Selasa, 13 Agustus 2019

NIKMAT SEHAT MAHAL HARGANYA



Seperti biasa, bila mendapatkan daging kurban, tidak semua saya simpan/masak sendiri. Agar tidak eneg lihat daging kurban, sebagian besar saya berikan kepada kerabat yang tinggal di desa. Nah, pulangnya saya selalu diberi cilok karena kerabat saya jualan cilok.


Tadi malam saya ke rumah kerabat dan mendapatkan berita kalau salah satu anaknya beberapa hari yang lalu operasi. Sebut saja adik Ganteng. Waktu lahir, di kaki kanan adik Ganteng terdapat tanda lahir yang biasa disebut toh.


Setelah adik Ganteng agak besar, sekarang kelas 6 SD, "toh" tadi ikut membesar dan cukup mengganggu. Di sekolah dia diolok-olok temannya. Setelah konsultasi dengan dokter di Solo, diputuskan untuk dioperasi. Tadi malam, saya lihat anaknya tiduran. Dia malu-malu menerima tamu setahun sekali ini datang.


Bila telah melihat suatu peristiwa, keadaan, dan lain-lain, yang cukup menguras air mata, saya hanya bisa bersyukur atas keadaan keluarga saya. Alhamdulillah diberi sehat. Alhamdulillah diberi rezeki yang seperti mata
air di musim kemarau. Alhamdulillah diberi umur panjang. Alhamdulillah bersyukur setelah mendapatkan nikmat dan musibah.


Nikmat sehat mahal harganya. Bahkan kita tidak bisa menghitung2 nikmat sehat tersebut. Kita hanya bisa menyebut beberapa nikmat sehat, tapi tidak bisa semua nikmat-nikmat.


Bersyukur atas nikmat sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar