Rabu, 05 Oktober 2016

7 Tempat Wisata Kabupaten Karanganyar yang Bisa Dikunjungi

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar memiliki banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi. Mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Karanganyar sebaiknya jangan dilakukan saat libur panjang seperti Libur Natal dan Tahun Baru, Libur Lebaran, Libur semesteran dan Libur Kenaikan Kelas.
Karena pada saat tersebut jelas keramainnya membuat jalanan macet. Akan tetapi kalau terpaksa dilakukan maka harus memperhitungkan waktunya. Bisa jadi waktu tempuhnya menjadi 2-3 kali lipat.  Bagi wisatawan yang berada di wilayah Soloraya, perjalanan bisa dilakukan sewaktu-waktu karena jaraknya tidak terlalu jauh.
Beberapa lokasi yang bisa dijadikan obyek wisata (termasuk wisata religi/ziarah) antara lain : Grojogan Sewu, Telaga Sarangan, Taman Balekambang, Sekipan Camp, Taman Hutan Raya, Telaga Madirda, Candi Sukuh, Candi Cetho, Kebun Teh, Hutan Karet, dan Makam Ibu Tien Suharto, Giribangun Matesih.
Kali ini saya akan mengajak pencinta perjalanan wisata ke tempat-tempat berikut ini:

1.    Grojogan Sewu, Kecamatan Tawangmangu
Grojogan Sewu
dok.pri
Bagi sebagian orang Tawangmangu identik dengan Grojogan Sewu. Sebenarnya Tawangmangu adalah nama Kecamatan. Tapi di luar Soloraya, yang mereka tahu Tawangmangu adalah air terjunnya tersebut.
Saya sering ke Tawangmangu, akan tetapi kalau masuk obyek wisata Grojogan Sewu baru tiga kali saja. Yang pertama tahun 1991, bersama teman-teman kuliah Jurusan Pendidikan Kimia angkatan 1990 D3, IKIP N Yogyakarta. Yang kedua tahun 2006, bersama Assessor dan Team Akreditasi sekolah.    Yang ketiga  baru-baru ini, tahun 2016, bersama si kecil dan suami.
Hari Minggu, 17 April 2016, bersama si kecil dan suami, pergi ke Grojogan Sewu memang sudah saya agendakan jauh hari. Setelah aktif ngeblog, saya memang ingin membuat reportase tentang perjalanan saya di obyek wisata di Kabupaten Karanganyar.
Sekitar jam setengah enam pagi, kami berangkat. Tujuan saya adalah agar tidak terjebak keramaian dan macet. Maklum hari Minggu. Seperti biasa suami mengajak menikmati udara segar di desa-desa yang kami lalui. Saya membeli camilan di Pasar Wisata Tawangmangu. Sawut, jenang pati, ketan, nasi jagung dan bothok, untuk bekal agar tak jajan di obyek wisata.
Kami singgah di warung makan di sisi barat pasar. Sebenarnya suami mengincar sate embek, tapi tempat duduknya sudah penuh pengunjung. Akhirnya si thole minta mie ayam dan suami memesan soto. Saya makan sisanya thole saja.
Kami masuk obyek lewat loket 2 (jalur barat). Karcis masuknya Rp. 15.000,00 saja, murah sekali!. Dari loket 2 ke Grojogan, jaraknya dekat. Kalau loket 1 lewat timur. Dari pintu masuk ke lokasi air terjun kita harus berjalan kaki menempuh perjalanan lebih jauh .
Thole dan ayahnya berjalan lebih dulu. Sang ayah berjalan sambil ngobrol dengan pedagang sate kelinci yang berjalan di dekatnya. Oya, kuliner khas Tawangmangu adalah sate kelinci. Satu porsi sate kelinci harganya Rp. 12.000,00.
Sampai di obyek air terjun masih pagi, pengunjung belum begitu banyak. Meskipun belum begitu banyak orang, tapi mau foto saja juga tak bisa sesuka hati. Beberapa pengunjung berdiri di tempat yang ramai untuk foto, karena latar belakangnya bagus. Tak apalah, yang penting dapat gambar. Jauh-jauh sampai Tawangmangu kok tak ada fotonya, kan aneh.
Perjalanan pulang rutenya seperti tadi ketika berangkat. Kami melewati Makam Giribangun, Matesih, Kab. Karanganyar. Saya lihat tempat parkir juga semakin ramai.

2.    Karanganyar Punya Candi Sukuh
Candi Sukuh
dok.pri
Hari Minggu, 24 April 2016 saya menikmati keindahan alam di desa Ngargoyoso. Tujuan utama saya adalah Candi Sukuh. Saya penasaran dengan cerita orang-orang yang telah mengunjungi candi orang Hindu.
Namanya juga berwisata dengan tak banyak merogoh kantong, maka obyek wisata di Kab. Karanganyar perlu saya kunjungi. Saya diantar suami dan ditemani si kecil si Thole. Rasanya senang, pagi hari diawali dengan menyantap sarapan bubur tumpang lauk telur dan minum teh panas.
Rute yang dipilih adalah dari terminal Karangpandan melalui Patung Semar, lalu dilanjutkan ke arah pondok Isy Karima. Dari sini kemudian berkeliling desa-desa terlebih dahulu. Jalan yang kami tempuh tidak mudah. Meskipun jalannya sudah bagus tapi medannya sungguh berat. Naik turun, dan tanjakannya super ekstrim. Bagi yang akan mencoba gowes dari Karanganyar menuju Candi Sukuh, mohon survey ke lapangan dulu.
Pengunjung Wajib Berkain Kampuh
dok.pri
Akhirnya sampai di kawasan Candi Sukuh. Lokasi Candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1186 meter di atas permukaan laut. Candi ini terletak di Dukuh Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 km dari kota Karanganyar dan 36 km dari Surakarta.
Saya hanya berada di luar pagar candi dan sekitarnya. Konon, candi ini termasuk bentuknya tidak lazim sebagaimana candi-candi yang berada di Jawa Tengah.
Kebetulan ketika saya datang, pengunjung belum begitu banyak karena masih pagi. Menurut petugas yang berada di loket pembelian tiket, biasanya kalau hari libur pengunjungnya lebih banyak daripada hari biasa. Lebih-lebih, pas ada peringatan hari Besar Agama Hindu, misalnya Nyepi, pengunjungnya banyak, terutama umat Hindu yang akan melaksanakan ibadah.
Sampai di loket, saya melihat kertas yang ditempel pada kaca, harga tiket masuk untuk pengunjung lokal/nusantara sebesar Rp. 7.000,00/orang dan Rp. 25.000,00/orang untuk wisatawan manca Negara (wisatawan asing).
Setiap pengunjung wajib memakai kain kampuh. Kain kampuh bermotif kotak-kotak hitam putih. Kain kampuh ini berguna bagi petugas untuk membedakan antara pengunjung yang membeli tiket dan masuk lewat pintu masuk dengan pengunjung selundupan (eh, pengunjung tidak resmi karena tidak membeli tiket).
Kain kampuh ini bisa dipinjam dengan memberikan dana sekedarnya saja. Jadi, tiket tujuh ribu rupiah tadi belum termasuk mendapatkan pinjaman kain kampuh. Karena saya tidak masuk (tidak membeli tiket) dan melihat dari dekat candi, maka saya tidak memakai kain kampuh. Tapi saya bisa mengambil gambar dari pengunjung yang baik hati, keluarga kecil terdiri dari ayah, ibu dan dua anaknya. Wah, bagus banget ternyata. (Terima kasih pak, nanti bisa dilihat di google ya).
Ketika saya bertanya-tanya pada petugas, saya tidak tahan dengan bau dupa/kemenyan yang menyengat. Saya tidak biasa menghirup bau dupa atau kemenyan. Di mana pun saya berada, bila mencium/menghirup bau kembang, dupa atau kemenyan kepala saya agak pusing. Tapi saya tetap bertahan, karena hanya sebentar saja.
Perjalanan seperti ini memang selalu saya agendakan. Kalau mau piknik tak perlu jauh-jauh, tak perlu mengeluarkan biaya banyak. Ternyata obyek wisata di Kab. Karanganyar banyak sekali yang perlu saya kunjungi. Pekerjaan sehari-hari menguras pikiran, maka piknik harus diagendakan dan diwujudkan, biar tidak diolok-olok kurang piknik.

3.    Telaga Madirda, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar
Telaga Madirda
dok.pri
Pada hari yang sama, sebelum ke Candi Sukuh, suami terlebih dahulu mengajak saya ke Telaga Madirda. Telaga ini terletak berdekatan dengan pemukiman penduduk. Telaga Madirda terletak di dukuh Tlogo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Tempatnya tidak luas, namun memberikan kedamaian. Di telaga tersebut saya melihat ikan-ikan yang berenang dengan bebas. Mereka menampakkan diri menyapa kami.
Si kecil sangat puas. Keindahan desa, keindahan telaga, hijau, sejuk, teduh membuat saya malas untuk beranjak meninggalkan tempat ini. Saya melihat ada 2 orang pemuda yang memanen tanaman sepertinya sayuran. Tanaman tersebut tumbuh liar, biasanya digunakan untuk lalapan atau sayur (bisa untuk pecel, gudangan)
Saya melihat beberapa turis asing bersama pemandu wisata berjalan di jalan yang naik-turun. Saya yakin turis-turis tersebut mengadakan perjalanan bersama biro. Tentu saja Telaga Madirda-Candi Sukuh adalah obyek wisata yang tak terpisahkan satu sama lainnya.
Wisatawan Mancanegara
dok.pri
Di Telaga Madirda kami hanya sebentar saja. Selanjutnya perjalanan menuju obyek wisata utama hari itu, yaitu Candi Sukuh.

4.    Candi Ceto Tempat yang Tinggi, Kabupaten Karanganyar,  Jawa Tengah
Candi Ceto
dok.pri
Tahun 2013 saya diajak menikmati udara di perkebunan teh. Waktu itu ramai sekali karena akan ada peringatan Hari Besar Agama Hindu. Suami menunjuk Candi Ceto. Tapi kami hanya lewat begitu saja.
Suami saya orangnya memang suka memberi kejutan. Kali kedua ini Juni 2016, saya diajak ke Jenawi. Suami saya benar-benar mengajak saya melihat dari dekat. Hanya, suami ternyata tidak mau naik, saya diminta jalan sendiri. Jalan sendiri kalau dengan si kecil itu alamat lelah banget.
Saya hanya melihat dari dekat saja, bagian depan, tidak masuk sampai dalam. Saya hanya membutuhkan info, dan saya mendapatkan informasi umum yang penting sebagai berikut:
1.    Tiket masuk untuk wisatawan domestic Rp. 7.000,00; untuk wisatawan asing manca Negara Rp. 25.000,00.
2.    Setiap pengunjung harus memakai kain kampuh. Kain kampuh bermotif kotak-kotak hitam putih.
Sama halnya di Candi Sukuh, pengunjung wajib memakai kain kampuh dengan tujuan untuk membedakan wisatawan yang legal dan illegal. Hehe, kalau yang illegal alias tidak membayar tiket, tidak lewat pintu masuk. Entah lewat pintu mana.
Candi Ceto merupakan candi bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era Majapahit (abad kelima belas Masehi). Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut dan secara administratif berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini merupakan tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/Kejawen.
Jalan menuju Candi Ceto ramai sekali meskipun tidak sampai macet. Pengunjungnya berjubel. Ada yang istimewa saat ini, yaitu selain Candi Ceto, para wisatawan juga menikmati udara segar di kebun teh di Jenawi. Saya turut bangga, ternyata Karanganyar memiliki tempat wisata yang bisa dibilang favorit.
Candi Ceto letaknya di Kecatamatan Jenawi, salah satu kecamatan yang terletak di daerah tinggi di Karanganyar. Jalannya menanjak tajam (kemiringannya kurang lebih 45 derajat, busur mana busur), tikungannya juga banyak yang tajam. Harus berhati-hati bila mengendarai kendaraan menuju Jenawi utamanya Candi Ceto. Kalau mau ke lokasi Candi Ceto kendaraan harus dalam keadaan siap dan fit tidak boleh ada kekurangan. Sangat berbahaya kalau ada kerusakan. Dan yang penting buat kendaraan roda dua yaitu siap-siap bensin dipenuhi.

5.    Kebun Teh, Desa Kemuning, Kecamatan  Ngargoyoso
Kebun Teh Kemuning
dok.pri
Obyek wisata lain pernah saya kunjungi adalah kebun teh, di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso. Lagi-lagi, tempat yang tinggi dengan udara segar ini bisa ditempuh dengan penuh kehati-hatian. Kalau kita beruntung, kita bisa menyaksikan atlet paralayang beraksi.
Waktu saya datang ke Kemuning beberapa waktu yang lalu, bertepatan ada Festival Paralayang. Namun sayang, saya tak memiliki foto yang menunjang. Saat itu saya belum memiliki kamera dan hape saya jadul.

6.    Hutan Karet di Kampung Karet, Kecamatan Ngargoyoso
Cangkir Raksasa, Hutan Karet, Ngargoyoso
dok.pri
Hutan karet berada di Kampung Karet, atau sering disebut Alaska. Alaska singkatan dari Alas Karet atau Hutan Karet. Sebagai penghasil karet, hutan karet sangat membantu perekonomian penduduk setempat. Selain itu ada produk-produk lokal yang biasa dijajakan. Misalnya makanan olahan. Ternyata di hutan karet ini ada tempat yang nyaman untuk refreshing sekadar menikmati keindahan alam.
Ciri-ciri dari obyek wisata ini adalah adanya cangkir raksasa. Untuk diketahui, Kampung Karet sengaja dibuat berdekatan dengan kawasan wisata alam lereng Lawu yakni Candi Sukuh, Candi Ceto, kebun teh Kemuning, air tejun Jumok dan air terjun Parangijo. Lokasi tepatnya di Dusun Kenteng, Desa Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar di atas lahan seluas 300 hektare.

7.    Sekipan Camp, Kecamatan Tawangmangu
Sekipan Camp
dok.pri
Sekipan Camp biasa disebut Bumi Perkemahan Sekipan, terletak sekitar 31 km arah Utara-Timur Karanganyar. Sekipan Camp terletak di sebelah timur Pasar Wisata Tawangmangu, belok ke kanan. Lokasi ini tepatnya terletak di desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu. Di sekitar Sekipan Camp terdapat kebun sayuran. Saya melihat ada kubis, wortel, loncang, dan sawi hijau.
Pada lokasi Perkemahan terdapat pohon pinus,  Saya menyebut dengan hutan pinus. Lokasi ini juga cocok untuk berpetualang. Karena udara yang sejuk dan segar serta tidak terlalu panas, pada saat itu di sekitar Sekipan Camp digunakan untuk foto Prewedding. Romantis banget!
Tiket masuk Sekipan Camp adalah Rp. 7.500,00/orang/masuk. Ada yang harus diperhatikan ketika berada di sekitar Sekipan Camp dan hutan pinus, yaitu tidak boleh meninggalkan api karena berpotensi terjadi kebakaran.
  00000
Sebenarnya masih banyak yang perlu dituliskan, untuk memberikan gambaran obyek-obyek wisata yang harus dikunjungi saat berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah. (www.twitter.com/visitjawatengah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar