Sabtu, 27 Januari 2018

LIMA TEMPAT WISATA ASYIK DI DEKAT RUMAH (KARANGANYAR)


Saya lahir dan dibesarkan di Yogyakarta. Setelah menikah tahun 1999, saya menetap di Karanganyar hingga sekarang. Alhamdulillah, saya bisa beradaptasi dengan lingkungan. Tentu saja saya juga biasa melakukan perjalanan wisata di sekitar Karanganyar. Senang rasanya berada di Kabupaten Karanganyar karena obyek wisata di Karanganyar sangat menarik perhatian dan selayaknya dikunjungi

Namanya juga berwisata dengan tak banyak mengeluarkan biaya atau hemat, maka obyek wisata di Kab. Karanganyar perlu saya kunjungi.

Ada lima tempat wisata di dekat rumah (di antara banyak tempat wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar) yang sudah saya kunjungi. Lima (5) tempat wisata tersebut, antara lain adalah:
1.    Candi Sukuh
Candi Sukuh
dok.pri

Sudah dua kali saya sampai di Candi Sukuh. Yang pertama, saya suami dan si kecil hanya berjalan-jalan di sekitar (luar pagar candi) candi. Waktu itu udara dingin dan kabut turun. Bau dupa membuat saya sedikit pusing.

Mengunjungi Candi Sukuh yang kedua, saya (dan keluarga) bersama saudara-saudara saya dari Yogyakarta termasuk Ibu. Mereka penasaran ketika saya bercerita tentang keindahan Ngargoyoso, Candi Sukuh dan kebun teh Kemuning.

Lokasi Candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1186 meter di atas permukaan laut. Candi ini terletak di Dukuh Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 km dari kota Karanganyar dan 36 km dari Surakarta. Konon, candi ini termasuk bentuknya tidak lazim sebagaimana candi-candi yang berada di Jawa Tengah.

Kebetulan ketika saya datang, pengunjung belum begitu banyak karena masih pagi. Menurut petugas yang berada di loket pembelian tiket, biasanya kalau hari libur pengunjungnya lebih banyak daripada hari biasa. Lebih-lebih, pas ada peringatan hari Besar Agama Hindu, misalnya Nyepi, pengunjungnya banyak, terutama umat Hindu yang akan melaksanakan ibadah.

Sampai di loket, saya melihat kertas yang ditempel pada kaca, harga tiket masuk untuk pengunjung lokal/nusantara sebesar Rp. 7.000,00/orang dan Rp. 25.000,00/orang untuk wisatawan manca Negara (wisatawan asing).

Setiap pengunjung wajib memakai kain kampuh. Kain kampuh bermotif kotak-kotak hitam putih. Mengapa pengunjung wajib memakai kain kampuh? Sebab, dengan kain kampuh ini petugas bisa membedakan antara pengunjung yang membeli tiket dan masuk lewat pintu masuk dengan pengunjung selundupan (eh, pengunjung tidak resmi karena tidak membeli tiket). Kain kampuh ini bisa dipinjam dengan memberikan dana sekedarnya saja. Jadi, tiket tujuh ribu rupiah tadi belum termasuk mendapatkan pinjaman kain kampuh.

2.    Candi Cetho
Candi Cetho
dok.pri

Selain Candi Sukuh, Candi Cetho termasuk salah satu obyek wisata Karanganyar yang harus dikunjungi. Suami saya orangnya memang suka memberi kejutan. Sudah dua kali saya diajak ke Jenawi. Tahun 2013 saya diajak menikmati udara di perkebunan teh. Waktu itu ramai sekali karena akan ada peringatan Hari Besar Agama Hindu. Waktu itu suami menunjuk Candi Ceto. Tapi kami hanya lewat begitu saja.

Yang kedua, tahun 2016 suami saya benar-benar mengajak saya melihat dari dekat. Hanya, suami ternyata tidak mau naik, saya diminta jalan sendiri. Jalan sendiri kalau dengan Thole itu alamat lelah banget. Maka saya tidak perlu masuk ke obyek wisata. Saya hanya melihat dari dekat saja, bagian depan, tidak masuk sampai dalam. Saya hanya membutuhkan info, dan saya mendapatkan informasi umum yang penting sebagai berikut:

1.    Tiket masuk untuk wisatawan domestic Rp. 7.000,00; untuk wisatawan asing manca Negara Rp. 25.000,00.
2.    Setiap pengunjung harus memakai kain kampuh. Kain kampuh bermotif kotak-kotak hitam putih.

Sama halnya masuk obwis Candi Sukuh, pengunjung wajib memakai kain kampuh dengan tujuan untuk membedakan wisatawan yang legal dan illegal. Hehe, kalau yang illegal alias tidak membayar tiket, tidak lewat pintu masuk. Entah lewat pintu mana.

Candi Ceto merupakan candi bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era Majapahit (abad kelima belas Masehi). Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut dan secara administrative berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Kompleks candi digunakan oleh penduduk setempat dan peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini merupakan tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/Kejawen.

3.    Grojogan Sewu
Grojogan Sewu
dok.pri

Kabupaten Karanganyar dikenal dengan Tawangmangu-nya. Sebenarnya, Tawangmangu adalah nama kecamatan. Di Tawangmangu sendiri banyak terdapat obwis yang sering dikunjungi wisatawan. Tawangmangu berada di tempat yang tinggi dan udaranya sangat sejuk. Akan tetapi bila malam telah tiba, udara terasa sangat dingin.
Beberapa kali saya berkunjung ke Tawangmangu, khususnya Grojogan Sewu. Air terjun ini sangat popular. Untuk sampai ke obwis Grojogan Sewu, tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, jalan yang menanjak dan menikung, membuat kita harus hati-hati bila berkendara.

Oleh karena Tawangmangu sangat ramai pada saat musim liburan, sebaiknya sabar bila Anda memaksakan diri berkunjung ke Tawangmangu. Jalanan macet bisa berjam-jam. Jalan macet bukan hanya di dekat obwis, bisa jadi dari Karangpandan sudah macet.

Waktu saya ke Grojogan Sewu bersama suami dan si kecil, kami masuk obyek lewat loket 2. Karcis masuknya Rp. 15.000,00 saja, murah sekali!. Dari loket 2 ke Grojogan, jaraknya dekat. Thole dan ayahnya berjalan lebih dulu. Sang ayah berjalan sambil ngobrol dengan pedagang sate kelinci yang berjalan di dekatnya. Saya ketinggalan beberapa meter.

Meskipun masih pagi, pengunjung yang sudah datang cukup banyak. Untuk bisa mengabadikan gambar di sekitar air terjun, kita harus sabar dan ikhlas bergantian dengan pengunjung yang lain. Ke Grojogan Sewu kok tidak mengambil gambar, tentu rugi.

Baik di Grojogan Sewu maupun di Tawangmangu secara umum, makanan khas yang dijajakan pedagang adalah sate kelinci. Sate kelinci dijual per porsi dengan harga terjangkau.

4.    Air Terjun Jumok
Air Terjun Jumok
dok.pri

Tiba-tiba sepeda motor berhenti. Suami menyuruh saya dan si kecil turun. Suami memarkir sepeda motornya. Saya dan si kecil mulai jalan kaki. Di MMT tertulis Air Terjun Jumok. Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga ke obyek wisata Air Terjun Jumok. Horeee.

Saya membeli tiket masuk ke obwis Air Terjun Jumok. Harga tiket lima ribu rupiah per orang sekali masuk (murah sekali). Untuk anak usia lima tahun sudah dibebankan tiket. Setelah masuk, kami harus menuruni anak tangga. Saya tidak sempat menghitung berapa anak tangga yang tersusun. Ternyata sampai di bawah, saya melihat MMT yang bertuliskan kurleb Anda sudah menuruni 116 anak tangga. (Di bagian pembelian tiket, dilihat dari dalam ada tulisan Anda telah naik dan menuruni 232 anak tangga).

Pada hari Ahad ini, pengunjungnya berjubel juga. Ternyata, tidak hanya Grojogan Sewu yang ramai dikunjungi wisatawan, di Air Terjun Jumok pun ramai sekali. Ada pemandangan indah di sekitar sungai yang mengalir, yaitu tempat lesehan untuk menikmati kuliner khas (sate kelinci) sambil melihat sekitar aliran sungai yang bikin adem.

Untuk anak-anak, ada kolam renang lo. Berlama-lama di obyek wisata Air Terjun Jumok tidak akan merasa bosan. Udaranya tidak terlalu dingin. Nah, Obyek wisata Air Terjun Jumok ini bisa dimasukkan dalam daftar obwis yang wajib dikunjungi selain Grojogan Sewu. Air terjun, di Kabupaten Karanganyar tidak melulu Grojogan Sewu. Ayo berkunjung ke Obwis Air Terjun Jumok! (Promosi nih yeeee).

Kalau Anda beruntung, Anda tidak perlu lewat jalur atas. Jalur bawah, jalannya tidak bikin jantung deg-degan dan dari tempat parkir menuju air terjun medannya tidak sulit. Nah, kalau suami memang sengaja memilihkan jalan yang medannya tidak gampang biar ada kesan butuh perjuangan loh untuk mencapai Air Terjun Jumok. Inikah romantisme atau menggombal? Ya, biarlah yang penting akhirnya saya tidak Cuma diberi harapan melulu.

Kalau ada uang saku berlebih, Anda bisa menikmati sate kelinci, bisa membeli oleh-oleh khas dari Ngargoyoso berupa teh, keripik ubi ungu/ubi kuning, dan aneka kudapan lainnya. Kalau tak punya uang saku berlebih, ya sudah sama dengan saya dong! Habis jalan-jalan terus pulang. Saya kan niatnya memang mencari bahan untuk menulis. Kalau sudah dapat, terus mau apa? Berlama-lama di tempat itu? Rugi dong! Tugas saya kan masih menumpuk.

5.    Sondokoro
Sondokoro
dok.pri

Sondokoro adalah obwis yang terletak di sekitar Pabrik Gula Tasikmadu. Bila kita berkunjung ke Sondokoro tidak pada saat liburan, di sana tidak ada aktifitas yang berarti. Sebenarnya tersedia arena permainan untuk anak-anak dan sepur kelinci, tapi untuk hari-hari biasa tidak ada pengunjung yang berkunjung ke Sondokoro.  Sondokoro memang ramai dikunjungi wisatawan saat liburan. Gara-gara saya nyetatus dan upload foto di FB tentang Sondokoro, teman saya SMP yang tinggal di Solo jadi ikut-ikutan ke Sondokoro. Senangnya bisa mengenalkan obwis Di Karanganyar kepada orang lain.

Kalau kita jeli dan mau mencari informasi tentang obwis di sekitar tempat kita, sebenarnya banyak obwis yang bisa dikunjungi. Berkunjung ke obwis terdekat, nulis lalu sebarkan. Semoga apa yang kita sebarkan bermanfaat bagi orang lain. Dan, tulisan ini juga dalam rangka menyebarkan manfaat dalam #SatuHariSatuKaryaIIDN. Wassalam.


Karanganyar, 27 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar