malu bertanya pada seorang teman yang lebih tahu. Saya bersyukur, teman saya memberikan waktu/kesempatan kepada saya untuk mencoba membuat link hidup dan berhasil. Alhamdulillah, berhasil, berhasil…. Selamat mencoba, semoga berhasil.
Kalimat yang akan saya berikan link hidup adalah : Aku dan Ibu
Karanganyar, 22 Desember 2015

Minggu, 20 Desember 2015

Tetap Langsing Tanpa Diet

Gambar 1. Masih stabil
Sumber: dok.Faiqah Nur Fajri
Menurut survey (entah yang mengadakan siapa dan samplenya orang mana?), perempuan cenderung mempermasalahkan badannya yang sedikit kelebihan berat daripada mencemaskan sakit perut ketika datang bulan. Padahal bisa saja berat badan yang kelebihan sedikit tersebut tak berdampak apapun pada kesehatannya.
Perempuan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi berat badannya agar BB mencapai ideal. Anehnya perempuan cenderung melakukan semua itu dengan berbagai cara (bahkan kadang caranya sangat menyiksa dan merogoh kocek tidak sedikit).
Contoh usaha menurunkan berat badan:
1.     Olahraga tiap hari dan mengubah pola makan. Tidak makan nasi (makanan yang mengandung karbohidrat), hanya makan sayur dan buah.
2.     Olahraga tiap hari dan diet ketat sesuai anjuran/rekomendasi dari orang atau pakar (?) diet. Makan dibatasi dan mengkonsumsi sesuatu yang direkomendasikan (harganya mahal banget).
3.     Makan teratur, porsi dikurangi, tetap makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Olahraga teratur (tidak setiap hari), segalanya berjalan seperti biasa. Berpuasa sunah seperti yang dicontohkan nabi.
4.     Minum obat pelangsing agar nafsu makan hilang.
5.     Masih ada yang lain, silakan menambahkan sendiri
Saya mempunyai pengalaman mempertahankan berat badan tetap pada kondisi seimbang. Caranya gampang yaitu tidak mudah tergiur untuk mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Makan cukup hanya itu saja. Bila makan di luar atau ada acara makan gratis, tidak serta merta saya menggunakan aji mumpung. Justeru saya akan mengambil lauk dan sayur satu macam. Tidak perlu minum teh hijau dikombinasi dengan lemon. Tak perlu pantang nasi.
Makan sewajarnya, puasa sewajarnya, olah raga sewajarnya. Semua tidak berlebihan. Atau mungkin karena sudah dari Allah jatahnya tidak gemuk, jadi makan apa saja tak perlu kuatir. Akan tetapi saya menjaga pola makan dan menerapkan perilaku hidup sehat.
Akan tetapi bagi yang sudah terlanjur gemuk, disyukuri saja kondisi itu. Gemuk berarti makmur. Dengan gemuk kelihatan sexy dan tetap cantik. Bandingkan dengan kondisi setelah program diet berhasil lantas malah kelihatan kurus dan pucat, seperti orang kurang terawat. Semoga bermanfaat tulisan ini.

Karanganyar, 20 Desember 2015

Jumat, 18 Desember 2015

Alasan Memakai Kerudung Segiempat Polos

Gambar 1. Kerudung segiempat polos
Sumber: dok.pri
Muslimah sekarang lebih dimanjakan dalam mematutkan diri. Baik mengenakan pakaian syar’i maupun memakai kerudungnya. Kerudung yang sekarang banyak beredar dan dikenakan muslimah sangat bervariasi. Muslimah sekarang tinggal memilih kerudung yang dirasa pas dikenakan. Ada yang suka mengenakan kerudung siap pakai (tidak perlu disemat dengan peniti), kerudung panjang, kerudung segitiga beserta asesorisnya, dan kerudung segiempat bermotif dan segiempat polos.
Kerudung segiempat polos yang saya sebutkan terakhir merupakan kerudung klasik yang populer dikenakan muslimah sekitar tahun 80-an hingga awal 2000. Kerudung dibuat dari kain yang sisinya sama (dahulu memakai kain ero, sisinya 115 cm x 115 cm) lalu dikril/wolsom.
Cara memakai juga sederhana. Ambil kain untuk tutup kepala bagian dalam (ciput), lalu kenakan dengan posisi nyaman di kepala. Kemuadian ambil kain kerudung segiempat, lalu dilipat segitiga, dikenakan dan disemat dengan peniti. Biasanya ada 2-3 sematan peniti agar kerudung bagian bawah tidak terbuka bila kena angin atau karena gerakan kita.
Saya lebih suka mengenakan kerudung segiempat polos ukuran lebar. Alasan saya karena bentuknya sangat sederhana dan harganya jauh lebih murah (penghematan, karena hemat pangkal kaya). Bila memakai kerudung yang ada motifnya, saya merasa kepala saya jadi agak ramai. Kerudung polos dipakai/dipadupadankan dengan baju apa saja sepertinya lebih fleksibel. Saya lebih percaya diri dengan kerudung yang ukurannya besar.
Memang sekarang banyak dijumpai kerudung siap pakai dengan ukuran besar, akan tetapi harganya juga mahal. Mengenakan kerudung segiempat polos dengan ukuran besar memang sesuai dengan karakter saya yang sederhana dan tidak suka bergaya. Apalagi kalau mencoba memakai sesuatu yang baru dan agak “fashionable” biasanya suami jadi heran dan kaget. Sepertinya dia bilang,”Mi, itu bukan kamu yang asli. Kamu yang asli lugu, tidak neko-neko.”  
Saya lebih suka memakai kerudung segiempat daripada kerudung lainnya, meskipun kadang memakai kerudung siap pakai. Kalau saya memakai kerudung siap pakai dengan merek tertentu, itu bukan karena saya membeli atas kemauan saya atau mendapat hadiah. Biasanya kerudung tersebut saya ambil dari almari anak saya, saya meminjam hehehe. Kerudung anak saya memang banyak dan lebih bagus dari milik saya. Daripada jarang disentuh atau dikenakan, lebih baik saya pinjam sebentar.
Itulah alasan saya lebih suka memakai kerudung segiempat polos. Anda suka memakai kerudung model yang mana?

Karanganyar, 18 Desember 2015

Kamis, 17 Desember 2015

Bersama Ibu Mendengarkan Khutbah Idul Fitri


Gambar : Aku dan Ibu

Foto ini diambil oleh Faiq puteriku, ketika mendengarkan khutbah setelah selesai Shalat Idhul Fitri tahun ini (2015). Secara emosional aku lebih dekat dengan Ibu dibandingkan kelima saudara kandungku yang lain. Ketika belum menikah aku biasa ngobrol dan curhat. Setelah menikah dan aku tinggal di luar kota, biasanya bila mudik yang aku cari lebih dulu adalah Ibu.

Aku paling suka masakan Ibu berupa oseng sawi putih. Suatu ketika Ibu membeli sawi putih segar. Oleh kakak keduaku Ibu ditegur,"Bu, Ima tidak pulang kok beli sawi putih." Kata Ibu biar saja, dia akan pulang. Dan benar, aku pulang mendadak tanpa memberi tahu lebih dahulu. Kakakku dan saudaraku yang lain heran, kok bisa ya? Kedekatanku secara emosional dengan Ibu memang kadang membuat keluargaku heran. Hal itu tidak hanya sekali, dua kali terjadi.

Sayangnya, aku tidak bisa selalu dekat dengan Ibu karena kami dipisahkan oleh jarak. Oleh karena aku tidak bisa sering pulang kampung maka tiap mudik Ibu selalu aku ajak ngobrol. Ibu sudah sepuh, beliau hanya ingin diajak ngobrol saja.

Minggu, 13 Desember 2015

Menurunkan Berat Badan Dengan Diet Ketat

Menurunkan Berat Badan Dengan Diet Ketat
Menurut survey (entah yang mengadakan siapa dan samplenya orang mana?), perempuan cenderung mempermasalahkan badannya yang sedikit kelebihan berat daripada mencemaskan sakit perut ketika datang bulan. Padahal bisa saja berat badan yang kelebihan sedikit tersebut tak berdampak apapun pada kesehatannya. Lain dengan sakit perut ketika datang bulan, bisa jadi hal semacam itu merupakan salah satu gejala adanya kelainan pada alat reproduksi.
Perempuan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi berat badannya agar BB mencapai ideal. Anehnya perempuan cenderung melakukan semua itu dengan berbagai cara (bahkan kadang caranya sangat menyiksa dan merogoh kocek tidak sedikit). Sementara sakit perut saat datang bulan hanya diobati dengan obat sekedarnya atau dengan minum penghilang rasa sakit saja. Asal sakitnya sudah hilang, perempuan akan merasa beres dan baik-baik saja.
Contoh usaha menurunkan berat badan:
1.     Olahraga tiap hari dan mengubah pola makan. Tidak makan nasi (makanan yang mengandung karbohidrat), hanya makan sayur dan buah.
2.     Olahraga tiap hari dan diet ketat sesuai anjuran/rekomendasi dari orang atau pakar (?) diet. Makan dibatasi dan mengkonsumsi sesuatu yang direkomendasikan (harganya mahal banget).
3.     Makan teratur, porsi dikurangi, tetap makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Olahraga teratur (tidak setiap hari), segalanya berjalan seperti biasa. Berpuasa sunah seperti yang dicontohkan nabi.
4.     Minum obat pelangsing agar nafsu makan hilang.
5.     Masih ada yang lain, silakan menambahkan sendiri
Bila berat badan sudah turun dan diet berhasil biasanya perempuan akan bangga lalu akan memberikan testimony kepada orang yang ditemui, bisa saudara, teman, kerabat dan siapa saja. Akan tetapi kalau perut tidak terasa sakit ketika datang bulan, perempuan akan merasa biasa saja. Tak perlu cerita pada orang lain karena dianggap tidak begitu istimewa.
Saya sendiri termasuk kurus, malah dulu ketika masih sekolah dibilang kerempeng. Ketika punya anak, setelah melahirkan biasanya berat badan naik secara signifikan. Akan tetapi beberapa bulan kemudian berat badan turun dan normal kembali. Saya mempunyai keinginan untuk menambah berat badan. Sayangnya tidak pernah berhasil.
Makan dengan porsi ditambah, rasanya perut tak mampu memuat makanan. Ingin rasanya seperti perempuan yang lain ketika memiliki anak kecil, sisa makanan anak-anak masuk dalam perut tapi kok tidak bisa. Soalnya saya selalu mengambil makanan untuk anak-anak dalam jumlah cukup, sehingga tidak pernah ada sisa. Saya mengajarkan pada anak-anak bila makan harus dihabiskan.
Ngomong-ngomong, sebenarnya yang menjadi permasalahan dengan berat badan yang sedikit kelebihan (bukan kegemukan atau obesitas) itu apa? Toh masih wajar-wajar saja. Atau malu bila ditanya soal berat badan? Semua kembali pada pribadi masing-masing. Mau gemuk atau langsing, semua itu pilihan. Yang penting percaya diri.
Karanganyar, 13 Desember 2015

http://www.kompasiana.com/noerimakaltsum/menurunkan-berat-badan-dengan-diet-ketat_566d6a17f07e611b0942c902

Selasa, 01 Desember 2015

Rezeki Yang Ngatur Allah, Bukan Manusia

Gambar 1. Silaturahmi meluaskan rezeki
Sumber : dok.alumni tirto'90
Saya percaya lahir, rezeki, jodoh dan maut sudah ditentukan oleh Allah. Manusia tinggal menjalaninya saja. Saya selalu berbaik sangka pada Allah. Allah memberikan tepatnya menitipkan sesuatu kepada saya dan keluarga itulah yang terbaik, yang saya butuhkan bukan yang saya inginkan.
Saya mengajar di SMK Tunas Muda Karanganyar sejak tahun 1999. Sampai sekarang sudah 15 tahun saya mengabdikan diri di sekolah yang mayoritas siswanya adalah laki-laki. Alhamdulillah selama ini saya tidak mengalami kendala yang cukup berarti. Bagi saya mengajar dan mendidik adalah bagian hidup saya.
Saya mendisiplinkan diri saya sendiri. Saya bekerja sesuai dengan bidang saya. Saya loyal pada sekolah yang telah banyak memberikan pelajaran hidup. Sahabat-sahabat saya sangat dekat hubungan persaudaraannya. Saya merasa meskipun saudara kandung saya jauh tapi saya memiliki saudara di lingkungan kerja saya.
Rezeki, itu sudah ada yang mengatur. Saya percaya Allah telah menitipkan rezeki kepada keluarga dalam jumlah cukup. Cukup untuk makan, minum, bayar listrik, bayar air PAM, beli pulsa, memperpanjang hidup kuota internet, beli susu anak-anak, beli bensin, menabung, membayar SPP si kecil, membayar biaya penitipan anak, dan lain-lain. Kalaupun akhirnya Allah mengurangi jatah saya menerima rezeki, saya tetap bersyukur.
Ceritanya di sekolah saya ada guru baru. Guru baru tersebut diberi jam sesuai dengan maple yang diampu (matematika). Guru lama yang mengampu matematika sebenarnya lulusan jurusan Kimia. Kemudian guru matematika yang jam pelajarannya berkurang diberi jam pelajaran IPA (yang mengajar IPA adalah saya). Dengan demikian penambahan guru baru ini mengurangi jumlah jam mengajar saya. Kecewakah saya? Oh tidak! Saya percaya rezeki yang membagi itu Allah bukan manusia.
Memang secara matematis, jumlah jam mengajar saya berkurang maka honor mengajar saya juga berkurang. Tapi matematikanya kehidupan tidak begitu. Honor boleh berkurang tapi keberkahannya jangan sampai berkurang. Waktu Bapak KS bilang,”Bu Ima, maaf jam panjenengan berkurang. Maka bulanan yang diterima juga berkurang.”
“Bagi saya honor sedikit tidak masalah. Insya Allah yang sedikit itulah lebih barokah.”
Saya tahu Bapak KS kaget. Pasti beliau tidak menyangka kalau saya akan mengatakan seperti itu. Jangan kaget Pak. Biasa saja, wong saya itu menerima uang banyak tidak heboh dan menerima uang sedikit juga tidak merasa menjadi orang termiskin sedunia.   
Bulan ini penerimaan honor saya terjun bebas. Alhamdulillah, masih cukup untuk membeli bensin, membeli nasi tumpang, membeli tempe goreng, membeli thengleng dan gule buat anak-anak. Honor saya juga masih cukup untuk membeli susu,  gas, dan pakan ayam. Bersyukur saja, jangan merasa sakit hati. Saya yakin Allah akan menunjukkan jalan untuk membuka pintu rezeki yang lain. Tetap semangat Ima…..
Karanganyar, 1 Desember 2015