Rabu, 28 Februari 2018

JANGAN BIARKAN LOMBA BERLALU

foto dokumen pribadi

noerimakaltsum.com. Jangan biarkan lomba berlalu kalau kita sudah berniat untuk mengikutinya. Caranya adalah dengan membaca dengan cermat syarat dan ketentuan lomba. Bacalah syarat dan ketentuan lomba secara berulang-ulang. Dengan demikian kita benar-benar paham persyaratannya.

Jangan sampai, belum membaca syarat dan ketentuan, kita terburu-buru untuk bertanya. Kalau sudah tahu syarat dan ketentuan lomba, maka persiapkan materi dan syarat tadi. Kalau misalnya syarat lomba harus dengan membeli buku dengan ditunjukkan struk pembelian, ya penuhi saja.

Kalau diwajibkan berfoto ria sambil membawa buku atau benda tertentu yang dimaksud, ya berfotolah. Pokoknya harus memenuhi persyaratannya. Kalau ternyata barang yang dimaksud sulit kita dapatkan, berarti kita harus tahu bagaimana cara mendapatkannya (walaupun dengan susah payah).

Bila pembelian barang tersebut secara online, maka jauh-jauh hari dipersiapkan. Perlu diingat, barang yang kita pesan kadang-kadang sampai pada kita tidak secepatnya, tergantung dari jasa pengiriman barang.

Jangan sampai setelah kita menulis dan siap kirim ternyata kita belum melengkapi syarat dan ketentuan secara keseluruhan dan mepet DL. Bisa-bisa kita gagal mengikuti lomba menulis. Sayang, bukan? Rasanya kecewa, menyesal, marah jadi satu. Biasanya terus menyalahkan diri sendiri.

Mulai sekarang, siapkan segala persyaratan lomba menulis. Penting, mengirimkan naskah atau artikel atau materi lomba jangan mepet DL. Mengapa demikian? Sekarang zaman serba cepat dan mau mengirim tulisan cukup lewat email, WA, atau FB. Tentu saja kita memerlukan internet. Ingat, bila kita memerlukan internet, kita harus tahu dengan kondisi sinyal di daerah setempat. Kalau lancar, tidak masalah. Nah kalau lemot, gimana? Itulah, jangan mepet DL dalam mengirim naskah, agar tidak gatot alias gagal total.


Karanganyar, 28 Februari 2018

Selasa, 27 Februari 2018

HIDUP TENANG TANPA RIBA 2

dok.kahfinoer

noerimakaltsum.com. Kalau sudah terbiasa berdamai dengan utang memang sulit untuk lepas dari riba. Biasanya utang piutang yang mulus dan lancar akan menjerat pelan-pelan di kemudian hari.

Saya tidak ingin pengalaman orang lain yang terlalu menderita karena utang melanda saya. Saya tidak bisa dengan mudah mengatakan jauhi riba dan utang bila saya tidak bisa memberi jalan keluar. Menurut saya, cukup saya menunjukkan contoh yang saya lakukan saja, yaitu saya tidak berutang di bank konvensional dan koperasi.

Kalau kita tidak sepaham dengan orang lain tentang utang dan riba, walaupun cara penyampaiannya sudah pada taraf paling halus, tetap saja akan ada konflik.

Saya hanya bisa berharap dan berdoa, semoga saudara-saudara seiman pelan-pelan menjauhi utang dan riba. Utang di sini adalah bentuk pinjaman dari bank konvensional atau lembaga keuangan konvensional yang menggunakan bunga atau jasa alias penambahan jumlah uang yang harus dibayarkan.

Setidaknya, saya telah memulai dari sekarang. Ternyata memang hidup saya tenang setelah tidak berutang pada bank. Saya bukan orang yang memiliki materi berlebihan. Hidup saya sederhana biasa saja. Rumah saya di desa dengan bangunan permanen ala kadarnya. Rumah saya adalah rumah yang membuat kerasan anggota keluarga, murid-murid, saudara-saudara saya, tetangga dan teman-teman saya bila singgah.

Salam “putus hubungan” dengan riba.

Karanganyar, 27 Februari 2018


Senin, 26 Februari 2018

DI BALIK KISAH HIDUP TENANG TANPA RIBA



noerimakaltsum.com. Sudah dua hari ini, saya mengandalkan/numpang hidup “internet” dari anak dan suami. Quota internet habis, mau beli rasanya sepeda motor kok ya tidak mau berbelok ke konter. Motornya hanya hafal rute rumah-penitipan-sekolah. Akhirnya, tanpa internet saya bisa melakukan beberapa kegiatan rumah tangga dan “me time”.

Me time saya hanya membaca buku. Kebetulan ada buku baru, judulnya “HIDUP TENANG TANPA RIBA”. Buku ini sangat cocok untuk saya yang memang ingin menjauh dari riba. Memang, saya tidak terjerumus dan terperosok dalam. Saya pernah berutang dan sudah pasti ada unsur ribanya, sebab saya berhubungan dengan bank konvensional dan koperasi. Akan tetapi saya tidak terlalu terlena.

Kalau saya berutang lalu di kemudian hari ada uang untuk melunasi, saya cenderung segera melunasi. Lebih baik saya tidak membawa uang berlimpah tapi tidak memiliki utang daripada uang saya banyak tapi utang saya juga lebih banyak.

Alhamdulillah, hidup saya tenang tanpa utang. Pagi, siang, sore dan malam tidak ada yang mengusik saya. Tidak ada tagihan dari bank, tidak ada “jago kepruk” dan debt collector yang datang ke rumah. Ayem tentrem, sanadyan ora duwe bandha sing isa dipamerke (tenang, meskipun tidak memiliki harta benda yang bisa dipamerkan.

Dari beberapa tulisan, saya baru membaca  kisah dari 3 penulis. Ketiga tulisan tersebut penulisnya adalah mbak Etyastari Soeharto, mbak Nurul Chomaria, dan mas Dwi Suwiknyo. Dari penulis buku tersebut baru mbak Nurul Chomaria yang sering saya temui. Maklum, mbak Nurul teman komunitas IIDN Solo.

Membaca kisah dari ketiga penulis tersebut, saya semakin mantap dengan sikap saya yang tidak mudah tergiur untuk berutang. Bahkan dulu ketika ditawari kartu kredit, saya menolak keras. Saya bergeming, tidak terpengaruh rayuan gombal seorang marketing bank.

Meskipun saya pernah berutang, tapi itu untuk membiayai pengobatan kurang lebih 40 juta rupiah, bukan untuk memenuhi gaya hidup. Saya dan suami memang sudah sepakat menjalani hidup sederhana. Seandainya bisa membeli barang-barang dengan kontan sekalipun bila barang tersebut tidak saya perlukan, mending uangnya saya tabung.

Kisah yang ditulis mbak Nurul sungguh membuat saya prihatin. Usaha yang dimulai dari kecil-kecilan, kemudian mengalami pasang surut dan sempat Berjaya, akhirnya terpuruk, ambruk gara-gara utang bank. Tidak pernah saya bayangkan ada debt collector yang datang ke rumah dengan tampang garang.

Mbak Etyastari, awalnya tidak tergiur tapi akhirnya luluh dengan rayuan gombalnya marketing bank. Kartu kredit, kartu sakti, yang awalnya membantu menjadi “menjerat leher”. Kebetulan, mbak Etyastari ini orangnya tidak tegaan melihat wajah memelas temannya. Pada akhirnya kartu kredit yang disangka malaikat ini, malah mengantarkannya ke jurang. Sebenarnya, bukan mbak Etyastari sendiri yang memakai, ada “penipu” dari kalangan terdekat. Ngenes, memelas, dan saya ikut tercabik-cabik.

Mungkin hampir sama dengan cerita lainnya, mas Dwi Suwiknyo perjalanannya panjang dan berliku dan semua itu karena “tergiur” untuk memenuhi (maaf, maaf sekali ya mas Dwi, saya menyebutnya demikian) gaya hidup. Padahal awalnya enjoy dengan kehidupannya.
Kebetulan, saya juga sering dikompori untuk membeli mobil. Baik saudara, teman maupun kerabat sering bilang kalau saya mampu membeli mobil dan memang perlu. Insya Allah, saya tidak tergiur untuk memiliki mobil kalau memang belum butuh.

Pada akhirnya kembali pada kita. Lebih baik menyadari setelah jatuh lalu bangkit daripada masih keras kepala untuk bertahan bersahabat dengan riba padahal sudah bangkrut!

Karanganyar, 26 Februari 2018

Minggu, 25 Februari 2018

JAS HUJAN PLASTIK TIPIS

dok.pri

noerimakaltsum.com. Jas hujan plastik tipis, biasa saya pakai ke sawah kalau saya sedang panen saat hujan. Kalau memakai jas hujan tebal, rasanya terlalu panas. Untuk saya bawa bepergian, saya memilih jas hujan dengan ketebalan medium. Biasanya saya membawa dua buah jas hujan. Satu buah untuk saya dan satu buah lainnya untuk si kecil bila saya menjemput di Taman Penitipan Anak.

Pada suatu hari yang cerah, saya dan teman-teman menjenguk teman yang sakit. Rumah teman saya, tidak jauh dari Taman Penitipan Anak (tempat anak saya dititipkan). Perlahan-lahan awan datang, mendung tak begitu hitam. Saya berharap hujan tidak turun sebelum saya pulang.

Seorang teman tidak membawa jas hujan, padahal rumahnya Solo. Saya menawarkan jas hujan untuknya. Teman saya menolak tapi saya tetap memaksanya.

“Dibawa sampeyan saja, Pak. Mungkin sampeyan tidak membutuhkan tapi beras sekarung itu perlu dilindungi.”

Teman saya baru saja membeli sekarung beras sekitar 20 kg-an. Kalau hujan deras beras tidak dilindungi, jelas itu bukan langkah yang bijak. Akhirnya, teman saya mau menerima jas hujan plastik tipis. Ada tas plastik besar yang bisa digunakan untuk merangkap jas hujan plastik tipis.

Tidak susah untuk berbuat baik. Kalau mau action, apapun bisa dilakukan, tinggal niatnya saja. Selamat beraktivitas. Semoga tulisan ini bermanfaat.  

Karanganyar, 25 Februari 2018

Jumat, 23 Februari 2018

SATU HARI SATU HALAMAN AL QURAN

dok.pri


Satu hari, memegang hape bisa berlama-lama. Akan tetapi untuk memegang dan membaca quran, jangankan pakai lama, mungkin satu hari tidak sama sekali.

Setelah ada smartphone, apakah ibadah kita semakin menurun dan tidak berkualitas? Kalau jawabannya Iya, berarti kita harus mengurangi memegang smartphone. Kita harus kembali ke masa yang lalu, masa kanak-kanak dengan suka cita ikut mengaji.

Kita perlu membuat target-target kecil dan berusaha untuk menyelesaikan dan menyukseskan target tersebut. Tidak perlu muluk-muluk untuk memulai sesuatu yang baru atau sudah lama kita tinggalkan.

Satu hari satu halaman Al Quran, tidaklah terasa berat bila sudah diniatkan. Bacalah ayat-ayat Al Quran sehari satu halaman. Lebih baik lagi satu hari setelah shalat membaca Quran. Bila kita sutin setelah shalat membaca 1 halaman Quran, moga-moga kita bisa meningkatkan jumlah halaman pada tiap-tiap membaca.

Kita akan kaget sendiri, yang awalnya terbata-bata menjadi lebih lancar. Ayo, baca Al Quran, satu hari satu halaman. Semoga kita bisa melakukannya dengan baik.


Karanganyar, 23 Februari 2018

Kamis, 22 Februari 2018

AYO, MINUM AIR PUTIH SECUKUPNYA

dok.pri

noerimakaltsum.com. Ayo, minum air putih secukupnya. Secukupnya saja, jangan berlebihan. Apabila kita minum air putih dalam jumlah berlebihan sekali minum, maka kelebihan air putih lainnya akan terbuang dengan cara muntah.

Banyak orang yang tidak mau mengkonsumsi air putih. Mereka lebih suka minum teh, kopi, sirup, dan lain-lain. Alasan mereka enggan minum air putih karena rasanya tawar dan tidak menarik. Lebih parah lagi, seseorang tidak minum air putih tapi mereka tak memiliki alasan yang jelas.

Saya termasuk orang yang tidak pantang minum air putih. Saya minum air putih meskipun jumlahnya tidak banyak. Saya lebih banyak minum teh hangat, baik manis maupun tawar. Dahulu, saya kurang suka minum air putih. Setelah mengetahui manfaat air putih, di antaranya agar kita tidak mengalami dehidrasi, saya berupaya (mencoba) untuk minum air putih.

Air putih yang saya konsumsi adalah air putih hangat. Kali ini, setelah tahu ilmunya, saya menambah jumlah air putih hangat yang harus saya konsumsi. Awalnya, saya sering buang air bila terlalu sering minum air putih. Akan tetapi, sekarang setelah tubuh menyesuaikan diri, tidak ada masalah dengan frekuensi buang air.

Pagi hari, bangun tidur sebelum shalat subuh, saya minum segelas air putih hangat. Sebelum berangkat sekolah, minum teh hangat. Di sekolah, teh hangat menemani hari-hari saya. Setelah di rumah, kembali saya minum air putih hangat. Saya memang belum bisa minum air sebanyak 8 gelas  dalam sehari. Mungkin sekitar 5 gelas saja. Akan tetapi kalau udara sangat panas, saya akan menambah jumlah air putih yang harus saya minum.

Alhamdulillah, perut saya terasa nyaman, badan tidak lemas dan tetap semangat. Mungkin suatu saat saya harus mengurangi air teh secara bertahap.

Bagi yang belum mengkonsumsi air putih, silakan minum air putih sekarang juga. Sedikit demi sedikit lalu jumlahnya ditambah. Air putih, baik untuk tubuh kita lo. Air putih juga menyegarkan kerongkongan kita. Minumlah air putih dengan suhu sama dengan suhu ruangan, jangan air putih dingin.


Semoga bermanfaat!

Rabu, 21 Februari 2018

CALON PENGANTIN DILARANG MEMEGANG BARANG

Foto. dokumen Tyan Wardana

Saya tidak memaksa Anda untuk mempercayai hal-hal di luar nalar atau logika. Silakan, Anda mau percaya atau tidak. Saya juga tidak akan mempengaruhi Anda. Bagi saya, apa yang telah saya alami, mereka alami, bukti bahwa semua yang awalnya kita tidak percaya menjadi percaya.

Kalau Anda tidak setuju, jangan lantas mengatakan kami telah melakukan syirik. Sekali lagi, semua kembali pada Anda, mau percaya atau tidak.

Dahulu, ketika saya diajak calon suami (sekarang menjadi suami) ke rumahnya. Kebetulan di rumahnya sedang ada acara memasak penganan untuk persiapan pernikahan kami. Waktu itu, calon Ibu mertua membuat ceriping, keripik/kerupuk. Saya menyebutnya rengginan (renggenang).

Proses pembuatan rengginang cukup lama. Mula-mula beras ketan dikukus, lalu dicetak. Selanjutnya ketan yang sudah dicetak tersebut dikeringkan/dijemur. Setelah kering, rengginan mentah digoreng.

Ketika saya mendekat di dapur, calon mertua saya dan kerabatnya melarang. Saya dilarang memegang ketan masak. Katanya, kalau saya nekat memegang ketan, nanti rengginannya tidak bisa jadi sesuai harapan.

Oleh karena keluarga calon suami percaya hal itu, maka saya menurut. Saya sekadar menghormatinya saja. Saya sendiri sebagai muslim, tidak percaya.

Nah, tadi siang, teman saya yang baru saja menikah bercerita.

“Bapak, Ibu,  boleh percaya, boleh tidak percaya. Kemarin waktu kami mau berangkat ke rumah calon istri, kerabat saya dan tamu yang ada di rumah repot menyiapkan segalanya yang akan dibawa ke rumah calon istri. Sebenarnya saya sudah diingatkan tidak boleh memegang apapun yang akan dibawa ke rumah calon istri.

Merasa tidak enak hati, saya ikut-ikutan memegang pisang raja yang akan dibawa. Ternyata setengah jam kemudian, pisang yang saya pegang berubah jadi gosong warnanya. Sedangkan pisang yang tidak saya pegang tetap baik kondisinya.”

Teman saya menunjukkan fotonya. Bagi saya, semua itu tinggal percaya atau tidak pada awalnya. Kalau memang percaya dengan hal semacam itu, kalau melanggar biasanya akan terjadi apa-apa. Bila tidak percaya, semua akan baik-baik saja.

Bukan berarti saya syirik. Keluarga kami tidak mempercayai hal semacam itu dan kami baik-baik saja. Kini setelah mertua saya sudah tidak ada (meninggal), saya dan suami menjalankan sesuatu hanya karena Allah. Kalau ada sesuatu yang terjadi, itu semata-mata takdir.

Karanganyar, 21 Februari 2018 

Selasa, 20 Februari 2018

SAAT GUKGUK YANG LUCU JADI SANTAPAN

Foto: dok.pri

Sebagai muslim, jelas saya mengatakan bahwa daging anjing haram hukumnya bila dimakan. Di sini, saya jangan didebat. Pendapat saya mungkin tidak sama dengan Anda, tapi tolong biarkan saya untuk sekadar menulis. Banyak hal yang saya dapatkan dari artikel yang ada di Solopos. 

Kebetulan, saya juga membaca facebook tentang ulasan ini, banyak komentar. Silakan Anda berpendapat. 

Sumber : Solopos, Senin Kliwon, 19 Februari 2018 halaman II

Konsumsi Daging Anjing
1.    Setiap tahun, jutaan anjing dibunuh untuk dikonsumsi
2.    Di Solo, terdapat 100-an warung makan yang melayani satai jamu, oseng-oseng, dan rica-rica, semua berbahan daging anjing. Jika satu warung menyediakan 4 ekor anjing, tak kurang dari 400 ekor anjing yang dieksekusi setiap hari
3.    Harga satu porsi masakan daging anjing Rp. 19.000 – 24.000
4.    Anjing itu berasal dari daerah Pangandaran, Ciamis, Garut, dan lain-lain
5.    Anjing itu berasal dari kampung, dipungut di jalanan, bahkan dicuri untuk diperjualbelikan

Risiko Mengancam
1.    Penyebaran rabies dan penyakit zoonosis (infeksi yang ditularkan dari hewan kepada manusia dan sebaliknya)
2.    WHO menyoroti perdagangan daging anjing sebagai factor penyebab penyebaran rabies di Indonesia
3.    Perdagangan anjing tidak melalui regulasi

Aktivis penyayang binatang menyatakan anjing bukan hewan yang dikonsumsi. Menurut aktivis penyayang binatang, eksekusi anjing sangat sadis. Cara ini melanggar kesejahteraan hewan (animal welfare).

Sahabat Anjing Surakarta juga menyoroti ancaman penyakit yang lebih mengerikan, yaitu rabies. Menurut Meme, orang yang mengkonsumsi daging anjing lebih beresiko terkena rabies daripada orang yang digigit anjing. Sahabat Anjing Surakarta merekomendasikan pembuatan peraturan tentang larangan perdagangan anjing.

Semoga bermanfaat bagi pembaca.


Karanganyar, 20 Februari 2018

Parangtritis

Muridku di Paris

Senin, 19 Februari 2018

MEMILIH WARNA LIPSTIK

foto : dok.pri

noerimakaltsum.com. Saya termasuk orang yang inginnya serba simple dan praktis. Zaman now, diburu waktu tidak boleh berlama-lama di depan cermin kalau mau berdandan cantik.

Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, ada baby oil, bedak dan lipstick yang membuat wajah saya berbeda. Ada perbedaan, ketika saya berada di rumah saja dengan bila ada acara penting/mengajar.

Nah, lipstick yang saya pergunakan tentu saja warnanya tidak mencolok. Maklum, saya seorang guru yang harus tampil secara sederhana. Oleh karena itu, warna lipstick yang saya pilih adalah warna teduh, bukan warna menyala atau ngejreng.

Kalau saya memakai lipstick warna ngejreng, ada orang yang akan protes. Pertama suami, kedua anak saya, ketiga teman-teman dekat saya, dan keempat siswa-siswa saya.

Saya lebih percaya diri dengan lipstick warna teduh, warna yang tidak mencolok. Saya percaya kalau saya telah dianugerahi Allah wajah yang cantik. Jadi, tidak perlu di-make over. Bagi saya memakai make up tipis-tipis saja, sudah cukup. Kalau saya berlebihan, memakai lipstick ngejreng, yang saya takutkan ada orang yang mengejar-ngejar saya. Bisa repot, bukan?

Semoga tulisan ini bermanfaat.


Karanganyar, 19 Februari 2018

Sabtu, 17 Februari 2018

ENAM MAKANAN KUKUS ALAMI

foto: dok.pri

noerimakaltsum.com. Beberapa makanan dikukus yang bisa didapatkan dari alam, antara lain:
1.    Pisang
Saya yakin sebagian besar orang mengenal buah pisang. Ada beberapa macam pisang, di antaranya adalah pisang buah meja dan pisang yang dibuat makanan (direbus/dikukus/dibuat camilan). Pisang yang biasa dikukus adalah pisang kapok. Pisang yang sudah masak di pohon bisa dikukus lalu disantap.

2.    Ubi jalar
Ketika saya masih kecil, Ibu sering membeli ubi jalar lalu dikukus. Ubi jalar kukus memang dimakan sebagai kudapan. Menikmati ubi jalar kukus saat hujan dan udara dingin, rasanya sangat nikmat. Ubi jalar baru dicabut dari tanah disimpan beberapa hari terlebih dahulu, bila dikukus rasanya lebih manis disbanding ubi jalar baru dicabut.

3.    Ketela pohon
Ketela pohon atau singkong bersih dikukus langsung setelah empuk ditaburi sedikit garam atau gula, rasanya mantap.  Kalau mau dibuat sawut juga oke. Untuk membuat sawut, singkong diparut kasar dengan parut khusus lalu dikukus. Setelah masak, sawut ditaburi campuran kelapa parut dan sedikit gula dan garam.

4.    Kacang kulit
Siapa yang tidak suka kacang? Sebagian besar orang yang tidak ada masalah dengan kulit, akan merasa aman mengkonsumsi kacang kulit. Kalau saya paling suka kacang kulit dikukus. Kebetulan sejak remaja saya tidak ada masalah dengan raut muka. Saya termasuk abege yang tidak memiliki jerawat.

5.    Kedelai
Kedelai yang baru dipanen langsung dikukus. Setelah matang kemudian dimakan. Kedelai yang dikukus ini biasanya dijual dalam satu ikatan. Kedelai masih menempel pada batang tanaman. Kedelai banyak mengandung protein.

6.    Jagung
Jagung termasuk palawija. Jagung ditanam ketika sawah tidak terlalu banyak air. Biasanya jagung dipanen saat masih muda (khusus dijual sebagai jagung rebus) dan saat jagung sudah tua. Untuk yang masih muda, jagung direbus terlebih dahulu. Kemudian diangkat, selanjutnya jagung dikukus untuk dijajakan dalam kondisi hangat.

Sebenarnya masih banyak makanan alami yang bisa dikukus dan aman dikonsumsi sebagai camilan. Silakan ditambahkan lagi bila perlu.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Karanganyar, 17 Februari 2018

Jumat, 16 Februari 2018

AKHIRNYA BUTUH KACA MATA

dok.pri

noerimakaltsum.com. Awal kuliah dulu sampai beberapa tahun, sempat memakai kaca mata. Itu saja tidak pakai periksa. Kaca mata milik kakak yang tidak dipakai, saya pakai dan ternyata cocok tidak pakai pusing.

Setelah saya merasa nyaman tidak memakai kaca mata, saya akhirnya melepas kaca mata dan kembali tidak memakai kaca mata. Bahkan sampai saat ini kalaau hubungannya untuk membaca dan menulis, tidak ada masalah dengan mata saya. hanya saja kalau melihat tulisan dari jauh, benda/orang dari jauh agak blur tidak begitu jelas.

Saya merasakan sudah beberapa hari/minggu lalu, melihat anak-anak dari jauh yang mendekat, tidak terlalu jelas, hanya postur dan cara berjalannya saja saya hafal. Ini artinya saya membutuhkan alat bantu lagi, yakni kaca mata.

Akhirnya, saya mecari kaca mata lama dan ketemu jodohnya. Saya bisa dengan jelas melihat sesuatu/seseorang dari jauh tidak pakai blur. Kalau untuk uang lima puluhan ribu dan ratusan ribu, biarpun dari jauh tetap saja jelas.


Saya harus menyadari, harus menyerah dan pasrah. Ternyata usia tidak bisa bohong. Semoga kaca mata milik kakak saya bisa saya manfaatkan. Arep tuku kok memeng banget. 

Rabu, 14 Februari 2018

MASAKAN SUPER SIMPEL DAN CEPAT

DOK.PRI


noerimakaltsum.com. Bagi saya, menyiapkan sarapan pagi menunya harus simple dan tidak boleh pakai lama memasaknya. Yang penting masakan segera disajikan dan rasanya nikmat bila disantap. Demikian juga bila siang hari, saya akan mengolah sayuran menjadi masakan yang simple dan cepat disajikan.

Pilihan saya jatuh pada masakan sop ayam, baik ayam negeri maupun ayam kampung. Sama-sama sop ayam, keluarga kecil saya akan berebut bila saya masak sop ayam kampung.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak sop ayam kampung adalah:
Ayam kampung
Bawang putih
Merica
Garam
Penyedap rasa
Pala
Bawang merah (goreng)
Minyak goreng
Sayuran bersih (kol, daun loncang, seledri, wortel, kentang)

Cara memasak:
1.    Ayam kampung direbus dengan air hingga empuk lalu diiris kecil atau disuwir
2.    Bawang putih dan merica digeprek
3.    Bawang putih dan merica geprek digoreng hingga harum
4.    Tambahkan air ke dalam no. 3
5.    Masukkan ayam lalu dipanaskan sampai mendidih
6.    Masukkan sayuran, sedikit garam, sedikit pala
7.    Terakhir masukkan bumbu masak, matikan apinya lalu taburkan bawang merah goreng.
Sop ayam kampung siap dihidangkan. Sop ayam kampung disantap selagi hangat dengan nasi dan sambal (sambal korek/tomat) serta lauknya tempe goreng tanpa tepung.

Masak simpel dan cepat, ya sop kampung saja.


Karanganyar, 14 Februari 2018

Selasa, 13 Februari 2018

LIMA HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN MENJELANG KUNJUNGAN INDUSTRI

dok.pri

Kunjungan Industri bukan hanya siswanya yang wajib mengikuti, guru-guru juga harus ikut. Nah, sebelum berangkat kunjungan industry, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:
1.    Pakaian/seragam tidak boleh saltum
Jangan sampai salah kostum lo, biar tidak memalukan. Seragamnya harus sama dengan guru lainnya. Kalau perlu membawa pakaian ganti secukupnya. Jangan sampai tidak membawa pakaian ganti, bisa-bisa badan tidak nyaman karena keringat.

2.    Kamera digital dan hape harus full batere
Selain untuk kepentingan sekolah, tentu saja banyak kepentingan pribadinya. Cekrek-cekrek sangat dibutuhkan untuk mengisi blog. Biasanya, guru dan anak-anak tidak beda, pingin difoto oleh mbak Ima. Oleh karena penggunaan kamera sangat maksimal, sudah pasti jangan lupa baterenya diisi penuh. Siapa tahu di perjalanan mau update status.

3.    Buku kecil
Buku kecil digunakan untuk mendadak menulis bila ide bertebaran di tempat kunjungan industry atau tempat wisata. Buku kecil/notes tapi bukan buka mencatat utang piutang seperti bank plecit atau bank thithilan, hehe. Penting lo disiapkan meskipun ada hp.

4.    Uang saku
Meskipun sudah disediakan konsumsi, tetap saja harus menyediakan uang saku. Barangkali ingin membeli makanan atau sekadar oleh-oleh remeh. Uang saku perlu dipersiapkan secukupnya, siapa tahu mau ke toilet atau nunut mandi. Membawa uang saku juga secukupnya saja. Tak perlu uang 10 juta dibawa ke sana-ke mari. Lebih amannya uang yang banyak disimpan yang rapat. Jangan sampai ada orang yang tahu.

5.    Camilan/minuman
Biar lebih irit, sebaiknya camilan dan minuman tambahan membawa sendiri dari rumah. Tak perlu malu membawa camilan. Kalau sudah berkumpul dan duduk bersama, makanan apa saja pasti laku dan dimakan bareng. Berbahagialah bila membawa camilan bisa ludes tak bersisa dimakan bareng. Ikhlaskan saja, pahala akan menghampiri kita.

Itu saja yang bisa dibagikan, semoga bermanfaat.


Karanganyar, 13 Februari 2018

Senin, 12 Februari 2018

OLAHRAGA FAVORIT

Jalan santai di Kemuning
dok.pri


noerimakaltsum.com. Olahraga favorit yang saya lakukan hampir setiap hari adalah jalan kaki. Jalan kaki adalah olahraga yang tidak perlu mengeluarkan biaya tapi cukup menghasilkan keringat. Setiap hari di sekolah saya harus jalan kaki dari ruang guru ke kelas dan sebaliknya. Bisa jadi saya melakukannya sampai 3 x 2.

Kalau hari Jumat, saya juga paling suka dengan Jumat sehat jalan santai keliling perumahan sekitar sekolah. Cukup berkeringat juga, jalan kaki dilakukan dengan perasaan suka cita.

Di depan rumah, biasanya saya berjalan-jalan di jalan. Alhamdulillah, jalan kaki secara rutin mampu menyegarkan dan menyehatkan badan saya. Saya tidak merasakan loyo. Sayangnya, saya belum mencoba untuk berolahraga jalan kaki pada pagi hari secara rutin.

Kalau benar-benar saya mencoba berjalan kaki pada pagi hari secara rutin, bisa-bisa pekerjaan rumah tidak rampung dan saya terlambat ke sekolah. Ya, jalan yang terbaik adalah jalan kaki sepulang sekolah sore hari.

Ini olahraga favorit saya, bagaimana dengan Anda?


Karanganyar, 12 Februari 2018

Minggu, 11 Februari 2018

Traveling Paling Seru ke Candi Sukuh Bersama Saudara

dok.pri

noerimakaltsum.com. Hari Ahad, 16 April 2017 merupakan hari yang sangat mengejutkan bagi keluarga kecil saya. Sebelumnya, kakak saya yang hobinya gowes bilang pada saya kalau suatu saat ingin diantar ke Kemuning, Candi Sukuh dan Ndoro Dongker. Bagi saya kedatangan kakak, adik, Ibu adalah rezeki yang sangat besar sekali hikmahnya. Travel kali ini merupakan kejutan dari saudara.
 
dok.pri


Pagi itu, saya mendapat kejutan dari kakak saya yang lain yang berdomisili di Gunungkidul. Saya pikir kakak perempuan ini sedang berada di kampus. Dia kan kuliah lagi, melanjutkan S1 PGSD. (yah, kuliah sampai S2 Jurusan Bahasa Inggris tidak linier dengan jurusan D2 PGSD).

“Jangan bilang siapa-siapa kalau aku menuju rumahmu. O ya, aku bawakan pisang raja. Mau, nggak?”
“Okey.”

Saya berusaha menyimpan ini. Tapi saya kan juga memberi tahu suami dan anak perempuan. Hanya saja, suami dan anak saya mungkin tidak bisa berahasia.

dok.pri

Beberapa saat kemudian, rombongan dari Yogyakarta datang. Langsung ndlosor di tempat yang sudah saya siapkan, yaitu lesehan. Ada siomay dan dawet yang bisa digunakan untuk mengisi perut. Tidak lupa teh panas saya tuang ke dalam beberapa gelas.

dok.pri

Beberapa camilan saya hidangkan. Saya tidak suka basa-basi, apalagi dengan saudara sendiri. Sambil mereka berisitirahat, kami mengobrol santai.

“Ini ke Candi Sukuhnya sebentar lagi ya. Aku menunggu teman yang mau datang, nanti ndak kecelik.”
“Ndakpapa.”
 
dok.pri

Saya menulis chat ke kakak saya yang dari Gunungkidul.
“Sampai di mana? Aku nunggu kamu. Kami menunda berangkat ke Candi Sukuh”
“Ditinggal saja ndakpapa. Ini sudah sampai Sukoharjo.”

Akhirnya saya berterus terang pada saudara saya yang sudah berada di rumah saya. “Sebenarnya mbak Lichah ini sudah berada di Sukoharjo. Kalau nunggunya kelamaan, biarlah aku di rumah saja.”
“Ndak usah. Ditunggu saja, kita ramai-ramai dolan bareng. Kesempatan langka bisa ngumpul seperti ini.”
 
dok.pri


Sebentar kemudian mbak Lichah datang. Sedikit bincang-bincang, lalu kami melaksanakan shalat zuhur sebelum berangkat menuju Candi Sukuh dan sekitarnya.

Perjalanan dimulai. Si dhenok, Faiq, bertugas menuntun Ibu yang sudah sepuh. Sing sabar ya Nok. Itu Ibuku lo, awas kalau kakehan sambat…. Saya bertugas mengambil gambar alias motret-motret. Enggak seru kan kalau piknik kok nggak ada gambarnya. Maaf ya Nok, mami pinjam dulu kameranya.

Hari Minggu dan hari libur, biasanya Candi Sukuh ramai pengunjung. Kami tidak bisa leluasa untuk mengambil gambar dengan latar belakang candi karena banyak yang mengantri. Di sekitar Candi Sukuh, kami harus mematuhi aturan yang ada. Candi Sukuh adalah tempat beribadah bagi umat Hindu, jadi kami harus menghormati mereka berserta tempat ibadahnya.
 
dok.pri


Setelah keluar dari area candi, kami melanjutkan perjalanan ke Kemuning. Tempat yang dituju adalah Ndoro Dongker. Batin saya, ngapain kakak nomor dua kok ngajak ke tempat yang mahal sekali untuk sekadar minum teh? Ah, ternyata kakak saya hanya mau foto-foto saja. Akhirnya kami menuju kebun teh yang ada tulisannya KEMUNING. Nah, ini baru benar-benar berada di kebun teh.

00000

Sebelum pulang, kami mampir dahulu untuk makan sore. Suami saya mengajak kami makan di Gerdu Steak Resto Karangpandan. Resto ini milik teman SMA suami. Saya juga mengenal akrab dengan pemiliknya. Beliau adalah mbak Yayuk.

Selesai makan, kakak saya menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu. Saya menolak karena suami berniat menjamu tamu. Sama halnya ketika akan masuk ke obyek wisata Candi Sukuh, suami menyuruh saya mengembalikan uang yang disodorkan kakak saya.

Kebetulan, pemilik resto ada dan ada teman SMA mereka yang sedang makan di resto itu. Akhirnya mereka berfoto-foto, saya diajak serta foto tapi saya tidak mau. ketika saya bilang ke suami, suami menjawab,”sudah dibayar lunas pemiliknya.”

Rezeki nomplok! Niat kami adalah menjamu tamu dengan sebaik mungkin. Alhamdulillah, ada orang sangat baik hati. Semoga diberi kelancaran ya, mbak.

Sampai di rumah, saudara-saudara saya menjalankan shalat maghrib dulu barulah mereka pulang. Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga ke Candi Sukuh bersama Ibu dan saudara-saudara saya beserta keluarga. Nah, piye mbak Anna, setelah tahu medannya, apakah tetap lanjut rencana gowes ke Candi Sukuh dari Karanganyar? Nanjak terus lo jalannya.
dok.pri

Selamat mencoba saja, gowes bersama teman-teman. (Sepertinya dirimu angkat tangan, terlalu tajam tanjakannya). Kalau tidak mampu, nggak usah dipaksakan lo.

Suatu saat saya ingin anak-anak Ibu, kami berenam dan keluarga bisa melakukan perjalanan wisata bersama. Tak perlu jauh-jauh tempatnya, yang penting 6 bersaudara pergi bareng.

Karanganyar, 11 Februari 2018