Selasa, 05 April 2016

Happy Writing, Andrias Harefa (Bagian 4)


Camilan dan kesenangan
Apakah kaitan antara camilan dan kesenangan dengan menulis? Bagi sebagian orang mungkin tidak ada hubungannya sama sekali. Akan tetapi bagi penulis, itu bisa jadi factor penyemangat yang menyebabkan gairah menulis.
Camilan dan kesenangan (kenikmatan) dapat diperoleh sebagai hadiah setelah menuntaskan pekerjaan. Yang memberi hadiah adalah bukan orang lain, melainkan diri kita sendiri.
Bekal penulis
Tiga hal yang menjadi bekal untuk menulis, yaitu: pertama, banyak membaca. Kedua, banyak berjalan (banyak bepergian atau melakukan perjalanan). Ketiga, banyak silaturahmi. Setelah melakukan 3 bekal tersebut lalu menulislah.
Kapan membuat judul
Sebagian orang mengaku kesulitan untuk menulis karena tidak berhasil merumuskan judul apa yang ingin ditulisnya. Dalam situasi semacam ini, lupakan judul dan menulis saja. Dalam proses menulis, bisa saja muncul ide tentang judul yang tepat, atau judul diberikan setelah tulisan selesai. Jangan sampai ketidakadaan judul, lantas membuat kita tidak menulis.
Bila tulisan selesai namun tetap saja tidak mendapatkan judul, kita bisa menggunakan fasilitas call a friend untuk mendapatkan judul. Kalau tulisan berupa buku, kita bisa melakukan survey judul dengan memanfaatkan komunitas yang terkait dengan tema buku yang kita tulis.
Judul yang menarik
Bagaimana cara menentukan judul buku yang menarik? Berikut ini langkah-langkah membuat judul:
1.      Buatlah judul yang beda, unik, khas, yang lain dari yang lain,
2.      Pilihlah judul yang mengandung unsur baru,
3.      Kalau berani, buatlah judul yang kontroversial, yang menimbulkan perdebatan di kalangan tertentu,
4.      Judul yang nyeleneh, yang di luar pakem-pakem dan norma-norma baku,
5.      Judul misterius,
6.      Judul yang provokatif,
7.      Judul yang bersifat proklamatif atau deklaratif.
Kaver
Jangan menilai isi buku dari kavernya saja. Begitu nasihat orang-orang yang bisa menilai  kualitas buku. Nasihat itu sendiri lahir dari kenyataan bahwa kaver sebuah buku sangat besar pengaruhnya bagi peminat.
Menjadi jelas bahwa kaver buku mrupakan sesuatu yang sangat penting. Kaver buku bisa mengundang atau mengusir seseorang yang melihatnya. Ada sebuah buku yang melonjak penjualannya setelah kavernya diganti, padahal isinya tetap sama.
Jadi, gagasan yang dituangkan dalam buku sangat bagus, bila kita tawarkan ke penerbit jangan lupa memastikan bahwa kavernya juga mencerminkan hal itu.
Kelamin tulisan
Kelamin tulisan di sini bukan jenis kelamin lo. Maksudnya tulisan dikategorikan menjadi 2, yaitu fiksi dan non fiksi.  Fiksi menunjuk pada tulisan yang bertumpu pada imajinasi semata alias khayalan, sesuatu yang tidak sungguh-sungguh ada dalam dunia nyata. Contoh puisi, cerita pendek, dongeng, dan novel. Sementara non-fiksi menunjuk pada tulisan yang berdasarkan pada data dan fakta. Contoh opini, feature, esai, dan berita. 
Selain fiksi dan non-fiksi, ada satu kategori yaitu faksi. Faksi menunjuk kepada tulisan yang berbasis fakta dan data namun disajikan mirip cerita seperti cerpen dan novel. Contoh sejarah nabi dan sahabatnya, novel Laskar Pelangi, dan buku yang bertajuk Three Cups of Tea (sebuah kisah nyata, kisah Greg Mortenson).
Berkencan dengan gagasan
Persiapan menulis ibarat berkencan dengan gagasan. Terkadang perlu membuat scenario, mencoret-coret outline, menentukan working title, judul sementara agar penulisan bisa dimulai, mengumpulkan sejumlah referensi yang relevan untuk memperkuat argumentasi, menentukan deadline, serta menimbang media atau penerbit yang tepat untuk memublikasikannya. Apabila kesemuanya itu sudah tuntas, maka proses menulis bisa dimulai.
Apabila proses menulis sudah dimulai, maka harus konsentrasi penuh, tidak memikirkan hal lain. Dengan focus pada satu tulisan, itulah bentuk tanggung jawab dalam menulis.
Menulis itu pacaran
Menulis itu ibarat berpacaran. Berpacaran harus setia. Artinya, dalam menulis maka kita harus focus pada satu tulisan. Kalau kita menulis hal-hal lain, atau menuangkan gagasan baru, maka akan menjadi rumit. Bila tulisan yang akan kita selesaikan dalam bentuk buku, akibatnya buku tidak akan selesai-selesai.
Pada saat menulis, kita tidak perlu menyunting. Kita hanya perlu menyelesaikan tulisan. Proses menyunting dilakukan setelah tulisan berhasil diselesaikan. Dalam menyunting, titik koma dan ejaan yang salah harus kita benarkan, membuang kalimat yang tidak efektif dan menggantikan dengan kalimat yang lebih baik.
Menulis itu menyembuhkan
Ada korelasi antara kegiatan menulis dan kesehatan manusia. Dan hubungannya ternyata positif. Artinya, menulis bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Salah satu manfaat menulis adalah untuk menyembuhkan luka-luka batin dan emosi.
Menulis untuk menyembuhkan
Jika seseorang memiliki persoalan hidup yang pelik, menulis boleh jadi solusi yang perlu dicoba. Artinya, menulis dapat dijadikan kegiatan melakukan terapi diri, usaha menyembuhkan dari berbagai luka emosi atau sekedar mengatasi kecemasan yang berlebihan.
Ada tips yang bisa dipraktikkan, yaitu:
1.      Temukan waktu dan tempat yang memungkinkan kita tidak diganggu siapa pun,
2.      Menulislah tanpa berhenti sedikitnya selama 20 menit,
3.      Jangan pusing soal ejaan dan tata bahasa,
4.      Menulislah hanya untuk diri sendiri,
5.      Tulislah hal penting dan bersigat pribadi,

6.      Hadapi kejadian dan peristiwa yang bisa Anda atasi untuk saat ini.
(BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar