Jumat, 16 Juni 2023

Sandal Yang Berputar

 


Dari tanah air, saya dan suami membawa cukup alas kaki. Jadi, kalau ada yang ngecek koper kami pasti akan memberi komentar  "arep dodolan sandal pa?" Tiap orang punya pemikiran berbeda. Dan, saya juga termasuk orang aneh dan nyleneh.

Pada hari pertama berada di Masjidil Haram, seperti yang saya bagikan sebelumnya saya diberi sandal oleh petugas PPIH. Sorenya ketika di hotel suami bilang pada saya, "Mi, sandalku kuberikan pada jemaah haji di lantai bawah. Aku minta sandal lainnya."

Saya heran campur gemas. Hahaha. Di koper suami juga banyak sandal lo. Kok ya kudu njaluk punya saya.

Saya ambilkan sandal yang ada. "Wis rapapa. Artinya sandal dari petugas haji tadi bisa diberikan ke orang lain."

Kemarin sore, pas makan bareng tiba-tiba sandal suami tidak ada dan yang tersisa adalah sandal milik seseorang dengan inisial S. Karena berada di hotel yang penduduknya juga tetangga sendiri di Karanganyar dan sekitarnya maka saya wara-wara di grup rombongan tentang sandal. Hanya sekadar sandal. Di tanah suci sangat berarti lo teman-teman. Kalau di tanah air, apalagi di desa; nyeker itu hal yang biasa. Namun, jangan sekali-sekali nyeker di siang hari di jalan di tanah suci. Bisa-bisa masuk rumah sakit, apalagi yang mengidap diabetes.

Alhamdulillah, di mushala sandal suami ketemu. Akhirnya sandal dengan inisial S dibawa suami ke mushala. Semoga bertemu dengan pemiliknya. Amin.

Begitulah, siapa mempermudah urusan orang, maka Allah akan memudahkan urusannya. 

Sudah 2 hari, di tas punggung saya isi sandal jepit. Siapa tahu nanti ada yang memanfaatkan. Berbagi itu indah.

00000

2 komentar:

  1. Kalau boleh tahu berapa pasang sandal buk yang dibawa? Kok dioneke petugas "meh dodolan sandal?"

    BalasHapus
  2. Bukan petugas, tapi kerabat. Per orang 4 pasang sandal dan sepasang sepatu. Hhh

    BalasHapus