Selasa, 08 Maret 2022

Tiap Anak Punya Potensi


Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Antara anak satu dan lainnya berbeda. Mereka tak bisa dipaksakan menjadi sama. Ada anak yang suka olah raga dan memang menonjol fi salah satu cabang olah raga. Ada anak yang pandai di bidang akademik dan selalu menjadi anak yang rangking 1.  

Ada anak yang senang menekuni keterampilan tangan, menulis, menggambar, berkebun atau beternak.  Mereka tak pandai di bidang akademik tapi menonjol di bidang yang ditekuninya. Jadi, salahnya di mana bila anak tidak pandai di bidang akademik?

Orang tua pandai di bidang akademik. Jago matematika, jago fisika, jago kimia, biologi, bahasa Inggris. Bukan berarti anaknya juga harus pandai sepandai orang tuanya. Kalau orang tua memaksa anak sepandai mereka, artinya orang tua menciptakan stres bagi anaknya. 

Orang tua memaksa anak untuk les segala macam pelajaran, les musik, ikut klub olah raga dan lain-lain. Bukannya anak mampu di bidang yang dipaksakan orang tua, melainkan stres berat. Malah kadang-kadang anak bertemu orang tuanya sendiri bagaikan melihat monster.

Berikan ruang pada anak dan dukunglah kegiatan yang positif. Dua anak saya berbeda karakter, beda hobi dan beda pandangan. 

F1 (22 tahun, perempuan, semester 8) sejak kelas 5 SD sudah senang berjualan. Ya sudah, saya beri mofal untuk usaha. Sampai sekarang masih berjualan dengan dagangan yang berbeda. 

F2 (11 tahun 10 bulan, kelas 5 SD) pinginnya punya ternak. Ya sudah, saat kelas 3 SD diizinkan punya kambing. Dengan sistem bagi hasil kambing dititipkan pada orang yang dapat dipercaya. F2 usia 10 tahun sudah menjadi jutawan berkat kambing-kambingnya. Kambing-kambingnya sempat berjumlah 13 ekor. Kini tinggal 10 ekor. Kambing yang diperjualbelikan sudah beberapa ekor. Tiap menjelang iduladha kulakan kambing. Saat iduladha dijual untuk kurban.

Dua anak saya tidak pandai di bidang akademik, prestasinya biasa saja. Namun, saya bangga memiliki mereka. Saya bangga menjadi orang tua yang tahu kebutuhan anak. Saya tidak memaksa mereka pintar kimia dan matematika seperti saya (eh maksudnya jurusannya seperti saya). Saya juga tidak memaksa mereka suka olah raga seperti ayahnya. 

Sebagai orang tua, saya dan suami mendukung mereka. Mereka pandai di bidangnya. F1 pandai di bidang perikanan dan F2 berhasil di bidang peternakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar