Tampilkan postingan dengan label ringkasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ringkasan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 April 2016

Happy Writing, Andrias Harefa (Bagian 5, Selesai)


BAGIAN 5
Metode 12 pas
Metode 12 pas artinya menulis buku dalam waktu 12 pekan, alias 3 bulan, nyaris 100 hari. semua itu bukan praduga, bukan target, bukan impian dan bukan teori. Namun, sudah berdasarkan praktik dan pengalaman sejumlah penulis lain, serta kemudian dipraktikkan oleh orang-orang yang belajar metode ini.
Sedikitnya ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menggunakan siasat ini, yaitu:
1.      Komitmen kuat untuk menulis buku,
2.      Disiplin untuk menulis 30 menit sehari atau 3 jam dalam seminggu,
3.      Bahan yang akan ditulis 80% sudah dikuasai,
4.      Tebal buku 100-200 halaman,
5.      Disarankan ada mentor yang memberi semangat, mengawasi, mengingatkan, mewanti-wanti, bahkan mengancam.
Metode aha.00
Metode aha.00 adalah motede menulis buku tanpa mengetahui metode menulis buku  tanpa pernah belajar sedikitpun tentang metode menulis buku dan tanpa bantuan mentor atau siapa pun untuk menyelesaikan sebuah buku. Metode aha. , aha. adalah singkatan nama Andrias Harefa.
Metode ini mengandalkan gerak hati yang membara. Modalnya adalah kejujuran dan hasrat yang sangat kuat untuk mengkomunikasikan gagasan agar terbaca oleh orang banyak. Ketekunan menjadi syarat perlu dan pengetahuan menjadi syarat cukup.
Metode aha.kom
Metode aha.kom merupakan metode kompilasi. Metode ini merupakan kumpulan tulisan, yaitu mengompilasikan artikel-artikel yang sebelumnya telah ada, lalu merajutnya menjadi satu kesatuan dengan perspektif yang baru.
Metode aha.cuti
Metode aha.cuti maksudnya untuk menuliskan sebuah buku diperlukan konsentrasi penuh. Dengan kata lain mencutikan diri dari berbagai kegiatan lain di luar penulisan buku itu. Pada metode aha.cuti ini, kegiatan sehari-hari sudah diagendakan, yakni membaca literature, memilah-milah gagasan dari buku yang sudah dibaca, lalu menulis dan menulis.
Metode aha.(di)waw
Metode aha.(di)waw adalah metode menulis buku berdasarkan wawancara. Penulis diwawancarai orang lain (bahan/pertanyaan sudah siapkan terlebih dahulu). Hasil wawancara diolah dan dikelompokkan menjadi beberapa bagian sesuai dengan benang merahnya.
Metode wawancara inilah metode termudah untuk menulis sebuah buku. Yang diperlukan hanyalah kerangka yang jelas, dan pasangan pewawancara yang relative mengenali watak dan kepribadian kita. Sebab bagaimanapun buku haruslah mencerminkan siapa penulisnya dan bukan siapa pewawancaranya.
Metode aha.(me)waw
Metode aha.(me)waw adalah metode menulis buku berdasarkan wawancara. Penulis mewawancarai orang lain (bahan/pertanyaan sudah disiapkan terlebih dahulu). Sesungguhnya metode ini sangat tepat untuk dilakukan oleh kawan-kawan yang bergiat di bidang jurnalistik.
Yang diperlukan hanyalah pembingkaian dan pengelompokan berdasarkan tema atau gagasan inti, atau berdasarkan tokoh yang diwawancarai. Tentu, sepanjang tidak bertentangan dengan aturan perusahaan yang terkadang melarang wartawannya menerbitkan hasil wawancara atas nama pribadi (karena wawancara dilakukan dalam mewakili media terkait).
Metode aha.20
Metode aha.20 merupakan metode menulis 20 menit setiap hari, bahkan boleh kurang asal setiap hari. menulis setiap hari akan membuat memori itu tidak saja tersimpan di kepala, tetapi turun sampai ke jari-jemari yang menulis atau menekan huruf-huruf di papan ketik komputer.
Seorang alumni Writer Schoolen, Sugeng Widodo, membuktikan bahwa menulis satu gagasan selama 20 menit setiap hari bisa efektif.  Sugeng menuliskan semacam refleksi hidup sehari-hari dalam perspektif Islami. Berbagai peristiwa sederhana yang dialami dan diamatinya, ia maknai sesuai iman kepercayaannya. Tak ada teori atau referensi ilmiah yang njlimet. Ternyata kita bisa menulis selama 20 menit setiap hari, buktikan!
Metode aha.3h
Menulis dan menuntaskan buku dalam waktu 3 hari. tidak semua orang menerima tantangan ini. Tantangan ini ada yang mau menerima. Akan tetapi ada syaratnya. Mereka melalui proses seleksi untuk kesiapannya. Tim mentor sudah yakin benar bahwa mereka memiliki potensi untuk menyelesaikan bukunya dalam waktu sangat terbatas.
Pada hari pertama agendanya adalah mempelajari naskah dan menugaskan peserta untuk berpacu menghasilkan lebih banyak tulisan. Hari kedua, seluruh naskah inti harus sudah dituntaskan, jika perlu sampai dini hari sekalipun. Hari ketiga, dilakukan penyuntingan dan pemeriksaan kelengkapan naskah sebagai buku.
Lalu di akhir sesi, dilakukan presentasi buku kepada penerbit yang diundang. Dengan kerja keras dan kesungguhan hati, proses menulis dan menuntaskan buku dalam tiga hari benar-benar terjadi.
Penutup
Bila ada kemauan keras, ternyata kita bisa menulis. Menulis setiap hari selama 20 menit saja per artikel, bila dikumpulkan dalam waktu 3 bulan, maka hasilnya tak terasa sudah sekitar 100 halaman.
Setelah membaca beberapa buku motivasi menulis, jadi ingin menerbitkan buku. Membuat tulisan tak sesulit yang kita bayangkan. Menulis dulu hingga tulisan selesai kemudian mengeditnya. Dengan demikian tulisan kita benar-benar lebih baik.
Kalau kita masih juga bingung memulai menulis, mulailah menulis kesukaan kita. Yang suka jajan, tuliskan tentang kuliner. Yang suka jalan-jalan, tuliskan saja tentang travelling. Yang hobi olahraga, tulislah tentang olahraga yang ditekuni. Yang suka nulis cerita, nulis artikel dan lain-lain, ayo semangat menulis. Tinggalkan jejak, agar kita tak hilang dari sejarah.  
(SELESAI)

Happy Writing, Andrias Harefa (Bagian 4)


Camilan dan kesenangan
Apakah kaitan antara camilan dan kesenangan dengan menulis? Bagi sebagian orang mungkin tidak ada hubungannya sama sekali. Akan tetapi bagi penulis, itu bisa jadi factor penyemangat yang menyebabkan gairah menulis.
Camilan dan kesenangan (kenikmatan) dapat diperoleh sebagai hadiah setelah menuntaskan pekerjaan. Yang memberi hadiah adalah bukan orang lain, melainkan diri kita sendiri.
Bekal penulis
Tiga hal yang menjadi bekal untuk menulis, yaitu: pertama, banyak membaca. Kedua, banyak berjalan (banyak bepergian atau melakukan perjalanan). Ketiga, banyak silaturahmi. Setelah melakukan 3 bekal tersebut lalu menulislah.
Kapan membuat judul
Sebagian orang mengaku kesulitan untuk menulis karena tidak berhasil merumuskan judul apa yang ingin ditulisnya. Dalam situasi semacam ini, lupakan judul dan menulis saja. Dalam proses menulis, bisa saja muncul ide tentang judul yang tepat, atau judul diberikan setelah tulisan selesai. Jangan sampai ketidakadaan judul, lantas membuat kita tidak menulis.
Bila tulisan selesai namun tetap saja tidak mendapatkan judul, kita bisa menggunakan fasilitas call a friend untuk mendapatkan judul. Kalau tulisan berupa buku, kita bisa melakukan survey judul dengan memanfaatkan komunitas yang terkait dengan tema buku yang kita tulis.
Judul yang menarik
Bagaimana cara menentukan judul buku yang menarik? Berikut ini langkah-langkah membuat judul:
1.      Buatlah judul yang beda, unik, khas, yang lain dari yang lain,
2.      Pilihlah judul yang mengandung unsur baru,
3.      Kalau berani, buatlah judul yang kontroversial, yang menimbulkan perdebatan di kalangan tertentu,
4.      Judul yang nyeleneh, yang di luar pakem-pakem dan norma-norma baku,
5.      Judul misterius,
6.      Judul yang provokatif,
7.      Judul yang bersifat proklamatif atau deklaratif.
Kaver
Jangan menilai isi buku dari kavernya saja. Begitu nasihat orang-orang yang bisa menilai  kualitas buku. Nasihat itu sendiri lahir dari kenyataan bahwa kaver sebuah buku sangat besar pengaruhnya bagi peminat.
Menjadi jelas bahwa kaver buku mrupakan sesuatu yang sangat penting. Kaver buku bisa mengundang atau mengusir seseorang yang melihatnya. Ada sebuah buku yang melonjak penjualannya setelah kavernya diganti, padahal isinya tetap sama.
Jadi, gagasan yang dituangkan dalam buku sangat bagus, bila kita tawarkan ke penerbit jangan lupa memastikan bahwa kavernya juga mencerminkan hal itu.
Kelamin tulisan
Kelamin tulisan di sini bukan jenis kelamin lo. Maksudnya tulisan dikategorikan menjadi 2, yaitu fiksi dan non fiksi.  Fiksi menunjuk pada tulisan yang bertumpu pada imajinasi semata alias khayalan, sesuatu yang tidak sungguh-sungguh ada dalam dunia nyata. Contoh puisi, cerita pendek, dongeng, dan novel. Sementara non-fiksi menunjuk pada tulisan yang berdasarkan pada data dan fakta. Contoh opini, feature, esai, dan berita. 
Selain fiksi dan non-fiksi, ada satu kategori yaitu faksi. Faksi menunjuk kepada tulisan yang berbasis fakta dan data namun disajikan mirip cerita seperti cerpen dan novel. Contoh sejarah nabi dan sahabatnya, novel Laskar Pelangi, dan buku yang bertajuk Three Cups of Tea (sebuah kisah nyata, kisah Greg Mortenson).
Berkencan dengan gagasan
Persiapan menulis ibarat berkencan dengan gagasan. Terkadang perlu membuat scenario, mencoret-coret outline, menentukan working title, judul sementara agar penulisan bisa dimulai, mengumpulkan sejumlah referensi yang relevan untuk memperkuat argumentasi, menentukan deadline, serta menimbang media atau penerbit yang tepat untuk memublikasikannya. Apabila kesemuanya itu sudah tuntas, maka proses menulis bisa dimulai.
Apabila proses menulis sudah dimulai, maka harus konsentrasi penuh, tidak memikirkan hal lain. Dengan focus pada satu tulisan, itulah bentuk tanggung jawab dalam menulis.
Menulis itu pacaran
Menulis itu ibarat berpacaran. Berpacaran harus setia. Artinya, dalam menulis maka kita harus focus pada satu tulisan. Kalau kita menulis hal-hal lain, atau menuangkan gagasan baru, maka akan menjadi rumit. Bila tulisan yang akan kita selesaikan dalam bentuk buku, akibatnya buku tidak akan selesai-selesai.
Pada saat menulis, kita tidak perlu menyunting. Kita hanya perlu menyelesaikan tulisan. Proses menyunting dilakukan setelah tulisan berhasil diselesaikan. Dalam menyunting, titik koma dan ejaan yang salah harus kita benarkan, membuang kalimat yang tidak efektif dan menggantikan dengan kalimat yang lebih baik.
Menulis itu menyembuhkan
Ada korelasi antara kegiatan menulis dan kesehatan manusia. Dan hubungannya ternyata positif. Artinya, menulis bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Salah satu manfaat menulis adalah untuk menyembuhkan luka-luka batin dan emosi.
Menulis untuk menyembuhkan
Jika seseorang memiliki persoalan hidup yang pelik, menulis boleh jadi solusi yang perlu dicoba. Artinya, menulis dapat dijadikan kegiatan melakukan terapi diri, usaha menyembuhkan dari berbagai luka emosi atau sekedar mengatasi kecemasan yang berlebihan.
Ada tips yang bisa dipraktikkan, yaitu:
1.      Temukan waktu dan tempat yang memungkinkan kita tidak diganggu siapa pun,
2.      Menulislah tanpa berhenti sedikitnya selama 20 menit,
3.      Jangan pusing soal ejaan dan tata bahasa,
4.      Menulislah hanya untuk diri sendiri,
5.      Tulislah hal penting dan bersigat pribadi,

6.      Hadapi kejadian dan peristiwa yang bisa Anda atasi untuk saat ini.
(BERSAMBUNG)

Happy Writing, Andrias Harefa (Bagian 3)


Artikel adalah …..
Jika dilihat dari cirri-cirinya, artikel adalah karya tulis, non fiksi, tak tentu panjangnya, bertujuan untuk mendidik, meyakinkan atau menghibur, dimuat di media cetak dan elektronik, dan bisa berupa berita atau bukan berita, obyektif berdasarkan data dan fakta, logis dan bisa diuji, tidak emosional, menggunakan tanda baca dan bahasa yang baku.
Secara praktis, di komunitas Writer Schoolen, artikel diberi makna sebagai tulisan yang lengkap dan utuh di luar berita dalam media massa yang mengkin disumbang oleh penuliis dari luar (bukan pekerja media tersebut). Artikel mencakup beberapa kategori, antara lain opini, tinjauan (review), tulisan ilmiah populer dan profil.
Produktivitas peneliti
Produktivitas peneliti Indonesia menulis artikel (ada 155.000 dosen) 0,85 artikel per sejuta penduduk. India 12, Malaysia 21,3.  (Tempo edisi akhir Mei 2009). Sejumlah data terpampang di sana dan perbandingan tersebut sangat memprihatinkan. Indonesia tertinggal dari India dan Malaysia, padahal konon India dan Malaysia pernah belajar dengan giat dari perguruan tinggi Indonesia pada tahun 1970-an.
Di masa yang akan datang, komunitas Writer Schoolen (yang berdiri sejak 1 Mei 2007) juga akan masuk ke kampus-kampus untuk menawarkan paket pelatihan menulis bagi para dosen dan peneliti. Mudah-mudahan orang-orang pintar itu bersedia membuka diri dan belajar meningkatkan produktivitas mereka dalam menghasilkan karya tulis.
BAGIAN 4
Tidak nonton teve
Bagaimana pendapat Anda? Maukah Anda mematikan pesawat teve sepanjang minggu ini dan melakukan kegiatan membaca dan menulis sebagai gantinya?
Jangan-jangan sebagian orang yang tidak pernah menulis terperangkap oleh tontonan televise. Dan jangan-jangan setiap orang yang bersedia mengganti waktu nonton teve menjadi waktu untuk menulis akan menjadi penulis-penulis produktif di negeri ini.
Bapak Paulus Bambang WS, salah satu contoh penulis yang hampir tak pernah menonton teve. Waktunya dihabiskan untuk membaca dan menulis. Menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan. Dan tulisan-tulisannya enak dibaca dan memiliki pesan yang mendalam.
Merdeka untuk menulis
Kemerdekaan penting untuk menunjukkan kepedulian. Dan kepedulian yang kuat digerakkan oleh cinta. Cinta membuat kita mau mengalah, memberi tempat kepada mereka yang membutuhkan.
Cinta itu pula yang seharusnya menggerakkan tangan kita menorehkan pena, memencet papan kibor, menyampaikan gagasan, menulis. Nyatakan kepedulian dan sebarkan semangat lewat tulisan. Jalin silaturahmi lewat tulisan. Dan, kemerdekaan dan cinta, bisa jadi alasan kuat untuk menulis.

(BERSAMBUNG)

Senin, 04 April 2016

Happy Writing, Andrias Harefa (Bagian 2)

Gambar 1. Buku Happy Writing
dok.pri

Impresi vs ekspresi
Bagi sebagian orang, menulis dianggap sulit. Salah satu alasan yang bisa kita lihat adalah orang tidak berani jujur, terkait dengan mengapa ia menulis. Ada sebagian orang yang ingin membuat orang lain terkesan dengan apa yang diucapkan. Apabila tulisannya tidak dapat memberikan kesan kepada orang lain maka ia merasa tulisannya membahayakan nama besarnya dan ia takut mencelakakan dirinya sendiri. Maka ia berpendapat lebih aman kalau tidak menulis.
Sebaliknya, sebagian orang produktif dalam menulis. Tujuannya menulis adalah mengekpresikan gagasan, pendapat dan pandangan tertentu. Ia ingin menyampaikan pesan tertentu melalui tulisan. Tujuan ia menulis adalah bukan untuk membuat orang lain terkesan, melainkan untuk membuat orang lain memahami idenya, gagasannya, dan posisi yang dipilihnya mengenai suatu persoalan.
Salah itu sulit
Membuat tulisan yang salah itu lebih sulit daripada membuat tulisan yang benar. Oleh sebab itu, menulis salah secara konsisten ternyata sulit. Dengan keyakinan menulis dengan salah itu sulit, membuat semangat dan gairah untuk segera menuntaskan tulisan yang tertunda atau memulai tulisan yang baru.
Salah definisi
Sebagian orang tidak berhasil menumbuhkan ketempilan menulisnya karena menganut definisi yang salah tentang apa itu menulis. Definisi menulis untuk setiap orang berbeda-beda. Definisi menulis yang benar adalah definisi emosional yaitu definisi yang mendorong kita menulis dan terus menulis.
Penulis bukan penyunting
Penulis tugasnya menulis. Sementara penyunting tugasnya memastikan tulisan menjadi layak terbit dalam arti yang seluas-luasnya. Secara profesi penulis dan penyunting itu berbeda, pada kenyataannya dalam diri kita ada penulis dan penyunting sekaligus.
Apabila keduanya tidak diatur secara baik, banyak gagasan yang ingin dituangkan menjadi tulisan telah terbunuh sebelum menjadi teks. Oleh sebab itu bila kita menulis, menulislah hingga selesai terlebih dahulu, gagasan sudah kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang sudah selesai inilah lalu kita sunting.
Menulis bikin cantik
Menurut pendapat James W. Pennebaker, menulis tentang hal-hal yang negative akan memberikan pelepasan emosional yang membangkitkan rasa puas dan lega. Fatima Mernissi, pernah menyarankan,”Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa. Menulis lebih baik daripada operasi plastik.”
Menjadi berbahaya
Dalam hal tulis-menulis tentu saja ada yang ingin kita capai dengan menulis artikel atau buku tertentu, menulis kita anggap penting untuk dilakukan, dan kita bersedia mengorbankan sesuatu untuk menulis. Kita memiliki cita-cita dalam menulis. Orang yang memiliki cita-cita jelas akan sangat berbahaya, sebab ia tidak digerakkan oleh situasi sekelilingnya, melainkan oleh kekuatan dari dalam batinnya. Ia akan memberikan manfaat bagi lingkungannya.
BAGIAN 2
Dua belas alasan
Caryn Mirriam Goldberg dalam karya berjudul Write Where You Are How to Use Writing to Make Sense of Your Life, menawarkan 12 alasan mengapa Anda harus menulis, yakni:
1.      Menulis membantu menemukan siapa dirimu’
2.      Menulis dapat membantu Anda percaya diri dan meningkatkan kebanggaan,
3.      Saat menulis, Anda mendengarkan pendapat unikmu sendiri,
4.      Menulis menunjukkan apa yang dapat Anda berikan pada dunia,
5.      Dengan menulis, Anda mencari jawaban terhadao pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru untuk ditanyakan,
6.      Menulis meningkatkan kreativitas,
7.      Anda dapat berbagi dengan orang lain melalui kegiatan menulis,
8.      Menulis member Anda tempat untuk melepaskan amarah/ketakutan, kesedihan, dan perasaan menyakitkan lainnya,
9.      Anda dapat membantu menyembuhkan diri dengan menulis,
10.  Menulis memberi Anda kesenangan dan cara mengungkapkannya,
11.  Menulis membantu Anda lebih hidup,
12.  Anda dapat menemukan impian Anda dengan menulis.
Kalau ada begitu banyak alasan untuk menulis namun Anda tetap tidak juga menulis, maka tinggal satu kata untuk itu, KETERLALUAN!
Tak menulis apa-apa
…..
coba saja lihat baik-baik
di daftar penulis-penulis buku terkenal
namamu tak tercatat
bukan prestasi yang kau tak punya
bukan kurang kekayaan harta benda
bukan pula tiadanya pengetahuan dan pengalaman
masalahnya hanya satu saja
seperti masa-masa sebelumnya
tahun ini pun kau tak menulis apa-apa
…..
Seorang penulis akan meluangkan waktu untuk menulis, menyebabkan lahirnya karya tulis. Untuk orang-orang hebat luar biasa, orang-orang kaya raya, kaum cerdik cendekia Indonesia, menulislah, berbagilah, jangan simpan pengetahuan dan pengalaman Anda untuk dibawa mati.
Agar tak hilang
Pramoedya Ananta Toer menulis,”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
Socrates, Plato, Aristoteles, Stephen Covey mencatatkan nama dalam buku sejarah karena menulis. Jika Anda tidak menulis, nama Anda akan hilang dalam sejarah. Apabila nama kita tidak mau hilang dari sejarah khususnya keluarga sendiri, maka menulislah.
Makin cerdas
Menulis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan. Semakin sering menulis, maka kecerdasan dalam berbahasa (perbendaharaan katanya) semakin meningkat, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan berbagai kecerdasan lainnya terus berkembang tanpa henti.
Pada awal menulis banyak sekali melakukan kesalahan. Dengan sering menulis, maka kesalahan yang dilakukan semakin berkurang. Ini berarti semakin sering menulis, orang akan semakin cerdas.
Apa saja bisa
Banyak hal yang kita tangkap dari lingkungan kita. Apa yang kita lihat, kita rasakan dan pengalaman bisa kita jadikan idea tau gagasan untuk membuat tulisan. Jadi apa saja bisa dijadikan gagasan yang akan ditulis. Mungkin ide atau gagasan sangat banyak, akan tetapi kita kesulitan untuk memulai menulis,
Tulislah apa yang akan Anda tulis, tulislah sebanyak-banyaknya. Lalu tulisan diperbaiki sedikit demi sedikit sambil menulis. Dengan sering menulis, hasil tulisan akan lebih baik.
Strategi menulis
Agar kita mencapai pada tujuan yang jelas, maka kita memerlukan strategi. Namanya juga strategi, jarang sekali ada yang sempurna sejak awal. Orang harus terjun ke lapangan dan mencoba berbagai cara untuk kemudian paham cara mana yang efektif dan mana yang tidak efektif.
Strategi pertama yang ditempuh dengan menulis apa saja yang ingin ditulis. Setelah tulisan selesai, tulisan disunting dengan cara menambah atau mengurangi agar tulisan lebih menarik dan komunikatif. Bila memerlukan referensi, bisa juga ditambahkan hasil bacaan dari buku yang relevan.
Sekarang juga
Untuk menjadi penulis, kita tidak memerlukan waktu yang panjang. Untuk menjadi penulis yang diperlukan hanyalah kemauan. Untuk menjadi penulis, Anda hanya perlu melahirkan karya tulis. Bila tulisan Anda muncul di blog atau di media mana pun yang bisa dinikmati orang, maka dalam arti sederhana Anda sudah jadi penulis. Maka menulislah sekarang juga, jangan ditunda.
Pembelajar itu mencatat
Seorang pramugara Garuda Indonesia, Agung Webe, sudah menulis beberapa buku. Buku yang ditulis, antara lain Javenese Wisdom Berpikir dan Berjiwa Besar (2007), Recollection Menata Kembali Program Pikiran (2007), dan 7 Langkah Sederhana Untuk Mengubah Hidup Menjadi Lebih Bermakna (2009).
Agung mengatakan bahwa ia membiasakan diri untuk membuat catatan dari apa yang ia pelajari setiap hari. itulah ciri seorang pembelajar. Dengan membuat catatan setiap hari, maka pembelajar bisa menghasilkan karya tiap tahunnya.
Karier tanpa pension
Penulis adalah karier tanpa pensiun. Menulis dapat dilakukan siapa saja dan kapan saja. Seseorang dengan usia berapa pun bisa menjadi penulis. Penulis adalah karier tanpa batas umur dan tak kenal kata pensiun.
Latihan 30 hari
Terapis dan penulis, memerlukan waktu yang sama untuk menjadi terapis professional dan penulis. Artinya, menjadi terapis professional membutuhkan waktu untuk berlatih memijat tamu cukup lama. Misalnya, sebelum benar-benar terjun menjadi terapis, calon terapis harus melakukan praktik terapi sekitar 30 hari berturut-turut. Setiap hari rata-rata 2-6 tamu. Dibutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk setiap tamu.
Kita analogkan, penulis memerlukan latihan menulis stiap hari selama 30 hari. Tiap hari menulis selama kurang lebih 2-6 kali waktu. Tiap menulis selama sekitar 90 menit. Kalau dilakukan dengan komitmen yang tinggi dan konsisten, tentu hasilnya menjadi penulis professional. Akan tetapi terapis dan penulis ternyata tidak bisa dianalogkan. Mengapa? Karena memang keduanya berbeda.
Kaidah 10.000 jam
Kesuksesan adalah bakat ditambah latihan. Masalahnya dengan pandangan ini adalah semakin dekat para psikolog menelaah karier mereka yang berbakat, sepertinya semakin kecil peranan bakat bawaan dan semakin besar peranan latihan.
Umtuk menjadi penulis yang dibutuhkan pertama-tama adalah latihan yang banyak. Sepanjang orang bisa mempertahankan minatnya untuk berlatih soal menulis, maka ia harus diasumsikan berbakat. Dan apabila latihan itu bisa dilakukannya lebih dari 10.000 jam, maka ia akan menjadi ahli kelas dunia dalam soal tersebut (menulis).
BAGIAN 3
Dari mana saja
Menulis bisa dimulai dari mana saja. Setelah tulisan ada, Anda masih punya kesempatan untuk menyunting, mengatur letak kalimat dan alenianya, menambah dan mengurangi kalimat/kata. Menyunting bisa dilakukan kalau kita sudah menulis dan ada yang perlu diperbaiki. Bila kita belum menulis, maka tidak aka nada yang akan diperbaiki.
Buatlah tulisan terlebih dahulu sampai selesai. Harapannya tulisan bisa bermanfaat untuk orang lain. Mulailah menulis dari mana saja.
Menulis itu membaca
Seorang penulis pasti gemar membaca. Dengan membaca maka perbendaharaan kata kita semakin bertambah. Orang yang malas membaca maka ia akan miskin perbendaharaan kata-katanya. Menulis itu artinya membaca. Dalam menulis memerlukan referensi.
Belajar tentang menulis
Belajar menulis ya dengan langsung praktik menulis. Apabila belajar menulis tidak tidak langsung praktik menulis, hanya dengan mempelajari teori-teori tentang menulis, malah nanti jadi pusing dan kehilangan gairah menulis. Dalam menulis, belajar itu praktik, melakukan apa yang dipelajari.
Belajar setelah menulis
Lebih baik belajar tentang menulis setelah praktik menulis. Dengan demikian kita tidak dipusingkan dengan berbagai macam teori. Kalau teori membuat Anda pusing, maka praktikkan saja dulu sebelum kembali ke teori. Artinya menulislah lagi, lagi dan lagi-lagi menulis.
Menulis tanpa pertimbangan
Ada banyak alasan mengapa orang menulis, entah artikel, puisi, cerpen esai, buku dan karya tulis lainnya. Karena ingin mendapat honor, ingin terkenal, ingin megabadikan nama, ingin menerapi diri, ingin cantik, ingin cerdas, ingin mengekspresikan diri, menyatakan posisi terhadap suatu persoalan, ingin tidur tenang, dan sebagainya. Akan tetapi kita bisa menulis tanpa alasan atau tanpa pertimbangan. Sigit Kurniawan menyebutkan semangat scribo ergo sum, aku menulis maka aku ada.
Menulis dengan gembira
Menulis itu sebuah kegiatan yang mulia, berjuta makna positifnya, dan terdiri dari 3 tingkatan. pada tingkat pertama, menulis bisa membuat orang tertekan. Menulis adalah beban. Perlu petunjuk dan berbagai kiat untuk menuntaskannya.
Pada level kedua, orang bisa menulis dengan lancar untuk berbagai tujuan yang diinginkannya. Menulis membuat dirinya terkenal, dihormati, kaya, dianggap pakar dan sebagainya. Menulis bukan beban melainkan unjuk prestasi.
Pada level tertinggi, orang menjadi penulis karena menulis itu membuatnya mampu memaknai hidup dengan gembira. Menulis dengan gembira merupakan pertanda bahwa ia sampai level spiritual.
Toilet dan kamar mandi
Apakah kaitannya antara toilet dan kamar mandi dengan menulis? Kita perlu mengetahui tempat atau situasi dan aktivitas macam apa yang dapat memicu ide kreatif untuk menulis. Dari tenpat dan situasi yang bermacam-macam, setiap orang pasti punya pendapat sendiri-sendiri, toilet dan kamar mandi kemungkinan merupakan tempat yang dapat memicu ide kreatif untuk menulis.
(BERSAMBUNG)

Happy Writing, Andrias Harefa (Ringkasan Buku)


RINGKASAN BUKU
Judul Buku                  :  Happy Writing
Penulis                         :  Andrias Harefa
Penerbit                       :  PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                       :  2010
Tebal                           :  285 hal + xxvii
ISBN                           :  978-979-22-6324-4
Pendahuluan
Sebelum saya menuliskan ringkasan Buku Happy Writing ini, terlebih dahulu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Saudara/Bapak Dani Kaizen Ardiyanto yang telah memberikan hadiah buku ini untuk saya. Saya tidak pernah menduga sama sekali akan mendapatkan buku motivasi tentang menulis dari penulis yang sudah banyak menghasilkan karya yang luar biasa.
Persahabatan saya dengan Saudara/Bapak Dani Kaizen Ardiyanto berawal dari dunia maya facebook dan sampai sekarang kami belum pernah bertemu secara langsung. Saya masih ingat beberapa waktu yang lalu Bapak Ngainun Naim, sahabat saya di facebook dan blog keroyokan kompasiana, membagikan kenangan di facebook berupa resensi buku yang saya terbitkan secara indie. Buku Menjadi Kaya Dengan Menulis, buku sederhana yang saya tulis, saya berikan kepada Bapak Ngainun Naim. Ternyata beliau berkenan meresensi buku saya tersebut, setahun yang lalu. Bagi saya ini merupakan suatu kehormatan. Di facebook, saya ditandai oleh Bapak Ngainun Naim.
Dari sinilah Saudara/Bapak Dani Kaizen Ardiyanto menanyakan kepada saya maupun Bapak Ngainun Naim, apakah beliau bisa mendapatkan Buku Menjadi Kaya Dengan Menulis? Secara pribadi saya menyampaikan pesan melalui inbox. Saya akan memberikan Buku Menjadi Kaya Dengan Menulis kepada beliau. Setelah itu saya juga diberi buku motivasi Happy Writing karya Andrias Harefa.
Sungguh, bagi saya semua ini rezeki yang tidak pernah saya duga. Ternyata Allah memberikan kemudahan bagi saya untuk mendapatkan buku-buku yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan. Dengan buku-buku motivasi tentang menulis yang sudah saya baca, membuat saya sadar bahwa ilmu yang saya miliki sekarang ini masih sedikit.
Buku Happy Writing karya Andrias Harefa ini menurut saya buku motivasi dengan bahasa ringan dan mudah dicerna. Buku ini sebagian berisi interaksi antara penulis dengan facebooker tentang banyak hal. Status-status ringan tentang kepenulisan kemudian mendapatkan komentar dari teman-teman facebook. Membuat buku (menulis) berdasarkan status facebook rasanya menjadi lebih mudah. Menurut saya, apa yang sudah saya baca dari buku ini memotivasi bagi pembacanya untuk tidak menyerah dalam hal menulis. Ada kiat-kiat khusus agar pembaca bisa segera menulis dan menerbitkan buku.  Semoga ringkasan buku Happy Writing ini bermanfaat, amin.
BAGIAN 1
Menulis itu pekerjaan tangan
Untuk bisa menulis, tidak diperlukan bakat khusus. Yang diperlukan dalam menulis adalah tangan yang mengetik, mewujudkan gerakan gagasan menjadi sesuatu yang terbaca. Bagi sebagian orang menulis itu pekerjaan tangan bukan pekerjaan pikiran. Menulis tidak memerlukan kecerdasan ekstra. Pada tahap awal, menulis dapat dilakukan dari mana saja. Langsung saja duduk dan tulis apa yang ada dalam pikiran.
Kepepet itu penting
Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa wartawan, mereka bekerja membuat artikel berdasarkan deadline. Seorang wartawan, entah ia cerdas atau tidak nyatanya ia bisa menulis artikel/berita setiap hari. demikian juga mahasiswa, entah ia cerdas atau tidak cerdas, nyatanya bisa menulis skripsi dengan sukses tanpa menjiplak. Mereka bisa menyelesaikan tulisan itu bukan karena kecerdasannya, melainkan kepepet. Kepepet menulis itu penting juga.
Zona nekat
Keberanian dan pertimbangan merupakan dua factor yang memengaruhi orang dalam bertindak, melakukan suatu pekerjaan, termasuk menulis artikel atau buku. Mulailah menulis dari zona nekat. Dalam zona ini keberanian tinggi, namun pertimbangan kurang. Hasilnya prokduktivitas tinggi dengan kemungkinan salah di sana-sini. Yang penting produktivitas dulu baru bicara kualitas. Kalau kualitas tulisan terlalu dipersoalkan sementara produktivitas menulis masih sangat kurang, orang sulit untuk maju dan berkembang.
Orang pintar
Orang pintar banyak yang takut salah kalau mau menulis. Dan rasa takut salah itu begitu kuat, sehingga membuat tangannya tidak bisa bergerak untuk menulis. Banyak orang pintar yang tidak punya karya tulis.
Walau ia sendiri takut salah dan karenanya punya seribu satu alasan untuk tidak menulis, sejumlah orang pintar pandai mencari kesalahan tulisan orang lain. Untuk belajar menulis, pertama-tama berhenti menjadi orang pintar. Dalam belajar menulis, tentu saja ada kesalahan yang diperbuat, dengan demikian kita akan memperbaiki kesalahan tersebut dan tetap membiasakan diri menulis.
BERSAMBUNG