Minggu, 03 Februari 2019

TAS OBRAL


Tulisan ini dimuat di Solopos hari Selasa, 8 Januari 2019 dan telah disunting seperlunya. 


AH TENANE
TAS OBRAL
Oleh: Noer Ima Kaltsum
Malam itu Lady Cempluk mengajak suami dan anaknya ke toko untuk membeli sepatu. Apesnya, setelah hampir sampai toko sepatu dan tas, sepeda motor yang dinaiki bocor. Jon Koplo mencari tempat tambal ban, sedangkan Cempluk dan Tom Gembus berjalan menuju toko sepatu tersebut.
Cempluk dan Gembus melihat-lihat sepatu yang dipajang. Cempluk memegang sepatu hitam putih  model warior. Dia menawarkan pada Gembus.
“Gembus, kamu mau sepatu model begini tidak?”
“Mau, Buk. Sepatunya sama dengan kakak.”
“Tapi ini harganya lebih murah daripada punya kakak, loh.”
“Nggak apa-apa, yang penting bisa dipakai.”
Cempluk minta ukuran 35 pada Genduk Nicole, seorang karyawati toko. Setelah mendapatkan ukuran yang dimaksud, Cempluk menyuruh Gembus untuk mencoba sepatu. Ternyata ukuran sepatunya pas di kaki. Setelah Cempluk meyakinkan dan Gembus mantap, kemudian dia membayar ke kasir.
Cempluk menyerahkan uangnya. Sambil menunggu Genduk menukar uang untuk kembalian ke toko sebelah, Cempluk melihat-lihat sepatu. Pandangannya beralih ke kardus besar berisi beberapa tas. Cempluk mengambil tas kecil bertali panjang. Wah, ada tas diobral, batin Cempluk. Cempluk membuka tas kecil itu. Wow, tas kecil model zaman now, ada dompetnya pula. Tapi, kok ada lipstik dan potongan cermin?
Genduk datang memberikan kembalian. Sambil tersenyum, Genduk bilang, ”Maaf, bu.  Tas ini tidak dijual. Ini milik karyawati sini.”
Badalah, ternyata tas yang dipegang dan telanjur dibuka bukan tas diobral. Cempluk rada kisinan. “Walah, tas karyawati kok tidak ditaruh di dalam,” batinnya. Beberapa karyawati dan pembeli pandangannya tertuju pada Cempluk. Ternyata Gembus juga malu, lalu mengajak ibunya keluar toko.
“Buk, aku malu. Dikira Ibu mau mencuri isi tasnya si Mbak tadi.”
Ibu dan anak itu dengan muka abang ireng segera meninggalkan toko sepatu dan tas  (SELESAI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar