Selasa, 22 Februari 2022

TES KEBUGARAN PERSIAPAN IBADAH HAJI




Hari Kamis, 17 Februari jemaah calon haji tahun 2020 menjalani tes kebugaran. Meskipun kondisi dan situasi masih seperti ini tapi tetap bersiap-siap mulai sekarang. Semoga tahun ini jemaah calon haji benar-benar bisa berangkat seluruhnya tanpa terkecuali. Tertunda 2 tahun pemberangkatan tak menyurutkan semangat untuk berangkat tahun ini.


Tes kebugaran dilaksanakan di Taman Pancasila, diawali dengan cek tekanan darah. Alhamdulillah, saya dan suami cukup sehat. Dilanjutkan dengan senam ringan lalu berjalan mengelilingi taman sebanyak 4 kali. 


Mengelilingi taman dengan berjalan kaki atau berlari kecil tidak dimaksudkan untuk berlomba. Tidak adu cepat antara saya dengan peserta lainnya. Hanya untuk mengetahui seberapa kuat kaki ini melangkah dengan kecepatan tertentu. 


Ada yang berkurang saat tes kesehatan pagi itu. Saya tidak lagi bertemu dengan sebagian teman-teman satu kecamatan. Mereka yang tidak saya temukan karena telah "berpulang kampung akhirat". Semoga teman teman yang telah berpulang husnul khatimah dan mendapat pahala haji. Amin. 


Beberapa orang tua yang sangat sepuh dan sudah lemah, semakin memerlukan pendamping. Jalan yang tidak lagi tegak dan sangat pelan, bersuara makin lirih, lupa, dan lain-lain. Kesabaran mereka dan anak-anak yang mendampingi, semoga Allah memberikan ganjaran yang tak terhitung. 


Saya bersyukur  Allah menitipkan sehat untuk saya dan suami. Alhamdulillah, kami bisa bersama-sama dalam beraktivitas untuk persiapan ibadah haji. Sampai pada pelaksanaan vaksin covid D3 atau booster,  kami berdua. Bekerja sama untuk antre sampai menunggu pencetakan sertifikat.


Tetap semangat berolah raga meski hanya berjalan kaki dan bersepeda, yang penting rutin. 


#hajimabrur #naikhajibersamamu #catatanimapenulis

Senin, 07 Februari 2022

SETOP BEPERGIAN TETAP DI RUMAH SAJA!



noerimakaltsum.com. Ketika ada orang mengingatkan kita, baik langsung maupun tidak langsung, bila tak sesuai dengan pendapat kita biasanya minimal dalam hati kita bilang: suka suka saya dong. Uang uang saya, nggak usah ngatur ngatur kehidupan orang lain. 

Satu setengah tahun, kita berada pada posisi manut karena pandemi. Tidak mungkin ngeyel, sebab di kiri kanan sudah terlihat jelas bahwa covid benar-benar di dekat kita. Mau tidak mau  suka tidak suka, mau PJJ, PTM terbatas, daring, luring, stay at home, kurangi mobilitas, kita manut. Walau tetap nggedumel: yang ngemol dibiarin, yang piknik dibiarin, yang nongkrong nongkrong dibiarin, pasar ramai tanpa jaga jarak, ada yang nggak pakai masker juga dibiarin.

Sudah, setop. Kita bijak menggunakan waktu dan kesempatan. Kita bijak melakukan kegiatan demi keamanan dan kesehatan. Sekarang ada pelonggaran, bukan berarti kita bebas sebebas bebasnya. Kenapa dulu kita bisa ngerem tapi sekarang tidak? Nggak perlu iri melihat si A dan si B. Kalau tak ada keperluan mendesak, cukup di rumah saja. Bekerja, mencari nafkah, mencari penghasilan, sekolah, kuliah, kursus itu termasuk "mendesak" sesuai peraturan yang berlaku. 

Kalau sekarang mau mudik tipis tipis, ya silakan. Asal kondisi sehat, mudik tipis tipis ke kampung halaman  seperlunya saja, mangga. Ingat, lebaran belum tentu bisa mudik lo. Eh...

#catatanimapenulis


Rabu, 02 Februari 2022

Olah Raga Bersepeda Dapat Menstabilkan Tekanan Darah

 

Dokumen: artikel kesehatan

Suami saya memiliki riwayat sakit darah tinggi. Sejak tahun 2018 akhir tekanan darah cenderung tinggi. Hingga pada Janusri 2021 pernah tekanan darahnya 200/90. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan. Ternyata darah tinggi yang dialami suami berawal dari kurang istirahat, kerja maraton secara fisik dan pikiran ikut bekerja.

 

Sejak saat itu suami menjadi pasien yang harus minum obat setiap hari. Agar tekanan darah bisa dicek setiap kurun waktu tertentu secara rutin, maka suami menjadi pelanggan dokter keluarga. Setiap 10 hari sekali harus kontrol. Bila terlambat berkunjung, dokter keluarga akan mengingatkan.

 

Setiap kontrol tekanan darahnya sekitar 150/90. Makanan sudah dikontrol, olah raga dan istirahat sudah teratur, pikiran dibuat santai. Tetap saja tekanan darah tidak mau turun di bawah 150/90.

 

Sekitar tiga bulan yang lalu, kakak saya memberi sebuah sepeda balap. Senang rasanya mendapatkan sepeda mahal meski tidak baru. Kondisi sepeda jelas baik, sebab sepeda tersebut adalah sepeda yang sering digunakan kakak saya mengikuti kejuaraan.

 

Sekarang suami saya memiliki hobi baru, yaitu bersepeda. Biasanya bersepeda dilakukan pada pagi hari setelah salat subuh. Udara pagi hari terutama bila lewat pedesaan terasa cukup segar. Antara 1-2 jam (dan istirahat) suai bersepeda. Sampai di rumah istirahat sebentar agar keringatnya mengering. Setelah mandi pergi ke sekolah naik sepeda motor lawas, super cup atau alfa.

 

Dua bulan terakhir alhamdulillah tekanan darah cukup baik, sekitar 130/90 atau 130/85. Wah, ternyata olah raga murah meriah bersepeda ini bisa menurunkan dan menstabilkan tekanan darah. Semoga sehat selalu dan panjang umur, suamiku.

 

Ternyata bersepeda memang bermanfaat. Manfaat bersepeda antara lain:

1. Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah

 

Bersepeda dapat mengoptimalkan kinerja sistem kardiovaskular, yaitu jantung dan pembuluh darah, dengan cara memperkuat otot jantung dan meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.

Dengan kinerja sistem kardiovaskular yang baik, risiko terkena stroke, serangan jantung, dan tekanan darah tinggi dapat dikurangi.

 

2. Menjaga kesehatan otot dan sendi

 

Bersepeda dapat memperkuat otot kaki, bokong, paha, betis, pinggul, perut, lengan, dan bahu. Tak hanya itu, bersepeda juga baik untuk persendian dan telah terbukti bermanfaat bagi penderita osteoartritis.

 

3. Menjaga berat badan

 

Bersepeda dapat menjaga berat badan tetap ideal, karena mampu membakar lemak dan meningkatkan laju metabolisme tubuh. Bersepeda selama 1 jam saja dapat membakar setidaknya 600 kalori.

Untuk mendapat manfaat ini secara optimal, Anda bisa mengombinasikan kebiasaan bersepeda secara rutin dengan pola makan bergizi seimbang untuk mencegah dan mengatasi kegemukan.

 

Nah, bila kamu punya sepeda di rumah, lakukan olah raga murah meriah dengan bersepeda. Tidak harus sepeda dengan harga mahal. Apa pun sepedanya, asal masih bisa dipakai, maka genjotlah. Untuk menjaga keamanan tubuh, kamu perlu memakai helm, deker siku, dan lutut.

 

Semoga bermanfaat.


Sumber : Alo Dokter


Selasa, 01 Februari 2022

Cara Membuat Kue Apem Bagi Pemula

 



Waktu masih kecil bapak dan ibu sering mendapatkan makanan sepaket kolak, apem, dan ketan. Biasanya paket makanan tersebut berasal dari orang yang punya hajat, ruwahan, atau bancakan. 


Kalau mendapatkan apem yang enak, rasanya puas. Sayangnya, kadang mendapat apem keras, bantat, gosong, dan nggak menarik. 


Bagi pemula seperti saya, membuat makanan yang mudah, simpel, dan tidak ribet itu dambaan saya. 

Sebenarnya saya juga mengintip dari tulisan atau resep yang sudah ada. Namun, kali ini saya tidak sama persis menggunakan bahan sesuai resep yang ada. 

Ayo, buat apem yang enak dengan mudah. Sebelumnya siapkan alat dan bahannya. Kalau alatnya sih cuma cetakan apem (wajan juga boleh), kompor, dan sutil.

Bahan:

16 sdm tepung terigu

4 sdm tepung beras

2 butir telur

10 sdm gula pasir

1/2 sdt soda kue

5 sdm minyak goreng (margarin)

1 buah santan kara 65 ml

10 sdm air


Cara membuat:

1. Kocok telur, tambahkan santan, aduk.

2. Tambahkan minyak (atau margarin) tepung terigu, tepung beras, gula pasir, soda kue, lalu aduk pelan-pelan.

3. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk.

4. Tutup adonan dengan kain kurang lebih 30 menit.

5. Panaskan cetakan apem, olesi minyak. 

6. Tuang adonan satu sendok sayur. Masak dengan api kecil  lalu tutup. Setelah itu dibalik.

7. Setelah matang, ambil apem. Lalu masak adonan sampai habis.


Dalam rangka menyenangkan diri sendiri, saya meluangkan waktu "bertempur" dengan adonan apem. Alhamdulillah, cantiknya apem yang saya buat berbanding lurus dengan rasa yang manisnya pas di lidah. 


Membuat apem tidak hanya sekadar masukkan bahan tapi dengan hati yang tulus dan penuh cinta. 🙂. Cuma membuat apem nggak gosong dan bantat saja, saya sudah bahagia.


#catatanimapenulis