Tampilkan postingan dengan label pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Juni 2016

Sedekah Berbuka Puasa Bersama Seorang Gadis Buat Teman-temannya

Faiq with friends
dok.pri
Siang itu seorang gadis menelepon Ibunya. Dia minta untuk dipesankan lauk dalam jumlah besar. Oleh karena sang Ibu akan menunaikan ibadah shalat zuhur, maka telepon segera dimatikan.

Akhirnya Ibu-anak tersebut bertemu di warung ayam bakar tak jauh dari kota.
“Sudah pesan?”tanya Ibu
“Belum.”
“Teman-teman iurannya berapa rupiah per anak?”
“Tidak iuran. Ibu kemarin mau mengundang teman-teman untuk berbuka puasa bersama. Kali ini kami mau berbuka puasa di rumah teman. Aku sudah menyanggupi membawa ayam bakarnya.”

Ibunya paham setelah anaknya menjelaskan maksudnya. Gadisnya berencana untuk mengadakan bukber di rumah temannya. Temannya akan menyediakan nasi dan minumannya. Sedangkan si gadis menyediakan lauknya untuk 30 orang. Anak-anak SMA tersebut mengadakan bukber di hari Jumat terakhir pertemuan mereka, sebab hari Sabtu mereka akan terima rapor. Setelah terima rapor, mereka libur 1 bulan.

Selain makan dan minum, iuran yang jumlahnya kecil khusus untuk membuat es buah dan mungkin kudapan ala kadarnya. Si gadis sudah tahu kebiasaan kedua orang tuanya yang sering mengadakan bukber untuk murid-muridnya. Kali ini si gadis minta sedikit perhatian, sedikit sedekah yang akan dikeluarkan pada Ramadan tahun ini.

Siapa tahu semua bisa dipakai untuk pembelajaran. Bagaimanapun pedidikan diajarkan lewat contoh, bukan hanya lewat ceramah. Si gadis berharap, dengan bukber semacam ini akan banyak membawa hikmah. Bandingkan bila bukber dilakukan di rumah makan. Sekarang sedang marak bukber di rumah makan, di tempat-tempat lesehan, di resto atau di mana saja.


Bukber di rumah salah satu siswa akan menjalin keakraban, anak-anak juga mengenal keluarga teman-temannya. Sedekah yang dikeluarkan orang tua, juga merupakan sedekah bagi anak-anaknya. Semoga Allah senantiasa menitipkan rezeki yang barokah untuk orang-orang yang mengeluarkan sedekah di bulan Ramadan. Baik memdapatkan pahala secara estafet maupun pahala untuk dirinya sendiri.

Kamis, 16 Juni 2016

Nasi Aking dan Nasi Setengah Matang Untuk Berbuka Puasa

Makanan Pokok Nasi
dok.pri
Dalam seminggu ini, saya harus rela berbuka puasa dengan nasi yang luar biasa artinya di luar kebiasaan. Pertama berbuka dengan nasi setengah kering (sebagian yang kering saya sisihkan). Ada alasan mengapa saya tiba-tiba harus makan nasi tersebut. Yang kedua berbuka dengan nasi belum matang.

Berbuka dengan nasi setengah kering (nasi aking)
Hari itu sepulang dari penitipan, biasanya Faiz minta makan terlebih dahulu lalu tidur. Kali ini Faiz minta mandi lantas tidur. Saya tidak terlalu repot, karena dengan Faiz tidur saya bisa mengerjakan segala sesuatunya.

Suami hari itu repot rapat kelulusan untuk kelas IX, dan menerima tamu wali murid yang akan menerima surat kelulusan tersebut. Oleh karena sampai sore, dugaan saya adalah berbuka puasa di sekolah. Sampai jam lima lebih suami belum pulang.

Di rumah saya sudah menyiapkan segalanya untuk berbuka puasa dengan Faiq. Rasanya sudah beres semua. Waktunya azan maghrib, saya dan Faiq langsung berbuka dengan minum teh hangat. Setelah itu saya mengambil piring lalu membuka mejikom. Saya terbelalak, kaget, hah. Ternyata nasinya tinggal sedikit dan setengah kering. Saya bilang ke Faiq,”Nok, nasinya kering. Ternyata tinggal sedikit.”

Kata Faiq yang penting makan sop saja. Makan nasinya belakangan juga tidak apa-apa. Lantas saya mengirim pesan sms pada suami. “Nasi habis, tolong belikan nasi”. Sebentar kemudian suami datang. Dia belum berbuka puasa. Dia memberikan satu kardus kecil berisi kudapan dan satu kardus besar berisi bermacam-macam Roti Kecil.

“Ayah, tidak beli nasi?”
“Tidak.”
“Lahhhhh, sms- ku nggak dibaca.”
“Rapapa. Ngliwet dhisik.”

Saya ceritakan, ternyata kita tak punya nasi. Biasanya kalau pagi hari nasinya tinggal sedikit, mejikom dimatikan lalu nasi diberikan pada ayam-ayamnya Faiz. Pagi tadi Ayah memberi pakan kering. Saya pikir nasi di mejikom masih banyak, soalnya petugas mematikan mejikom adalah Ayah. Tetap bersyukur, masih ada makanan lain untuk berbuka puasa. (tak perlu mengeluh, pada hari-hari biasa banyak loh orang yang kelaparan)

Berbuka dengan Nasi Belum Matang
Kemarin siang sampai sore listrik mati. Aktivitas yang ada kaitannya dengan sumber arus macet, termasuk menanak nasi. Alhamdulillah, jam lima kurang seperempat listrik hidup. Saya bergegas menanak nasi dengan mejikom. Lalu saya meninggalkan rumah untuk membeli sop galantin. Kebetulan suami membawakan pulang lauk dari sekolah.

Di perjalanan listrik mati lagi. Sampai di rumah gelap semua. Saya mengambil lilin lalu menyalakannya. Saya membuka mejikom. Alhamdulillah, ternyata nasi belum matang. Jadilah kami makan nasi belum matang. Tetap bersyukur, masih ada makanan lain untuk berbuka puasa.


Sukses berbuka puasa hingga Isya belum menyala/hidup listriknya. Akhirnya saya tertidur setelah shalat Isya. Ketika hampir jam setengah Sembilan saya bangun, ternyata lampu sudah menyala. Saya mau menulis agak malas, biasanya kalau hujan-hujan seperti kemarin listrik mati hidup mati hidup. Daripada nanti di tengah perjalanan menulis, listrik kembali mati lebih baik nulisnya saya tunda.

Kamis, 18 Februari 2016

Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Gambar 1. Bambu bermanfaat
dok. Faiqah Nur Fajri
Bagi siswa yang akan melakukan PKL, beberapa yang harus dipersiapkan adalah:
1. Fisik dan mental 
2. Disiplin dan tertib
3. Mandiri dan sosialisasi
4. Komunikasi yang baik
5. Jujur

Apabila hal-hal yang telah disebutkan disiapkan dengan matang maka sesuanya akan berjalan dengan baik dan PKL bisa berjalan dengan sukses.

Di tempat PKL, Anda tidak hanya berhubungan dengan teman Anda satu sekolah, maka bersosialisasi bisa mengatasi problem Anda. Bekerja sama dengan teman akan mempermudah pekerjaan Anda. Mandiri, dalam hal ini tidak tergantung teman, melainkan bekerja sesuai porsinya. Kebiasaan tertib dan disiplin akan membuat Anda bekerja seolah tidak ada beban. Tak kalah penting adalah fisik dan mental dipersiapkan dengan baik. Bekerja di tempat PKL baik bengkel maupun perusahaan memerlukan energi yang banyak, fisik harus kuat. Bila ada kekurangan atau kesalahan, seandainya ditegur atasan tidak perlu berkecil hati. Tujukkan bahwa Anda bisa dan mampu. Jangan sampai nglokro, loyo, putus asa, mutung, lalu tidak melanjutkan bekerja, malah hengkang.

Stop menjadi anak cengeng. Sekarang waktunya Anda belajar langsung di tempat kerja. Selamat belajar di Dunia Usaha dan Dunia Industri. Oleh karena itu, bila Bu Guru cantik ini keras pada Anda, sebenarnya semua untuk Anda sendiri. Yang merasakan manfaat Anda!

Jangan menyerah, ayo pasti Anda bisa. Kalau saya bisa, mereka bisa, tentu saja Anda juga bisa.


Jumat, 12 Februari 2016

Berbagi Kabel Saat Pembelajaran dan Praktek Kimia

Akhir-akhir ini dalam setiap  kegiatan pembelajaran untuk semua mata diklat, guru-guru (saya dan teman-teman) menggunakan laptop dan LCD proyektor (baca: LCD saja) di dalam kelas. Sebenarnya sudah sejak lama kami menggunakannya. Ada beberapa keuntungan pada saat pelajaran berlangsung dengan menggunakan laptop dan LCD. Salah satu keuntungannya adalah kepraktisan (materi dapat digunakan beberapa kali). Keuntungan yang lain tidak perlu saya sebutkan.
Ada yang menarik dalam setiap kesempatan menggunakan laptop dan LCD untuk pembelajaran, yaitu kami harus membawa kabel dari kantor. Sebenarnya di setiap ruangan kelas sudah ada stopkontak-nya. Karena letak stopkontak berada di atas, maka perlu kabel sambungan agar laptop dan LCD mendapatkan arus.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa LCD tidak dipasang secara permanen di atas? Karena siswa-siswa sering usil. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka LCD dipasang ketika mau dipakai dan dikemas kembali setelah selesai untuk dibawa ke kantor. Oleh karena jumlah LCD terbatas maka kami berbagi kesempatan dengan teman guru. Kami saling mengalah. Biarpun mungkin saya lebih membutuhkan LCD, saya akan merelakan benda itu untuk teman guru lainnya.
Demikian pula guru lainnya. Biasanya mereka akan bertanya siapa yang akan menggunakan LCD? Selain LCD, kami juga berbagi kabel. Ya, kabel ini sangat penting. Apalagi kalau tiba-tiba kabel (bagian dalam) putus, membuat pembelajaran terganggu bila tak segera diatasi.
Pada kesempatan yang lain guru-guru tidak menggunakan kabel dan LCD untuk pelajaran produktif, sebab kalau sudah berada di bengkel, utak-atik benda kerja lebih mengasyikkan. Siswa juga akan lebih paham belajar secara langsung menyentuh benda kerja dibanding teori atau hanya melihat gambar.
Demikian juga untuk pelajaran kimia yang saya ampu. Praktek sederhana, praktikum/demonstrasi tentang kimia yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari lebih menyenangkan daripada belajar hanya secara teoritis saja.
Jadi ada kalanya kami serentak mengajar praktek, dan suatu saat serentak berada di kelas lalu menggunakan alat yang lain. Bagi kami tak menjadi masalah. Justeru di sinilah indahnya berbagi apa saja. Kebersamaan kami memang membuat hubungan kami, satu sama lain menjadi dekat.
Kalau ditanya, lo mengajar kan ada RPP-nya. Apa sudah sesuai dengan RPP? RPP yang dibuat bisa dilaksanakan dengan fleksibel, tidak kaku. Karena menjadi guru itu ibaratnya dalang. Dalang ora kentekan lakon. Harus bisa menghadapi segala situasi dan kondisi.
Semoga bermanfaat.
Karanganyar, 28 Agustus 2015
Jangan lupa baca yang satu ini pula, catatan saya di blog pribadi : http://kahfinoer.blogspot.com/2015/08/mie-jawa-vs-mie-instan.html