Sepulang dari tanah suci saya dan suami punya niat untuk mendaftarkan dua anak kami untuk berhaji. Seandainya uangnya belum cukup minimal punya niat dahulu. Tidak sekadar niat yang diucapkan dengan lisan saja, saya dan suami mengajak keduanya ke Bank Jateng Syariah untuk membuka rekening Tabung Haji. Syukur alhamdulillah, Bulan Januari 2024 Faiq dan Faiz sudah memiliki saldo lima ratus ribu rupiah.
Bagi saya dan suami buat naik haji anak-anak bisa diusahakan atau dipaksakan dengan menyisihkan beberapa rupiah dari gaji suami. Yang penting setoran awal dua puluh lima juta rupiah terpenuhi agar mendapatkan nomor porsi. Soal kapan berangkat memang harus sabar mengantre.
Dua anak, Faiq (24 tahun) dan Faiz (14 tahun), kami kumpulkan. Mereka kami beri pengertian. Mereka paham yang kami maksud.
"Jadi, kakak dulu yang didaftarkan. Nanti kalau urusan keuangan kakak sudah selesai, baru Faiz menyusul."
"Berarti nggak bareng berangkatnya?"
"Di masa yang akan datang, mungkin kakak berangkat dengan suami, Faiz dengan istri."
"Nggak apa Iz. Umur kakak selisihnya jauh dari kamu. Semoga rezekinya ayah lancar, biar kamu bisa segera nyusul dapat nomor porsi."
Bulan Agustus tabungan Faiq diisi lagi. Total saldo Rp.25.500.000,00. Jadi, bisa segera dapat nomor porsi. Sayang, Faiq repot sehingga belum bisa mengurus administrasi ke bank dan kantor kemenag.
Tanggal 10 September, Faiq meluangkan waktu di Karanganyar. Saya mengantar dan mendampingi Faiq ke bank. Dokumen yang dibutuhkan adalah 2 lembar meterai @10.000, salinan kartu keluarga (KK), salinan KTP, dan salinan akta kelahiran. Faiq mengisi formulir pendaftaran. Setelah selesai diminta untuk menunggu dokumen yang akan dibuat. Dokumen tersebut nantinya dibawa ke kantor kemenag dan diproses.
Cukup lama mengantre di bank karena banyak anak-anak sekolah yang mengurus beasiswa dan nasabah umum mengambil tabungan.
Akhirnya dokumen telah selesai dibuat. Seorang karyawan memberikan penjelasan. Saya cukup paham. Alhamdulillah, satu tahapan selesai. Saya dan Faiq mengucapkan terima kasih lalu keluar dari kantor bank.
Gerimis kecil mengiringi perjalanan kami menuju kantor kemenag. Sekitar 5 menit perjalanan akhirnya saya dan Faiq tiba di kantor kemenag. Saya mengutarakan tujuan kepada petugas kemenag. Syarat-syarat yang dibutuhkan sama dengan di bank. Petugas kemenag menerangkan prosedur pendaftaran haji. Ternyata mendaftar haji bisa dilakukan di rumah melalui aplikasi Haji Pintar.
Faiq mendownload aplikasi Haji Pintar. Dibantu petugas Faiq mencoba membuka-buka yang ada di aplikasi. Dokumen yang dibutuhkan berupa scan diupload. Demikian juga foto diupload.
Faiq memutuskan untuk mengerjakan semua di rumah karena belum punya foto yang cakep tersimpan di hp. Alhamdulillah, proses mengunggah dokumen, foto, dan mengisi data selesai.
Sore harinya Faiq kembali ke rumah Yogyakarta. Sudah 5 tahun Faiq tinggal di Yogyakarta. Sebelum meninggalkan rumah Faiq bilang, "makasih ya, Ma. Mama sehat-sehat ya."
"Jangan tinggalkan salat, nok."
Tanggal 11 September ini, proses pendaftaran disetujui. Faiq mengirimkan bukti lewat hp. Alhamdulillah, Faiq sudah mendapatkan nomor porsi. Masa tunggunya sekitar 32 tahun. Jadi, estimasi berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji tahun 2056. Lama ya... semoga diberi umur panjang dan sehat. Artinya umur 56 tahun Faiq berangkat haji. Nggak apa, nok. Mama dan ayah umur 52 dan 53 tahun baru naik haji.
Semoga ada rezeki untuk berangkat umroh bareng sekeluarga. Amin.
Pesan saya pada Faiq: nok, menjadi lebih baik, lebih sholehah. Semoga keinginan dan cita-cita dikabulkan Allah.
00000
Tulisaan ini untuk memotivasi tiap pembaca yang punya keinginan naik haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar